1
I. PENDAHULUAN
Ikan nila merupakan salah satu ikan konsumsi dari 10 jenis ikan yang menjadi target peningkatan produksi yang dicanangkan Kementerian Kelautan
dan Perikanan KKP pada tahun 2014. KKP 2012 menargetkan produksi ikan nila pada tahun 2012 sebanyak 850.000 ton, jumlah tersebut meningkat dari tahun
2011 yaitu sebanyak 639.300 ton. Semakin tingginya permintaan pasar akan nila mendorong
dilakukannya usaha
yang bertujuan
untuk meningkatkan
produktivitas. Menurut Avnimelech 2007 ada pendekatan baru untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup, efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan
serta mengurangi limbah kegiatan akuakultur yaitu teknologi bioflok BFT- Bioflocs technology. Teknologi bioflok merupakan teknologi akuakultur yang
didasarkan pada kemampuan bakteri heterotrof dalam mengkonversi nitrogen baik organik maupun anorganik yang terdapat dalam air menjadi biomassa bakteri De
Schryver dan Verstraete, 2009. Konversi akumulasi nitrogen anorganik menjadi biomassa bakteria heterotrof dapat dikontrol melalui penambahan karbon organik
seperti molase pada rasio karbon nitrogen CN tertentu, sedangkan bioflok merupakan suatu agregat yang tersusun atas bakteri pembentuk flok, bakteri
filamen, mikroalga fitoplankton, protozoa, bahan organik serta pemakan bakteri Hargreavest, 2006; Avnimelech, 2007 dan dapat mencapai ukuran 1000 µm De
Schryver et al., 2008. Penelitian mengenai teknologi bioflok pada budidaya ikan dan udang telah
dilakukan. Namun, parameter yang diamati dari bioflok tersebut lebih banyak terhadap profil kualitas air. Selain berperan dalam menjaga kualitas air, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa bioflok dapat menjadi sumber pakan, menstimulasi sistem imun, serta berperan dalam reproduksi Widanarni et al.,
2012; Agustinus, 2010; Emerenciano et al., 2011. Penelitian mengenai kontribusi bioflok pada kinerja reproduksi telah dilakukan pada udang Litopenaeus
stylirostris, yang menunjukkan bahwa kinerja pemijahan L. stylirostris pada kondisi flok lebih baik daripada kolam tanah Emerenciano et al., 2011. Selain
itu, pada penelitian Widanarni et al. 2011 ditemukan adanya jumlah rata-rata benih ikan nila merah pada perlakuan bioflok lebih tinggi dibanding perlakuan
2 kontrol. Peran bioflok tersebut diduga terkait dengan komposisi mikroorganisme
dan kandungan nutrisi bioflok. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi mikroorganisme
penyusun dan kandungan nutrisi flok yang dihasilkan dalam bak pemeliharaan
induk ikan nila Oreochromis niloticus dengan sistem teknologi bioflok.
3
II. BAHAN DAN METODE