2.3. Gerakan Motorik
Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik
biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga. Pengendalian motorik mempelajari postur dan gerakan serta
mekanisme yang menyebabkannya.
2.4. Hakekat Kemampuan Motorik
Kemampuan Motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu Motor Ability, gerak motor merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi
manusia, karena dengan gerak motor manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan 1988: 96, mengatakan bahwa
“kemampuan motorik adalah kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah
masa kanak-kanak”. Menurut Sukadiyanto 1997: 70, mengatakan bahwa “kemampuan motorik adalah suatu kemampuan seseorang dalam
menampilkan keterampilan gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum yang berkaitan dengan
penampilan berbagai keterampilan atau tugas gerak”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik adalah suatu kemampuan yang diperoleh dari
keterampilan gerak umum, yang menjadi dasar untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, keterampilan gerak. Seseorang yang
memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dapat diartikan bahwa orang tersebut memiliki potensi atau kemampuan untuk melakukan
keterampilan gerak yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang memiliki kemampuan motorik rendah.
Aspek-aspek yang perlu dikembangkan untuk anak di sekolah adalah motorik, kognitif, emosi, sosial, moralitas dan kepribadian.
Menurut Sukintaka 2001: 47, menyatakan bahwa Kemampuan Motorik adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerak
Universitas Sumatera Utara
yang bukan gerak olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Kualitas hasil gerak
merupakan kemampuan ability gerak seseorang dalam melakukan tugas gerak.
Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik adalah kemampuan gerak dasar atau kualitas hasil gerak yang
berasal dari dalam maupun luar diri anak untuk mengacu pada keterampilan gerak rendah yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Dan
merupakan perubahan gerak dasar dari sejak bayi hingga dewasa yang melibatkan beberapa komponen-komponen gerak dalam melakukan suatu
aktivitas gerak olahraga maupun aktivitas sehari-hari. Seseorang yang memiliki kemampuan motorik yang tinggi diduga
akan lebih baik dan berhasil dalam melakukan berbagai tugas keterampilan dibandingkan seseorang yang memiliki kemampuan
motorik rendah. Kemampuan motorik yang dimiliki seseorang berbeda- beda dan tergantung pada banyaknya pengalaman gerak yang
dikuasainya. Prinsip kemampuan motorik adalah suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya
.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik, diantaranya adalah Motorik Halus dan Motorik Kasar.
2.4.1. Motorik halus Menurut Santrock 1995 Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak
telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun koordinasi motorik halus akan semakin meningkat. Saputra dan Rudyanto 2005
mengatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus kecil seperti menulis, meremas, menggambar,
menggenggam, menyusun balok dan memasukkan kelereng. Sujiono 2009 berpendapat, motorik halus adalah gerakan yang
hanyamelibatkanbagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Sehingga gerakan ini tidak memerlukan tenaga melainkan membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Dalam
Universitas Sumatera Utara
melakukan gerakan motorik halus, anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental.
Menurut Sumantri 2005 keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunakan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang
sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan
obyek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain.
Perkembangan motorik halus anak penting bagi masa depannya kelak. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan seorang anak melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Semakin muda usia anak, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
berkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus. Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun
ketepatannya. Ada anak usia 4 tahun yang mahir berenang. Ada pula anak yang genap 6 tahun belum dapat makan dengan rapih. Anak perempuan cederung lebih
dini dalam kecerdasan motorik halus, terutama soal kecekatannya. Sedangkan anak laki-laki lebih unggul dalam melangkah, melempar, menangkap bola, dan
menaiki atau menuruni tangga. Sementara anak perempuan menunjukkan kemampuan yang lebih baik saat berjingkat-jingkat, meloncat, dan berlari cepat.
Menurut Mollie and Russell Smart, perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan orang tua
mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak,
terutama pada masa-masa pertama kehidupannya. Menurut Hurlock 1995 terdapat aspek-aspek dalam keterampilan motorik
halus yang dapat dikembangkan yaitu kecepatan,keakuratan, kestabilan, dan kekuatan. Pada aspek keakuratan dan kekuatan sangat diperlukan konsentrasi atau
fokus yang baik. Sedangkan pada aspek kecepatan dan kestabilan lebih ditekankan pada waktu yang dapat tercermin dalam komponen finger dexterity
atau ketangkasan jari tangan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.1. Fungsi kemampuan motorik halus anak usia dini Menurut Suyanto 2005 motorik halus berfungsi untuk melakukan gerakan-
gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, menali sepatu dan menggunting. Menurut Sumantri 2005,
juga menjelaskan bahwa fungsi pengembangan keterampilan motorik halus adalah mendukung aspek lainnya seperti kognitif dan bahasa serta sosial karena
padahakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Selain itu menurut Saputra dan Rudyanto 2005 fungsi pengembangan
motorik halus adalah sebagai alat untuk mengembangkan koordinasikecepatan tangan dengan gerakan mata, dan sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi.
2.4.1.2. Perkembangan motorik halus Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat
kertas dan sebagainya. Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun
ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan orang tua mempunyai pengaruh yang lebih
besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama
kehidupannya. Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang
optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya.
Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi
bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.
Universitas Sumatera Utara
Berikut perkembangan motorik halus anak berdasarkan tahapan usianya, yaitu:
1. Anak Usia 3 Tahun a. menggambar mengikuti bentuk.
b. menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran. c. membuka menutup kotak.
d. menggunting kertas mengikuti pola garis lurus. 2. Anak Usia 4 Tahun
a. menggambar sesuatu yang diketahui, bukan yang dilihat. b. mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan tangannya.
c. menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin. d. menyelesaikan pasel 4 keping.
3. Anak Usia 5 Tahun a. melipat
b. menggunting sesuai pola c. menyusun mainan konstruksi bangunan
d. mewarnai lebih rapi tidak keluar garis e. meniru tulisan
2.4.1.3. Unsur-Unsur Kemampuan Motorik Kemampuan motorik seseorang berbeda-beda tergantung pada
banyaknya pengalaman melakukan gerakan yang dikuasainya. Kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam kemampuan ketrampilan
fisik yang dapat di rangkum menjadi lima komponen, yaitu: kekuatan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan kelincahan, yang juga
merupakan unsur-unsur dalam kemampuan motorik. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik menurut Toho dan Gusril
yang dikutip oleh Imam Yanuar 2010 : 10, yaitu:
a. Kekuatan Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk menimbulkan
tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dipunyai oleh anak sejak
Universitas Sumatera Utara
usia dini. Apabila anak tidak mempunyai kekuatan otot tentu dia tidak dapat melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti
berjalan, berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung dan mendorong.
b. Koordinasi Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan
dalam satu tugas kerja yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan sistem
saraf. Anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi gerakanya
apabila ia mampu bergerak mudah dan lancar dalam rangkaian dan irama gerakanya terkontrol dengan baik.
c. Kecepatan Kecepatan adalah sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan
dalam satuan waktu tertentu. Dalam melakukan lari 4 detik, semakin jauh jarak yang di tempuh maka semakin tinggi kecepatanya.
d. Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahakan
tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan di bagi dalam dua bentuk yaitu: keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk
kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada satu tempat, keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk menjaga
keseimbangan tubuh ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain. e. Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak pada satu titik ke
titik lain dalam melakukan lari zig-zag, semakin cepat waktu yang di tempuh, maka semakin tinggi kelincahanya.
Keterampilan gerak sangat berhubungan dengan unsur kebugaran jasmani. Adapun unsur-unsur dalam kebugaran jasmani menurut Rusli
Lutan 2001: 63-72 adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Kekuatan otot adalah kemampuan tubuh untuk mengerahkan daya maksimal terhadap objek di luar tubuh. Dalam pengertian lain,
kekuatan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal. b. Daya tahan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan daya terhadap
objek di luar tubuh selama beberapa kali. Daya tahan otot terbentuk melalui beban yang relatif lebih ringan. Namun, pelaksanaan tugasnya
dilakukan berulang kali dalam satu kesempatan. c. Fleksibilitas adalah gambaran mengenai luas sempitnya ruang gerak
pada berbagai persendiaan dalam tubuh kita. Seperti melakukan gerakan memelintirkan tubuh, membungkuk, berputar, dan mengulur.
d. Koordinasi adalah perpaduan berirama dari sistem syaraf dan gerak dalam sebuah pelaksanaan tugas secara harmonis dari beberapa
anggota tubuh. e. Kecepatan adalah kemampuan untuk mengerakkan tubuh dari satu
tempat ke tempat lain dalam waktu secepat mungkin. f. Agilitas adalah kemampuan untuk menggerakkan badan atau
mengubah arah secepat mungkin. g. Power adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal secepat
mungkin. h. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan
keseimbangan dalam kaitannya dengan daya tarik bumi baik dalam situasi diam statis dan bergerak dinamis.
Tabel 2.1. Kategori Skor Normatif Rumus Kategori Skor
X ≤ µ - 1.5 σ Rendah
µ -
0.5 σ X ≤ µ + 0.5 σ Sedang
µ + 1.5 σ X Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Maka berdasarkan rumus pada tabel 2.1, kategori skor maze adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Kategori Skor Maze Skor
Kategori Skor Maze Kategori Keterampilan Motorik
X ≤ 20.00 Rendah
Buruk
20.00 x ≤ 60.00
Sedang Sedang
60.00 X Tinggi
Baik
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini secara garis besar membahas analisis metode mamdani pada sistem dan tahap-tahap yang akan dilakukan pada perancangan sistem yg akan dibangun
3.1. Identifikasi Masalah
Teknologi informasi telah menjadi lebih dari sekedar gaya hidup sehari-hari. Teknologi informasi yang begitu pesat telah membantu banyak pekerjaan manusia
di berbagai aspek kehidupan. Sebagian besar orang saat ini mungkin telah menganggap teknologi informasi sebagai kebutuhan. Di Indonesia pemerintah
sudah mulai memanfaatkam teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi kerja lembaga-lembag negara. Perkembangan motorik anak pada usia dini sangat
perlu diketahui agar tumbuh kembang anak bisa berjalan dengan baik sesuai dengan pertambahan umurnya. Tidak banyak dari orang tua dapat mengetahui
perkembangan motorik pada setiap anaknya. Itu dapat menyebabkan lambatnya anak dalam mengerjakan sesuatu yang dimana pada usia yang dia miliki
seharusnya anak sudah dapat melakukan hal tersebut. Lambatnya perkembangan motorik anak nantinya akan dapat mempengaruhi perkembangannya kedepan.
Jadi, diperlukan suatu aplikasi sebagai alat untuk menilai motorik pada anak dalam hal ini motorik halus anak dengan suatu metode tertentu untuk periode
mendatang.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Analisis
Penentuan Nilai Motorik Halus Anak Dengan Game Magic Maze Menggunakan Metode Mamdani, merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk membantu
orang tua dalam mengetahui perkembangan motorik anak dalam usia dini. Adapun cara kerja penentuan nilai motorik halus yang akan dibangun adalah
sebagai berikut : 1. Aplikasi yang akan dibangun menentukan derajat keanggotaan himpunan fuzzy.
Dalam aplikasi, setiap variable himpunan fuzzy ditentukan derajat keanggotaannya µ untuk setiap attribut linguistiknya, dimana derajat
kenanggotaanya tersebut menjadi nilai dalam himpuna fuzzy. Contoh: pada variable waktu, variable ini bisa dibagi menjadi 3 kelompok atau
attribut linguistic yaitu rendah, sedang, dan bagus. Himpunan fuzzy bagus
akan memiliki domain [19,21] dengan derajat keanggotaan rendah tertinggi=1 terletak pada nilai ke 19. Apabila waktu semakinkurang dari 19
maka waktu anakn dikatakan cepat. Namun apabila waktu semakin melebihi ke 21 maka waktu akan mendekati sedang. Himpunan fuzzy rendah
direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keangotaan semakin cepat apabila waktu semakin mendekati 19 milli second.
Fungsi keanggotaan bagus seperti terlihat pada persamaan berikut ini :
3.1
Himpunan fuzzy sedang akan memiliki doamin [19,61], dengan derajat
keanggotaan sedang tertinggi =1, terletak pada nilai 59. Apabila batuk
semakin kurang dari 59 dan mendekati 19 maka waktu akan semakin cepat, sehingga derajat keanggotaannya pada himpunan sedang akan berkurang,
sedangkan derajat keanggotaannya pada himpunan cepat akan semakin bertambah. Namun apabila waktu semakin mendekati tinggi, himpunan fuzzy
sedang direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan fuzzy segitiga dengan derajat keanggotaan semakin tinggi apabila waktu semakin mendekati 59.
µ �����[�] = 1 21
− �40 � ≤ 19
19 ≤ � ≤ 21
� ≥ 21
Universitas Sumatera Utara
Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang seperti terlihat pada persamaan berikut ini :
3.2
Himpunan fuzzy rendah akan memiliki doamin [59,61], dengan derajat
keanggotaan rendah tertinggi =1 terletak pada nilai 61. Apabila waktu semakin berkurang dari 61 dan mendekati 59, maka waktu menjadi sedang, sehingga
derajat keanggotaannya pada himpunan lama akan semakin bertambah. Namun apabila waktu melebihi 61 milli second, maka waktu akan semakin rendah dan
keluar dari pembicaraan dan penelitian. Himpunan fuzzy rendah direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan lama apabila waktu semakin mendekati 61. Fungsi
keanggotaan himpunan lama seperti terlihat pada persamaan berikut ini :
3.3
2. Menentukan predikat aturan. Variabel-variabel yang telah dimasukkan kedalam himpunan fuzzy, debentuk menjadi aturan-aturan yang diperoleh
dengan mengkombinasikan setiap variabel dengan variabel lain dengan attribut linguistiknya masing-masing. Aturan-aturan yang telah diperoleh akan dihitung
nilai predikatnya dengan proses implikasi. Proses implikasi yang digunakan metode Mamdani adalah operasi min max.
3. Defuzzifikasi. Niali defuzzifikasi dapat ditentukan dengan menghitung semua aturan yang telah dilakukan.
4. Hasil Analisis Hasil analisis adalah berupa keputusan yang diperoleh denagn mencari nilai
kedekatan antara hasil defuzzifikasi denagn index output. Hasil analisis ini yang akan jadi penentu niali motorik halus.
µ ������[�] = 0 � − 1940
1 61
− �40 � ≤ 19
19 ≤ � ≤ 21
21 ≤ � ≤ 59
59 ≤ � ≤ 61
� ≤ 61
µ ����[�] = 0 � − 5940
� ≤ 59 59
≤ � ≤ 61 � ≥ 61
Universitas Sumatera Utara
Perancangan variabel fuzzy dalam himpunan fuzzy, dalam aplikasi penentuan nilai motorik halus adalah sebagai berikut :
Derajat keanggotaan kecepatan waktu
µ �����[�] = 1 21
− �40 � ≤ 19
19 ≤ � ≤ 21
� ≥ 21
µ ����[�] = 0 � − 5940
1 � ≤ 59
59 ≤ � ≤ 61
� ≥ 61
Gambar 3.1. Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy pada Variable Kecepatan
µ ������[�] = 0 � − 1940
1 61
− �40 � ≤ 19
19 ≤ � ≤ 21
21 ≤ � ≤ 59
59 ≤ � ≤ 61
� ≤ 61
19 21
59 61
Universitas Sumatera Utara
Derajat keanggotaan kesalahan
µ �������[�] = 1 11
− �10 � ≤ 9
9 ≤ � ≤ 11
� ≥ 11
µ ������[�] = 0 � − 910
1 21
− �10 � ≤ 9
9 ≤ � ≤ 11
11 ≤ � ≤ 19
19 ≤ � ≤ 21
� ≤ 21
µ ������[�] = 0 � − 1910
1 � ≤ 19
19 ≤ � ≤ 21
� ≥ 21
Gambar 3.2. Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy pada Variable Kesalahan
Derajat keanggotaan nilai motoric µ �����ℎ[�] = 1
21 − �40
� ≤ 19 19
≤ � ≤ 21 � ≥ 21
9 11
19 21
Universitas Sumatera Utara
µ ������[�] = 0 � − 1940
1 61
− �40 � ≤ 19
19 ≤ � ≤ 21
21 ≤ � ≤ 59
59 ≤ � ≤ 61
� ≤ 61
µ ������[�] = 0 � − 5940
1 � ≤ 59
59 ≤ � ≤ 61
� ≥ 61
Waktu=25 Kesalahan=15
Kemudian mencari α-predikat untuk setiap aturan sebagai berikut:
[P1] If waktu sampai finis Cepat AND Jumlah kesalahan Sedikit THEN Motorik Tinggi
� − ��������
�
= ���������[��]; ��������[��]
= ����, ���; �, �
= �, �
[P2] If waktu sampai finis Cepat AND Jumlah kesalahan Banyak THEN Motorik Sedang
� − ��������
�
= ���������[��]; �������[��]
= ����, ���; �, �
= �, �
[P3] If waktu sampai finis Lambat AND Jumlah kesalahan Sedikit THEN Motorik Sedang
� − ��������
�
= ����������[��]; ��������[��]
= ����, ���; �, �
= �, ���
[P4] If waktu sampai finis Lambat AND Jumlah kesalahan Banyak THEN Motorik Rendah
Universitas Sumatera Utara
� − ��������� = ����������[��]; �������[��] =
�, ���
Sehingga mendapatkan Max dan Min dari aturan tersebut sebagai berikut: Max=0,5 ; Min=0,125
Kemudian menentukan a1 dan a2 sebagai batas area: Ambang motorik 20-60
lma=60 cpt=20
�1 = ��� – ��ℎ ∗ ��� + ��ℎ = 60
− 20 ∗ 0,125 + 20 = 25
�2 = ��� − ��� ∗ ��� + ��� = 60 – 20
∗ 0,5 + 20 = 40
Defuzzy �1 = ��� 2 ∗ �12
= �
0,125 2
� ∗ 252 = 39,0625
�2 = 1��� − ���2 ∗ �23 − ������ − ���2 ∗ �22 − 1��� − ���3 ∗ �13 − ������ − ���2 ∗ �12
= 160 − 202 ∗ 403 − 2060 − 202 ∗ 402 − 160 − 203
∗ 253 − 2060 − 202 ∗ 252 = 113,5416
�3 = ��� ∗ ���2 2 − ��� ∗ ��� − ��� 2 ∗ ��� − ��� = 0,5
∗ 6022 − 0,5 ∗ 60 − 202 ∗ 60 − 20 = 3500
Universitas Sumatera Utara
Luas A1,A2,A3 �1 = �1 ∗ ���
= 25 ∗ 0,125
= 3,125 �2 = ��� + ��� ∗ �2 − �1 2
= 0,125 + 0,5 ∗ 40 − 252
= 4,6875 �3 = ��� − ��� − ��� ∗ ���
= 60 − 60 − 20 ∗ 0,5
= 310 � = �1 + �2 + �3 �1 + �2 + �3
= 36,637
3.3 Perancangan Sistem