19
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Jenis Permainan Rakyat Melayu Deli
Jenis permainan rakyat Melayu yang terdapat di Tanah Deli dilihat berdasarkan sifat permainannya, yaitu permainan untuk bermain play, dan
permainan untuk bertanding game. Permainan untuk bermain play, yaitu: a injit-injit semut, b kucing dan tikus, c lu-lu cina buta, d, tam-tam buku, e
wak-wak udin, f ye-ye. Permainan untuk bertanding game, yaitu: a congkak, b engklek, c engrang, d galasin, e guli, f laga, g layang-layang, h patok
lele, i pecah piring, j serampang 12. Perlu diketahui, berdasarkan informasi yang penulis dapatkan bahwa
masyarakat Melayu Deli tidak mengetahui secara pasti asal mula permainan tersebut. Tetapi, permainan tersebut sudah dimainkan oleh mayarakat Melayu
Deli sejak dahulu. Permainan rakyat Melayu Deli juga mendapat pengaruh dari kebudayaan lain di Indonesia. Hal ini terlihat dari nama permainan yang hampir
sama, serta ada kata-kata yang digunakan dalam nyanyian pada suatu permainan tersebut bukanlah berbahasa Melayu.
4.2 Jenis dan Cara Bermain Permainan Rakyat Melayu Deli A. Congkak
1. Alat-alat yang digunakan dalam permainan congkak
a Papan congkak
20
Papan congkak sering juga disebut dengan rumah congkak. Pada awalnya papan congkak terbuat dari kayu yang dibentuk menyerupai bangunan perahu.
Secara umum ukuran rumah congkak 50x20 cm dan tebal 8 cm. Pada sisi papan bagian atas dibuat 16 lubang tempat buah congkak. Terbagi atas dua lubang besar
yang disebut lubang induk atau “rumah”, serta 14 lubang kecil yang disebut “kampung”.
biji congkak kampung rumah
Gambar 1. Sketsa papan congkak b Biji congkak
Biji congkak dapat berupa batu-batu kerikil sebesar ujung kelingking, kulit siput, biji sawo, dan guli. Biji congkak yang paling sering digunakan adalah kulit
kucing-kucingan, yaitu sejenis siput kecil yang hidup di pasir pantai. Biji congkak berjumlah 98 buah, atau masing-masing pemain memiliki 49 buah. Dalam
permainan, biji-biji congkak tersebut diisikan ke lubang congkak. Setiap lubang berisi tujuh buah. Jika dalam permainan ada terjadi lubang yang kosong, maka
disebut dengan “pekong”. 2. Peserta dalam permainan congkak
Jumlah pemain dalam permainan ini adalah dua orang. Menurut informasi, pada zaman dahulu umur pemain berkisar antara 18-20 tahun, dan mayoritas anak
21
gadis yang memainkan permainan ini. Permainan ini biasanya dimainkan pada saat hari menjelang sore, setelah anak-anak gadis tersebut selesai membereskan
pekerjaan di rumah. 3. Cara bermain permainan congkak
Pada permainan congkak pemain duduk berhadap-hadapan dan meletakkan papan congkak di tengah-tengah mereka. Lubang yang dihadapan mereka masing-
masing menjadi kampung mereka, dan lubang besar yang disebelah kiri mereka menjadi rumah mereka masing-masing. Permainan dimulai secara bersama-sama.
Pemain mengambil semua buah dari satu lubang mana saja asal milik sendiri. Setiap lubang kampung diisi satu buah biji congkak, cara pengisiannya dimulai
dari satu lubang pertama setelah lubang asal biji congkak, menuju ke arah kiri termasuk lubang induk rumah serta kampung lawan. Untuk rumah lawan tidak
diisi. Pada setiap lubang tempat biji terakhir masuk, baik itu lubang kampung sendiri maupun lubang kampung lawan, diambil biji congklak untuk terus
dijalankan seperti biasa. Bila biji terakhir tiba pada lubang kosong, ada dua alternatif: Jika lubang congkak di depannya, baik lubang sendiri maupun lubang
lawan kosong, maka jalannya mati. Giliran pemain lainnya melakukan biji congkaknya. Kalau lubang congkak di depannya baik milik sendiri maupun milik
lawan berisi biji, terjadilah keadaan yang disebut “tembak”, artinya semua biji di lubang itu boleh diambil semua, dan pemain terus berjalan. Kalau perjalanan biji
congkak tidak sampai memutar, tidak boleh dilakukan tembak. Bila biji congklak terakhir jatuh pada lubang induk rumah, maka pemain boleh memilih
mengambil biji congklak dari lubang miliknya yang mana saja, lalu menjalankan
22
permainan seperti biasa. Pemain dinyatakan kalah apabila sudah mendapatkan pekong tujuh seluruh kampung hangus terbakar.
4.Rumus anjuran bermain congkak Agar dapat memegang kendali dalam permainan congkak, maka pemain
harus terus-menerus memasukkan biji congkak ke dalam lubang induk rumah. Dimulai dari lubang ketujuh, lubang pertama, lubang ketiga, lubang kelima,
lubang ketiga, dan lubang pertama. Selanjutnya pemain dapat menggunakan perasaan dan ingatannya terhadap jumlah biji-biji congkak lawan yang telah
mengalami penambahan maupun pengurangan untuk kemudian dihitung dan diterka-terka. Tidak ada yang salah dalam menerapkan rumus ini, tetapi ada saja
pihak lawan yang bukan etnis Melayu mengatakan bahwa orang Melayu curang dalam bermain congkak, dikarenakan pihak lawan tersebut tidak mengetahui
rumusnya. Jika sudah terjadi pekong maka rumusnya adalah menjalankan lubang sebanyak pekongnya. Bila pekong satu maka lubang pertama yang dimainkan,
bila pekong dua maka lubang kedua yang dimainkan, begitu seterusnya. Lalu dilanjut dengan memainkan dua lubang setelahnya dikelang satu.
Gambar 2. Cara bermain congkak
23
B. Engklek
1. Alat-alat yang digunakan dalam permainan engklek a Sebilah kayu atau kapur
Kayu atau kapur gunanya untuk membuat gambar permainan. Pertama dibuat dahulu gambar di atas tanah atau perkarangan rumah dengan bentuk
manusia. Ada kepalanya, bahu, dada, rok, dan kaki, yang berbentuk petak. Adapun ukurannya sebagai berikut: diameter kepala 30 cm, bahu 120 cm, dada 60
cm, rok 65 cm, dan kaki 30 cm.
Gambar 3. Sketsa pola permainan engklek b Gacok
Gacok adalah alat yang digunakan dalam permainan engklek. Gacok yang dipergunakan dalam permainan engklek biasanya adalah batu kerikil. Setiap
pemain memiliki sepuluh gacok.
30 cm 120 cm
60 cm 30 cm
30 cm 65 cm
30 cm
24
2. Peserta dalam permainan engklek Pemain minimal terdiri atas dua orang. Biasanya yang bermain adalah
anak perempuan usia 8-12 tahun. 3. Cara bermain permainan engklek
Melakukan suit untuk menentukan urutan pemain. Permainan dimulai dengan melempar gacok. Gacok tersebut tidak boleh melewati kotak-kotak yang
digambar, harus berada di dalamnya. Kemudian pemain akan melompat-lompat dengan satu kaki, tidak boleh terkena garis dan keluar dari garis, untuk mengambil
gacok tersebut. Saat tiba di rok, pemain boleh menapak dengan dua kaki, begitu juga dengan bagian bahu. Mula-mula gacok dilempar di bagian kaki, kemudian
rok, dada, bahu, terakhir kepala. Setelah semua berhasil dilalui, tahap berikutnya adalah mengambil bintang. Pemain berdiri membelakangi gambar. Kemudian
pemain melemparkan gacok melewati kepala. Dimana gacok tersebut jatuh, disitu menjadi bintangnya. Pada tahap mengambil bintang, biasanya tiap pemain
melemparkan gacok sebanyak lima kali dan gacok harus berada di dalam gambar permainan agar mendapat poin. Bila gacok jatuh di luar garis, maka pemain tidak
mendapat poin. Pemain dinyatakan menang apabila poinnya lebih tinggi dari poin lawannya. Nilai disetiap gambar berbeda-beda. Bila gacok jatuh di kaki maka
mendapat poin 20, jika jatuh di rok maka mendapat poin 40, jika jatuh di dada maka mendapat poin 60, jika jatuh di bahu maka mendapat poin 80, dan jika jatuh
di kepala maka pemain mendapatkan poin 100.
25
Gambar 4. Cara bermain engklek
C. Engrang
1. Alat yang digunakan dalam permainan engrang a Bambu
Sebatang bambu yang panjangnya berukuran sekitar 2-2,5 m, dengan diameter sekitar 3 cm. Sekitar 30 cm dari ujung bawah bamboo dibuat tempat
penopang kaki sepanjang 15-20 cm. Setiap peserta memiliki sepasang engrang.
Gambar 5. Bambu engrang
26
2. Peserta dalam permainan engrang Jumlah pemain dalam permainan ini antara 5-10 orang atau lebih.
Permainan dapat dilakukan secara beregu atau perorangan. Usia pemain kira-kira 10-15 tahun. Jenis kelamin yang memainkan adalah laki-laki dan perempuan.
Pemain engrang adalah dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa. 4.
Cara bermain permainan engrang Permainan engrang dilakukan jika telah cukup banyak anak berkumpul.
Sebelum permainan dimulai mereka suit untuk menentukan siapa yang mendapat kesempatan pertama bermain, regu A, regu B, regu C. Kalau permainan dilakukan
secara perorangan, maka pelaksanaannya dilakukan secara beramai-ramai. Setelah undian selesai dilakukan, maka para pemain bersiap-siap di tempat start dan
menaiki engrang sambil mendengar pengarahan dari panitia atau penyelenggara. Permainan dilakukan secara bergiliran, sampai seluruh peserta mendapat
kesempatan bermain. Pemenang adalah pemain yang pertama mencapai garis finish.
Gambar 6. Cara bermain engrang
27
D. Galasin
1. Alat yang dipergunakan dalam permainan galasin a Sebilah kayu
Kayu digunakan untuk membuat gambar yang cukup besar di tanah dengan ukuran sekitar 9x4 m. Dengan cara menekan kayu agak keras ke tanah,
agar garis yang dibuat tidak mudah hilang. Kotak tersebut kemudian dibagi menjadi 6 bagian. Bisa juga menggunakan lapangan badminton atau lapangan
bulu tangkis.
Gambar 7. Sketsa pola permainan galasin 2. Peserta dalam permainan galasin
Pemain terdiri dari dua regu, yaitu regu yang berjaga dan regu yang bermain. Setiap regu terdiri dari 4-6 orang. Biasanya permainan ini dimainkan
oleh anak laki-laki sekitar umur 6-10 tahun.
28
3. Cara bermain permainan galasin Ketua dari masing-masing regu melakukan suit untuk menentukan regu
berjaga dan regu bermain. Masing-masing garis dijaga oleh satu orang. Anggota regu yang berjaga digaris horizontal hanya boleh bergerak ke kiri dan ke kanan.
Sedangkan ketua regu yang kalah berjaga di garis horizontal pertama dan sepanjang garis vertikal. Anggota regu bermain berada di dalam kotak dan ketua
regu bermain berada di luar garis horizontal pertama. Regu bermain lalu menerobos pertahanan regu berjaga sampai keluar kotak. Regu yang bermain
harus mengatur strategi untuk bisa melewati hadangan regu lawan, tanpa tersentuh apalagi tertangkap, untuk membebaskan diri sampai keluar dari kotak. Regu
bermain dianggap kalah jika ada salah satu anggotanya yang tersentuh atau ditangkap oleh regu berjaga. Jadi mesti berhati-hati dan bergerak cepat. Untuk
dapat memenangkan permainan, salah satu anggota pemain harus lolos sampai keluar dari kotak dan kembali sampai berada di luar garis horizontal pertama.
Gambar 8. Cara bermain galasin
E. Guli
1. Tempat dan peralatan permainan guli a Lapangan permainan
29
Guli dimainkan di arena yang berukuran 5x2 m. Di arena tersebut dibuat tiga buah lubang. Lubang I disebut lubang raja atau lubang induk yang
berdiameter 15 cm; lubang II disebut lubang tengah, dan lubang III disebut lubang bawah, masing-masing berdiameter 10 cm. Jarak antara satu lubang ke lubang lain
antara 2,88 m- 4,80 m. Selain itu, ada pula istilah garis kandang yang terletak antara lubang raja dan lubang tengah. Pusat lingkarannya terletak pada lubang
raja, dari lubang tersebut garis lingkaran ditarik hingga ke lubang tengah.
Gambar 9. Lapangan permainan guli b Guli
Peralatan yang diperlukan dalam permainan ini adalah beberapa buah guli atau batu kerikil sesuai dengan jumlah pemain. Tapi yang paling sering digunakan
adalah guli, karena bentuknya bulat sempurna sehingga lebih mudah digunakan untuk bermain.
2. Peserta dalam permainan guli Permainan guli dikelompokkan menjadi dua: main beraje dan main
berundung. Main beraje dilakukan secara perorangan atau satu lawan satu, dimainkan oleh anak laki-laki dengan jumlah pemain antara 2-5 orang yang
30
berumur antara 8-12 tahun. Sedangkan main berundung adalah permainan yang terdiri dari dua regu, masing-masing regu terdiri dari 2-4 orang, dimainkan oleh
anak laki-laki, atau anak perempuan. Namun terkadang permainan ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak laki-laki dan anak perempuan.
3. Cara bermain permainan guli a Cara main beraje
Dalam permainan ini, ada istilah pemain I, II, dan III. Urutan ini diperoleh dari pengundian yang dilakukan dengan cara menggelindingkan guli dari lubang
raja ke lubang bawah. Guli pemain yang paling dekat dengan lubang bawah menjadi pemain pertama yang akan melakukan jentikan, disusul oleh guli pemain
kedua, ketiga, dan seterusnya. Selanjutnya pemain tersebut menyentikkan gulinya dari lubang raja ke lubang tengah. Jika masuk, maka ia ambil raje dengan cara
menggelindingkan gulinya ke lubang raje. Jika tidak masuk, maka giliran pemain kedua yang akan menggelindingkan gulinya dengan dua pilihan: memasukkan
gulinya ke lubang tengah atau menghadang guli pemain pertama agar jauh dari lubang tengah, dan kemudian memasukkan gulinya ke lubang tengah tersebut.
Apabila pemain kedua ini tidak dapat memasukkan gulinya ke lubang tengah, maka giliran pemain ketiga yang akan memasukkan gulinya seperti yang
dilakukan pemain sebelumnya. Jika pemain kedua, ketiga, dan seterusnya habis dan tidak dapat memasukkan gulinya ke lubang tengah, maka pemain pertama
yang mendapat giliran melanjutkan permainan. Pemain pertama ini boleh menghadang guli lawannya. Bila pemain pertama dapat memasukkan gulinya ke
lubang tengah dan lubang bawah, maka ia berusaha lagi memasukkan gulinya ke
31
lubang tengah sebagai bentuk nurun. Jika gagal, maka permainan dilanjutkan oleh pemain kedua, dan seterusnya. Pemain dinyatakan menang apabila dapat
memasukkan gulinya ke lubang tengah dan lubang bawah. Pemenang memiliki hak untuk menghalau guli-guli lawannya yang ingin masuk ke garis kandang atau
kandang raja. Sementara pemain kedua, ketiga, dan seterusnya dinyatakan sebagai pemain yang kalah.
b Cara main berundung Pemain pertama dari satu regu menghalau guli-guli yang dekat dengan
lubang tengah, pemain kedua mengambil lubang tengah, kemudian lubang bawah, dan begitulah seterusnya. Regu yang terlebih dahulu menguasai lubang tengah
dinyatakan sebagai pemenang, sebaliknya regu yang tidak bisa menguasai lubang tengah dinyatakan sebagai pihak yang kalah. Sebagai sanksinya, mereka
menyerahkan mata kaki untuk diselintik oleh regu yang menang.
Gambar 10. Cara bermain guli
F. Injit Injit Semut
1. Peserta dalam permainan injit injit semut
32
Permainan ini biasa dilakukan oleh 2-5 orang pemain atau bahkan lebih. Semakin banyak yang ikut bermain maka semakin seru. Peserta dalam permainan
ini adalah anak laki-laki dan anak perempuan. Biasanya pemain berusia 5-7 tahun. 2. Cara bermain permainan injit injit semut
Kedua belah tangan setiap anak disusun bertingkat sambil saling mencubit halus punggung telapak tangan lawan dibawahnya. Lalu pemain menyanyikan
lagu injit injit semut, yang syairnya sebagai berikut:
5 3 3 .3 2 1 in jit in-jit se-mut
. 3 3 3 2 1 1 . 7 1 2 2 sia-pa sa kit na-ik di a- . tas
4 4 . 6 6 6 5 in jit in-jit se-mut
5 5 6 5 4 4 . 3 3 2 1 Wa-lau sa-kit ja ngan di le . pas
Begitu terus berulang-ulang. Apabila selesai satu bait lagu tersebut, anak yang tangannya terletak paling bawah pindah ke atas untuk mencubit punggung
telapak tangan anak yang sebelumnya ada di posisi paling atas. Permainan berakhir setelah anak-anak merasa jenuh.
Gambar 11. Cara bermain injit injit semut
33
G. Kucing dan Tikus
1. Peserta dalam permainan kucing dan tikus Pemain adalah anak laki-laki dan anak perempuan berusia 8-12 tahun.
Pemain sebanyak 20-30 orang. 2. Cara bermain permainan kucing dan tikus
Melakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi kucing dan tikus. Yang kalah menjadi kucing, dan yang menang menjadi tikus. Sekelompok
anak membentuk lingkaran. Pertama si tikus berada di dalam lingkaran, sedangkan si kucing di luar lingkaran. Tugas anak yang membentuk lingkaran
adalah melindungi si tikus agar tidak dapat ditangkap kucing. Sementara si kucing harus berusaha keras untuk menangkap si tikus. Jadi saat si tikus berada di dalam
lingkaran, kucing akan berusaha menerobos masuk. Anak-anak dilingkaran akan berusaha menghalanginya dengan merapatkan lingkaran. Namun karena si kucing
cerdik, suatu saat dia bisa masuk ke lingkaran. Saat itulah si tikus harus keluar dari lingkaran. Kalau tikus lagi ada di luar lingkaran, kucing harus dikurung di
dalam. Namun ada kalanya karena kegesitan si kucing, mereka sama-sama bisa berada di luar. Kejar-kejaran pun tidak terelakkan. Apabila si tikus tertangkap
oleh si kucing, maka pergantian posisi pemain berubah. Si kucing menjadi tikus, dan tikus menjadi kucing. Permainan berakhir apabila pemain sudah merasa lelah
dan bosan.
34
Gambar 12. Cara bermain kucing dan tikus
H. Laga
1. Alat-alat yang digunakan dalam permainan laga a Gasing
Gasing dibuat dari kayu. Adapun kayu yang digunakan umumnya adalah kayu bakau yang tumbuh di pantai. Kayu bakau tersebut harus yang berpintal
batangnya atau banyak uratnya, serta terkelupas kulitnya. Hal itu dimaksudkan supaya kayu yang dipakai itu benar-benar tua dan kuat.
b Tali Tali merupakan alat pemutar gasing. Tali yang biasa dipergunakan adalah
tali pancing. Panjang tali tersebut sekitar 1-5 meter, dan ujungnya diberi lubang untuk tempat masuk jari sewaktu memutar gasing.
c Sebilah kayu Sebilah kayu digunakan untuk membuat gambar lingkaran pada tanah
dengan diameter satu meter.
35
2. Peserta dalam permainan laga Pada umumnya permainan laga ini dilakukan oleh kaum laki-laki dewasa,
usia diatas 17 tahun. Anak laki-laki dibawah 17 tahun hanya sekedar belajar saja dan belum diperbolehkan mengikutinya secara aktif. Sedangkan kaum perempuan
tidak diperbolehkan sama sekali bermain, karena dianggap permainan laga ini tidak pantas dilakukan oleh kaum perempuan. Jumlah pemain jika permainan
dilakukan secara beregu paling banyak adalah lima orang setiap regu, tetapi biasanya hanya dua atau tiga orang. Permainan ini lebih sering dilakukan secara
perorangan. 3. Cara bermain permainan laga
Permainan laga dimulai apabila para pemainnya telah dibagi atas 2 kelompok. Masing-masing kelompok itu memilih seorang tekong yakni seseorang
yang dianggap mahir memainkan gasing dan dia biasanya selalu menjadi pemain terakhir. Tekong ini dapat juga dikatakan sebagai pemimpin kelompok. Perannya
sangat menentukan dalam usaha mencapai kemenangan. Pada masa dahulu, tekong ini memiliki kekuatan magic untuk digunakan dalam permainan laga.
Berikutnya, semua pemain memutar gasingnya dengan tali. Gasing itu akan berputar pada tempat yang telah disiapkan di tanah, berupa gambar lingkaran
untuk masing-masing gasing. Apabila gasing itu telah berputar, selanjutnya ditunggu berakhirnya putaran tersebut. Ada beberapa versi kemenangan dalam
permainan laga sesuai dengan kesepakatan antar pemain. Pemain dikatakan menang apabila gasingnya paling lama berhenti berputar, dan tidak keluar dari
36
lingkaran. Kedua, pemain dikatakan menang apabila gasing tetap berada di dalam lingkaran, setelah gasing antar pemain dilaga beradu.
Gambar 13. Cara bermain gasing
I. Layang-layang
1. Alat-alat yang digunakan dalam permainan layang-layang a Kertas, bambu, benang, dan perekat
Alat-alat tersebut dipergunakan untuk membuat layang-layang. b Benang gelasan kaca
Untuk mengulur layang-layang di udara. c Kaleng
Sebagai tempat gulungan benang saat bermain. 2. Peserta dalam permainan layang-layang
Jumlah peserta dalam permainan layang-layang adalah 3-6 orang dalam satu regu, tapi bisa dilakukan secara perorangan sesuai dengan kesepakatan
sebelum bermain. Pada umumnya pemain layang-layang adalah laki-laki berumur antara 13-45 tahun.
37
3. Cara bermain permainan layang layang Para pemain mempersiapkan layang-layang yang akan dimainkan. Setelah
persiapan matang, kemudian ditentukan arah angin. Untuk menaikkan layang- layang ini harus ada asisten yang membantu yaitu satu memegang benang.
Layang-layang dinaikkan melawan arah angin. Dengan menyongsong arah angin tersebut maka layang-layang akan bisa naik. Adapun tinggi naiknya layang-layang
ditentukan panjang benang yang digunakan.Pemenang dalam permainan ini adalah yang mampu memutuskan layang-layang lawannya dan tetap bertahan di
udara.
Gambar 14. Cara bermain laying-layang
J. Lu Lu Cina Buta
1. Alat yang digunakan dalam permainan lu lu cina buta a Sehelai sapu tangan
Sehelai sapu tangan digunakan untuk diikatkan di kepala guna menutup mata bagi yang kalah undi.
38
2. Peserta dalam permainan lu lu cina buta Anak-anak yang berumur sekitar 7-12 tahun. Jumlah pemain paling sedikit
sepuluh dan paling banyak 25 orang. Permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan.
3. Cara bermain permainan lu lu cina buta Melakukan hompimpa dan suit untuk menentukan siapa yang menjadi cina
buta. Pemain yang menang lalu membuat lingkaran mengelilingi cina buta yang sudah ditutup matanya. Sambil bergandengan tangan mereka lalu berjalan
berkeliling sambil menyanyikan lagu lu lu cina buta yang syairnya sebagai berikut:
lu lu cina buta 4 4 2 3 2 2
lu banyak ta-i mata 3 2 4 2 3 2 2
lu ber-ja-lan tera ba raba 3 2 2 4 2 2 3 2 2
lu terantuk nyonya tu-a 3 2 2 3 2 4 5 2
Setelah selesai menyanyikan lagu lu lu cina buta, gandengan tangan semua pemain dilepas. Mereka lalu jongkok atau duduk di tempat posisi terakhir mereka
berdiri sambil menghadap pada cina buta. Selanjutnya cina buta dengan jalan meraba-raba mendatangi pemain untuk menerka siapa yang dirabanya. Cina buta
hanya boleh meraba bagian kepala pemain, seperti telinga, wajah, dan rambut. Apabila terkaan dari cina buta benar, maka pemain yang berhasil ditebak
menggantikan cina buta yang berhasil menerka tadi. Permainan baru pun dimulai, begitu seterusnya. Kalau terkaan yang dilakukan si cina buta salah, maka
39
permainan di lanjutkan dengan cina buta yang sama. Permainan berakhir setalah anak merasa lelah dan bosan.
Gambar 15. Cara bermain lu lu cina buta
K. Patok Lele
1. Tempat dan peralatan permainan patok lele a Lapangan permainan
Lapangan tempat bermain biasanya dipilih tanah yang agak luas, datar, serta tidak terdapat pecahan kaca, dan hal-hal yang membahayakan. Pada
lapangan untuk bermain tersebut dibuat lubang berukuran 30x5 cm, sedangkan kedalamannya 3-5 cm. Fungsi lubang adalah sebagai pusat permainan. Selain itu,
pada lapangan permainan juga dibuat garis benteng. Fungsinya sebagai tempat penjaga menunggu lemparan kayu dari pemain yang berada di daerah lubang.
Jarak antara garis dan lubang adalah 10 meter.
40
Gambar 16. Sketsa lapangan permainan patok lele b Dua batang kayu
Yakni induk kayu patok pemukul dan anak kayu lele. Induk kayu berukuran panjang 30-40 cm, dengan diameter 2,5 cm. Anak kayu berukuran
panjang 18-20 cm, dengan diameter 0,75 cm. 2. Peserta dalam permainan patok lele
Permainan patok lele ini pada umumnya dilakukan oleh anak laki-laki. Namun, ada juga anak perempuan yang memainkannya. Permainan ini dilakukan
beregu, maka setiap regu terdiri atas tiga sampai lima orang pemain. Permainan ini terutama dimainkan oleh anak remaja dengan umur berkisar antara 15-20
tahun. Dalam regu, tidak pernah digabungkan anak laki-laki dan anak perempuan. 3. Cara bermain permainan patok lele
Permainan diawali dengan suit antara ketua pemain. Setelah suit dan jelas siapa yang akan main pertama dan siapa yang menjaga di benteng, maka
permainan segera dimulai. Lele diletakkan melintang di cengkungan tanah, lele
41
didongkrak dan dilentingkan melewati garis yang ditentukan. Jika lele tadi tertangkap, maka giliran pihak lawan yang melakukan pengungkitan, tetapi jika
pihak lawan tidak mampu menangkap, maka pihak yang sedang bermain masih berhak melanjutkan permainan. Selanjutnya, jika dalam lemparan ke induknya itu
kena, berarti pihak lawan yang memperoleh giliran untuk mengungkit. Namun, jika lele tidak tertangkap dan saat kesempatan melemparkan lele ke induknya juga
gagal, maka permainan berlanjut ke tahap berikutnya. Letakkan lele di cekungan tanah dengan posisi miring, 15 derajat hingga 45 derajat. Ketukkan ujung lele tadi
dengan tuas pengungkit pemukulnya sehingga berputar vertikal. Sebelum dipukul dengan tuas pemukul tadi sejauh-jauhnya, upayakan dilambungkan
beberapa kali terlebih dahulu. Semakin banyak lele tersebut dipukul dan bertahan di udara maka nilainya semakin tinggi. Setelah dirasa cukup, segera lempar lele
tersebut sejauh-jauhnya, biasanya dengan gerakan seperti “smash” memeukul dengan cepat dan keras ke arah lawan. Penilaian dilakukan berdasarkan seberapa
jauh lele tadi mendarat, dihitung dari lubang tempat diungkit. Menghitungnya pakai kayu pengungkit. Semakin jauh maka semakin tinggi nilainya. Perhitungan
nilainya, jika tongkat berhasil dipukul dan tidak tertangkap, poinnya adalah 5. Namun jika lawan berhasil menangkap dengan tangan kanan, lawan mendapat
tambahan poin 5. Jika dengan tangan kiri poin 10, jika kaki kanan 15, kaki kiri 20. Regu yang paling cepat mengumpulkan nilai 200 adalah pemenangnya. Sementara
regu yang kalah mendapat hukuman menggendong pemenang mengitari lapangan permainan.
42
Gambar 17. Cara bermain patok lele
L. Pecah Piring
1. Alat-alat digunakan dalam permainan pecah piring a Sebilah kayu
Sebilah kayu digunakan untuk membuat garis berjarak 3 meter dari tumpukan pecahan piringbatu, sebagai tempat berdiri peserta dari regu lawan.
b Sebuah bola kasti Bola kasti digunakan regu lawan untuk melempar tumpukan pecahan
piringbatukeramik. c Tumpukan pecahan piringbatukeramik
Pecahan piringbatukeramik biasanya sebanyak 5-8 buah, disusun secara vertikal.
2. Peserta dalam permainan pecah piring Permainan ini dilakukan oleh dua regu. Satu regu terdiri dari 8 orang.
Pemain biasanya berusia 12-18 tahun. Pada permainan ini dalam regu dapat terdiri dari anak laki-laki dan anak perempuan.
43
3. Cara bermain permainan pecah piring Ketua regu melakukan suit untuk menentukan yang bermain dan yang
berjaga. Regu bermain, melempar bola kasti ke arah tumpukan
piringbatukeramik. Begitu tumpukan jatuh berhamburan pecah piring semua peserta berlarian ke segala penjuru. Regu bermain berusaha menyusun kembali
tumpukan piringbatukeramik. Hal ini tidak mudah, karena disamping ukuran pecahan piringbatukeramik yang tidak seragam, mereka juga sewaktu-waktu
bisa terkena lemparan bola dari regu berjaga. Jadi, regu bermain ada yang bertugas menghalau regu berjaga agar tidak menghancurkan kembali piring yang
telah disusun, ada yang menyusun piring. Sedangkan tugas regu berjaga adalah mengambil bola kasti yang dilempar tadi dan menghalau agar piring yang sudah
pecah dan berhamburan tadi tidak bisa disusun kembali oleh regu bermain. Mereka menghalau dengan cara melempar bola kasti ke anggota regu lawan.
Hanya bisa pakai bola, tidak boleh menghalau dengan cara memegang atau menarik anggota tubuh lawan. Regu berjaga berusaha mengurangi anggota regu
lawan dengan melempar bola ke arah mereka. Siapa yang terkena bola tidak boleh main lagi. Semakin banyak yang terkena bola maka semakin sedikit peluang
piring tersusun kembali. Kalau sampai anggota regu lawan habis terkena bola dan piring belum tersusun, maka regu tersebut kalah. Dan permainan berlanjut dengan
kedua regu bertukar tempat, begitu seterusnya.
44
Gambar 18. Cara bermain pecah piring
M. Serampang 12
1. Alat-alat yang digunakan dalam permainan serampang 12 a duabelas biji kulit kerang biji kerikil ukurannya lebih kecil dari kelereng
b satu buah bola bekel 2. Peserta dalam permainan serampang 12
Dimainkan oleh anak perempuan usia 10-15 tahun, anak laki-laki jarang mengikuti permainan ini. Pemain terdiri 2-4 orang atau lebih.
3. Cara bermain permainan serampang 12
Suit atau hompimpah untuk menentukan siapa yang lebih dahulu bermain. Ketika pemain pertama telah ditentukan, giliran akan dilakukan secara berputar
pada setiap anak yang telah duduk melingkar kalau berempat atau bertiga dari kiri ke kanan. Setiap anak mendapat giliran meraup semua kulit kerang ke dalam
genggamannya dan memegang bola bekel dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Kemudian pemain mengangkat tangan untuk melempar bola ke atas dan
melepaskan genggaman untuk menghamburkan kulit kerang di atas lantai. Setelah
45
itu bola bekel kembali disambut sebelum mencapai lantai. Selanjutnya pemain kembali memantulkan bola di lantai sambil mengambil kulit kerang. Pemain
mengambilnya satu persatu sambil memantulkan bola hingga semua kulit kerang ada di genggamannya kembali. Kemudian pemain menghamburkannya lagi
seperti diawal permainan, tetapi kali ini pemain harus mengambil dua kulit kerang sekaligus setiap satu kali pantulan bola bekel. Jika telah selesai, maka permainan
dilanjutkan ke tangkap tiga kulit kerang sekaligus, lalu empat, lima, dan seterusnya. Jika telah selesai menangkap 1-12, maka selanjutnya kulit kerang
dibuang satu, sehingga pemain menagkap 1-11. Begitu seterusnya sampai kulit kerang tersisa satu. Jika saat menangkap kulit kerang, bola bekel jatuh dan
terlepas dari kendali pemain, maka pemain berikutnya baru mendapat giliran, dan melakukan hal yang sama. Pemainan berakhir setelah salah satu pemain
menghabiskan kulit kerangnya menyelesaikan permainannya.
Gambar 19. Cara bermain serampang 12
N. Tam Tam Buku
1. Peserta dalam permainan tam tam buku
46
Dimainkan oleh anak laki-laki dan anak perempuan. Usia sekitar 8-15 tahun. Pemain sebanyak 10-20 orang.
2. Cara bermain permainan tam tam buku Melakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang bermain dan siapa
yang jaga. Dua orang yang jaga menjadi gerbang penangkap. Mereka berhadapan dengan kedua tangan berpegangan di atas kepala membentuk terowongan. Anak-
anak lain berbaris dan menyanyikan lagu tam tam Buku sambil melewati terowongan. Berikut ini adalah lirik lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak yang
bermain: tam tam buku
1 1 2 3 Se-le-ret tiang batu
2 4 3 3 2 2 1 tebegel mata hantu
1 5 1 1 1 2 3 a-nak belakang tangkap satu
3 3 3 3 2 4 3 2 1 Saat nyanyian selesai, anak yang berada tepat di bawah terowongan akan
ditangkap. Kemuudian ia diberi satu pertanyaan pilihan yang sebelumnya jawaban sudah disepakati oleh kedua penjaga gerbang. Misalnya pilih mangga atau jeruk.
Jawaban yang pas dengan salah satunya akan mengambil posisi tepatt di belakang salah satu penjaga. Begitu seterusnya sampai anak yang berbaris habis. Penjaga
yang paling sedikit pengikutnya menangkap orang yang berbaris paling belakang dari kelompok yang banyak pengikutnya. Penjaga yang paling banyak
pengikutnya berusaha melindungi anak yang paling belakang agar tidak dapat tertangkap, dengan syarat barisan dari kelompok mereka tidak boleh putus.
Permainan berhenti saat anak sudah merasa lelah.
47
Gambar 20. Cara bermain tam tam buku
O. Wak Wak Udin
1. Alat yang digunakan dalam permainan wak wak udin a Satu buah batu kerikil
2. Peserta dalam permainan wak wak udin Dimainkan oleh anak laki-laki dan anak perempuan, sebanyak 3-7 orang
anak. Berusia 6-10 tahun. 3. Cara bermain permainan wak wak udin
Melakukan hompimpa untuk menentukan yang berjaga. Pertama, anak yang berjaga duduk dan melakukan posisi bersujud, sedangkan anak yang lain
duduk mengelilingi anak yang bersujud dan meletakkan tangannya di atas punggung anak yang bersujud tadi. Dengan posisi tangan terbuka ke atas. Lalu
salah seorang anak memegang batu kerikil dan menyentuhkan batu tersebut pada telapak tangan tiap-tiap anak secara berurutan sambil bernyanyi lagu wak udin.
48
wak wak U-din wak U-din ma-u kawin 1 1 2 3 2 4 3 4 3 2 1
potong lembu panjang, potong lembu pendek 5 1 1 1 2 3 3 2 4 3 2 1
tak gundel lewe lewe, tak gundel lewe-lewe 1 5 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1
Saat lagu berakhir, batu tersebut sudah diletakkan disalah satu tangan anak. Semua anak menggenggam tangannya. Anak yang bersujud tadi akan
menebak di tangan siapa batu tersebut berada. Bila tebakan anak yang bersujud tadi benar, si pemegang batu akan menggantikannya untuk sujud. Dan bila
tebakannya salah, maka si anak yang bersujud tetap akan bersujud lagi di permainan berikutnya. Dalam permainan ini terdapat istilah “locak” yang berarti
kalah berkali-kali dan istilah stersebut diberikan kepada anak yang selalu berjaga karena salah menebak. Permainan berakhir ketika mereka sudah merasa lelah.
Gambar 21. Cara bermain wak wak udin
P. Ye ye
1. Alat yang digunakan dalam permainan ye ye a Karet gelang
49
Karet gelang dijalin sehingga membentuk suatu tali yang lentur dan panjang, dengan ukuran sekitar 2-3 meter. Untuk membuat tali ini dibutuhkan
karet galang yang banyak. 2. Peserta dalam permainan ye ye
Permainan ini hanya dilakukan oleh anak perempuan usia 12-15 tahun. Permainan ini dimainkan oleh dua regu. Satu regu terdiri dari 2-3 orang.
3. Cara bermain permainan ye ye Pertama-tama melakukan suit antar regu. Pemain yang menag barada
dalam satu regu dan yang kalah membentuk regu lain. Setelah regu terbentuk, diadakan undian untuk menentukan regu yang mendapat kesempatan melompat
terlebih dahulu, dan regu yang bertugas berjaga memegang ujung tali karet gelang. Undian dilakukan dengan cara suit oleh ketua regu. Regu yang menang
sewaktu undian, adalah regu yang mendapat kesempatan untuk melompati lompatan tali yang terus dinaikkan tingginya oleh regu berjaga, sesuai dengan
ketinggian anggota tubuh. Lompatan yang pertama dilakukan adalah setinggi mata kaki. Setiap anggota regu harus melompat. Tinggi lompatan berikutnya, berturut-
turut ssebatas lutut, pinggul, pinggang, dada, pundak, telinga, kepala, satu jengkal di atas kepala, dan yang terakhir posisi merdeka tangan lurus ke atas. Pada saat
ketinggian tali sebatas mata kaki, lutut, paha, dan pinggang, semua anggota termasuk ketua regu yang melompat anggota tubuhnya tidak boleh menyentuh
tali. Apabila terjadi, maka dianggap mati. Tetapi kegagalannya dapat ditebus oleh anggota lain. Artinya, anggota ini melakukan lompatan untuknya. Pada lompatan
setinggi dada ke atas, anggota tubuh dibenarkan mengenai tali. Anggota yang mati
50
pada ketinggian tertentu, dapat kembali bermain pada ketinggian berikutnya, apabila kegagalannya telah dibayar oleh anggota reguya. Apabila ketua regu
mengalami kegagalan melompat, anggota regunya dapat membantu menebus kegagalan tersebut. Pergantian antara regu yang bermain dan berjaga dilakukan,
apabila pada ketinggian tertentu semua anggota yang bermain gagal, dalam melakukan lompatannya. Permainan berakhir saat pemain sudah merasa lelah.
Gambar 22. Cara bermain ye ye
4.3 Fungsi Permainan Rakyat pada Masyarakat Melayu Deli