Aspek Waktu Situasi Pengelolaan Sub DAS Cisadane Hulu

Pemberian izin ini tentunya melanggar PP.No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Nasional, dimana lokasi pertambangan pasir PT.MBK berada di kawasan lindung. Baik sempadan sungai maupun lahan dengan kelerengan lebih dari 40 merupakan kawasan lindung. Kecamatan Caringin dan Cigombong dalam RTRW Kabupaten Bogor juga ditetapkan sebagai kawasan lindung dan budidaya terbatas, sehingga keberadaan Pertambangan Pasir PT.MBK sangat rawan bagi kawasan tersebut. Gambar 5 Pertambangan pasir di Blok Pasir Gudang, desa Pasir Buncir kiri dan pembuangan sampah warga di pinggir sungai kanan Sebagian besar responden 80 berpendapat lebih senang jika tambang ditutup karena mengkhawatirkan dan kurang menyerap tenaga kerja masyarakat lokal, uang Rp 50.000 bulan tidak ada artinya dibanding resiko yang mereka tanggung bila terjadi bencana, air sungai pun menjadi keruh dan tercemar zat besi yang akan menimbulkan efek kesehatan jika dikonsumsi jangka panjang. Di sisi lain, perilaku yang negatif seperti membuang hajat dan sampah ke sungai masih dilakukan masyarakat sekitar. Perubahan perilaku masyarakat mulai terlihat seiring penguasaan informasi yang didapat masyarakat melalui kegiatan penyuluhan dan pendampingan dari mahasiswa Institut Pertanian Bogor IPB, Universitas Pakuan Bogor, Universitas Negeri Jakarta UNJ, yang melakukan Kuliah Kerja Nyata KKN maupun Praktek Kerja Lapang PKL di lokasi penelitian serta pendampingan dari organisasi non-pemerintah seperti LSM RMI, Telapak, Greena, Dompet Dhuafa, dsb. Perubahan perilaku semakin terlihat ketika pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mensosialisasikan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM pada tahun 2011. Melalui STBM, pemerintah menyalurkan dana untuk pembuatan septic tank dan tempat sampah bagi warga di Desa Pasir Buncir dan Wates Jaya, sehingga perilaku membuang sampah dan limbah manusia ke sungai Cisadane berkurang signifikan hingga 70. Perilaku para aktor di sub DAS Cisadane Hulu dipengaruhi oleh pengetahuan dan persepsinya dalam memandang DAS, untuk itu program-program sosialisasi, pendidikan, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan serta studi banding perlu lebih diintensifkan untuk meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki persepsi para aktor dalam sub DAS Cisadane Hulu sehingga dapat teraktualisasi dalam perubahan perilaku yang positif terhadap DAS serta lingkungan di sekitarnya. Perilaku yang mengedepankan kepentingan ekonomi dibandingkan kepentingan ekologi menyebabkan sistem hidrologis DAS bereaksi menimbulkan permasalahan banjir, tanah longsor, penyakit, dan penurunan produktivitas lahan yang menyebabkan kerugian materil yang besar bagi pemerintah maupun masyarakat.