TEMPAT DAN WAKTU Analysis of Food Safety System for Catering Industry, A Case Study in PT ELN, Jakarta
43
usaha, sedangkan semua unit usaha pengguna jasa boga yang diwawancarai adalah responden yang menggunakan jasa boga yang memiliki Sertifikat Laik
Hygiene Sanitasi. Untuk unit usaha pengguna jasa boga, data diambil dari responden yang
berasal dari berbagai jenis kegiatan diantaranya perkantoran, sekolah, pabrik, dan asrama. Secara umum data diperoleh dari pengguna jasa boga yang telah
memanfaatkan jasa boga dalam jangka waktu lebih dari 3 tiga tahun. Wawancara dengan unit usaha jasa boga diwakili oleh penanggung jawabpemilik
usaha, sedangkan wawancara dengan unit usaha pengguna jasa boga diperoleh dari HRD untuk perkantoran dan pabrik, kepala sekolah, dan penanggung jawab
asrama. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada semua unit
usaha menyangkut pengetahuan tentang sertifikasi keamanan pangan jasa boga. Pilihan sertifikasi pangan yang dikenal pada pertanyaan terdiri dari 4 pilihan yaitu
sertifikat laik hygiene dan sanitasi, program piagam bintang keamanan pangan, program CPPB, dan sertifikat HACCP.
Data sekunder berupa data jumlah Kejadian Luar Biasa KLB penyakit atau keracunan yang ditularkan melalui pangan pada industri jasa boga dan data
jumlah pertumbuhan usaha jasa boga, diperoleh dari Badan POM RI, Dinas Kesehatan Kota Depok, dan media berita
. Data yang terkumpul diolah dan
dianalisa untuk menghasilkan kesimpulan mengenai tingkat kecukupan sistem keamanan pangan yang sudah ada untuk menekan kemungkinan terjadinya resiko
kejadian luar biasa KLB penyakit yang ditularkan melalui pangan pada industri jasa boga. Hasil dari kajian ini juga diharapkan dapat memberikan rekomendasi
bagi pemilihan jenis sertifikasi sistem keamanan pangan yang efektif untuk usaha jasa boga atau katering.