Bahan dan Metode Penelitian
1. Kerangka Pemikiran
Bahan aktif bioinsektisida yang umum dihasilkan merupakan campuran dari kristal endotoksin dan spora bakteri. Permasalahan-permasalahan utama yang
dihadapi oleh bahan aktif bioinsektisida B. thuringiensis adalah disebabkan karakteristik kristal toksin yang berbentuk protein. Protein merupakan bahan yang
tidak tahan panas dan dapat terdenaturasi oleh sinar matahari. Permasalahan lain adalah kendala aplikasi dan faktor alam pada saat aplikasi bahan yang dapat
mengurangi efektifias kinerja bioinsekisida. Proses enkapsulasi telah banyak diaplikasikan sebagai suatu cara untuk
melindungi bahan aktif yang rentan terhadap kerusakan oleh lingkungan atau penyesuaian untuk memodifikasi waktu aktivasi dari bahan aktif terhadap target
Lakis 2007. Proses enkapsulasi didasarkan atas prinsip penyelubungan bahan aktif sebagai inti menggunakan bahan enkapsulan yang akan berfungsi sebagai
dinding pelindung. Penelitian-penelitian terdahulu dalam menghasilkan formulasi bioinsektisida
B. thuringiensis merupakan usaha untuk mencari alternatif lain dalam
menghasilkan formula produk selain bentuk cair yang memiliki banyak kekurangan teknis serta kendala dalam penggunaan. Produk formulasi padatan
yang dapat dilarutkan yang dihasilkan dari rangkaian penelitian tersebut terbukti dapat meningkatkan efisiensi produk dalam waktu simpan, aplikasi dan
kemampuan menstabilkan serta meningkatkan efektifitas bahan aktif dari produk bioinsektisida Burges 1998.
Keunggulan lain dari penggunaan bahan enkapsulan menggunakan bahan- bahan organik adalah fungsinya sebagai atraktan atau umpan bagi serangga. Hal
tersebut disebabkan karena pada umumnya formula bahan yang digunakan menyesuaikan dengan komposisi makanan yang biasa dikonsumsi oleh serangga
tersebut. Dengan digunakannya bahan organik dalam formula juga mengurangi kekhwatiran akan timbulnya respon toksin bagi manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk mikroenkapsulasi bioinsektisida B. thuringiensis yang dapat memecahkan permasalahan-
permasalahan di atas menggunakan data pendukung dari rangkaian hasil penelitian sebelumnya sebagai pelengkap. Tahapan-tahapan percobaan pada
penelitian dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi lengkap berkaitan dengan proses produksi dan formulasi produk bioinsektisida.
Proses produksi bahan aktif dilakukan sesuai dengan hasil penelitian terdahulu menggunakan fermentasi cair. Proses pembuatan, enkapsulasi dan
pengeringan dengan mesin spray dryer menggunakan tahapan prosedur yang telah dikemukakan oleh Dulmage 1990 dengan beberapa penyesuaian. Dalam
aplikasinya, produk yang dihasilkan diuji lanjut untuk memperoleh tingkat ketahanan yang dihasilkan terhadap sinar matahari dan pencucian hujan,
berdasarkan prosedur yang dikemukakan oleh Tamez-Guerra et al. 2000 dengan beberapa penyesuaian.
Proses produksi bioinsektisida menghasilkan informasi dalam proses pengoperasian mesin, pengetahuan bahan dan karakteristik produk yang
dihasilkan. Uji lanjut yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi tambahan tentang performa produk di lapangan pada saat aplikasi. Luaran yang
didapatkan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh produsen bioinsektisida dalam proses produksi dan bagi para petani dalam
penggunaan produk ini nantinya. Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
2. Alat dan Bahan