1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 tentang
Perpustakaan Pasal
23, menyebutkan bahwa setiap sekolah madrasah wajib
menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar
Nasional Pendidikan. Perpustakaan yang ideal wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang telah
ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan dalam jumlah mencukupi untuk melayani
semua peserta didik dan pendidik. Perpustakaan diharapkan juga mampu mengembangkan pula koleksi
lain yang
mendukung pelaksanaan
kurikulum pendidikan. Perpustakaan sekolah juga mempunyai tugas
lain, yaitu melayani siswa beserta guru dilaksanakan di lingkungan satuan pendidikan bersangkutan. Andi
Prastowo 2012:45, yang dimaksud dengan perpustakaan adalah sarana penunjang pendidikan di sekolah yang
berupa sekumpulan bahan pustaka, baik buku maupun bukan buku. Kumpulan bahan pustaka tersebut yang
berupa buku maupun bukan buku diorganisasi dan ditata secara sistematis dalam satu ruangan sehingga
dapat membantu siswa- siswa dan para guru dalam proses pembelajaran.
Perpustakaan sekolah untuk tingkat sekolah dasar harus
menunjang kurikulum.
Sejalan dengan
2 diberlakukannya kurikulum baru tahun 2013. Oleh
karena itu koleksi bahan pustaka hendaknya sesuai dengan kurikulum sekolah. Perpustakaan juga harus
dimanfaatkan siswa untuk membiasakan menggunakan waktu
luang untuk
memperkaya pengetahuan,
memberikan hiburan bacaan sehat, dan menyediakan fasilitas yang diperlukan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2007. Tugas dan fungsi perpustakaan sekolah tidak
boleh menyimpang dari tugas dan fungsi sekolah dimana perpustakaan
bernaung. Perpustakaan
diharapkan mampu mengembangkan minat siswa mencari bacaan
dan memperkaya pengalaman melalui bacaan yang tersedia. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan
keterampilan mencari informasi untuk keperluan mereka secara mandiri Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2007. Diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 pasal 83 disebutkan bahwa setiap sekolah madrasah baik negeri maupun
swasta berkewajiban untuk mengembangkan layanan perpustakaan
berbasis Teknologi
Informasi dan
Komunikasi TIK. Perpustakaan tersebut diharapkan
mampu mengembangkan layanan perpustakaan berbasis Informasi
dan Teknologi
IT dan
komunikasi. Perpustakaan dengan kesadaran bahwa perpustakaan
salah satu sarana pendidikan yang sangat penting. Lewat perpustakaan sekolah diharapkan tumbuh budaya baca
sejak dini. Perpustakaan itu jantung dari pendidikan dan sekolah. Sejalan dengan hal tersebut pula dituntut
3 adanya pengelolaan perpustakaan dengan prinsip- prinsip
manajemen yang profesional. Pengelola yang profesional didukung dengan penerapan manajemen perpustakaan
akan berdampak pada efisiensi dan efektifitas mutu layanan. Husaini Usman 2014:2 menyatakan bahwa
efisiensi daya guna adalah proses penghematan 7M+1I man, money, material, machines, methods, marketing, and
minutes+ information. Unsur- unsur tersebut harus
dijalankan secara sinergi sehingga terciptanya manajemen layanan perpustakaan yang baik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Pelayanan Minimal TK RA, SD MI, MTs SMP, SMA MA
SMK, SLB,
Pendidikan Nonformal,
UKS, Kepemudaan, Olahraga, dan Kebudayaan dijelaskan
bahwa setiap satuan pendidikan sekolah yang di selenggarakan oleh masyarakat maupun pemerintah
harus menyediakan
sumber belajar.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang
sangat menunjang pembelajaran di sekolah. Adanya perpustakaan akan memperluas pengetahuan pemustaka
dengan cara membaca koleksi buku- buku yang tersedia serta menambah wawasan dan cakrawala sudut pandang
untuk memperoleh informasi. Hal itu sejalan dengan pendapat Ibrahim Bafadal 2009:5 menyatakan bahwa
perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid- murid terhadap kegiatan membaca. Perpustakaan
merupakan salah satu lembaga yang mempunyai tugas membantu dalam pencapaian kecerdasan bangsa.
4 Sejalan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 1 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan di Provinsi Jawa Tengah, dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Jawa Tengah,
perpustakaan merupakan
wahana belajar
sepanjang hayat.
Pasal 3
menyebutkan bahwa
perpustakaan sebagai wahana pendidikan, penelitian dan pengembangan, pelestarian, informasi, dan rekreasi
untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan masyarakat.
Data yang diperoleh dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga UPTD DIKPORA
di Kecamatan Guntur Kabupaten Demak tahun 2016, dari 39 SD Negeri yang telah memiliki gedung perpustakaan
sebanyak 30 Sekolah 76,9. Sebanyak 28 SD Negeri tersebut
dalam mengelola
perpustakaan masih
menggunakan sistem konvensional. Terutama pada sistem pelayanan pinjam dan pengembalian. Hal ini
sangat berdampak pada kecepatan, ketepatan pelayanan. Dengan sistem konvensional membutuhkan administrasi
yang sangat
rumit. Sedangkan
sekolah yang
menggunakan sistem layanan perpustakaan berbasis Informasi dan Teknologi IT baru ada 2 sekolah 6,7.
Salah satunya sekolah yang menggunakan sistem layanan perpustakaan berbasis Informasi dan Teknologi IT
adalah SD Negeri Guntur 1. Perpustakaan SD N Guntur 1, tahun 2015 telah
menjuarai beberapa lomba, yakni tingkat Kecamatan, Kabupaten, Eks Karisidenan Semarang dan mewakili
lomba ditingkat Provinsi Jawa Tengah. Salah satu
5 keberhasilan perpustakaan tersebut didukung dengan
adanya penerapan pelayanan berbasis Infromasi dan Teknologi IT. Meskipun demikian, pemakaian sistem
layanan perpustakaan berbasis Informasi dan Teknologi IT perlu untuk dievaluasi karena program tersebut
kedepannya akan dijadikan percontohan bagi sekolah- sekolah lain di lingkungan UPTD Dikpora Kecamatan
Guntur Kabupaten Demak. Untuk
mengetahui keberhasilan
layanan perpustakaan berbasis Informasi dan Teknologi IT maka
dilakukan evaluasi. Secara umum evaluasi memiliki 3 fungsi, yaitu 1 untuk mengukur kemajuan, 2 untuk
menyusun program rencana, 3 untuk memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Evaluasi terhadap
layanan perpustakaan berbasis Infromasi dan Teknologi IT di Perpustakaan SD Negeri Guntur 1 menggunakan
evaluasi model CIPP. Model evaluasi CIPP memiliki
keunggulan dibandingkan dengan model evaluasi yang lainnya yaitu, a evaluasi model CIPP merupakan sistem
evaluasi dengan sistem kerja yang dinamis, dalam arti selalu berkembang, b memiliki pendekatan yang bersifat
holistik terhadap evaluasinya yang bertujuan memberikan gambaran yang terinci dan detail mulai dari konteks
hingga pada produkya, c dapat melakukan perbaikan selama dalam mengevaluasi serta dapat memberikan
informasi final, d dapat digunakan untuk evaluasi secara formatif dan sumatif, e lebih komprehensif dibandingkan
dengan evaluasi model yang lain Suharsimi,2008. Berdasarkan uraian diatas CIPP sangatlah tepat
digunakan untuk
mengevaluasi program
layanan
6 perpustakaan berbasis Infromasi dan Teknologi IT,
karena model evaluasi ini memperhatikan pengelolaan komponen context, input, process, dan product dan
memberikan masukan untuk menentukan kebijakan keberlangsungan layanan. Hasil evaluasi akan dijadikan
tolok ukur
keberhasilan penyelenggaraan
layanan perpustakaan berbasis Infromasi dan Teknologi IT di SD
Negeri Guntur 1 dalam menyelenggarakan sebuah
perpustakaan yang dinamis. Sehingga perpustakaan dapat benar- benar berfungsi sebagai sumber belajar bagi
peserta didik serta keberhasilan layanannya dapat dijadikan pionir bagi sekolah lain di lingkungan UPTD
Dikpora Kecamatan Guntur Kabupaten Demak
1.2 Rumusan Masalah