MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS DI KELAS III SDN1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS

DI KELAS III SDN1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012 Oleh SUMANI

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan belajar tuntas. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan tes setiap akhir siklus. Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan analisis data pada mata pelajaran matematika.

Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, kemampuan siswa menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang masih rendah atau belum mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 60,00. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang menggunakan pendekatan belajar tuntas pada siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung, dengan subjek penelitian berjumlah 25 siswa yang terdiri atas 13 laki-laki dan 12 perempuan.

Hasil penelitian kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, setiap siklus mengalami peningkatan. Siklus I, nilai rata-rata 50,66 dengan persentase ketuntasan 20%, yang mencapai KKM 5 siswa. Siklus II, nilai rata-rata 63,34 dengan persentase ketuntasan 68%, yang mencapai KKM 17 siswa. Siklus III, nilai rata-rata 77,33 dengan persentase ketuntasan 88%, yang mencapai KKM 22 siswa. Dari ketiga siklus yang diterapkan, terjadi peningkatan kemampuan siswa menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II 12,68, persentasenya 48%, dan jumlah siswa yang mencapai KKM 12 siswa. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus II ke siklus III 9,99, persentasenya 20%, dan jumlah siswa yang mencapai KKM 5 siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan pada siklus III, bahwa pendekatan belajar tuntas yang diterapkan dapat meningkatkan kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.


(2)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan, yang tercermin dari rendahnya rata-rata hasil belajar. Masalah lain dalam pendidikan di Indonesia yang juga banyak diperbincangkan adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru (teacher center).

Guru banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan pada siswa dalam berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis. Belum memanfaatkan quantum learning sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pada saat belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya menurun, sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat


(3)

2

proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2002:10).

Adapun yang dimaksud belajar menurut Hutabarat, (1984:12) dalam bukunya “Cara Belajar”, adalah belajar suatu proses aktif, artinya orang yang belajar itu ikut serta dalam proses pembelajaran. Belajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai penerima pelajaran (siswa), sedangkan mengajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Jadi belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pengajaran. Proses pengajaran akan berhasil selain ditentukan oleh kemampuan guru dalam menentukan metode dan alat yang digunakan dalam pengajaran, juga ditentukan oleh minat belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar Matematika, IPA, dan IPS siswa, karena guru dalam menerangkan materi pembelajaran tersebut kurang jelas dan kurang menarik perhatian siswa, dan pada umumnya guru terlalu cepat dalam menerangkan materi pembelajaran. Di samping itu penggunaan metode prmbelajaran yang kurang tepat, sehingga siswa dalam memahami dan menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah. Berdasarkan observasi, kelemahan belajar Matematika, IPA, dan IPS di kelas III SD Negeri 1 Tulungagung tahun pelajaran 2011/2012 Standar Kompetensi (SK) Matematika: Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta menggunakannya dalam memecahkan masalah. IPA: Energi dan perubahannya. IPS: Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Kompetensi Dasar (KD) Matematika: Menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang, kelemahannya, Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah, adalah (1) siswa tidak mampu menguasai hubungan antar konsep, (2) siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan guru, (3) siswa kurang dalam mengerjakan latihan-latihan soal, (4) siswa malu bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Berdasarkan


(4)

3

pengamatan awal terhadap proses pembelajaran Matematika, PA, dan IPS di SD Negeri 1 Tulungagung kelas III tahun pelajaran 2011/2012, hasil pembelajarannya belum mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 60,00, dan siswa yang mencapai 60,00 harus di atas 75%.

Masalah-masalah di atas dapat diatasi dengan pendekatan pembelajaran, belum lagi masalah-masalah dari siswa itu sendiri. Terutama pada pembelajaran matematika, mengingat pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan memerlukan logika berpikir yang tinggi, selain itu juga dikhawatirkan aktivitas belajar matematika terganggu, jika suasana pembelajaran matematika tidak menyenangkan. Pelajaran matematika bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran yang sulit, ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh guru matematika. Rendahnya hasil pembelajaran matematika karena adanya berbagai anggapan negatif telah melekat di benak siswa berkenaan dengan pelajaran matematika, ini semua dimunculkan dari guru, baik secara langsung maupun tidak langsung, disadari atau tidak disadari.

Proses pembelajaran dalam sistem pendidikan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas, akibatnya banyak siswa yang tidak menguasai materi pelajaran, meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah tidak heran pula, kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah. Sistem pendidikan yang tidak memberikan pembelajaran secara tuntas, ini telah menyebabkan pemborosan anggaran pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika adalah melalui pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Untuk dapat melakanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan belajar tuntas, maka diperlukan adanya kerja sama antara guru matematika/ peneliti dengan kolaboratar, yaitu melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada


(5)

4

peneliti atau guru matematika untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan. Dengan demikian proses pembelajaran matematika di sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan melalui pendekatan belajar tuntas, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dapat diuraikan sebagai berikut . 1) Siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit

sehingga hasil belajar siswa rendah.

2) Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika karena pemahaman materi yang masih kurang.

3) Kurang tepatnya pendekatan atau metode belajar yang digunakan guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran.

4) .Pendekatan belajar tuntas merupakan alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.3Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan tersebut sebagai berikut. “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar Tematik dengan pendekatan belajar tuntas siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012?”

1.4Tujuan Penelitian

Memperhatikan masalah yang muncul dalam pembelajaran tematik, maka diperlukan usaha-usaha agar terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk


(6)

5

meningkatkan hasil belajar tematik siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung melalui pendekatan belajar tuntas (mastery learning).

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan kepada guru dalam pembelajaran tematik utamanya pada peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan belajar tuntas di kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

b. Memberikan masukan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas III SD Negeri 1 Tulungagung sehingga dapat meningkat kualitas pembelajarannya. c. Memberikan pengetahuan tentang model pendekatan belajar tuntas bagi guru-guru

di SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Memberikan pengalaman bagi guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, terutama guru kelas rendah yang belum menggunakan model pendekatan belajar tuntas dan cara pembelajaran masih konvensional.

b. Bagi peserta didik, pendekatan belajar tuntas dapat memberikan motivasi tersendiri sehingga akan dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran tematik.

c. Penelitian ini memberikan sumbangan bagi guru kelas rendah dan siswa. Bagi guru kelas rendah, belajar tuntas dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tematik di SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.


(7)

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar Tuntas

Tujuan pembelajaran secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Suryobroto (2002: 96) Belajar tuntas adalah pencapaian setiap unit bahan pelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok atau dengan kata lain penguasaan penuh. Maksud utama dari belajar tuntas adalah memungkinkan 75% sampai 90% siswa untuk mencapai belajar yang sama tingginya dengan kelompok terpandai dalam pengajaran klasikal. Maksud lain dari belajar tuntas adalah untuk meningkatkan efisiensi belajar, minat belajar, dan sikap siswa yang positif terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, taraf penguasaan minimal memiliki kriteria yaitu pencapaian 75% dari materi setiap pokok bahasan dengan melalui penilaian formatif, mencapai 60% dari nilai ideal yang diperolehnya melalui perhitungan hasil tes sub-sumatif, dan kokurikuler atau siswa memperoleh nilai enam puluh dalam rapor untuk mata pelajaran tersebut.

Masalah yang sangat penting yang kita hadapi adalah bagaimana usaha kita agar sebagian besar dari siswa dapat belajar dengan efektif dan menguasai bahan pelajaran dan keterampilan-keterampilan yang dianggap esensial bagi perkembangannya. Bila


(9)

2

kita ingin agar seseorang mau belajar terus sepanjang hidupnya, maka pelajaran di sekolah harus merupakan pengalaman yang menyenangkan baginya. Bermacam-macam usaha yang dapat dijalankan pada pokoknya berkisar pada usaha untuk memberi bantuan individual menurut kebutuhan dan perbedaan masing-masing. Dalam usaha itu harus turut diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan penuh yaitu bakat untuk mempelajari sesuatu, mutu pengajaran, kesanggupan untuk memahami pengajaran, ketekunan, dan waktu yang tersedia untuk belajar. Cara yang paling efektif adalah adanya tutor untuk setiap anak yang dapat memberi bantuan menurut kebutuhan anak. Cara ini tentunya mahal sekali dan sukar dilaksanakan di sekolah. Walaupun tidak dapat dilaksanakan atas pertimbangan biaya, namun dapat dijadikan sebagai modal bagi usaha-usaha lainnya. Untuk mencapai penguasaan penuh seperti dilakukan pada apa yang disebut “non-grade school”, yaitu sekolah tanpa tingkat kelas. Sistem ini memungkinkan anak untuk maju terus menurut kecepatan masing-masing. Dalam usaha mencapai penguasaan penuh, perlu diselidiki prasyarat bagi penguasaan itu. Salah satu prasyaratnya adalah merumuskan secara khusus bahan yang harus dikuasai dan tujuan itu harus dituangkan dalam suatu alat evaluasi yang bersifat sumatif agar dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang peningkatan minat belajar siswa melalui belajar tuntas, metode ini mampu meningkatkan minat belajar, karena melalui metode ini siswa dapat melihat dan mengamati secara langung proses yang ditunjukkan oleh guru, sehingga lebih berkuasa dan membekas dalam hati para siswa. Menurut Ana tentang penerapan belajar tuntas dalam metode kooperatif menyimpulkan bahwa melalui penerapan metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Astuti (2007: 14) tentang pemberian tindakan-tindakan pengajaran yang efektif dari perencanaan pelaksanan tindakan dan evaluasi yang dilakukan guru matematika dan peneliti mampu meningkatkan kreativitas siswa. Menurut Maryamah (2007: 79) tentang pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas


(10)

3

dapat meningkatkan pemahaman konsep, karena guru memberikan langkah-langkah dengan jelas dan selalu mengingatkan siswa untuk mempelajari materi ajar yang telah dibahas maupun yang belum dibahas. Dari penelitian di atas menunjukkan bahwa pendekatan pengajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan metode mengajar yang sesuai dapat membantu siswa untuk keberhasilan belajarnya. Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian ini penulis menekankan pada peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan belajar tuntas.

Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah sebagai berikut. 1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.

2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tertentu.

3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.

4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi.

Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan Skiner sebagai berikut.

1) Mempelajari keadaan kelas, guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat, sedangkan perilaku negatif akan diperlemah atau dikurangi

2) Membuat daftar penguat positif, guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa. Perilaku yang mendapat hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.

3) Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya. 4) Membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang


(11)

4

Adapun prinsip belajar tuntas adalah sebagai berikut

1) Pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Ini berarti bahwa tujuan dari strategi belajar mengajar adalah agar hampir semua siswa dapat mencapai tingkat penguasaan tujuan pendidikan.

2) Memperhatikan perbedaan individu. Yang dimaksud dengan perbedaan disini adalah perbedaan siswa dalam diri serta laju belajarnya.

3) Evaluasi dilakukan secara kontinyu dan didasarkan atas kriteria. Evaluasi dilakukan secara kontinyu (continuous evaluation) ini diperlukan agar guru dapat menerima umpan balik yang cepat atau segera, sering dan sistematis. Evaluasi mengenal dua macam bentuk yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

4) Menggunakan program perbaikan dan program pengayaan.

Program perbaikan dan program pengayaan adalah sebagai akibat dari penggunaan evaluasi yang kontinyu dan berdasarkan kriteria serta pandangan terhadap perbedaan kecepatan belajar mengajar siswa dan administrasi sekolah.

5) Menggunakan prinsip siswa belajar aktif

Cara belajar demikian mendorong siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan kognitif. Keterampilan “manual” kreativitas dan logika berpikir.

6) Menggunakan satuan pelajaran yang kecil

Pembagian unit pelajaran menjadi bagian-bagian kecil ini sangat diperlukan guna dapat memperoleh umpan balik secepat mungkin.

Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah anak didik mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru (yakni dalam pemilihan metode mengajar) maupun bagi siswa (dalam memilih strategi belajar). Dengan demikian makin baik metode yang


(12)

5

digunakan, akan makin efektif pula pencapaian tujuan belajar. Metode pembelajaran merupakan penjabaran dari pendekatan dan implementasi oleh teknik pembelajaran.

Langkah metode pembelajaran yang dipilih memainkan peran utama, yang berakhir pada semakin meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran tuntas (mastery learning) dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Dalam model yang paling sederhana Carrol mengembangkan bahwa jika setiap siswa diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi jika siswa tidak diberi cukup atau dia tidak dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan kompetensi siswa tersebut rendah.

Model ini menggambarkan bahwa tingkat penguasaan kompetensi (degree of learning) adalah fungsi (f) dari waktu yang digunakan secara sungguh-sungguh untuk belajar (time actually Spent) dan waktu yang benar-benar dibutuhkan untuk mempelajari bahan suatu pelajaran (time needed). Dalam pembelajran konvensional, dimana bakat (atitude) siswa tersebar secara normal dan kepada mereka diberikan pembelajaran yang sama dalam jumlah pembelajaran dan waktu yang tersedia untuk belajar, maka hasil belajar yang dicapai akan tersebar secara normal pula. Dalam hal ini dikatakan bahwa hubungan antara bakat dan tingkat penguasaan adalah tinggi. Secara skematis konsep tentang hasil belajar sebagai dampak pembelajaran dengan pendekatan konvensional dapat digambarkan sebagai berikut. Pembelajaran konvensional, sebaiknya apabila siswa-siswa sehubungan dengan bakatnya tersebar secara normal, dan kepada mereka diberi kesempatan belajar yang sama untuk setiap siswa, tetapi diberikan perlakuan yang berbeda dalam kualitas pembelajarannya, maka besar


(13)

6

kemungkinan bahwa siswa yang dapat mencapai penguasaan akan bertambah banyak. Dalam hal ini hubungan antara bakat dengan keberhasilan akan menjadi semakin kecil. Secara skematis konsep hasil belajar sebagai dampak pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tuntas, dapat digambarkan sebagai berikut:. Pembelajaran tuntas, dari konsep-konsep di atas, kiranya cukup jelas bahwa harapan untuk mempertinggi rata-rata hasil siswa dalam belajar matematika dengan memberikan kualitas pembelajaran yang lebih sesuai, bantuan serta perhatian khusus bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai standar kompetensi atau kompetensi dasar. Dari konsep tersebut, maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip utama pembelajaran tuntas sebagai berikut.

a. Kompetensi harus dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkhis.

b. Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus diberikan feedback.

c. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan apabila diperlukan.

d. Pemberian program-program pengayaan bagi siswa yang mencapai ketuntasan lebih awal.

2.2 Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan Nasution (1996: 103) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi, individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui


(14)

7

apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester, dan nilai ulangan semester. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam pembelajaran matematika. Ulangan harian dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kopentensi dasar tertentu. Ulangan harian ini berupa soal yang harus diselesaikan para peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pencapaian kompetensi dasar tertentu.


(15)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Dalam konsep PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya dipandang sebagai siklus. Untuk jelasnya siklus kegiatan dengan rancangan PTK model Kusuma (2009: 17) adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Model Kusuma

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa sebelum mengadakan penelitian tindakan kelas, peneliti membuat perencanaan terlebih dahulu. Setelah perencanaan

2.Tindakan

(acting)

1. Perencanaan

(planning)

3. Pengamatan

(observating)

4. Refleksi


(16)

dibuat peneliti melaksanakan tindakan sesuai perencanaan, mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran, dan akhirnya mengadakan refleksi terhadap semua hasil pembelajaran. Refleksi dilakukan terhadap materi pembelajaran, siswa, guru, dan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang secara terus menerus. Bila pembelajaran menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang dengan pendekatan belajar tuntas belum meningkat pada siklus pertama, penulis merencanakan tindakan siklus kedua, dan seterusnya sampai mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu.

Siklus disesuaikan dengan kebutuhan dalam peningkatan hasil pembelajaran. Jika ada peningkatan sesuai dengan indikator yang diharapkan, maka siklus dapat dihentikan meskipun masih dalam siklus kedua. Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasa tidak ada peningkatan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telah dilalui sehingga mencapai tingkat kejenuhan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas yang dilakukan melalui proses kerja kolaborasi dengan guru matematika, kepala sekolah dan peneliti. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2006:11) penelitian tindak kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu usaha untuk memahami apa yang penelitian tindak kelas ditandai dengan adanya perbaikan terus menerus sehingga tercapai sasaran dari penelitian tersebut.


(17)

Sebagai tahap awal peneliti menentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan merencanakan tindakan. Rencana yang telah disusun dilaksanakan peneliti di kelas untuk mengamati dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran matematika. Pada pelaksanaan tindakan segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran yaitu segala kegiatan belum mencapai sasaran, maka akan dilakukan perbaikan terus menerus sehingga mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Pembelajaran Matematika di SD Negeri 1 Tlungagung sebelum diadakan penelitian hasil belajarnya sangat rendah. Untuk itu peneliti berusaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan mengadakan penelitian yang dibantu oleh teman sejawat. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti membuat rencana pembelajaran yang baik, terprogram, dan memungkinkan nilai hasil belajar matematika siswa meningkat. Setelah rencana tindakan dibuat dengan baik, peneliti melaksanakan tindakan dengan tahapan membuat perencanaan yang baik, melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan, melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan, dan mengadakan refleksi terhadap semua tindakan yang dilakukan. Hasil pembalajaran Matematika setelah diadakan penelitian meningkat dari siklus kesiklus.

Masalah rendahnya belajar siswa dalam pelajaran matematika

Rencana

tindakan Tindakan

PTK

Penjelasan masalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika


(18)

3.2Setting Penelitian

Setting penelitian yang digunakan dalam penelitian meliputi tempat penelitian dan waktu penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Tulungagung, Jalan Yudistira, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. SD Negeri 1 Tulungagung memiliki 6 rombongan belajar yang terdiri atas satu ruang kelas VI, satu ruang kelas V , satu ruang kelas IV, satu ruang kelas III, satu ruang kelas II, dan satu ruang kelas I.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011 / 2012 yang terhitung dari bulan Januari sampai dengan Mei 2012. Pelaksanaan PTK sesuai dengan jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai mencapai indikator yang telah ditentukan.

3.3Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011 / 2012 dengan jumlah 25 siswa yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.


(19)

Rencana penelitian tindakan kelas yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan daur ulang atau siklus. Peneliti merencanakan tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

3.4.1 Perencanaan Tindakan

Kegiatan dilakukan dalam tahap perencanaan adalah.

a. Menyusun RPP sesuai dengan materi yang direncanakan.

b. Menyusun lembar pengamatan untuk pembelajaran matematika dengan

menerapkan pendekatan belajar tuntas dan lembar aktivitas siswa dan guru di dalam kelas.

c. Menyiapkan beberapa contoh gambar persegi dan persegi panjang.

3.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran matematika, siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III dalam tiga kali pertemuan (6 x 35 menit) dengan menggunakan langkah-langkah berikut.

1) Kegiatan awal


(20)

b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

c. Guru mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

2) Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan pengertian keliling persegi dan persegi panjang dengan pendekatan belajar tuntas.

b. Guru menjelaskan pengertian luas persegi dan persegi panjang dengan pendekatan belajar tuntas.

c. Siswa menggambar luas persegi dan persegi panjang. d. Siswa membandingkan luas bangun datar.

e. Siswa mengurutkan luas berbagai bangun datar.

f. Siswa menaksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak satuan.

g. Siswa menemukan cara menghitung keliling persegi dan persegi panjang. h. Siswa menemukan cara menghitung luas persegi dan persegi panjang. i. Siswa menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar. 3) Kegiatan akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi setelah melaksanakan proses pembelajaran untuk dijadikan bahan perencanaan tindakan berikutnya.


(21)

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan terhadap siswa dan guru dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan.

Observasi dilakukan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran menggunakan pendekatan belajar tuntas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran.

3.4.4 Refleksi

Refleksi dilaksanakan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun guru sebagai peneliti. Setelah data diperoleh dari uji coba pendekatan belajar tuntas untuk menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, maka peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat tentang data yang didapat. Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan hambatan yang dijumpai pada saat melakukan tindakan. Data-data yang diperoleh, dipilih yang benar-benar dibutuhkan dan dapat dijadikan acuan dalam menyusun laporan hasil penelitian.

Setelah mendapatkan gambaran tentang permasalahan dan hambatan yang dijumpai, maka langkah selanjutnya peneliti menyusun kembali rencana kegiatan pembelajaran yang mengacu pada kekurangan, sehingga memperoleh hasil lebih baik pada siklus berikutnya.


(22)

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung dengan pengamatan dan evaluasi atau tes. Pengamatan dan evaluasi atau tes ini digunakan untuk mengumpulkan data nilai siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil kemampuan menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan belajar tuntas pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

Instrumen-instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data diperoleh melalui langkah-langkah berikut.

a. Observasi

Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Yang diamati kelas III SD Negeri 1 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo, selain menyampaikan materi pembelajaran dan melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung, peneliti juga mengamati prilaku siswa selama proses pembelajaran. Pedoman observasi atau pengamatan ini adalah penggunaan pendekatan belajar tuntas selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda cek (√) pada setiap aspek yang diamati sesuai kategori (keadaan di kelas) apakah termasuk kurang sekali, kurang cukup, baik, atau baik sekali.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan setiap akhir siklus di luar jam pelajaran. Wawancara tidak dilakukan pada semua siswa, tetapi dilakukan pada 5 siswa yang mendapat nilai tertinggi dan 5 siswa yang mendapat nilai terendah pada setiap siklusnya. Siswa diminta menuliskan jawaban hasil wawancara tersebut di lembar jawaban yang


(23)

peneliti siapkan. Wawancara ini digunakan untuk mengungkapkan efektivitas menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang melalui pendekatan belajar tuntas dalam pembelajaran matematika dan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti proses pembelajaran.

3.6Teknik Analisis Data

Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini yaitu aktivitas siswa menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang dengan pendekatan belajar tuntas dan aktivitas guru. Aspek aktivitas siswa, meliputi perhatian, kerja sama dalam belajar tuntas, menghargai orang lain, dan ketepatan siswa menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang. Indikator menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang meliputi menghitung keliling bangun datar persegi, menghitung keliling bangun datar persegi panjang, menggambar bangun datar, menghitung luas persegi, menghitung luas persegi panjang, dan menaksir daerah bangun datar.

Tabel 3.1 Indikator Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang


(24)

Skor 1 Menghitung

keliling bangun datar persegi

- Bila tepat menghitung keliling bangun datar persegi - Bila kurang tepat menghitung keliling bangun datar persegi - Bila tidaktepat menghitung keliling bangun datar persegi

Baik Cukup Kurang 3 2 1 2 Menghitung

keliling bangun datar persegi panjang

- Bila tepat meghitung keliling bangun datar persegi panjang - Bila kurang tepat meghitung keliling bangun datar persegi

panjang

- Bila tidak tepat meghitung keliling bangun datar persegi panjang Baik Cukup Kurang 3 2 1 3 Menggambar

bangun datar

-Bila tepat menggambar bangun datar -Bila kurang tepat menggambar bangun datar -Bila tidak tepat menggambar bangun datar

Baik Cukup Kurang 3 2 1 4 Menghitung

luas persegi

-Bila tepat menghitung luas persegi -Bila kurang tepat menghitung luas persegi -Bila tidak tepat menghitung luas persegi

Baik Cukup Kurang 3 2 1 5 Menghitung

luas persegi panjang

-Bila tepat menghitung luas persegi panjang -Bila kurang tepat menghitung luas persegi panjang -Bila tidak tepat menghitung luas persegi panjang

Baik Cukup Kurang 3 2 1 6 Menaksir

daerah bangun datar

-Bila tepat menaksir daerah bangun datar -Bila kurang tepat menaksir daerah bangun datar -Bila tidak tepat menaksir daerah bangun datar

Baik Cukup Kurang 3 2 1

Jumlah 18

3.7Langkah-Langkah Menganalisis Data

a. Masing-masing siswa dibagi gambar persegi dan persegi panjang kemudian menghitung keliling dan luasnya.

b. Masing-masing siswa menaksir bangun datar persegi dan persegi panjang dengan menghitung kotak satuan


(25)

c. Penulis melakukan penilaian tentang menghitung keliling bangun datar persegi, menghitung keliling bangun datar persegi panjang, menggambar bangun datar, menghitung luas persegi, menghitung luas persegi panjang, dan menaksir daerah bangun datar.

d. Menjumlahkan skor indikator menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang dengan berpedoman pada tolok ukur pada tabel 3.2.

e. Menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang pada setiap indikator.

f. Menentukan tingkat kemampuan siswa untuk indikator menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang dengan tolok ukur di bawah ini.

Tabel 3.2 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang

Nilai Tingkat Kemampuan

86 – 100 71 – 85 56 – 70 41 – 55 0 – 40

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

Pendekatan belajar tuntas dipilih dengan beberapa pertimbangan, karena siswa diharapkan lebih berminat atau senang dan tertarik untuk mengikuti pelajaran


(26)

matematika dan siswa dapat lebih mudah memahami materi sehingga kemampuannya juga akan meningkat.

3.7.1 Perencanaan Siklus I

1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan semangat dan peningkatan minat belajar pada siswa.

2) Memberikan arahan dan nasihat pada siswa untuk belajar dengan giat. 3) Mengulangi materi yang telah disampaikan oleh guru, sebagai upaya

mengingatkan kembali materi-materi yang merupakan materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang.

4) Peran guru lebih ditekankan pada pembimbingan atau fasilitator dan harus mau menampung aspirasi siswa.

5) Penyampaian materi tidak terlalu cepat.

6) Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas siklus I adalah sub pokok bahasan keliling.

7) Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas siklus I adalah kombinasi dari klasikal, kelompok serta individu.

8) Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas putaran I adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.


(27)

Perencanaan tindakan siklus II yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa, pola pembelajaran, strategi pembelajaran pendekatan pembelajaran serta tindakan pembelajaran berdasarkan perencanaan siklus I yang telah direvisi.

Berikut perencanaan tindakan kelas siklus II

1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan semangat dan peningkatan minat belajar siswa.

2) Membagi hasil latihan soal kepada siswa untuk dikoreksi kembali oleh siswa yaitu setiap siswa setelah mendapat hasil pekerjaannya dan mengetahui sampai dimana letak kemampuannya dalam memahami keliling bangun datar.

3) Memberikan arahan dan nasihat pada siswa untuk belajar lebih giat.

4) Pada awal pelajaran, guru memupuk sikap percaya diri siswa dengan memberi kesempatan menyampaikan persoalan bila ada pekerjaan rumah yang tidak bisa diselesaikan.

5) Mengulang materi yang telah disampaikan guru.

6) Mengulang materi yang telah disampaikan pada pembelajaran putaran I. 7) Peran guru lebih ditekankan pada pembelajaran atau fasilitator dan harus

mau menampung aspirasi siswa.

8) Menyampaikan materi tidak terlalu cepat.

9) Materi yang disampaikan dalam penelitian pada rencana tindakan kelas siklus I adalah sub pokok bahasan keliling.


(28)

10)Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas siklus I adalah kombinasi dari klasikal, kelompok serta individu.

11)Metode yang digunakan pada pengumpulan data rencana tindakan kelas siklus I adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.

3.7.3 Perencanaan Siklus III

Perencanaan tindakan kelas siklus III yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa, pola pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran serta tindakan pembelajaran berdasarkan perencanaan siklus II yang telah direvisi.

Berikut perencanaan tindakan kelas siklus III

1) Apersepsi mengawali pembelajaran, sebagai upaya untuk memberikan semangat dan peningkatan minat belajar siswa.

2) Membagi hasil latihan soal kepada siswa untuk dikoreksi kembali oleh siswa, yaitu pada setiap siswa setelah mendapat hasil pekerjaannya dan mengetahui nilainya, kemudian mengoreksi diri sendiri dan meneliti kembali kesalahan-kesalahan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami keliling persegi dan persegi panjang. 3) Memberikan arahan dan nasihat pada siswa untukbelajar lebih giat. 4) Pada awal pelajaran, guru memupuk sikap percaya diri siswa dengan

memberi kesempatan menyampaikan persoalan bila ada pekerjaan rumah yang tidak bisa diselesaikan.


(29)

6) Mengulang materi yang telah disampaikan pada pembelajaran siklus II. 7) Peran guru lebih ditekankan pada pembelajaran atau fasilitator dan harus

mau menampung aspirasi siswa.

8) Materi yang disampaikan dalam penelitian tindakan kelas siklus III adalah sub pokok bahasan keliling.

9) Pola pembelajaran pada rencana tindakan kelas putaran III adalah kombinasi dari klasikal, kelompok serta individual.

10)Metode yang digunakan pada pengumpulan data penelitian tindakan kelas siklus III adalah observasi, catatan lapangan, review serta dokumentasi.

3.8Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Tindakan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan mengandung berbagai resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan harus fleksibel, sehingga dapat diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha kearah perbedaan. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yan akan diobservasi karena guru berfungsi sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan pembelajaran dengan penerapan belajar tuntas, sedangkan peneliti bertugas melakukan observasi pada saat pelaksanaan tindakan.


(30)

Observasi adalah usaha merekam semua peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi itu harus bersifat terbuka pandangan dan pikirannya. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan. Observasi yang dilakukan didasarkan pada pedoman observasi yang mencatat semua kegiatan guru dari pendahuluan, pengembangan, penerapan, penutup serta menulis keterangan tambahan yang belum terjaring, pelaksanan observasi. Ini selalu dituntun oleh niat untuk memberikan dasar sehat bagi refleksi diri yang kritis.

2) Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan dengan memperhatikan observasi yang telah dilakukan. Apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasilnya digunakan untuk menetapkan langkah untuk lebih lanjut dalam mencapai tujuan PTK.

Pelaksanan refleksi ini adalah diskusi yang dilakukan peneliti dengan kolaborator untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan apakah sudah tepat, apabila belum maka akan didiskusikan alternatif tambahan untuk membenahi yang belum tepat. Refleksi ini dilakukan rutin setiap akhir siklus penelitian sampai selesai. Secara informal setiap hari kerja diadakan dialog antara peneliti dengan kolaborator untuk membahas hal-hal yang perlu penanganan segera.


(31)

Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk mengkaji hasil perencanan, observasi dan refleksi pada setiap penelitian tindakan kelas. Evaluasi diarahkan pada perumusan bukti-bukti dari hasil belajar siswa setelah dilakanakan serangkaian tindakan dan proses ini diantaranya mencakup penyeleksian, penyederhanaan, pemusatan, pengabstraksian dan pengorganisasian data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan kelas.

Kegiatan ini dilakukan dalam setiap tindakan penyajian materi pembelajaran. Ini dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif. Suatu penelitian yang bersifat praktis, menyesuaikan situasi dan kondisi konstekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di sekolah dasar. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran matematika yang paling efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang lebih baik Kepala sekolah, guru dan peneliti dilibatkan sejak dialog awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring, refleksi, dan evaluasi.


(32)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan menjadi dua yaitu metode pokok dan metode bantu.

1) Metode Pokok

Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Menurut Margono (2004 : 158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh kolaborator pada kelas yang dipakai untuk penelitian agar diperoleh gambaran secara langsung proses pembelajaran di kelas.

2) Metode Bantu

Metode bantu dibedakan menjadi empat yaitu catatan lapangan, dokumentasi, wawancara, dan tes.

a. Catatan lapangan

Dalam penelitian ini catatan lapangan yang digunakan adalah model catatan catatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika. Menurut Moleong (2005: 209) catatan pengamatan adalah pernyatan tentang semua peristiwa yang dialami yaitu di dengat dan diihat serta tidak boleh berisi penafsiran, hanya catatan sebagaimana adanya yang merupakan catatan tentang apa, siapa, bagaimana kegiatan suatu manusia.


(33)

Metode ini adalah suatu metode untuk mencari data mengenai halhal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Dokumen yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan data identitas siswa antar lain seperti nama siswa, nomor induk siswa, dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah.

c. Wawancara

Wawancara terhadap observasi yang dilakukan guru matematika dimaksudkan untuk mengungkapkan tanggapan guru matematika secara tertulis mengenai inisiatif dan reaksi siswa dalm pembelajaran matematika setelah penelitian selesai dilakukan. Aspek-aspek yang ingin diungkapkan melalui tanggapan guru matematika ini meliputi :

- Reaksi dan inisiatif siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian yaitu tentang pemahaman siswa.

- Kesimpulan umum tentang usaha peningkatan hasil siswa - Saran untuk tindak lanjut

d. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 127), tes adalah serentetan pertanyan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.


(34)

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk uraian atau essay, yaitu tes yang berbentuk pertanyaan tulisan yang jawabannya merupakan kalimat yang panjang. Tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar dalam matematika dengan belajar tuntas.

3.10 Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses pembelajaran. Menurut Miles dan Hubberman (Sutama, 2000: 104), alur yang dilalui meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap tindakan terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi, dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan sampai 75% siswa mampu memperoleh nilai minimal 60. Dengan demikian langkah analisis data kualitatif dalam tindakan ini dilakukan semenjak tindakan dilaksanakan.

3.11 Evaluasi


(35)

Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan minimal yang dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain.

Sebelum mengadakan evaluasi, kita harus menyiapkan alat tes berupa soal. Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.

3.11.2 Menyusun Soal Tes

Soal tes berbentuk uraian atau essai. Siswa menjawab soal sesuai dengan pertanyaan yang sesuai dengan indikator menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang.

3.11.3 Menguji Coba Instrumen Tes

Untuk mendapatkan validitas yang baik, maka instrumen tes diujicobakan di kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.


(36)

3.11.4 Menganalisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Dari hasil uji coba instrumen tes, maka skor yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang.

3.12 Jadwal Penelitian

Penelitian dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan setiap siklus, dan pembuatan laporan. Jadwal penelitian dimulai dari minggu kedua bulan Mei 2012.

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

1 Persiapan        

Pelaksanaan siklus 1 

a. Perencanaan tindakan 

b. Pelaksanaan tindakan dan observasi 

c. Analisis dan refleksi 

Pelaksanaan siklus 2 

a. Perencanaan tindakan 

b. Pelaksanaan tindakan dan observasi 

c. Analisis dan refleksi 

Pelaksanaan siklus 3 

a. Perencanaan tindakan 

b. Pelaksanaan tindakan dan observasi 

c. Analisis dan refleksi 

5 Pembuatan laporan penelitian     

Mei 4 April 3 2 Maret Kegiatan No Februari


(37)

Personalia penelitian terdiri atas guru kelas III sebagai peneliti dan teman sejawat/kolaborator juga guru kelas di SD Negeri III Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

3.13.1 Guru Peneliti

Nama : Sumani

NPM : 1013119078

Program Studi : S-1 PGSD

Jurusan : PGSD

Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Tempat Penelitian : SD Negeri 1 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo

Alamat Sekolah : Jalan Raya Yudistira, Kecamatan Gadingrejo,

Kabupaten Pringsewu

3.13.2 Teman Sejawat (Kolaborator)

Nama : Heru Sugondo, S.Pd.SD.

NIP : 19650321 198807 1002

Guru Bidang Studi : Guru Kelas

Tempat Mengajar : SD Negeri 1 Tulungagung

Alamat Sekolah : Jalan Raya Yudistira, Kecamatan Gadingrejo,


(38)

(39)

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pendekatan belajar tuntas pada pembelajaran Tematik mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada siklus I, hasil belajar siswa 50,66 dengan predikat kurang, pada siklus II hasil belajar siswa 63,34 dengan predikat cukup, dan pada siklus III hasil belajar siswa mencapai 77,33 dengan predikat baik.

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas, siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tulungagang Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.

a) Penerapan metode pendekatan belajar tuntas dapat meningkatkan hasil belajar Tematik mata pelajaran Matematika siswa kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012. Proses pembelajaran Tematik pada setiap siklus menerapkan metodel pendekatan belajar tuntas dan dibimbing oleh peneliti dan kolaborator.


(40)

2

b) Hasil penelitan pembelajaran Tematik mata pelajaran Matematika pada siklus I, nilai hasil belajar Matematika siswa, rata-rata 50,66 dan siswa yang mencapai KKM 5 siswa (20%). Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 63,34 atau meningkat 12,68, dan siswa yang mencapai KKM 17 siswa (68%) atau bertambah 12 siswa. Pada siklus III, nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 77,33 atau meningkat 13,99, dan siswa yang mencapai KKM 22 siswa (88%) atau bertambah 5 siswa dibandingkan siklus II.

c) Nilai rata-rata hasil belajar siswa 50,66 dan jumlah siswa yang mencapai KKM 5 siswa pada siklus I, dibandingkan dengan siklus II nilai rata-rata hasil belajar 63,34 pada penelitian tindakan kelas ini, tampak sekali bahwa terjadi peningkatan yang cukup, sedangkan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah 12,68, dan siswa mencapai KKM 17 siswa. Peningkatan hasil belajar siklus II ke siklus III adalah 13,99, dan siswa yang mencapai KKM 22 siswa.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, peneliti menyarankan sebagai berikut.

a. Untuk Guru

1) Pendekatan belajar tuntas dapat dijadikan alternatif oleh guru untuk memotivasi siswa berlatih dan belajar pada pembelajaran Tematik.

2) Guru harus lebih cepat tanggap terhadap kesulitan-kesulitan belajar siswa yang dihadapi dalam menerima materi pembelajaran yang menyebabkan kemampuan belajar siswa menurun. Untuk mengatasi hal tersebut guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, dianjurkan menggunakan pendekatan atau metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Guru juga sanggup dan bersedia memberikan motivasi, nasihat, dan bimbingan kepada siswa.


(41)

3

3) Guru selalu memberikan latihan secara kontinyu dengan bimbingan seperlunya untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik.

4) Dalam menghadapi tugas sehari-hari perlu berkolaborasi dengan sesama guru untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran khususnya dalam menangani hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik.

5) Pelaksanaan siklus ke siklus sebaiknya jangan terlalu lama, karena dapat mengakibatkan siswa lupa, jenuh atau bosan terhadap pendekatan atau metode yang digunakan.

b. Untuk Sekolah

I. Sekolah sebaiknya memperbanyak work shop atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk menunjang proses pembelajaran umumnya, dan khususnya pembelajaran Tematik.

II. Untuk mengaktifkan guru, kepala sekolah perlu melakukan supervisi secara terus menerus dengan diberi umpan balik.

III.Kepala sekolah selalu mendorong adanya kerja kolaborasi sesama guru.

IV.Memberikan motivasi kepada guru untuk memanfaatkan pendekatan atau metode pembelajaran, khususnya pendekatan belajar tuntas pada materi pembelajaran tertentu.

V. Membantu guru dalam pengadaan media pembelajaran, khususnya media

pembelajaran Tematik.

VI.Sekolah melengkapi sarana belajar yang lain, seperti alat peraga Tematik, telavisi, internet, OHP, surat kabar, majalah dan lain-lain.


(42)

4

1) Siswa harus instropeksi diri dan harus lebih banyak melakukan pelatihan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dimiliki.

2) Siswa hendaknya lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran Tematik di kelas. 3) Siswa harus banyak berlatih untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. 4) Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar

proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan.

5) Siswa hendaknya memiliki minat belajar yang tinggi agar tercapai prestasi belajar yang baik.


(43)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS

DI KELAS III SDN1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012 (Skripsi)

Oleh SUMANI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS

DI KELAS III SDN 1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012

(Skripsi)

Oleh SUMANI NPM 1013119078

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2011/2012


(45)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 15 3.2 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 17 4.1 Grafik Klasikal Belajar Tuntas Menghitung Keliling, Luas Persegi

dan Persegi Panjang Siklus I ... 70 4.2 Grafik Klasikal Belajar Tuntas Menghitung Keliling, Luas Persegi

dan Persegi Panjang Siklus II ... 71 4.3 Grafik Klasikal Belajar Tuntas Menghitung Keliling, Luas Persegi

dan Persegi Panjang Siklus III ... 72 4.4 Grafik Nilai Rata-Rata Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi


(46)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.5.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Tuntas ... 7

2.2 Hasil Belajar ... 13

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 15

3.2 Setting Penelitian ... 18

3.2.1 Tempat Penelitian ... 18

3.2.2 Waktu Penelitian ... 18

3.3 Subjek Penelitian ... 18

3.4 Rencana Penelitian Tindakan Kelas ... 19

3.4.1 Perencanaan Tindakan ... 19

3.4.2 Pelaksanaan Tindakan ... 19

3.4.3 Observasi ... 21

3.4.4 Refleksi ... 21

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.6 Teknik Analisis Data ... 23

3.7 Langkah-Langkah Menganalisis Data ... 24

3.7.1 Perencanaan Siklus I ... 26

3.7.2 Perencanaan Siklus II ... 27

3.7.3 Perencanaan Siklus III ... 28

3.8 Pelaksaaan Penelitian Tindakan Kelas ... 29

3.9 Pengumpulan Data ... 32


(47)

3.11 Evaluasi ... 35

3.11.1 Mempersiapkan Evaluasi ... 35

3.11.2 Menyusun Soal Tes ... 35

3.11.3 Menguji Coba Instrumen Tes ... 36

3.11.4 Menganalisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 36

3.12 Jadwal Penelitian ... 36

3.13 Personalia Penelitian ... 37

3.13.1 Guru Peneliti ... 37

3.13.2 Teman Sejawat (Kolaborator) ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.2 Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ... 38

4.3 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 40

4.3.1 Perencanaan (Planning) ... 40

4.3.2 Tindakan (Acting) ... 41

4.3.3 Pengamatan (Observating) ... 43

4.3.4 Refleksi (Reflecting) ... 44

4.4 Rekomendasi Siklus II ... 49

4.5 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 49

4.5.1 Perencanaan (Planning) ... 49

4.5.2 Tindakan (Acting) ... 50

4.5.3 Pengamatan (Observating) ... 51

4.4.4 Refleksi (Reflecting) ... 52

4.6 Rekomendasi Siklus III ... 60

4.7 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus III ... 61

4.7.1 Perencanaan (Planning) ... 61

4.7.2 Tindakan (Acting) ... 62

4.7.3 Pengamatan (Observating) ... 64

4.7.4 Refleksi (Reflecting) ... 65

4.8 Rekomendasi Perbaikan ... 69

4.9 Pembahasan ... 70

4.9.1 Perkembangan Kemampuan Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Belajar Tuntas ... 70

4.9.1.1 Pembelajaran Siklus I ... 70

4.9.1.2 Pembelajaran Siklus II ... 71

4.9.1.3 Pembelajaran Siklus III ... 72

4.9.2 Pembelajaran Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang Melalui Pendekatan Belajar Tuntas ... 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1987. Deduktif Metodik. Semarang : CV. Toha Putra.

Arikunto, Suharsimi. 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekaran Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Fitri. 2007. Usaha Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Merespon Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Belajar Tuntas. Skripsi-UMS. http://www.google.co.id/= penerapan belajar tuntas menurut Ana&oq= (25 Mei 2012).

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hutabarat, EP. 1995. Cara-cara Belajar. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Khafid. 2006. Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta: Erlangga.

Kusuma, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Maryamah, Siti. 2007. Usaha Meningkatkan Pemahaman Konsep, Fakta, Prinsip, dan Skill Matematika Melalui Metode Mastery Learning. Skripsi-UMS. http://www.google.co.id/= penerapan belajar tuntas menurut Ana&oq= (25 Mei 2012).

Moleong. 2005. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution,S.1996. Pengertian Prestasi Belajar.http://www.anneahira.com/pengertian-prestasi-belajar-menurut-para-ahli.htm.diakses pada tanggal 25 Mei 2012. Sutama. 2000. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Matematika Melalui

Pembenahan Gaya Mengajar Guru di SLTP Negeri 18 Surakarta. Tesis. Yogyakarta:Program Pasca Sarjana UMY .http ://hemow. wordpress. Com

/2007/06/27/skripsi-bab-i-ii-iii/ (diakses 25 Mei 2012)


(49)

2

Suyoko, Yitno. 2007. Tematik untuk Sekolah Dasar/ MI kelas III Semester 2. Jakarta: Mutiara Permata Bangsa.

Tim Unila. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah.Bandarlampung:Universtas Lampung. Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja


(50)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Indikator Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang ... 24 3.2 Tolok Ukur Kemampuan Menghitung Keliling, Luas Persegi dan

Persegi Panjang ... 25 3.3 Jadwal Penelitian ... 36 4.1 Persentase Hasil Belajar Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi

Panjang Siklus I ... 47 4.2 Persentase Hasil Belajar Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi

Panjang Siklus II ... 57 4.3 Persentase Hasil Belajar Menghitung Keliling, Luas Persegi dan Persegi


(51)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan PTK ini tepat pada waktunya. Laporan ini hasil penelitian mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang dilaksanakan di kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd., selaku dosen Pembimbing. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., Selaku dosen Pembahas.

5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu dan Staf yang telah memberi kesempatan belajar bagi penulis di FKIP Unila.


(52)

7. Seluruh dewan guru, karyawan, beserta staf tata usaha SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo.

8. Siswa-siswi kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo. 9. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT memberikan berkah, rahmat, dan hidayah serta kemuliaan-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan laporan PTK ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Bandarlampung, Agustus 2012 Penulis,

Sumani


(53)

MOTTO

Sendiri berinspirasi, berdua berdiskusi, bertiga atur setrategi, dan berempat turun aksi

Dengan ilmu kehidupan akan menjadi mudah, dengan seni kehidupan akan lebih indah, dengan agama kehidupan akan lebih terarah

Tebarkan ilmu yang kau dapat meski hanya satu ayat

Sebaik-baik manusia adalah orang yang sanggup menjadikan dirinya sebesar-besarnya manfaat di tengah-tengah masyarakat


(54)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. H. Syaifuddin Latif, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Acmad, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(55)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sumani

NPM : 101311 9078

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Judul PTK : Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Melalui Pendekatan Belajar Tuntas di Kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Tahun

Pelajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Bandarlampung, Juni 2012 Yang Membuat Pernyataan,

materai 6000

Sumani


(56)

PERSEMBAHAN

Puji syukur dan bahagia atas segala rahmat dan hidayah yang Allah Swt. limpahkan, saya mempersembahkan laporan PTK ini, kepada orang-orang terkasih dan tercinta sebagai berikut.

1. Orang tua dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dan dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin terbalaskan.

2. Suami tercinta yang telah memberi motivasi dan semangat serta kebersamaan, sehingga memberikan kedamaian, ketenangan, dan keberhasilan.

3. Ketiga buah hatiku, Erik Setiawan, Dedek Hermawan, Anggita Okta Mulinasari yang selalu memberikan dorongan, inspirasi dan motivasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.

4. Para dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membantu menyelesaikan kuliahku. 5. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Staf Tata Usaha, dan para siswa SD Negeri 1

Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan tepat waktu.


(57)

Judul : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK

MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS DI KELAS III SD NEGERI 1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Sumani

NPM : 1013119078

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI :

Ketua Jurusan, Pembimbing ,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd.


(58)

RIWAYAT HIDUP

Sumani dilahirkan di Tulungagung, pada tanggal 07 November 1967. Sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Markani dan Ibu Satinem.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti, Sekolah Dasar Negeri 2 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1982, Sekolah Menengah Pertama Harapan Masa Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1985, Sekolah Pendidikan Guru Muhammadiyah Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1988, Diploma II, Universitas Terbuka, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) selesai tahun 2004.

Pendidikan sebagai mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar bulan Juli 2010 dan selesai pada tanggal 3 Agustus 2012.


(1)

MOTTO

Sendiri berinspirasi, berdua berdiskusi, bertiga atur setrategi, dan berempat turun aksi

Dengan ilmu kehidupan akan menjadi mudah, dengan seni kehidupan akan lebih indah, dengan agama kehidupan akan lebih terarah

Tebarkan ilmu yang kau dapat meski hanya satu ayat

Sebaik-baik manusia adalah orang yang sanggup menjadikan dirinya sebesar-besarnya manfaat di tengah-tengah masyarakat


(2)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. H. Syaifuddin Latif, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Acmad, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(3)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sumani

NPM : 101311 9078

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Judul PTK : Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Melalui Pendekatan Belajar Tuntas di Kelas III SD Negeri 1 Tulungagung Tahun

Pelajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Bandarlampung, Juni 2012 Yang Membuat Pernyataan, materai

6000

Sumani


(4)

PERSEMBAHAN

Puji syukur dan bahagia atas segala rahmat dan hidayah yang Allah Swt. limpahkan, saya mempersembahkan laporan PTK ini, kepada orang-orang terkasih dan tercinta sebagai berikut.

1. Orang tua dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dan dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin terbalaskan.

2. Suami tercinta yang telah memberi motivasi dan semangat serta kebersamaan, sehingga memberikan kedamaian, ketenangan, dan keberhasilan.

3. Ketiga buah hatiku, Erik Setiawan, Dedek Hermawan, Anggita Okta Mulinasari yang selalu memberikan dorongan, inspirasi dan motivasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.

4. Para dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membantu menyelesaikan kuliahku. 5. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Staf Tata Usaha, dan para siswa SD Negeri 1

Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan tepat waktu.


(5)

Judul : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK

MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS DI KELAS III SD NEGERI 1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Sumani

NPM : 1013119078

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI :

Ketua Jurusan, Pembimbing ,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19540809 198111 1 001


(6)

RIWAYAT HIDUP

Sumani dilahirkan di Tulungagung, pada tanggal 07 November 1967. Sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Markani dan Ibu Satinem.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti, Sekolah Dasar Negeri 2 Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1982, Sekolah Menengah Pertama Harapan Masa Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1985, Sekolah Pendidikan Guru Muhammadiyah Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1988, Diploma II, Universitas Terbuka, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) selesai tahun 2004.

Pendidikan sebagai mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar bulan Juli 2010 dan selesai pada tanggal 3 Agustus 2012.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR TEMA KEGEMARAN PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI KELAS III SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 60

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 SUKARAME BANDARLAMPUNG

1 18 73

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III SD NEGERI 1 MATARAM GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 25

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS DI KELAS III SDN1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 58

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 26 61

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 48

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK KELAS III SD NEGERI 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 3 5

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 4 71

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KALIAWI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 63 66