Persiapan Pengadaan Barang Jasa

commit to user 26

D. Persiapan Pengadaan Barang Jasa

Dalam proses pengadaan barang jasa pemerintah diperlukan pesiapan terlebih dahulu. Persiapan pengadaan barang jasa dilakukan untuk mendapatkan proses pengadaan yang lebih matang dan dapat berjalan lancar. Pegawai instansi harus memahami dan menguasai dalam persiapan pengadaan barang jasa persiapan barang jasa di instansi pemerintah dilakukan untuk meningkatkan kompetensi yang mempengaruhi sikap dan perilaku aparatur pengadaan barang jasa dengan efektif efisien, adil tidak diskriminatif dan terbuka yang mencerminkan aparatur penyelenggara yang bersih dan berwibawa. Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa yang tidak sehat berdampak pada kerugian yang akan ditanggung oleh masyarakat, termasuk rendahnya kualitas pelayanan yang diterima dari pemerintah. Untuk itu adanya persiapan pengadaan barang jasa sangat berpengaruh dalam hal ini. Menurut Adrian Sutedi, S.H. M.H 2008: 46 dalam buknya “Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan berbagai permasalahannya menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan dalam rangka menyehatkan praktik pengadaan barang dan jasa, baik oleh pihak pemerintah maupun masyarakat sipil. Pertama, memperkuat dasar hukum pengadaan barang dan jasa, status hukum pengadaan barang dan jasa dalam bentuk keputusan presiden nomor 80 tahun 2002 tentang pedoman commit to user 27 pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, yang kemudian disempurnakan lewat peraturan presiden nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat keputusan presiden nomor 80 tahun 2003. Kedua, peningkatan kapasitas capacity building bagi para kontraktor local. Peran ini dapat diemban oleh pemerintah dan asosiasi perusahaan pengadaan barang jasa lewat berbagai program pelatihan dan sosialisasi mengenai kompetensi Teknis dan manajemen. Selama ini asosiasi hanya berfungsi sebagai tempat bagi para pengusaha barang dan jasa untuk berbagai bagi proyek, kepedulain asosiasi dalam meningkatkan kapasitas anggota merupakan keperpihakan yang nyata dalam rangka mempertahankan eksistensi perusahaan barang dan jasa dalam jangka waktu yang panjang. commit to user 28 Gambar 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN PENGADAAN APBN berdasarkan UU 172003 dan UU 12004 APBN Penjelasan diberikan perubahan dari skema organisasi pada suatu satuan kerja sebelumnya, yaitu : 1. Pejabat Pembuat Komitmen yaitu Pejabat yang diangkat oleh pengguna AnggaranKuasa pengguna anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. PRESIDEN PENGGUNA ANGGARANMentriKepala LPND KUASA PENGGUNA ANGGARAN Satuan Kerja Pejabat pembuat komitmen Bendahara Pembantu Layanan Pengadaan Bendahara Pengadaan Pejabat Verifikator Pejabat Penandatang anan SPM commit to user 29 2. Kuasa pengguna anggaran adalah Pejabat yang ditunjuk oleh pengguna anggaran untuk menggunakan anggaran KementrianLembagaSatuan Kerja. 3. Penyedia barang atau jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatanya menyediakan barang atau jasa. 4. Panitia pengadaan adalah Tim yang diangkat oleh pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang atau jasa. 5. Unit pelayanan pengadaan adalah satu unit yang terdiri pegawai pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang atau jasa pemerintah dibentuk pengguna kuasapengguna anggaran bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemerintah penyedia barangjasa dilingkungan DepartemenLembaga. 6. Pejabat pengadaan adalah 1 satu orang yang diangkat oleh pengguna anggarankuasa pengguna anggaran untuk melaksanakan pengadaan barang atau jasa dengan nilai sampai dengan nilai sampai dengan 50 juta rupiah Ketiga, proses perencanaan pengadaan dilakukan secara profesional, dan sesuai dengan recana strategis dari dokumen perencanaan pembangunan yang ditetapkan. Proses perencanaan kadang-kadang telah menjadi permulaan dari tidak sehatnya proses pengadaan barang dan jasa. Yang terjadi selama ini perencanaan commit to user 30 dilakukan secara esekutif, setelah tiba di legislatif dimulailah deal-deal terbatas, terutama pada panitia anggaran dan seluruh rencana biasa berubah. Keempat, masyarakat menggiatkan diri pada aksi peniup pluit whistle blower atau watchod. Karena masyarakatlah yang akan menjadi user dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan, maka secara moral masyarakat dituntut kepeduliannya untuk melakukan pengawasan. Pemerintah dituntut memiliki akses yang luas kepada masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai proyek. Bahkan sebelum proyek dilaksanakan sebaiknya pemerintah memberi sosialisasi kepada masyarakat mengenai proyek yang akan dilaksanakan. Sehingga masyarakat sendiri menjadi safeguarding bagi keberhasilan proyek pengadaan barng dan jasa. Pendekatan lainnya adalah adanya lembaga-lembaga pemantau yang diinisiasi masyarakat sipil. Lembaga pemantau pengadaan barang dan jasa yang telah berdiri pada level nasional Indonesia Procurement Wacth sebaiknya diikuti inisiasinya pada level provinsi maupun Kabupaten. Lembaga ini haruslah terdiri dari pribadi- pribadi yang memiliki kompetensi, integritas dan track record yang memadahi, karena jika tidak lembaga ini akan terbeli pihak-pihak tertentu yang mempunyai kepentingan pada proses pengadaan barang dan jasa, baik itu dari pemerintah, DPRD, maupun pihak pengusaha. commit to user 31 Tujuan persiapan pengadaan barang jasa adalah : a. Diperolehnya barang jasa dengan kualitas yang diharapkan ditetapkan b. Terjaminnya kelancaran dari proses pengadaan itu sendiri. Tipa batasan triple constrant dalam persiapan pengadaan barang jasa: a. Besarnya biaya anggaran yang dialokasikan, yang tidak diperkenankan dilampaui jumlah pengeluarannya. b. Jadual kegiatan proyek dalam kaitan dengan kurun waktu lamanya dan tanggal lahir yang telah ditentukan. c. Mutu produk atau hasil kegiatan proyek yang harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Butir-butir pokok dalam rangka persiapan pengadaan: Prinsip-prinsip dasar pengadaan barang jasa yaitu: a. Efisien, ini berarti pengadaan barang jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat- singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Efektif, berarti pengadaan barang jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. commit to user 32 c. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang jasa harus terbuka bagi penyedia barang jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang jasa yang setara dan memenhi syarat cerita tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas. d. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang jasa, termasuk syarat Teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barangjasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya. e. Aditidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun. f. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip- prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang jasa. commit to user 33 BAB III DESKRIPSI LEMBAGA INSTANSI

a. DPRD Kota Surakarta

Reformasi yang bergulir mendorong terjadinya perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan menuju lebih baik, dengan membuka babak baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. DPRD kota Surakarta berdiri semenjak berdirinya pemerintah kota Surakarta yakni disebutkan bahwa undang-undang nomor 16 tahun 1950 tentang pembentukan daerah-daerah kota besar dalam lingkungan propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, maka dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Surakarta DPRD Kota Surakarta. DPRD Kota Surakarta merupakan unsur penyelenggaraan pemerintah daerah. Sebagaimana diketahui bahwa secara umum terdapat tiga fungsi dari lembaga legislatif, yaitu: b. Fungsi pengangguran c. Fungsi perundangan d. Fungsi pengawasan commit to user 34 Dengan demikian kinerja lembaga ini haus dikembalikan pengukuran dan penilaiannya kepada pelaksanaan tugas-tugas pokok yang bersifat umum tersebut.

b. Dasar Hukum, Kedudukan DPRD Kota Surakarta

Kinerja sebuah lembaga legislatif, dapat diukur dan dinilai dengan mendasarkan kepada pencapaian tujuannya. Sementara keberadaan lembaga legislatif adalah sebagai lembaga yang diharapkan mampu menjadi kekuatan pengawas dan penyeimbang chek dan balance atas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah oleh badan esekutif daerah pemerintah kota. Tujuan yang dimaksud adalah penyelenggaraan pemerintahj dan pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang sederhana dalam dimensi luas. Sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945, wilayah negara Kesatuan Republik Idonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan kota, yang masing-masing sebagai daerah otonomi. Sebagai daerah otonomi, daerah provinsi dan Kabupaten kota memiliki pemerintah daerah yang melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah daerah, yakni pemerintah daerah dan dewan perwakilan daerah DPRD. Kepala daerah adalah kepala pemerintah daerah baik di daerah provinsi maupun Kabupaten kota yang merupakan eksekutif di daerah, sedangkan commit to user 35 DPRD baik di daerah provinsi maupun daerah Kabupaten kota merupakan lembaga legislatif daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah diterapkan prinsip demokrasi. Dalam undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, diatur mengenai pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat yang diajukan oleh partai atau gabungan partai politik yang kemudian ada perubahan yaitu undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan atas undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Visi dan misi DPRD kota Surakarta tertuang dalam Rencana Kerja DPRD pada tiap Masa Bhakti 5 tahun sekali adalah sebagai berikut: a. Visi DPRD Kota Surakarta 1. Aspiratif, adalah keberpihakan kepada masyarakat, mengutamakan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat Kota Surakarta. 2. Responsif, adalah cepat dan tanggap dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat. 3. Profesional, adalah dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan keahlian dan kewenangan yang dimiliki. commit to user 36 4. Bertanggung jawab, adalah berani dan konsekuen melaksanakan fungsi yang diemban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Berwawasan budaya, adalah mendasar pada cipta, rasa, rasa, etika dan estetika. b. Misi DPRD Kota Surakarta 1. Memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat kota Surakarta dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. 2. Meningkatkan kepekaan dan kepedulain dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat kota Surakarta. 3. Meningkatkan profesionalisme DPRD kota Surakarta sesuai dengan tugas dan fungsi. 4. Membangun komunikasi dan kemitraan DPRD dengan pemerintah kota Surakarta, masyarakat, akademis, pers dan lembaga lainnya. 5. Meningkatkan daya pikir, nilai rasa, perilaku yang bermartabat dan hasil karya yang berguna untuk kesejahteraan Kota Surakarta. commit to user 37

c. Sekretariat DPRD Kota Surakarta

Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Surakarta berlokasi di Jl. Adi Cucipto No. 143 A Jajar, kecamatan Laweyan, kota Surakarta. Sekretariat DPRD Kota Surakarta merupakan pembangunan kedua setelah balaikota Surakarta mengalami kebakaran. Secretariat Dewan Perwakilan Darah Kota Surakarta adalah unsur staf yang membantu pimpinan Dewan Perwakilan Daerah kota Surakarta dalam menyelenggarakan tugas dan kewajibannya. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas tersebut sekreariat DPRD dibantu oleh staf DPRD dari pegawai Negeri Sipil.

d. Kedudukan dan Tugas Pokok Sekretariat DPRD

Perubahan yang sangat mendasar dengan telah berlakunya Undang-undang nomor 12 tahun 2008 adalah terjadinya perubahan kedudukan Badan Legislatif sebagai mitra kerja yang sejajar dengan Badan Eksekutif. Dengan demikian telah terjadi perubahan yang signifikan dengan peran dan fungsi DPRD dengan adanya perubahan tersebut proses kegiatan kesekrataritan Dewean mengharuskan adanya mekanisme yang sangat intens agar senantiasa tercipta kesatuan gerak dan langkah dalam mata rantai kerja yang harmonis. Dengan demikian kegiatan pelayanan yang menjadi tugas pokok dari sekreariat dewan dapat dilaksanakan dengan optimal. commit to user 38 Sekretariat DPRD kota Surakarta mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2008 pasal 5. dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa, secretariat DPRD merupakan unsur peraturan tersebut dijelaskan bahwa, secretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD yang dipimpin oleh seorang sekretaris DPRD yang berkedudukan secara teknik operasional berada dibawah dan bertanggung jawa kepada pimpinan DPRD dan secara administrative bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas-tugas Pokok dari Sekretariat DPRD adalah: 1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan 2. Menyelenggarakan administrasi keuangan. 3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD. 4. Dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana hal tersebut di atas, Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi: 1. Penyelenggaraan administrasi kesekreariatan DPRD. 2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD. 3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD dan commit to user 39 4. Penyediaan dan pengoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. Dalam upaya meningkatkan kinerja DPRD sebagai unsur perwakilan rakyat daerah dalam menjalankan fungsi penganggaran, fungsi perundangan, fungsi pengawasan dan fungsi keterwakilannya. Sekretariat DPRD dituntut untuk mampu berperan sebagai fasilisator dan mediator. Untuk itu secretariat DPRD harus mampu berperan sebagai fasilisator dan mediator. Untuk itu secretariat DPRS harus mampu dan harus profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta mampu memberikan dukungan yang optimal kepada DPRD agar dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dapat melaksanakannya secara efektif dan efisien. Sehingga secretariat DPRD Kota Surakarta mempunyai visi dan misi dalam pengembang tugasnya, yaitu: c. Visi : Terwujudnya pelayanan prima bagi DPRD dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. d. Misi : 1 Meningkatkan profesionalisme pejabat dan staf secretariat DPRD. 2 Meningkatkan prasarana dan sarana kerja 3 Meningkatkan pelayanan kepada anggota DPRD dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. commit to user 40

g. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD terdiri dari 4 sub bagian, dan tiap-tiap sub bagian dipimpin oleh seorang kepala sub bagian. Struktur organisasi DPRD Surakarta berdasarkan peraturan Walikota Surakarta nomor 19-A tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Jabatan Struktural pada Sekretariat DRPD adalah sebagai berikut: a. Sekretaris DPRD b. Bagian legislasi, membawakan 1. Subbagian rapat dan risalah. 2. Sub bagian penyusunan peraturan 3. Sub bagian evaluasi dan pelaporan c. Bagian keuangan, membawahi: 1. Subbagian anggaran 2. Subbagian perbendaharaan. 3. Subbagian akuntansi d. Bagian humas dan protokol, membawahkan: 1. Subagian humas dan dokumentasi. 2. Subbagian protokol e. Bagian umum, membawahi: 1. Subbagian tata usaha 2. Subagian rumah tangga dan perlengkapan commit to user 41 f. Kelompok jabatan fungsional Uraian tugas-tugas jabatan struktural di Sekretariat DPRD kota Surakarta: a. Sekretaris DPRD Mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Dengan beberapa uraian sebagai berikut: 1. Menyusun rencana strategis dan rencana kerja Sekretariat DPRD. 2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan. 3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk Teknis program kegiatan badan sesuai dengan bidang tugas. 4. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 5. Menerapkan standar pelayanan prima. commit to user 42 6. Melaksanakan pengelolaan kesekretariatan, meliputi : perencanaan, evaluasi, pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. 7. Menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ dan EKPPD secretariat DPRD. 8. Menyusun kebijaksanaan Teknis di bidang legislasi, keuangan, humas dan protokol dan umum. 9. Menyusun rencana, penelaah dan pengkoordinasi perumusan kebijakan pimpinan DPRD. 10. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian teknis urusan kesekretariatan DPRD. b. Bagian legislasi Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang Rapat dan risalah, penyusunan peraturan dan evaluasi dan pelaporan peraturan. e. Subbagian Rapat dan Risalah Mempunyai tugas penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang Rapat dan Risalah, meliputi: pelaksanaan persiapan rapat-rapat dan penyusunan risalah guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD. commit to user 43 f. Subbaggian penyusunan Peraturan Mempunyai tugas melakukan penyiapan konsep pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang penyusunan perundang-undangan, meliputi : menyiapkan bahan peraturan perundang-undangan, menyusun rancangan keputusan pimpinan DPRS dan keputusan DPRD serta rancangan peraturan daerah Inisiatif DPRD dan pengelolaan sistem jaringan dokumenasi dan informasi hukum. g. Subbagian evaluasi dan pelaporan Mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan konsep rencana kerja dan penyusunan evaluasi dan pelaporan peraturan, meliputi: menyiapkan bahan-bahan raperda yang akan dilakukan pembahasan dan pelaksanaan pengkajian terhadap produk hukum dan pelaporan perda-perda yang sudah ditetapkan. c. Bagian keuangan Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang perencanaan dan anggaran, akuntansi, dan perbendaharaan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD. commit to user 44 h. Subbagian Anggaran Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang perencanaan dan anggaran, meliputi: penyusunan program kerja, penyusunan anggaran dan penyusunan LAKIP. i. Subbagian perbendaharaan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang Humas dan Dokumentasi, meliputi: pelaksanaan kegiatan operasional sekretarit dewan serta verifikasi atas pertanggungjawaban keuangan. j. Subbagian akuntansi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelaksanaan administrasi dibidang akuntansi, meliputi: pengendalian keuangan dan pembukuan keuangan. k. Subbagian akuntansi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelaksanaan administrasi di bidang akuntansi, meliputi: pengendalian keuangan dan pembukuan keuangan. commit to user 45 d. Bagian humas dan protokol Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang humas, dokumentasi dan protokol, penyerapan aspirasi masyarakat dan perjalanan dinas. l. Subbagian humas dan dokumentasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang humas dan dokumentasi, meliputi: pelaksanaan kegiatan kehumasan, hubungan antara lembaga, penyerapan aspirasi masyarakat, dokumentasi dan perjalanan dinas. m. Subbagian protokol Mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang protokol meliputi: menyiapkan pelayanan kegiatan keprotoolan dan penerimaan tamu dan penyiapan sambutan-sambutan. e. Bagian umum Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang tata usaha, kepegawaian, rumah tangga, dan perlengkapan di lingkungan secretariat DPRD. commit to user 46 n. Subbagian tata usaha Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang tata usaha, meliputi: organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, kearsipan dan kepegawaian. o. Sub bagian rumah tangga dan perlengkapan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang rumah tanga dan perlengkapan, meliputi: pelaksanaan dan pelayanan Teknis penyelenggaraan rapat, pemeliharaan, perawatan gedung dan kantor, kesehatan dan olahraga, dan keamaman lingkungan gedung dan kantor dan analisis kebutuhan dan pengadaan, inventarisasi, perlengkapan, pemeliharaan dinas. f. Formal jabatan fungsional

h. Analisis pekerjaan bagian umum sub bagian tata usaha.

a. Bagian umum Sebagaimana dimaksud di atas bahwa tugas dari bagian umum adalah melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang tata usaha, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan secretariat DPRD. Bagian umum dipimpin oleh seorang kepala bagian. commit to user 47 b. Sub bagian tata usaha Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa sub bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, kepegawaian dan perjalanan dinas. Sub bagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala sub bagian tata usaha. Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut: commit to user 48 BAB IV PEMBAHASAN Kinerja sebuah lembaga termasuk lembaga legislatif, dapat diukur dan dinilai dengan mendasarkan kepada pencapaian tujuannya. Sementara keberadaan lembaga legislatif adalah sebagai lembaga yang diharapkan mampu menjadi kekuatan pengawas dan menyeimbang chek dan balances atas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah oleh badan esekutif daerah pemerintah daerah. Tujuan yang dimaksud adalah penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang sejahtera dalam dimensi yang luas. Secara umum terdapat faktor-faktor yang ikut berpengaruh atas kinerja lembaga ini, yaitu yang bersifat internal dan eksternal. Faktor- internal antara lain : regulasi DPRD yang mengatur mekanisme tata kerja, kualitas anggota DPRD, anggaran dan fasilitas, informasi yang dimiliki diakses DPRD, dukungan secretariat DPRD, tradisi dan sejarah. Kemudian untuk faktor eksternal antara lain : sistem politik yang berlaku, rekruitmen anggota DPRD, dukungan masyarakat konstituen, dukungan media massa. Didalam sekretariat DPRD Surakarta pada bagian umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang tata usaha, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan di Sekretariat DPRD. commit to user 49 Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bagian umum mempunyai tugas: a. Penyiapan bahan pelaksanaan dan administrasi di bidang tata usaha dan kepegawaian. b. Penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang rumah tangga dan perlengkapan. c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekrearis DPRD sesuai tugas dan fungsinya. Bagian umum membawahi: a. Subbagian tata usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang tata usaha meliputi: organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, kearsipan dan kepegawaian. b. Subbagian rumah tangga dan perlengkapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang rumah tangga dan perlengkapan, meliputi: pelaksanaan dan pelayanan Teknis penyelenggaraan rapat, pemeliharaan, perawatan gedung dan kantor, kesehatan dan olahraga dan keamanan lingkungan gedung dan kantor dan analisis kebutuhan pengadaan, inventarisasi, perlengkapan, pemeliharaan kendaraan dinas. Dalam pengamatan ini, penulis akan membahas mengenai persiapan pengadaan barang jasa yang dilakukan di Sekretariat DPRD kota Surakarta. Pengadaan barang dan jasa dimulai dari adanya transaksi commit to user 50 pembelian penjualan barang di pasar secara langsung tunai, kemudian berkembang ke arah pembayaran berjangka waktu pembayaran, dengan membuat dokumen pertanggungjawabkan pembeli dan penjual, dan pada akhirnya melalui pengadaan yang melalui proses pelelangan. Dalam prosesnya, pengadaan barang dan jasa melibatkan beberapa pihak terkait sehingga perlu ada etika, norma dan prinsip pengadaan barang dan jasa untuk dapat mengatur atau yang dijadikan dasar penetapan kebijakan pengadaan barang dan jasa. Proses persiapan pengadaan barang jasa pemerintah dilakukan sesuai dengan kepres no. 8 tahun 2003 yang telah disempurnakan melalui keputusan presiden no.8 tahun 2006. Menurut keputusan Presiden Republik Indonesia No. 8 tahun 2006, dalam persiapan pengadaan barang jasa pemerintah, meliputi: a. Perencanaan pengadaan barang jasa pemerintah. b. Pembentukan panitia pengadaan penunjukkan pejabat pengadaan. c. Penetapan sistem pengadaan barang jasa. d. Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan e. Penyusunan HPS f. Penyusunan dokumen pengadaan barang jasa Tujuan dan tiga batasan dalam persiapan pengadaan barang jasa pemerintah: 1. Tujuan persiapan pengadaan barang jasa : a. Diperolehnya barangjasa dengan kualitas yang diharapkan. commit to user 51 b. Terjaminnya kelancaran dari proses pengadaan itu sendiri. 2. Tiga batasan dalam pengadaan barang jasa: a. Besarnya biaya anggaran yang dialokasikan, yang tidak diperkenalkan dilampaui jumlah pengeluarannya. b. Jadual kegiatan proyek dalam kaitan dengan kurun waktu lamanya dan tanggal akhir yang telah ditentukan. c. Mutu produk atau hasil kegiatan proyek yang harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan barang jasa pada dasarnya melibatkan pihak pengguna barang jasa dan pihak penyedia barang jasa dengan keinginan atau kemauan yang berbeda. Pihak pengguna barang jasa menghendaki memperoleh barang jasa dengan harga semurah- murahnya, sedang pihak penyedia barang jasa ingin mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya. Dua keinginan kepentingan ini akan sulit dipertemukan kalau tidak ada saling pengertian dan kemauan untuk mencapai kesepakatan. Untuk itu perlu adanya etika dan norma yang arus disepakati dan dipatuhi bersama. Dalam Kepres No.8 tahun 2006 menyebutkan metode pemilihan penyedia barang jasa pemerintah: 1. Pelelangan umum 2. Pemilihan langsung 3. Penunjukkan langsung commit to user 52 Dalam pengamatan ini, penulis hanya memfokuskan proses persiapan pengadaan barang jasa yang hanya dilakukan di secretariat DPRD kota Surakarta yaitu untuk proses pengadaan dengan sistem pengadaan penunjukkan langsung dan pelelangan. Proses pengadaan barang jasa di Sekretariat DPRD kota Surakarta dilakukan setiap satu tahun sekali. Selama ini dalam proses persiapan pengadaan tidak terlalu banyak mengalami hambatan. Hal ini dikemukakan oleh bapak Drs. Okto Susanto, MM, 23 Maret 2010 beliau mengatakan: “Selama ini dalam persiapan pengadaan barang jasa tidak terlalu banyak mengalami hambatan. Panitia hanya mengalami hambatan pada saat pengumuman pengadaan tetapi hanya ada 1,2 pendaftar, sedangkan dalam pengadaan minimal harus ada 1,2 pendaftar, sedangkan dalam pengadaan minimal harus ada 3 peserta. Untuk itu, panitia harus kembali pengadaan pengumuman ulang. Tetapi jika peserta masih tetap dibawah 3, pengadaan akan tetap dilaksanakan. Selama ini proses pengadaan yang dilakukan di secretariat DPRD kota Surakarta hanya melakukan 2 pengadaan yaitu melalui menunjukkan langsung dan pelelangan. Dalam persiapan pengadaan barang jasa yang penulis amati di secretariat DPRD kota Surakarta, penulis mengambil salah satu contoh pengadaan yaitu contoh pengadaan barang yang pertama menggunakan metode penunjukkan commit to user 53 langsung adalah mesin kartu absensi dimana total harga Rp 9.375.000,00 dengan menunjukkan CV. Victory Prima Nusa sebagai rekanan yang dipilih atau ditunjuk. Dan yang kedua menggunakan metode pelelangan adalah Pengadaan Jasa Asuransi Kesehatan Pimpinan Dinas dan Anggota DPRD Kota Surakarta dimana total harga Rp 298.000.000,00.

A. Perencanaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah