Alkaloid Eksplorasi Tumbuhan Beracun Pada Kawasan Hutan Lindung Simancik I Di Taman Hutan Raya Bukit Barisan

1. Alkaloid

Alkaloid didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuh-tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid sangat penting dalam industri farmasi karena kebanyakan alkaloid mempunyai efek fisiologis. Kandungan senyawa Alkaloida berperan sebagai penurun aktivitas makan pada organisme antifeedant. Menurut Taofik 2010 yang menyatakan bahwa salah satu alkaloid yang mempunyai struktur tersederhana adalah nikotina, tetapi nikotina ini dampak fisiologinya cukup besar. Nikotina bersifat racun toksik pada dosis yang tinggi, dan pernah juga digunakan sebagai insektisida, sedangkan nikotina dalam dosis rendah dapat berfungsi sebagai stimulan terhadap sistem syaraf otonom. Menurut Dinas Pertanian TPH Kabupaten Grobogan 2012 menyatakan bahwa nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga sehingga efektif untuk mengendalikan hama pengisap juga serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur fungisida. Fungsi alkaloid yang dikenal sebagian besar terkait pada sistem perlindungan, misalnya senyawa aporphine alkaloid liriodenine dihasilkan oleh pohon tulip untuk melindunginya dari serangan jamur parasit dan senyawa alkaloid lainnya pada tumbuhan tertentu untuk mencegah serangga memakan Universitas Sumatera Utara bagian tubuh tumbuhan. Fungsi aktifitas senyawa alkaloid menurut Atta-ur- Rahman et al 1997 adalah sebagai antibakteri dan antifungi. Untuk pengujian alkaloid menggunakan pereaksi Bouchardat, Wagner, Meyer dan Dragendorff. Perubahan warna larutan yang ditunjukkan oleh pereaksi Bouchardat adalah coklat, sedangkan dengan pereaksi Wagner ditunjukkan dengan adanya endapan warna coklat. Untuk pereaksi Meyer, perubahan warna larutan menjadi putih kekuningan, dan dengan pereaksi Dragendorff ditunjukkan dengan adanya endapan warna merah bata. Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil uji Alkaloid menunjukkan bahwa jenis yang mengandung senyawa alkaloid tersebut di antaranya adalah Kukur, Risi-Risi, Duri-Duri, Sangketen, Riang-Riang, Silantem Kerangen, Kerah-Kerah, Sangke Sempilit Kerangen, Gagaten Perik, dan Rancang.Sampel lainnya yang mengandung senyawa golongan alkaloid merupakan jenis-jenis yang berpotensi sebagai insektisida ataupun fungisida. Hal ini membuktikan bahwa kesepuluh jenis tumbuhan ini dapat dijadikan sebagai anti hama.

2. Flavonoid