Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5 dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Tekanan darah
tinggi tipe ini disebabkan oleh kondisi medis lain misalnya penyakit ginjal atau reaksi terhadap obat-
obatan tertentu misalnya pil KB.
2.1.5 Etiologi
Lebih dari 90 penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh hipertensi primer, maka secara umum yang
dinamakan hipertensi adalah hipertensi primer. Meski pun belum diketahui pasti penyebab hipertensi primer, ada faktor-faktor yang
tidak dapat dimodifikasi yang dapat penyebabkan hipertensi, antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis.
Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas, dan nutrisi Junaedi, 2013.
2.1.5.1 Faktor Yang Tidak Dapat Dimodifikasi
1 Faktor genetik Jika seorang dari keluarga mempunyai hipertensi 25
kemungkinan keturuananya akan mengidap hipertensi. Apabila kedua orang tua mengidap hipertensi, maka
60 keturunannya akan mengidap hipertensi juga. 2 Umur
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor.
Bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan
mengalami penebalan
oleh karena
adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga
pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat
karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur Kuswardhani,
2006 3 Jenis kelamin
Pada umumnya hipertensi lebih tinggi terjadi pada pria dibandingkan wanita, namun pada usia pertengahan
dan lebih tua, insiden hipertensi pada wanita meningkat, sehingga usia di atas 65 tahun, insiden
pada wanita lebih tinggi. Hal ini sering dikaitkan dengan pemakaian pil kontrasepsi dengan kandungan
esterogen dan progesteron yang berlebihan, juga karena terapi hormon yang digunakan setelah terjadi
perubahan hormon karena monopause. Junaedi, 2013.
4 Etnis Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit
hitam dari pada yang berkulit putih. Pada orang kulit
hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopresin lebih besar. Ini
disebabkan sekresi rennin yang ditekan oleh ginjal, ketika mendeteksi kelebihan ekskresi natriumdalam
sirkulasi Junaedi, 2013.
2.1.5.2 Faktor Yang Dapat Dimodifikasi
1 Obesitas Semakin besarnya ukuran tubuh, maka
semakin banyak pula darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan sari-sari makanan ke
jaringan tubuh. Volume darah yang beredar melalui pembuluh darah Junaedi,2013.
2 Stres Pada saat seseorang mengalami stress, terjadi
perubahan reseptor pada dinding jantung dan pembuluh darah yang selalu memantau perubahan
tekanan dalam arteri maupun vena, reseptor ini akan mengirim sinyal ke otak agar tekanan darah
kembali normal. Otak menanggapi sinyal tersebut dengan dilepaskannya hormon dan enzim yang
mempengaruhi kerja jantung, pembuluh darah dan ginjal.
Saat terjadi stres, maka hormon efinefrin dan adrenalin
akan lepas.
Hormon ini
akan menngkatkan tekanan darah secara berkala. Jika
stres terjadi berkepanjangan maka peningkatan tekanan darah menjadi permanen Marliani, 2007.
3 Konsumsi garam tinggi Badan kesehatan dunia yaitu World Health
Organization WHO merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko
terjadinya hipertensi.
Kadar sodium
yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100
mmol sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam perhari.
Natrium bersama klorida dalam garam dapur membantu tubuh mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh dan mengatur tekanan darah. Namun, bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menahan
air retensi, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah volume darah. Hal ini membuat jantung
harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan darah menjadi naik. Selain itu juga natrium
yang dikonsumsi
secara berlebhan
akan menggumpal di dinding pembuluh darah dan
mengikisnya sehingga terkelupas, kotoran yang terbentuk tersebut akan menyumbat pembuluh
darah VitaHealth, 2006. 4 Konsumsi karbohidrat dan lemak
Mengkonsumsi kalori dalam bentuk karbohidrat dan lemak secara berlebihan, akan meningkatkan
aktivitas sistim saraf simpatetik yang akan menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Tekanan darah meningkat dikarenakan fleksibilitas pembuluh darah yang sudah menurun akibat
adanya aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak dan kolesterol pada pembuluh darah.
Maka itu jika seseorang dengan kegemukan lebih sering terkena hipertensi, karena dengan
penngkatan bobot
badan 10
akan mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg.
Oleh sebab itu, sangat perlu dalam membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah
berlebih. 5 Serat
Mengkonsumsi serat dapat meningkatkan pengeluaran kolesterol melalui feces dengan jalan
meningkatkan waktu transit bahan makanan
melalui usus kecil. Selain itu, konsumsi serat sayuran dan buah akan mempercepat rasa
kenyang. Keadaan ini menguntungkan karena dapat
mengurangi pemasukan
energi dan
obesitas, dan akhirnya akan menurunkan risiko hipertensiBaliwati et al, 2004.
6 Merokok Kebiasaan merokok akan merangsang sistem
adrenergik dan meningkatkan tekanan darah. Hipertensi diransang oleh adanya nikotin yang
terkandung dalam rokok dan menyebabkan terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh
darah Dalimartha et al, 2008. 7 Minuman alkohol
Penderita penyakit kardiovaskuler adalah karena mengkonsumsi alkohol. Mengonsumsi
alkohol secara
berlebih akan
merangsang hipertensi karena adanya peningkatan sintesis
katekholamin yang dalam jumlah besar dapat memicu tekanan darah Dalimartha et al, 2008.
2.2 Konsumsi
2.2.1 PolaKonsumsi Pangan