Multimedia Pembelajaran Interaktif Kajian Teori 1. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

16

c. Multimedia Pembelajaran Interaktif

Menurut Darmawan 2013:53 multimedia merupakan upaya pemanfaatan komputer dalam membuat serta menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak video dan animasi serta menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pengguna melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi serta berkomunikasi baik dalam konteks face to face, offline context, maupun online context. Menurut Agnew 1996:6 A multimedia project, in general, consists of a collection of computer screens containing some or all of text, graphic, images, audio, and video, along with buttons that the user can select with a mouse Multimedia secara umum terdiri dari kumpulan layar komputer yang berisi beberapa teks, grafik, gambar, audio, dan video. Bersama dengan tombol yang pengguna dapat memilih dengan mouse. Menurut Munir 2013:110 multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media format file yang berupa teks, gambar vektor atau bitmap, grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang dikemas menjadi file digital komputerisasi, digunakan dalam menyampaikan pesan kepada publik. Sedangkan interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi. Jadi multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirangcang oleh desainer supaya tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan serta memilki interaktivitas kepada penggunanya. 17 Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia merupakan suatu media pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan komputer dengan cara menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak video dan animasi ke dalam suatu program serta menggabungkan link dan tool yang dapat digunakan untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Berdasarkan uraian di atas mengenai definisi mutimedia interaktif maka dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia pembelajaran interaktif adalah suatu media pembelajaran yang dibuat menggunakan komputer yang bertujuan untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar serta memotivasi mereka dengan memberikan tampilan teks, gambar, video, sound, dan animasi yang membuat mereka tertarik untuk belajar. Munir 2013:35 menjelaskan bahwa menggunakan multimedia dalam sistem belajar mengajar dapat memungkinkan peserta didik untuk berpikir kritis, menjadi pemecah masalah, lebih cenderung untuk mencari informasi, serta lebih termotivasi dalam proses belajar. Suatu sistem komputer yang dalam menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada peserta didik dengan cara berinteraksi pada materi pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu, yang diprogram ke dalam suatu sistem komputer merupakan pembelajaran dengan menggunakan komputer. Menurut Abdulhak 2013:233 hal tersebutlah yang disebut pengajaran dengan bantuan komputer atau lebih dikenal sebagai Computer Based Instruction CBI yang merupakan istilah umum dalam segala kegiatan belajar yang menggunakan komputer. 18 Terdapat 4 empat model strategi pembelajaran dalam computer based instruction CBI menurut Abdulhak 2013:235-240 yaitu: 1 Model Drills Model drills merupakan strategi pembelajaran yang tujuannya ialah memberikan pengalaman belajar peserta didik yang lebih konkret dengan menyediahkan latihan-latihan soal yang digunakan dalam menguji penampilan peserta didik melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan yang terdapat dalam program media pembelajaran. 2 Model Tutorial Model tutorial merupakan program pembelajaran di mana mata pelajaranmateri pembelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, dan kemudian di susul dengan pertanyaan. Tutorial secara definisi ialah pelajaran khusus dengan instruktur yang berkualifikasi, penggunaan microkomputer dalam tutorial secara khusus telah tercukupi. 3 Model Simulasi Model simulasi merupakan strategi pembelajaran yang tujuannya ialah memberikan pengalaman belajar peserta didik yang lebih konkret dengan cara menciptakan duflicate bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya. 19 4 Model Games Model games permainan sebagaimana Criswell dalam Abdulhak, 2013:240 menyebutkan bahwa instrutional games merupakan tipe pembelajaran yang didesain seolah peserta didik mengikuti permainan yang disajikan melalui simulasi-simulasi tertentu yang diperlukan sehingga peserta didik mampu menerapkan semua pengalaman belajarnya dalam menyelesaikan masalah yang di hadapinya. Terdapat beberapa kriteria dalam menilai keefektifan sebuah media menurut Sadiman 2005:182-187 bahwa kegiatan evaluasi dalam program pengembangan media pembelajaran akan dititikberatkan pada kegiatan evaluasi formatif. Adanya komponen evaluasi formatif dalam proses pengembangan media pembelajaran, membedakan prosedur empiris ini dari pendekatan filosofis dan teoritis. Efektivitas dan efesiensi media yang dikembangkan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi benar-benar telah dibuktikan dilapangan. Menurut Sadiman 2005:183-190 terdapat tiga tahapan dalam evaluasi formatif, yaitu evaluasi satu lawan satu one to one, evaluasi kelompok kecil small group evaluation, dan evaluasi lapangan field evaluation. 1 Evaluasi Satu Lawan Satu Pada tahap ini pilihlah dua siswa atau lebih yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Sajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Media yang didesain untuk belajar mandiri, biarkan siswa mempelajarinya. Kedua orang atau lebih tersebut, hendaknya satu orang dari 20 populasi target yang kemampuan umumnya sedikit di bawah rata-rata, satu lagi di atas rata-rata dan sisanya sejajarsama. Beberapa informasi yang dapat diperoleh melalui kegiatan ini ialah kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian yang tak jelas, kesalahan dalam memilih lambang-lambang visual, kurangnya contoh, terlalu banyak atau sedikitnya materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan atau petunjuk kurang jelas, tujuan tak sesuai dengan materi, dan sebagainya. 2 Evaluasi Kelompok Kecil Pada tahap ini, media perlu diuji cobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Mengapa harus dalam jumlah tersebut? Hal tersebut disebabkan jika kurang dari sepuluh data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi target. Sebaliknya, jika lebih dari dua puluh data atau informasi yang diperoleh melebihi yang diperlukan. Akibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil. Siswa yang dipilih dalam kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik populasi. Sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai, laki-laki dan perempuan: berbagai usia dan latar belakang. 3 Evaluasi Lapangan Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Usahakan memperoleh situasi yang semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang dibuat sudah mendekati kesempurnaan, namun masih harus 21 dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebermanfaatan media yang dibuat itu diuji. Pilih sekitar tiga puluh orang siswa dengan berbagai karakteristik tingkat kepandaian, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan sebagainya. Dengan ketiga tahap evaluasi tersebut dapatlah dipastikan kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang dikembangkan.

d. Tahapan Pengembangan Multimedia