commit to user
9
d. Memberikan waktu untuk membicarakan masalah dengan
karyawan dan mencoba untuk mempromosikan kebijakan pintu terbuka.
e. Menangani secara sensitif terhadap karyawan yang sedang
mengalami masalah. f.
Memperhatikan anggota tim yang berperilaku tidak biasa. g.
Turut perduli atau memperhatikan kehidupan pekerja di luar tempat kerja tetapi tetap menghormati batas-batas pribadi dan
profesional.
2. Kompetensi Karir
Kompetensi karir adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Pasal 1 Angka 10 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Kompetensi karir semakin menjadi penting dalam lingkungan kerja yang dinamis saat ini. Arthur et al 1995 dalam Kong, 2013 menyatakan
bahwa kompetensi pribadi berkaitan dengan mengetahui beberapa hal. Kompetensi karir dapat dikategorikan menjadi tiga jenis , yaitu ,
knowing why, knowing who, dan knowing how. Kategori pertama berkaitan
dengan motivasi karir, nilai-nilai, dan identifikasi pribadi. Kategori kedua menyangkut jaringan karir dan kontak yang relevan. Kategori ketiga
melibatkan keterampilan karir dan pengetahuan yang relevan dan berhubungan dengan pekerjaan.
commit to user
10
3. Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang mengidentifikasi secara psikologis dengan pekerjaannya atau pentingnya
pekerjaan dalam citra diri individu Lodahl Kejner, 1965 dalam A.T Aryaningtyas L.Suharti, 2013. Akhtar Singh 2010 menyatakan
bahwa membahas keterlibatan kerja tidak akan terlepas dari adanya faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya.
Dalam pendekatan
disposisional, keterlibatan dalam pekerjaan dipandang tergantung pada kepribadian individu Akhtar Singh, 2010. Pengaruh yang diberikan
oleh beberapa karakteristik pribadi yang stabil akan memastikan individu memiliki sikap kerja yang berbeda Akhtar Singh, 2010. Dua sikap
kerja tersebut adalah keterlibatan pekerjaan dan kepuasan kerja. Individu dianggap memiliki sejumlah keinginan atau nilai yang akan mendorong
mereka untuk bekerja lebih keras atau menghalangi mereka dari keterlibatan kerja Akhtar Singh, 2010.
4. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja didefinisikan oleh Locke 1976 sebagai suatu keadaan emosional yang menyenangkan atau positif, yang dihasilkan dari
penilaian pekerjaan atau pengalaman pekerjaan. Seorang karyawan yang merasa puas atas pekerjaannya maka karyawan tersebut akan merasa
senang dan terbebas dari rasa tertekan sehingga akan timbul rasa aman untuk tetap bekerja pada lingkungan kerjanya Judge and Locke, 1993.
Kepuasan kerja mengacu pada reaksi emosional positif individu untuk pekerjaan tertentu. Kepuasan kerja juga mengenai sejauh mana
commit to user
11
orang-orang suka puas atau tidak suka tidak puas pada pekerjaan mereka Spector, 1997 dalam A.T Aryaningtyas L.Suharti, 2013.
Kepuasan kerja merefleksikan seberapa besar seorang karyawan menyukai pekerjaannya Kreitner dan Kinicki, 2004. Kepuasan kerja
memiliki 3 dimensi Luthans, 1995, yaitu: 1 Kepuasan kerja adalah tanggapan emosional seseorang terhadap
situasi kerja. 2 Kepuasan kerja sering ditentukan oleh sejauh mana hasil kerja
memenuhi atau melebihi harapan seseorang. 3 Kepuasan kerja mencerminkan hubungan dengan berbagai sikap
lainnya dari para individual. Kepuasan kerja merujuk pada sifat umum seorang individu terhadap
pekerjaannya. Robbins 2003 menyatakan bahwa seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap
pekerjaan, dan sebaliknya seseorang dengan tidak puas dengan pekerjaannya akan menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaan.
B. PENGEMBANGAN HIPOTESIS