PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

Oleh SUMARTI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat. Pelajaran IPS sering kali menjadi pelajaran yang membosankan karena guru menekan pada kegiatan menghafal, bukan pada pemahaman siswa mengenai fakta, konsep dan generalisasi sera isu-isu sosial yang ada dimasyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dalam hal meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, melalui penerapan pembelajaran terpadu model Connected. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan dengan tiga (3) siklus dan masing-masing siklus dilakukan melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Metode ini dipilih karena penelitian menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaborasi, dan partisipasi berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Data diperoleh melalui observasi dan tes dengan menggunakan panduan observasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan penerapan pembelajaran terpadu model connected, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa terlihat terjadi peningkatan disetiap siklusnya. Rata-rata siklus I yaitu 61,68 % meningkat menjadi 80,13% disiklus II, dan disiklus III meningkat menjadi 85,33%. Hasil belajar IPS meningkat tiap siklusnya. Nilai rata-rata siklus I yaitu 66,97 meningkat menjadi 73,20 disiklus II, dan disiklus III meningkat menjadi 83,03. Berdasarkan hasil temuan, disarankan pada guru hendaknya menggunakan penerapan pembelajaran terpadu model connected untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mengatur pelaksanaan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah meletakkan dasar hukum yaitu dengan dikeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendididkan Nasional. Pada Bab I pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa, dan Negara.

Dalam Bab II memuat tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pada pasal 3 disebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan juga merupakan salah satu bidang


(3)

pembangunan dalam masyarakat Indonesia. Pendidikan di lakukan untuk mencetak dan mencerdaskan serta meningkatkan taraf hidup manusia yang terus berubah dari waktu ke waktu. Dalam pendidikan manusia di didik mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengarahkan ke masa depan yang lebih baik, mencapai kesadaran pribadi, terampil serta berkembang ke arah kedewasaan. Untuk itu, dalam proses belajar dan pembelajaran siswa harus aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas.

Sejak tahun 2006 dalam pelaksanaan pendidikan nasional di perkenalkan dan di terapkan kurikulum baru yang disebut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan penjabaran lebih lanjut dan sekaligus sebagai evaluasi dari pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), jadi KTSP merupakan implementasi KBK pada tingkat pendidikan tertentu. Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2003:4 (dalam Trianto 2010:15) kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut pusat kurikulum 2000 (dalam Trianto 2010: 16) kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. Pengajaran


(4)

IPS adalah mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (kurikulum IPS 2006). Sedangkan Kurikulum pendidikan IPS merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu, Martoella (dalam Trianto 2010: 172-173) mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS

dalam pembelajaran pendididkan IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah dimiliki. Dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tujuan mata pelajaran IPS adalah (1) mengenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat di lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, dan rasa ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk dan tingkat lokal, nasional, dan global.

Untuk menunjang tercapainya tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial maka harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran dan kegairahan belajar siswa. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan guru dalam mengajar (Darsono, 2007:1).


(5)

Pembelajaran IPS pada umumnya masih didominasi oleh paradigma pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered). Guru aktif mentransfer pengetahuan pada siswa, sedangkan siswa menerima pembelajaran dengan pasif. Proses gegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar seharusnya berlangsung menarik, aktivitas siswa sebagai pembelajar selalu antusias dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan lain, kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh dengan aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang itu nampak, kelas yang ada hanyalah kelas yang pasif dimana hanya terjadi pemberian informasi dari guru ke siswa. Siswa hanya mendengarkan sambil mencatat hal-hal yang dianggap penting, selanjutnya mengerjakan latihan sesuai perintah guru.

Keadaan seperti tersebut juga terjadi di Sekolah Dasar tempat peneliti melaksanakan Program Pengenalan Proses Pembelajaran dan Kompetensi Akademik (P4KA) sebagai salah satu program yang wajib dilaksanakan pada progaram studi S1 PGSD. Sekolah Dasar Negeri 11 Metro Pusat, sempat memperoleh Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) tertinggi se-kota Metro pada tahun 2008. Apabila dilihat dari prestasi yang diraih, seharusnya seluruh siswa disekolah tersebut unggul dalam prestasinya. Namun kenyataannya dilapangan menunjukkan masih ada siswa yang hasil belajarnya rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil nilai rata-rata IPS semester 1 Tahun Pelajaran (TP) 2011/2012 kelas IVA, IVB, dan IVC yaitu 60, 58 dan 54. Dibanding dengan ke-tiga kelas tersebut kelas IVC lah yang hasil belajarnya paling rendah.

Berdasarkan wawancara dan penjelasan guru serta observasi terhadap siswa kelas IVC diperoleh keterangan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran


(6)

IPS masih rendah. Hal ini terlihat masih banyak siswa yang belum mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65, sedangkan siswa yang mencapai ketuntasan sekitar 33% atau 10 orang siswa dari jumlah keseluruhan yaitu 30 orang siswa. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut penjelasan guru, dalam menyampaikan pembelajaran, guru masih kekurangan waktu untuk menyampaikan materi pembelajaran, metode yang digunakan guru kurang bervariasi, belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran meskipun banyak media pembelajaran yang ada di sekolah tersebut, kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan dunia keseharian siswa.

Sedangkan dari sisi siswa, masih ada kecendrungan kurang peduli dengan belajar, bahkan didapati beberapa siswa yang tidak masuk sekolah tanpa alasan meski berulang kali diperingatkan oleh guru.kurangnya perhatian dari orang tua siswa dalam kelanjutan pendidikan siswa dirumah, karena sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai pedagang di pasar dan lebih banyak menggunakan waktunya untuk berdagang. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran karena siswa menerima pembelajaran dengan pasif. Sehingga siswa cenderung kurang bersemangat dan termotivasi. Siswa juga sering nampak bergurau dengan temannya ketika pelajaran berlangsung.

Selanjutnya, hasil obsevasi peneliti terhadap aktivitas belajar IPS di kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat, guru masih mendominasi pembelajaran dengan ceramah sehingga membosankan, guru hanya menekan pada pelajaran ini untuk menghafal bukan menekankan pada pemahaman siswa.

Guru lebih mendominasi aktivitas belajar di kelas sementara siswa cenderung lebih pasif dalam pembelajaran. Guru dalam mengajar cenderung menoton,


(7)

dalam artian mereka hanya memberikan informasi (proses satu arah) tanpa ada timbal balik, kalu ada feed back itu biasanya hanya sebuah pertanyaan-pertanyaan lain atau paling tidak memotivasi siswa untuk bertanya. Guru belum menerapkan pembelajaran terpadu model connected di kelas, tidak jarang pula aktivitas tanya jawab yang terjadi terkesan dipaksakan misalnya siswa baru menjawab sebuah pertanyaan apabila telah ditunjuk oleh guru.

Selain itu, dalam proses pembelajaran minat belajar siswa kurang, siswa juga enggan untuk memperhatiakan materi yang diajarkan oleh guru. Hal seperti itu terlihat dari aktivitas mereka seperti: mengantuk, asik dengan dirinya sendiri, mengobrol, bermain pulpen, atau membersihkan kuku-kuku mereka seta bergurau dengan teman sebangku bahkan ada yang sampai membuat gaduh seisi kelas dengan ulah-ulah mereka. Sehingga ketika menyelesaikan soal, masih banyak siswa yang belum mengerti cara menyelesaikannya.

Sehubungan dengan masalah di atas, diperlukan terobosan baru dalam pembelajaran yang dapat memotivasi siswa agar lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Salah satu model yang dipandang dapat memfasilitasi yaitu pembelajaran terpadu model connected. Hal ini sesuai dengan amanat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengatakan bahwa model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan terutama pada jenjang sekolah dasar. Hal ini sejalan dengan Richmond (dalam Syaifudin, 2006: 5) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk sekolah dasar, karena pada jenjang ini siswa


(8)

menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi pengolahan yang artificial.

Sedangkan menurut Prabowo (dalam Holil 2008: 7) terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar. Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated).

Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model connected ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri.

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Depdikbud (dalam Trianto, 2010: 6) mengatakan bahwa model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistis dan autentik. Salah satu diantaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan menerima menyimpan dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian siswa akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu kiranya dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected untuk meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IVC SDN 11 Metro Pusat.


(9)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Guru masih kekurangan waktu untuk menyampaikan materi.

2. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher centre) sehingga pembelajaran terasa membosankan, monoton dan tidak menarik, serta kurang menyenangkan.

3. Kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran karena siswa menerima pembelajaran dengan pasif karena guru kurang menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

4. Penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar masih kurang.

5. Proses pembelajaran kurang mengaitkan dengan situasi dunia nyata siswa.

6. Siswa kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. 7. Siswa sering bermain ketika pembelajaran berlangsung.

8. Hasil belajar siswa rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVC SDN 11 Metro Pusat? Pokok permasalahan tersebut lebih lanjut penulis perinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(10)

1. Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran terpadu modelconnectedaktivitas siswa meningkat?

2. Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran terpadu modelconnectedhasil belajar siswa meningkat?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas maka tujuan penelitian adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SDN 11 Metro Pusat dengan menggunakan pembelajaran terpadu modelconnected.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SDN 11 Metro Pusat dengan menggunakan pembelajaran terpadu modelconnected.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajaran IPS terutama pada usaha untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran IPS yang berupa pergeseran dari pembelajaran yang hanya mementingkan hasil kepembelajaran yang mementingkan proses.


(11)

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Melalui penerapan pembelajaran terpadu modelconnecteddapat membangkitkan minat serta menambah konsep belajar dengan mudah dan menyenangkan dalam pembelajaran IPS.

b. Bagi guru

Penerapan pembelajaran terpadu modelconnectedmenjadi salah satu sumbangan pemikiran bagi guru dalam menentukan pendekatan pembelajaran IPS.

c. Bagi sekolah

Penelitian dapat memberi sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas siswa dan gurudalam pembelajaran IPS maupun pelajaran lain.

d. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi pedagogik pada diri peneliti, sekaligus memberikan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas sehingga dapat menjadi guru yang professional. e. Bagi Mahasiswa PGSD

Penelitian ini dapat menambah hasil penelitian (riset) ke-SD-an yang berguna bagi pendidik dalam mengembangkan pembelajaran di Sekolah Dasar.


(12)

A. Belajar

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan proses aktif dalam diri pembelajar untuk mengonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman, fisik, dan lain-lain). Sementara itu dalam pandangan konstruktivisme yang lain belajar bukanlah semata-mata mentrasfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterprestasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru. Sementara itu Harsanto (2007:22) mendefinisikan Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman baru atau bahan baru dari pelajaraan yang sedang dibahas dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh pembelajar sehingga pengetahuannya dikembangkan Menurut Kamus Bahasa Indonesia (dalam Poerwadarminta, 1982: 108) dikatakan bahwa belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapatkan sesuatu kepandaian. Sedangkan Sardiman (2004: 22) mengatakan belajar adalah suatu proses interaksi antar diri manusia (ide, ego, super ego) dengan lingkungan mungkin yang berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori. Sedangkan, menurut Hamalik (dalam http://id.shvoong.com 2001: 28), belajar


(13)

pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (dalam Baharuddin dan Nur, 2008:13). belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study, 2)to fix in the mind or memory; memorize; 3)to acquire trough experience; 4)to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.

Menurut Gulo (2002: 72) Belajar adalah seperangkat kegiatan (aktivitas), terutama kegiatan mental intelektual, mulai dari kegiatan yang paling sederhana sampai kegiatan yang rumit. Pada tahap pertama kegiatan belajar tampak seperti kegiatan fisik dalam arti kegiatan melihat, mendengar, meraba, dengan alat indra manusia. Aktivitas belajar pada tahap selanjutnya adalah kegiatan akomodasi kognitif, yaitu dalam bentuk mengamati yang kemudian diintegrasikan dengan kemampuan kognitif yang telah dimiliki seseorang. Tingkat berikutnya adalah asimilasi kognitif yaitu menguji, mencocokan, menyesuaikan, mempergunakan dan sebagainya. Selanjutnya Gulo (2002: 74) mengatakan

intelektual yang ada dalam proses akomodasi dan asimilasi kognitif.

Berdasarkan pengertian diatas, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga, dan mendapatkan perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dengan masuknya kesan-kesan baru sebagai hasil dari proses belajar. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses belajar.


(14)

Dari beberapa definisi para ahli diatas, penulis menyimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:

1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior) 2. Perubahan perilakurelative permanent.

3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. 4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Menurut Baharuddin dan Nur (2008:16). Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memerhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

1. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

2. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selam proses belajar lebih berarti. 4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan

membuat proses belajar lebih berarti.

5. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

B. Aktivitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 31) berarti keaktifan atau kegiatan. Maka aktivitas belajar adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang ingin dicapai. Kaitanya dengan penelitian ini yang dimaksud dengan aktivitas belajar ádalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses relajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2010: 277).


(15)

Sedangkan menurut Trinandita 1984 (dalam http:// ipotes. wordpress.com) ses Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi belajar.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman, AM.( 2004: 95) yang mengatakan

oleh sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kata aktivitas adalah kegiatan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan secara sungguh-sungguh. Aktivitas ini meliputi aktivitas fisik, mental maupun emosional yang dicurahkan untuk mentransfer berbagai informasi yang di peroles di bangku sekolah

Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan belajar adalah aktivitas manusia di mana semua potensi manusia di kerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Kegiatan emosional meliputi rasa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau antipati. Kegiatan fisik dalam belajar diwujutkan dalam bentuk menulis, mengatur meragakan, dan lain-lain.

C. Hasil Belajar

Hasil adalah sesuatu yang dibuat/diperoleh oleh suatu usaha (KBBI, 2008: 468). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud hasil dalam


(16)

penelitian ini adalah hasil belajar siswa yaitu berupa nilai. Nilai siswa adalah hasil dari siswa melakukan serangkaian kegiatan belajar yang kemudian dievaluasi dengan ujian.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. hasil belajar dapat diartikan sebagai taraf keberhasilan proses belajar mengajar, Syah dalam Putri (2010. blog).

Menurut Mudjiono (dalam Munawar, 2009: 6) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak belajar, dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam rapor atau angka ijazah (Dimyanti dan Mujiono, 2003: 3-5). Selanjutnya, Nasrun (Tim Dosen, 1980: 25) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputussan mengenai tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dikatakan berhasil apabila tingkat kemampuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya.

Sedangkan menurut Hamalik (dalam blogspot.com 2002: 155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.


(17)

Hasil belajar seiring dipergunakan dalam arti luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semestre dan sebagainya. Adapun yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai siswa yang diperoleh dari pembelajaran IPS.

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang tertuang dalam bentuk angka (nilai). Jadi aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keuntungan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kekurangan dalam model ini, yaitu belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

Menurut Hamalik (dalam Baharuddin dan Nur, 2008: 19-28) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri individu (eksternal). Kedua faktor ini saling


(18)

mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menetukan kualitas hasil belajar.

Menurut Munawar (dalam blogspot.com) mengatakan bahwa faktor internal dan eksternal meliputi:

1. Faktor Internal

a) Faktor fisiologis (jasmaniah)

Faktor-faktor fisiologis antara pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah intelegensi atau kecerdasan siswa, minat atau kemauan, sikap, bakat dan motivasi.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar meliputi: (1) Faktor lingkungan keluarga, (2) Faktor lingkungan sekolah dan (3) Faktor lingkungan masyarakat

E. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Soemantri (dalam Sapria, 2007: 7) pendidikan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, idiologi Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar dan menengah.

Sementara itu Suyatna (2009: 64) mengatakan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.

Pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah


(19)

semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001: 89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National

Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Supriatna (2007: 9) mengatakan IPS sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Hal berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan (kognitif), nilai, sikap (afektif), dan ketrampilan sosial (sosial psikomotor) siswa agar dapat merefleksikan dalam kehidupan bermayarakat, bangsa, Negara Indonesia).

Permendiknas No 22 Tahun 2006 tujuan mata pelajaran IPS adalah (1) mengenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat di


(20)

lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, dan rasa ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk dan tingkat lokal, nasional, dan global.

Jadi secara umum penulis simpulkan tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial itu adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan siswa dengan mengembangkan kemampuannya (abilities and power) dalam lingkungannya dan melatih mereka untuk menempatkan dalam masyarakat yang demokrasi.

F. Pembelajaran Terpadu

Menurut Handayani (dalam slideshare.net) mengataka bahwa model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA, model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Hal ini sejalan dengan Richmond (dalam Syaifudin, 2006: 5) mengatakan, terutama pada jenjang sekolah dasar, karena pada jenjang ini siswa menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi pengolahan yang artificial.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Prabowo (Holil 2008: 3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai proses mempunyai beberapa ciri yaitu: (1) berpusat pada siswa (student centered), (2) proses pembelajaran


(21)

mengutamakan pemberian pengalaman langsung, dan (3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.

Menurut Sukandi (dalam Trianto, 2010: 56) pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema actual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran terpadu juga merupakan suatu model pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna pada pembelajaran terpadu artinya, siswa akan memahami konsep-konep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami.

Hilda (dalam wordpress.com 2003: 52) Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak, pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu topik atau tema-tema yang dipilih/dikembangkan guru bersama anak, tujuan dari tema ini bukan untuk literasi bidang studi, akan tetapi konsep-konsep dari bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk mempelajari topik dan tema tersebut.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan perkembangan kemampuan siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa mendapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat


(22)

menambah daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya.

Fogarty 1991 (dalam Holil 2008: 1 65) mengemukakan sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah:

1. The fragmented model( Model Fragmen ) 2. The connected model( Model Terhubung ) 3. The nested model( Model Tersarang ) 4. The sequenced model( Model Terurut ) 5. The shared model( Model Terbagi )

6. The webbed model( Model Jaring Laba-Laba ) 7. The threaded model( Model Pasang Benang ) 8. The integrated model( Model Integrasi ) 9. The immersed model( Model Terbenam ), dan 10.The networked model( Model Jaringan)

Sedangkan menurut Prabowo (dalam Holil 2008: 7) model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar. Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated).

G. Pengertian ModelConnected

Pembelajaran terpadu model connected (terhubung) merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan suatu konsep, keterampilan, ide dan topik dengan suatu konsep, keterampilan, ide dan topik lainnya dalam satu bidang studi atau inter bidang studi.

Connected (Model Terhubung), yaitu dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam satu mata pelajaran. Sedangkan (Fogarti dalam kompasiana.com.1991: 23) menyatakan bahwa di dalam mata pelajaran terdapat isi mata pelajaran yang dikaitkan, misalnya topik dengan topik, konsep dengan konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau


(23)

direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif.

Dalam model connected ini secara sengaja menghubungkan kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi siswa, siswa yang akan memahami hubungan secara otomatis. Sementara itu Fogarty (dalam Trianto 2010: 39) mengemukakan bahwa modelconnectedmerupakan model integrasi inter bidang studi. Model ini secara nyata mengorganisasikan atau mengintegrasikan satu konsep, ketrampilan, atau kemampuan yang ditumbuh kembangkan dalam satu standar kompetensi yang dikaitkan dengan konsep, ketrampilan atau kemampuan pada kompetensi dasar lain dalam satu bidang studi.

Dari beberapa pendapat ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran terpadu connected adalah model integrasi interbidang studi, maksunya pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan dalam satu konsep, topik, ketrampilan atau kemampuan, tugas-tugas, ide-ide yang ditumbuh kembangkan dalam satu standar kompetensi yang dikaitkan dengan konsep, ketrampilan atau kemampuan pada kompetensi dasar dalam satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu mata pelajaran.

H. Kelebihan dan Kekurangan ModelConnected

Prabowo (dalam Holil, 2008: 7) menyebutkan kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari modelconnectedadalah sebagai berikut :

1. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.


(24)

2. Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.

3. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.

Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut:

1. Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi,

2. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan

3. Dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

Menurut Prabowo (dalam Handayani 2000: 11-14), Langkah-langkah pembelajaran terpadu model connected secara khusus dapat dibuat sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Menentukan Kopetensi Dasar

b. Penjabaran Kompetensi Dasar kedalam Indikator c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengelolaan kelas

b. Kegiatan proses/kegiatan inti c. Diskusi

3. Evaluasi

Evaluasi Hasil atau produk

Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep/materi sesuai indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Keterangan: K = Kompetensi


(25)

Gambar 2. Diagram Peta Connected diadaptasi dari Fogarty 1991: 14 (dalam Trianto 2010: 40)

I. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas

menggunakan pembelajaran terpadu model connected dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan


(26)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang fokus pada situasi kelas, atau dalam bahasa asing dikenal dengan classroom action research. PTK merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran, Arikunto (2009: 58). PTK dilaksanakan dengan bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi dalam tiap siklusnya. Pada tahap perencanaan, peneliti bersama teman sejawat menyiapkan perangkat pembelajaran. Selanjutnya, teman sejawat (guru) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Kemudian peneliti di bantu pengamat, mengamati setiap kegiatan yang terjadi dan mencatatnya, sebagai bahan refleksi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian ini di kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat Jl. Veteran No. 50 Hadimulyo Barat, Kec. Metro Pusat, Kota Metro, peneliti melaksakan program P4KA di SDN 11 Metro Pusat sejak 2007 sampai 2011, sehingga peneliti sedikit tahu kondisi yang ada di SD


(27)

tersebut. Peneliti memilih kelas IVC karena kelas tersebut memiliki rata-rata nilai IPS paling rendah dibanding dengan kelas IVA dan IVB.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Penentuan waktu penelitian di SD mengacu pada kalender pendidikan karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan pembelajaran yang efektif di kelas. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan April 2011 hingga bulan Mei 2011.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah siswa di kelas IVC dengan jumlah 30 orang siswa yang terdiri dari 18 orang perempuan dan 12 orang laki-laki.

D. Sumber Data

Sumber data dalam PTK terdiri dari beberapa sumber yaitu:

1. Siswa: untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Guru: untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pendekatan pembelajaran terpadu dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3. Teman sejawat dan kolaborator: untuk melihat implementasi PTK secara komperhensif, baik dari siswa maupun guru.

4. Dokumentasi: berupa catatan hasil belajar.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


(28)

a. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. b. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

siswa dan guru dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

2. Alat Pengumpulan Data PTK.

a. Soal-soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

b. Lembar observasi: menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPS.

F. Indikator Keberhasilan

Penerapan pemebelajaran terpadu modelconnecteddikatakan berhasil apabila: 1. Nilai rata-rata aktivitas siswa secara klasikal meningkat setiap siklusnya. 2. Adanya peningkatan rata-rata nilai siswa secara klasikal setiap siklusnya.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data hasil observasi, yaitu data tentang kinerja guru dan aktivitas siswa, sedangkan analisis kuantatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

1. Analisis Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes formatif setiap siklus. Nilai hasil belajar siswadicari dengan rumus berikut:

N = SM

R

x 100

Keterangan:


(29)

R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum ideal

100 : Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2008: 102)

Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

x= N X

Keterangan :

x : Nilai rata-rata

X : Jumlah semua nilai siswa N : Jumlah siswa

(Sumber: Arikunto, 2007: 264)

Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, menggunakan rumus sebagai berikut:

siswa

belajar tuntas

yang siswa

p 100%

2. Analisis Aktifitas Belajar Siswa

Analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

Setiap siswa memperoleh skor dari aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aspek yang diamati. Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan langsung dan dicatat menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

a. Aspek yang di amati Partisipasi


(30)

2) Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru. 3) Mengemukakan pendapat.

4) Menggikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik. Minat

1) Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. 2) Semangat dalam mengikuti pembelajaran.

3) Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar. 4) Tanggap terhadap instruksi yang di berikan guru

Perhatian

1) Tidak mengganggu teman. 2) Tidak membuat kegaduhan.

3) Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama. 4) Menghargai pendapat orang lain.

Persentase

1) Mengerjakan tugas yang di berikan guru. 2) Menjadi pembicara dalam kelompok. 3) Menyampaikan informasi.

4) Memberi kesempatan orang lain berbicara.

b. Rubrik

Tabel 1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Skor Keterangan

4 Jika keempat poin, pada aspek yang diamati muncul selama pengamatan

3 Jika hanya tiga poin, pada aspek yang diamati yang muncul 2 Jika hanya dua poin, pada aspek yang diamati yang muncul 1 Jika hanya satu poin, pada aspek yang diamati yang


(31)

Setelah diperoleh nilai aktivitas siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan klasifikasi hasil penilaian seperti berikut:

Table 2. klasifikasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa

Tingkat keberhasilan (%) Kreteria

86-100 71-85 56-70 42-55 0-41 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang (Sumber: Arikunto, 2007: 264)

3. Penilaian Kinerja Guru

Data kinerja guru diperoleh dari pengamatan langsung kinerja guru ketika melakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar instrument penilaian kinerja guru.

Table 3. Instrument Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

No Aspek yang Diamati Skor

1 2 3 4 5 I Pra-pembelajaran

a. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran

b. Memeriksa kesiapan siswa

II Membuka Pelajaran

a. Melakukan kegiatan apersepsi

b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) pembelajaran

yang akan dicapai

No Aspek yang Diamati 1 2 Skor3 4 5 III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan

c. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

d. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai

b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa


(32)

d. Menguasai kelas

e. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

kontekstual

f. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

timbulnya kebiasaan positif

g. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu

yang telah dialokasikan

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan

media

b. Menghasilkan pesan yang menarik

c. Menggunakan media secara efektif dan efisien

d. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

b. Merespons positif partisipasi siswa

c. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar

d. Mengembangkan sikap peka, tanggap dan adaptif

tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar

e. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

f. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme belajar

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar a. Memantau kemajuan belajar siswa

b. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan pembelajaran

III Penutup

a. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan

siswa

b. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa c. Melaksanakan tindak lanjut

Jumlah Skor Nilai Kinerja Peningkatan

Rata-Rata Nilai Kinerja Keterangan

5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Sangat kurang

(Sumber: Andayani 2009: 73)

Table 4. Rubrik Penilaian Tiap Aspek yang Diamati

Skor Indikator


(33)

guru melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat professional.

4 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukan tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai.

3 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukan dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai.

2 Aspek yang diamati: tidak dilaksakan oleh guru, guru melakukan dengan kesalahan, dan guru tampak tidak menguasai.

1 Aspek yang diamati: tidak sama sekali dilaksakan, dan guru tidak menguasai.

(Sumber: Andayani 2009: 73)

Setelah diperoleh nilai kinerja guru, kemudian dikategorikan sesuai dengan klasifikasi hasil penilaian seperti berikut:

Table 5. Klasifikasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Tingkat keberhasilan (%) Kreteria

86-100 71-85 56-70 42-55 0-41 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang

Adopsi: Departemen Pendidikan Nasional (dalam www.sdn cisarua.sch.id/....guru...guru.../265-penilaian-kinerja-guru.html).

H. Prosedur Penelitian

PTK dilaksanakan dengan bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dalam tiap siklusnya. Urutan tahapan dalam penelitian tersebut dapat dilihat pada bagan siklus PTK berikut ini:

Permasalah ana Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan/ pengumpulan data I Refleksi I

Permasalan baru Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus I


(34)

Gambar 1. Rangkaian Siklus PTK

(Sumber: Arikunto, dkk., 2009: 74)

Siklus I

1. Perencanaan

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected dalam model ini yang dipadukan yaitu kompetensi dasar satu dengan kompetensi dasar lain dalam satu standar kompetensi. Dalam siklus I ini kompetensi dasar yang dipadukan adalah Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Mengenal perkembangan


(35)

teknologi, produksi dan komunikasi dan menyiapkan perangkat pembelajarannya.

b. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang akan diajarkan.

c. Menyusun skenario pembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajarannya.

d. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok. e. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru

selama pembelajaran berlangsung.

f. Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar IPS untuk memperoleh data tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa.

g. Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran terpadu modelconnected.

2. Pelaksanaan tindakan

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut harus diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk memecahkannya.

b. Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang siswa berdasarkan tempat duduk.


(36)

d. Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil setiap kelompok dan penghargaan kelompok.

e. Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

f. Guru memberikan tes formatif sebagaipost tessecara individu. g. Pemeriksaan hasil tes (post tes).

3. Pengamatan atau observasi

a. Melakukan observasi terhadap situasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran pada guru dan mengkaji aktivitas serta hasil belajar siswa, sebagai pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus berikutnya. Hal-hal positif pada hasil refleksi akan tetap dipertahankan dan hal yang kurang positif diminimalisir pada perencanaan berikutnya.


(37)

Berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran siklus II meliputi:

1. Perencanaan

a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama yang mengacu pada kurikulum.

b. Menyusun rencana pembelajaran menggunakan pembelajaran terpadu model connected. Dalam siklus II ini kompetensi dasar yang dipadukan adalah Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Mengenal perkembangan teknologi, produksi dan komunikasi dan Mengenal permasalahan sosial didaerahnya serta menyiapkan perangkat pembelajarannya.

c. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok. d. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru

selama pembelajaran berlangsung.

e. Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar IPS untuk memperoleh data tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa.

f. Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran terpadu modelconnected.

2. Pelaksanaan tindakan

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut harus diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk memecahkannya.


(38)

b. Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang siswa berdasarkan tempat duduk.

c. Melaksanakan kegiatan kelompok.

d. Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil setiap kelompok dan penghargaan kelompok.

e. Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

f. Guru memberikan tes formatif sebagaipost tessecara individu. g. Pemeriksaan hasil tes (post tes).

3. Pengamatan atau observasi

a. Melakukan observasi terhadap situasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran pada guru dan mengkaji aktivitas serta hasil belajar siswa, sebagai pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus berikutnya. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka


(39)

peneliti akan melanjutkan pada siklus berikutnya. Hal-hal positif pada hasil refleksi akan tetap dipertahankan dan hal yang kurang positif diminimalisir pada perencanaan berikutnya.

Siklus III

Berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus II, maka dilanjutkan perbaikan pada siklus III. Pelaksanaan pembelajaran siklus III meliputi:

1. Perencanaan

a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama yang mengacu pada kurikulum.

b. Menyusun rencana pembelajaran menggunakan pembelajaran terpadu model connected. Dalam siklus III ini kompetensi dasar yang dipadukan adalah Mengenal perkembangan teknologi, produksi dan komunikasi dan Mengenal permasalahan sosial didaerahnya.

c. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok. d. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru

selama pembelajaran berlangsung.

e. Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar IPS untuk memperoleh data tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa.

f. Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran terpadu modelconnected.


(40)

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut harus diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk memecahkannya.

b. Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang siswa berdasarkan tempat duduk.

c. Melaksanakan kegiatan kelompok.

d. Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil setiap kelompok dan penghargaan kelompok.

e. Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

f. Guru memberikan tes formatif sebagaipost tessecara individu. g. Pemeriksaan hasil tes (post tes).

3. Pengamatan atau observasi

a. Melakukan observasi terhadap situasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru dan mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa. Kemudian mengumpulkan


(41)

semua hasil data diolah dan disusun dalam laporan penelitian tindakan kelas ini.


(42)

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT Oleh

SUMARTI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat. Pelajaran IPS sering kali menjadi pelajaran yang membosankan karena guru menekan pada kegiatan menghafal, bukan pada pemahaman siswa mengenai fakta, konsep dan generalisasi sera isu-isu sosial yang ada dimasyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dalam hal meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, melalui penerapan pembelajaran terpadu model Connected. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan dengan tiga (3) siklus dan masing-masing siklus dilakukan melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Metode ini dipilih karena penelitian menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaborasi, dan partisipasi berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Data diperoleh melalui observasi dan tes dengan menggunakan panduan observasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan penerapan pembelajaran terpadu model connected, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa terlihat terjadi peningkatan disetiap siklusnya. Rata-rata siklus I yaitu 61,68 % meningkat menjadi 80,13% disiklus II, dan disiklus III meningkat menjadi 85,33%. Hasil belajar IPS meningkat tiap siklusnya. Nilai rata-rata siklus I yaitu 66,97 meningkat menjadi 73,20 disiklus II, dan disiklus III meningkat menjadi 83,03. Berdasarkan hasil temuan, disarankan pada guru hendaknya menggunakan penerapan pembelajaran terpadu modelconnecteduntuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(43)

SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

(Skripsi)

Oleh SUMARTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

Oleh SUMARTI NPM 0713953055

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

Judul Proposal Penelitian :PENERAPAN PEMBELAJARAN


(45)

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT

Nama Mahasiswa : Sumarti Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053055

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan/Fakultas : Ilmu Pendidikan/ Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

MENYETUJUI,

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Rapani, M.Pd. Dra. Asmaul Khair, M.Pd NIP 196007061984031004 NIP 195209191978032002

Pembahas

Dr. Hi. Darsono, M.Pd. NIP. 195410161980031003


(46)

Sekretaris : Dra. Asmaul Khair, M.Pd

Penguji Utama : Dr. Hi. Darsono, M.Pd

2. Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung

Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

Tanggal Lulus Ujian Sripsi:07 Juli 2012


(47)

NPM : 0713053055 Jurusan : Ilmu Pendidikan Program Studi : SI PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Connected untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat benar-benar hasil sendiri

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya, dan apabila dikemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 17 April 2012 Yang membuat pernyataan

Sumarti

NPM 0713053055


(48)

baik adalah nasehat terbaik (Fuller). Jika kita melayani, maka hidup akan lebih berarti (John Gardne). Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun..

(Bung Karno)

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)


(49)

Jarmi.

Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh adalah Taman kanak-kanak Harapan Ibu Kotanapal selesai pada tahun 1993 Sekolah Dasar Negeri 1 Kotanapal selesai tahun 1998. Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Negara selesai 2000. Kursus LP2K selesai 2001. Sekolah Menengah Atas mulai tahun 2004 selesai tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis melaksanakan Program Pengenalan Proses Pembelajaran dan Kompetensi Akademik (P4KA) di SD Negeri 11 Metro Pusat dari tahun 2007-2011.


(50)

sayangku kepada:

Mamak dan Bapak yang telah membesarkanku, mendidik dan selalu mendoakan serta mencurahkan kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus ikhas demi kebahagiaan dan keberhasilanku. Sungguh ku tak akan pernah dapat membalas itu

semua dengan sempurna.

membantu dan memberikan semangat kepada ku.

doanya untuk ku.

Mbak Seti,Mbak Uun, Mas Edi, Mas Aziz, Mas Gio sa mendukung dan mendoakan untuk ku.

Anak dan Keponnakan-keponakanku si pintar Syifa, Firgi dan Dani, si jagoan Fani, Andre, Argi, si cerdas , Lutif, Icha, Nina, si cantik Rahma, Hasna yang

senantiasa menghibur dan melepas lelah

Para pendidik yang mendidikku dengan ketulusan dan kesabaran, semoga mendapat ridho Allah SWT.

Sahabat-sahabatku seperjuangan yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu. Semoga kelak kita penuh manfaat untuk diri kita dan orang lain.

Almamater tercinta Universitas Lampung


(51)

Penerapan Pembelajaran Terpadu model Connected untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan sekripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si,; selaku Dekan FKIP Universitas Lampung beserta stafnya yang telah memberi kesempatan dan kemudahan kepada penulis dalam mengikuti pendidikan hingga terselesainya penulisan sekripsi ini.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.; selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas lampung beserta stafnya.

3. Bapak Dr. Hi Darsono, M.Pd.; selaku Ketua Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Lampung, dan selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat.

4. Ibu Asmaul Khair, M.Pd.; selaku Ketua UPP Metro S1 PGSD FKIP Universitas Lampung. Dan juga selaku dosen pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulis.

5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd.; selaku Dosen pembimbing utama yang telah membimbing dan mengarahkan dengan penuh kearifan.


(52)

7. Bapak Basiran S.Pd. SD. Selaku Kepala SD Negeri 11 Metro Pusat, serta dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Sri Sunarniati, S.Pd. SD. Selaku teman sejawat yang banyak membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Teristimewa kepada orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materil demi keberhasilan studi penulis.

10. Rekan-rekan yang telah berjuang bersama-sama demi keberhasilan masa depan.

11. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan saudara-saudara mendapat balasan dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik isi maupun penulisan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan dari semua pihak.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan tuntutan zaman, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Metro, 17 Mei 2012 Penulis


(53)

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Jadwal pelaksanaan penelitian dengan penerapan pembelajaran terpadu model connecteduntuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat, sebagai berikut.


(54)

3. Konsultasi proposal PTK dengan dosen pembimbing

Februari Maret 2011

4. Seminar proposal 07 April 2011

5. Perbaikan dan konsultasi proposal PTK pasca seminar

08 April 15 April 2011

6. Pengajuan suran ijin penelitian ke fakultas O5 April 2011 7 Konsultasi dengan kepala sekolah dan guru kelas

IVC tentang pelaksanaan penelitian

11 April 2011 8. Pengajuan surat ijin penelitian ke pala sekolah 16 April 2011 9. Pelaksanaan penelitian

a. Pelaksanaan siklus I b. Pelaksanaan siklus II c. Pelaksanaan siklus III

21 22 Mei 2012 24 28 Mei 2012 29 31 Mei 2012 10. Pengajuan surat keterangan telah melaksanakan

penelitian ke kepala sekolah

26 April 2011 11. Menyusun laporan hasil penelitian 01 Juni 2012 12. Perbaikan dan konsultasi laporan hasil penelitian

dengan dosen pembimbing

13 April 27 April 2012

13. Seminar hasil 17 Mei 2012

14. Perbaikan dan konsultasi laporan hasil penelitian pasca seminar

Juni 2012 15. Penyusunan lanjutan, ujian, dan layak sebar skripsi Juni 2012 16. Penggandaan dan penyerahan loporan hasil

penelitian


(55)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis ... 10

2. Manfaat Praktis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian belajar... 12

2. Aktivitas Belajar... 14

3. Hasil Belajar ... 16

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

a. Faktor Internal ... 18

b. Faktor Eksternal ... 18

B. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 18

C. Pembelajaran Terpadu 1. Pengertian Pembelajaran Terpadu... 20

2. Pengertian ModelConnected ... 23

3. Kelebihan dan Kekurangan ModelConnected ... 24

D. Hipotesis ... 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 26


(56)

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 28

F. Indikator Keberhasilan ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 28

H. Prosedur Penelitia... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian ... 42

1. Gambaran Umum SD Negeri 11 Metro Pusat ... 42

2. Deskripsi Awal ... 43

3. Refleksi Awal ... 44

B. Hasil ... 45

1. Siklus 1 ... 45

2. Siklus II ... 57

3. Siklus III ... 67

C. Pembahasan ... 83

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 77

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 80

3. Hasil Belajar Siswa ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(57)

Tabel Halaman

1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 31

2. Klasifikasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa ... 31

3. Instrument Penilaian Kinerja Guru (IPKG) ... 31

4. Rubrik Penilaian Tiap Aspek yang Diamati ... 33

5. Klasifikasi Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 33

6. Rincian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Tiap Siklus ... 45

7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan 1) ... 51

8. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan 2) ... 52

9. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 52

10. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 53

11. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 53

12. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I ... 54

13. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II pertemuan 1) ... 62

14. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II pertemuan 2) ... 62

15. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 63

16. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 64

17. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 65

18. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II .... 65

19. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus III pertemuan 1) ... 72

20. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus III pertemuan 2) ... 73

Tabel Halaman 21. Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 74


(58)

24. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus III ... 76 25. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 77 26. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru

dalam Pemelajaran ... 80 27. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 83


(59)

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 93

2. Surat Keterangan dari Fakultas ... 94

3. Surat Izin penelitian dari Fakultas... 95

4. Surat Peryataan Teman Sejawat... 96

5. Surat Izin Penelitian dari SD... 97

6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 98

7. Jadwal Pelajaran... 99

8. Silabus ... 100

9. Diagram PetaConnected... 112

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan 2)... 115

11. HasilPost TesSiswa Pada Siklus I, II, dan III. ... 148

12. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan pertemuan 2) ... 164

13. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembalajaran pada Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan pertemuan 2) ... 176

14. Hasil Siswa Secara Keseluruan Tiap Siklusnya... 188


(60)

Gambar Halaman

1. Diagram PetaConnected... 25

2. Rangkaian Siklus PTK ... 34

3. Diagram Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 78

4. Diagram Rekapitulasi Kinerja Guru Tiap Siklus ... 81


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis ... 10

2. Manfaat Praktis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian belajar... 12

2. Aktivitas Belajar... 14

3. Hasil Belajar ... 16

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

a. Faktor Internal ... 18

b. Faktor Eksternal ... 18

B. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 18

C. Pembelajaran Terpadu 1. Pengertian Pembelajaran Terpadu... 20

2. Pengertian ModelConnected ... 23

3. Kelebihan dan Kekurangan ModelConnected ... 24

D. Hipotesis ... 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 26


(2)

B. Tempat, Waktu dan Lama Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 27

D. Sumber Data ... 27

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 28

F. Indikator Keberhasilan ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 28

H. Prosedur Penelitia... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian ... 42

1. Gambaran Umum SD Negeri 11 Metro Pusat ... 42

2. Deskripsi Awal ... 43

3. Refleksi Awal ... 44

B. Hasil ... 45

1. Siklus 1 ... 45

2. Siklus II ... 57

3. Siklus III ... 67

C. Pembahasan ... 83

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 77

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 80

3. Hasil Belajar Siswa ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 31

2. Klasifikasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa ... 31

3. Instrument Penilaian Kinerja Guru (IPKG) ... 31

4. Rubrik Penilaian Tiap Aspek yang Diamati ... 33

5. Klasifikasi Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 33

6. Rincian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Tiap Siklus ... 45

7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan 1) ... 51

8. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan 2) ... 52

9. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 52

10. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 53

11. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 53

12. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I ... 54

13. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II pertemuan 1) ... 62

14. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II pertemuan 2) ... 62

15. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 63

16. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 64

17. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 65

18. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II .... 65

19. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus III pertemuan 1) ... 72

20. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus III pertemuan 2) ... 73

Tabel Halaman 21. Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 74


(4)

22. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 75 23. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 75 24. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus III ... 76 25. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 77 26. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru

dalam Pemelajaran ... 80 27. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 83


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 93

2. Surat Keterangan dari Fakultas ... 94

3. Surat Izin penelitian dari Fakultas... 95

4. Surat Peryataan Teman Sejawat... 96

5. Surat Izin Penelitian dari SD... 97

6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 98

7. Jadwal Pelajaran... 99

8. Silabus ... 100

9. Diagram PetaConnected... 112

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan 2)... 115

11. HasilPost TesSiswa Pada Siklus I, II, dan III. ... 148

12. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan pertemuan 2) ... 164

13. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembalajaran pada Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan pertemuan 2) ... 176

14. Hasil Siswa Secara Keseluruan Tiap Siklusnya... 188


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram PetaConnected... 25

2. Rangkaian Siklus PTK ... 34

3. Diagram Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 78

4. Diagram Rekapitulasi Kinerja Guru Tiap Siklus ... 81


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran terpadu tipe connected untuk meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar matematika (penelitian tindakan klas di madrasah tsanawiyah pembangunan UIN Jakarta

0 9 373

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

0 10 65

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Siswa Kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat

1 16 85

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 11 74

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SISWA KELAS IV B SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 79

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 65

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU PERSPEKTIF METODE PEMBELAJARAN: ANTARA Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Perspektif Metode Pembelajaran: Antara Discovery Learning Dengan Cerama

0 4 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas II

0 1 19

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Tohuda

0 1 11