PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

Oleh SUMARTI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat. Pelajaran IPS sering kali menjadi pelajaran yang membosankan karena guru menekan pada kegiatan menghafal, bukan pada pemahaman siswa mengenai fakta, konsep dan generalisasi sera isu-isu sosial yang ada dimasyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dalam hal meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, melalui penerapan pembelajaran terpadu model Connected. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan dengan tiga (3) siklus dan masing-masing siklus dilakukan melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Metode ini dipilih karena penelitian menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaborasi, dan partisipasi berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Data diperoleh melalui observasi dan tes dengan menggunakan panduan observasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan penerapan pembelajaran terpadu model connected, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa terlihat terjadi peningkatan disetiap siklusnya. Rata-rata siklus I yaitu 61,68 % meningkat menjadi 80,13% disiklus II, dan disiklus III meningkat menjadi 85,33%. Hasil belajar IPS meningkat tiap siklusnya. Nilai rata-rata siklus I yaitu 66,97 meningkat menjadi 73,20 disiklus II, dan disiklus III meningkat menjadi 83,03. Berdasarkan hasil temuan, disarankan pada guru hendaknya menggunakan penerapan pembelajaran terpadu model connected untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(2)

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

Oleh SUMARTI NPM 0713953055

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

(Skripsi)

Oleh SUMARTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis ... 10

2. Manfaat Praktis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian belajar... 12

2. Aktivitas Belajar... 14

3. Hasil Belajar ... 16

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

a. Faktor Internal ... 18

b. Faktor Eksternal ... 18

B. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 18

C. Pembelajaran Terpadu 1. Pengertian Pembelajaran Terpadu... 20

2. Pengertian ModelConnected ... 23

3. Kelebihan dan Kekurangan ModelConnected ... 24


(5)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... 26

B. Tempat, Waktu dan Lama Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 27

D. Sumber Data ... 27

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 28

F. Indikator Keberhasilan ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 28

H. Prosedur Penelitia... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian ... 42

1. Gambaran Umum SD Negeri 11 Metro Pusat ... 42

2. Deskripsi Awal ... 43

3. Refleksi Awal ... 44

B. Hasil ... 45

1. Siklus 1 ... 45

2. Siklus II ... 57

3. Siklus III ... 67

C. Pembahasan ... 83

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 77

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 80

3. Hasil Belajar Siswa ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 31

2. Klasifikasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa ... 31

3. Instrument Penilaian Kinerja Guru (IPKG) ... 31

4. Rubrik Penilaian Tiap Aspek yang Diamati ... 33

5. Klasifikasi Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 33

6. Rincian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Tiap Siklus ... 45

7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan 1) ... 51

8. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan 2) ... 52

9. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 52

10. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 53

11. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 53

12. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I ... 54

13. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II pertemuan 1) ... 62

14. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II pertemuan 2) ... 62

15. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 63

16. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 64

17. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 65

18. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II .... 65

19. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus III pertemuan 1) ... 72

20. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus III pertemuan 2) ... 73


(7)

Tabel Halaman 21. Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 74 22. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 75 23. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 75 24. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus III ... 76 25. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 77 26. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kinerja Guru

dalam Pemelajaran ... 80 27. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 83


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 93

2. Surat Keterangan dari Fakultas ... 94

3. Surat Izin penelitian dari Fakultas... 95

4. Surat Peryataan Teman Sejawat... 96

5. Surat Izin Penelitian dari SD... 97

6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 98

7. Jadwal Pelajaran... 99

8. Silabus ... 100

9. Diagram PetaConnected... 112

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan 2)... 115

11. HasilPost TesSiswa Pada Siklus I, II, dan III. ... 148

12. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan pertemuan 2) ... 164

13. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembalajaran pada Siklus I, II, dan III (pertemuan 1 dan pertemuan 2) ... 176

14. Hasil Siswa Secara Keseluruan Tiap Siklusnya... 188


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram PetaConnected... 25

2. Rangkaian Siklus PTK ... 34

3. Diagram Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 78

4. Diagram Rekapitulasi Kinerja Guru Tiap Siklus ... 81


(10)

MOTTO

Sifat orang yang berilmu tinggi adalah merendahkan hati kepada manusia dan takut kepada Tuhan. Contoh yang baik adalah nasehat terbaik (Fuller). Jika kita melayani, maka hidup akan lebih berarti (John Gardne). Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun..

(Bung Karno)

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.


(11)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Rapani, M.Pd. ………….

Sekretaris : Dra. Asmaul Khair, M.Pd …………..

Penguji Utama : Dr. Hi. Darsono, M.Pd …………..

2. Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung

Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(12)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama mahasiswa : Sumarti

NPM : 0713053055

Jurusan : Ilmu Pendidikan Program Studi : SI PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Connected untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat ” adalah benar-benar hasil sendiri

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya, dan apabila dikemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 17 April 2012 Yang membuat pernyataan

Sumarti


(13)

PERSEMBAHAN

Ya Rob, apabila karya ini merupakan salah satu kebanggaannya, maka ku persembahkan karya ini untuk orang yang ku cintai sebagai tanda bakti dan

sayangku kepada:

Mamak dan Bapak yang telah membesarkanku, mendidik dan selalu mendoakan serta mencurahkan kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus ikhas demi kebahagiaan dan keberhasilanku. Sungguh ku tak akan pernah dapat membalas itu

semua dengan sempurna.

Kepada suamiku “M. Fitri Murdani” yang senantiasa membantu dan memberikan semangat kepada ku.

Saudara kandungku” Mas Ahmat, Mas Saimin yang memberikan dukungan dan doanya untuk ku.

Saudara iparku “Mbak Lisoh, Mbak Latifah, Mbak Seti,Mbak Uun, Mas Edi, Mas Aziz, Mas Gio” yang senantiasa mendukung dan mendoakan untuk ku. Anak dan Keponnakan-keponakanku si pintar Syifa, Firgi dan Dani, si jagoan

Fani, Andre, Argi, si cerdas , Lutif, Icha, Nina, si cantik Rahma, Hasna yang senantiasa menghibur dan melepas lelah

Para pendidik yang mendidikku dengan ketulusan dan kesabaran, semoga mendapat ridho Allah SWT.

Sahabat-sahabatku seperjuangan yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu. Semoga kelak kita penuh manfaat untuk diri kita dan orang lain.


(14)

Judul Proposal Penelitian : PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT

Nama Mahasiswa : Sumarti Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053055

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan/Fakultas : Ilmu Pendidikan/ Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

MENYETUJUI, Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Rapani, M.Pd. Dra. Asmaul Khair, M.Pd NIP 196007061984031004 NIP 195209191978032002

Pembahas

Dr. Hi. Darsono, M.Pd. NIP. 195410161980031003


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotanapal, Lampung Utara pada tanggal 02 Februari 1987. Merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan dari Bapak Jamin dan Ibu Jarmi.

Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh adalah Taman kanak-kanak Harapan Ibu Kotanapal selesai pada tahun 1993 Sekolah Dasar Negeri 1 Kotanapal selesai tahun 1998. Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Negara selesai 2000. Kursus LP2K selesai 2001. Sekolah Menengah Atas mulai tahun 2004 selesai tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis melaksanakan Program Pengenalan Proses Pembelajaran dan Kompetensi Akademik (P4KA) di SD Negeri 11 Metro Pusat dari tahun 2007-2011.


(16)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad, hidayah, dan innayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Terpadu model Connected untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IVC SD Negeri 11 Metro Pusat”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan sekripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si,; selaku Dekan FKIP Universitas Lampung beserta stafnya yang telah memberi kesempatan dan kemudahan kepada penulis dalam mengikuti pendidikan hingga terselesainya penulisan sekripsi ini.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.; selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas lampung beserta stafnya.

3. Bapak Dr. Hi Darsono, M.Pd.; selaku Ketua Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Lampung, dan selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat.


(17)

4. Ibu Asmaul Khair, M.Pd.; selaku Ketua UPP Metro S1 PGSD FKIP Universitas Lampung. Dan juga selaku dosen pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulis.

5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd.; selaku Dosen pembimbing utama yang telah membimbing dan mengarahkan dengan penuh kearifan.

6. Bapak Ibu Dosen serta Staf S1 PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Basiran S.Pd. SD. Selaku Kepala SD Negeri 11 Metro Pusat, serta dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Sri Sunarniati, S.Pd. SD. Selaku teman sejawat yang banyak membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Teristimewa kepada orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materil demi keberhasilan studi penulis.

10. Rekan-rekan yang telah berjuang bersama-sama demi keberhasilan masa depan.

11. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Semoga amal baik Bapak, Ibu dan saudara-saudara mendapat balasan dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik isi maupun penulisan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan dari semua pihak.


(18)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan tuntutan zaman, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Metro, 17 Mei 2012 Penulis


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mengatur pelaksanaan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah

meletakkan dasar hukum yaitu dengan dikeluarkan Undang-Undang Republik

Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendididkan Nasional. Pada Bab I

pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa, dan

Negara.

Dalam Bab II memuat tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

Pada pasal 3 disebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,


(20)

2

bertanggungjawab. Pendidikan juga merupakan salah satu bidang

pembangunan dalam masyarakat Indonesia. Pendidikan di lakukan untuk

mencetak dan mencerdaskan serta meningkatkan taraf hidup manusia yang

terus berubah dari waktu ke waktu. Dalam pendidikan manusia di didik

mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengarahkan ke masa depan

yang lebih baik, mencapai kesadaran pribadi, terampil serta berkembang ke

arah kedewasaan. Untuk itu, dalam proses belajar dan pembelajaran siswa

harus aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di

kelas.

Sejak tahun 2006 dalam pelaksanaan pendidikan nasional di perkenalkan dan

di terapkan kurikulum baru yang disebut kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan penjabaran lebih lanjut dan sekaligus

sebagai evaluasi dari pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), jadi

KTSP merupakan implementasi KBK pada tingkat pendidikan tertentu.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2003:4 (dalam Trianto 2010:15)

kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut pusat kurikulum 2000 (dalam

Trianto 2010: 16) kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan dan

nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kebiasaaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus

memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki


(21)

3

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. Pengajaran

IPS adalah mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi

yang berkaitan dengan isu sosial (kurikulum IPS 2006). Sedangkan Kurikulum

pendidikan IPS merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu, Martoella (dalam

Trianto 2010: 172-173) mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS

lebih menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada “transfer ilmu” karena dalam pembelajaran pendididkan IPS siswa diharapkan memperoleh

pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih

sikap, nilai, moral, dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah

dimiliki. Dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tujuan mata pelajaran IPS

adalah (1) mengenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat di lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir

logis, kritis, dan rasa ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah dan

keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan

berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang

majemuk dan tingkat lokal, nasional, dan global.

Untuk menunjang tercapainya tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial maka harus

didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang

dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

keberhasilan pembelajaran dan kegairahan belajar siswa. Kualitas dan

keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan


(22)

4

oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model dan metode

pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan guru dalam mengajar

(Darsono, 2007:1).

Pembelajaran IPS pada umumnya masih didominasi oleh paradigma

pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered). Guru aktif mentransfer

pengetahuan pada siswa, sedangkan siswa menerima pembelajaran dengan

pasif. Proses gegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar seharusnya

berlangsung menarik, aktivitas siswa sebagai pembelajar selalu antusias dalam

mengikuti setiap mata pelajaran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan

lain, kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh dengan aktivitas,

kreativitas dan ide-ide cemerlang itu nampak, kelas yang ada hanyalah kelas

yang pasif dimana hanya terjadi pemberian informasi dari guru ke siswa.

Siswa hanya mendengarkan sambil mencatat hal-hal yang dianggap penting,

selanjutnya mengerjakan latihan sesuai perintah guru.

Keadaan seperti tersebut juga terjadi di Sekolah Dasar tempat peneliti

melaksanakan Program Pengenalan Proses Pembelajaran dan Kompetensi

Akademik (P4KA) sebagai salah satu program yang wajib dilaksanakan pada

progaram studi S1 PGSD. Sekolah Dasar Negeri 11 Metro Pusat, sempat

memperoleh Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) tertinggi se-kota Metro pada

tahun 2008. Apabila dilihat dari prestasi yang diraih, seharusnya seluruh siswa

disekolah tersebut unggul dalam prestasinya. Namun kenyataannya dilapangan

menunjukkan masih ada siswa yang hasil belajarnya rendah. Hal ini bisa


(23)

5

2011/2012 kelas IVA, IVB, dan IVC yaitu 60, 58 dan 54. Dibanding dengan

ke-tiga kelas tersebut kelas IVC lah yang hasil belajarnya paling rendah.

Berdasarkan wawancara dan penjelasan guru serta observasi terhadap siswa

kelas IVC diperoleh keterangan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS masih rendah. Hal ini terlihat masih banyak siswa yang belum mencapai

kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65, sedangkan

siswa yang mencapai ketuntasan sekitar 33% atau 10 orang siswa dari jumlah

keseluruhan yaitu 30 orang siswa. Rendahnya hasil belajar tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut penjelasan guru, dalam

menyampaikan pembelajaran, guru masih kekurangan waktu untuk

menyampaikan materi pembelajaran, metode yang digunakan guru kurang

bervariasi, belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran meskipun

banyak media pembelajaran yang ada di sekolah tersebut, kurang mengaitkan

materi pembelajaran dengan dunia keseharian siswa.

Sedangkan dari sisi siswa, masih ada kecendrungan kurang peduli dengan

belajar, bahkan didapati beberapa siswa yang tidak masuk sekolah tanpa

alasan meski berulang kali diperingatkan oleh guru.kurangnya perhatian dari

orang tua siswa dalam kelanjutan pendidikan siswa dirumah, karena sebagian

besar orang tua siswa bekerja sebagai pedagang di pasar dan lebih banyak

menggunakan waktunya untuk berdagang. Kurangnya aktivitas siswa dalam

pembelajaran karena siswa menerima pembelajaran dengan pasif. Sehingga

siswa cenderung kurang bersemangat dan termotivasi. Siswa juga sering


(24)

6

Selanjutnya, hasil obsevasi peneliti terhadap aktivitas belajar IPS di kelas IVC

SD Negeri 11 Metro Pusat, guru masih mendominasi pembelajaran dengan

ceramah sehingga membosankan, guru hanya menekan pada pelajaran ini

untuk menghafal bukan menekankan pada pemahaman siswa.

Guru lebih mendominasi aktivitas belajar di kelas sementara siswa cenderung

lebih pasif dalam pembelajaran. Guru dalam mengajar cenderung menoton,

dalam artian mereka hanya memberikan informasi (proses satu arah) tanpa ada

timbal balik, kalu ada feed back itu biasanya hanya sebuah pertanyaan-pertanyaan lain atau paling tidak memotivasi siswa untuk bertanya. Guru

belum menerapkan pembelajaran terpadu model connected di kelas, tidak jarang pula aktivitas tanya jawab yang terjadi terkesan dipaksakan misalnya

siswa baru menjawab sebuah pertanyaan apabila telah ditunjuk oleh guru.

Selain itu, dalam proses pembelajaran minat belajar siswa kurang, siswa juga

enggan untuk memperhatiakan materi yang diajarkan oleh guru. Hal seperti itu

terlihat dari aktivitas mereka seperti: mengantuk, asik dengan dirinya sendiri,

mengobrol, bermain pulpen, atau membersihkan kuku-kuku mereka seta

bergurau dengan teman sebangku bahkan ada yang sampai membuat gaduh

seisi kelas dengan ulah-ulah mereka. Sehingga ketika menyelesaikan soal,

masih banyak siswa yang belum mengerti cara menyelesaikannya.

Sehubungan dengan masalah di atas, diperlukan terobosan baru dalam

pembelajaran yang dapat memotivasi siswa agar lebih aktif, kreatif, dan

inovatif. Salah satu model yang dipandang dapat memfasilitasi yaitu


(25)

7

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengatakan bahwa model

pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum

yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan terutama

pada jenjang sekolah dasar. Hal ini sejalan dengan Richmond (dalam

Syaifudin, 2006: 5) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sangat

diperlukan terutama untuk sekolah dasar, karena pada jenjang ini siswa

menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit

menghadapi pengolahan yang artificial.

Sedangkan menurut Prabowo (dalam Holil 2008: 7) terdapat tiga model

pembelajaran terpadu yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat

dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar. Ketiga model

pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected),

model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated).

Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model

terhubung (the connected model), karena model connected ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri.

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan

pendekatan interdisipliner. Depdikbud (dalam Trianto, 2010: 6) mengatakan

bahwa model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun

kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip

secara holistis dan autentik. Salah satu diantaranya adalah memadukan

Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh


(26)

8

menyimpan dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang

dipelajarinya. Dengan demikian siswa akan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu kiranya dilakukan perbaikan kualitas

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected untuk meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

kelas IVC SDN 11 Metro Pusat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru masih kekurangan waktu untuk menyampaikan materi.

2. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher centre) sehingga pembelajaran terasa membosankan, monoton dan tidak menarik, serta

kurang menyenangkan.

3. Kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran karena siswa

menerima pembelajaran dengan pasif karena guru kurang menggunakan

metode pembelajaran yang bervariasi.

4. Penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar masih

kurang.

5. Proses pembelajaran kurang mengaitkan dengan situasi dunia nyata

siswa.

6. Siswa kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya.

7. Siswa sering bermain ketika pembelajaran berlangsung.


(27)

9

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran terpadu model

connected dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVC SDN 11 Metro Pusat? Pokok permasalahan tersebut lebih lanjut penulis

perinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan

pembelajaran terpadu modelconnectedaktivitas siswa meningkat?

2. Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan

pembelajaran terpadu modelconnectedhasil belajar siswa meningkat?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas maka

tujuan penelitian adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial SDN 11 Metro Pusat dengan menggunakan

pembelajaran terpadu modelconnected.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial SDN 11 Metro Pusat dengan menggunakan pembelajaran terpadu


(28)

10

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pembelajaran IPS terutama pada usaha untuk meningkatkan hasil belajar

IPS. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pada strategi pembelajaran IPS yang berupa pergeseran dari pembelajaran

yang hanya mementingkan hasil kepembelajaran yang mementingkan

proses.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Melalui penerapan pembelajaran terpadu modelconnecteddapat membangkitkan minat serta menambah konsep belajar dengan mudah

dan menyenangkan dalam pembelajaran IPS.

b. Bagi guru

Penerapan pembelajaran terpadu modelconnectedmenjadi salah satu sumbangan pemikiran bagi guru dalam menentukan pendekatan

pembelajaran IPS.

c. Bagi sekolah

Penelitian dapat memberi sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam

upaya meningkatkan kualitas siswa dan gurudalam pembelajaran IPS


(29)

11

d. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi pedagogik pada diri

peneliti, sekaligus memberikan pengalaman tentang penelitian

tindakan kelas sehingga dapat menjadi guru yang professional.

e. Bagi Mahasiswa PGSD

Penelitian ini dapat menambah hasil penelitian (riset) ke-SD-an yang

berguna bagi pendidik dalam mengembangkan pembelajaran di


(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan proses aktif dalam

diri pembelajar untuk mengonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman, fisik, dan

lain-lain). Sementara itu dalam pandangan konstruktivisme yang lain belajar

bukanlah semata-mata mentrasfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi

belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterprestasikan

pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam

format yang baru. Sementara itu Harsanto (2007:22) mendefinisikan Belajar

merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman baru

atau bahan baru dari pelajaraan yang sedang dibahas dengan pengetahuan

yang sudah dimiliki oleh pembelajar sehingga pengetahuannya dikembangkan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (dalam Poerwadarminta, 1982: 108)

dikatakan bahwa belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapatkan

sesuatu kepandaian. Sedangkan Sardiman (2004: 22) mengatakan belajar

adalah suatu proses interaksi antar diri manusia (ide, ego, super ego) dengan

lingkungan mungkin yang berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.

Sedangkan, menurut Hamalik (dalam http://id.shvoong.com 2001: 28), belajar


(31)

13

dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan,

pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,

jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (dalam Baharuddin dan Nur, 2008:13). belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study, 2)to fix in the mind or memory; memorize; 3)to acquire trough experience; 4)to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.

Menurut Gulo (2002: 72) Belajar adalah seperangkat kegiatan (aktivitas),

terutama kegiatan mental intelektual, mulai dari kegiatan yang paling

sederhana sampai kegiatan yang rumit. Pada tahap pertama kegiatan belajar

tampak seperti kegiatan fisik dalam arti kegiatan melihat, mendengar, meraba,

dengan alat indra manusia. Aktivitas belajar pada tahap selanjutnya adalah

kegiatan akomodasi kognitif, yaitu dalam bentuk mengamati yang kemudian

diintegrasikan dengan kemampuan kognitif yang telah dimiliki seseorang.

Tingkat berikutnya adalah asimilasi kognitif yaitu menguji, mencocokan,

menyesuaikan, mempergunakan dan sebagainya. Selanjutnya Gulo (2002: 74)

mengatakan istilah aktif dalam konsep belajar adalah “aktivitas mental

intelektual yang ada dalam proses akomodasi dan asimilasi kognitif.

Berdasarkan pengertian diatas, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang

dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga, dan mendapatkan

perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dengan masuknya


(32)

14

ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan

sebagai hasil dari proses belajar.

Dari beberapa definisi para ahli diatas, penulis menyimpulkan adanya

beberapa ciri belajar, yaitu:

1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior)

2. Perubahan perilakurelative permanent.

3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses

belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Menurut Baharuddin dan Nur (2008:16). Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memerhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

1. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

2. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selam proses belajar lebih berarti. 4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan

membuat proses belajar lebih berarti.

5. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

B. Aktivitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 31) berarti keaktifan atau

kegiatan. Maka aktivitas belajar adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan

individu untuk memperoleh sesuatu yang ingin dicapai. Kaitanya dengan

penelitian ini yang dimaksud dengan aktivitas belajar ádalah keterlibatan


(33)

15

kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses relajar mengajar

dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2010: 277).

Sedangkan menurut Trinandita 1984 (dalam http:// ipotes. wordpress.com) menyatakan bahwa ” hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing–masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi belajar.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman, AM.( 2004: 95) yang mengatakan

bahwa “tidak di katakan belajar apabila di dalamnya tidak terdapat aktivitas, oleh sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di

dalam interaksi belajar mengajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

kata aktivitas adalah kegiatan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar

di kelas yang dilakukan secara sungguh-sungguh. Aktivitas ini meliputi

aktivitas fisik, mental maupun emosional yang dicurahkan untuk mentransfer

berbagai informasi yang di peroles di bangku sekolah

Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan belajar adalah aktivitas

manusia di mana semua potensi manusia di kerahkan. Kegiatan ini tidak

terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan

kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak jarang

melibatkan kemampuan fisik. Kegiatan emosional meliputi rasa senang atau

tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau antipati. Kegiatan fisik

dalam belajar diwujutkan dalam bentuk menulis, mengatur meragakan, dan


(34)

16

C. Hasil Belajar

Hasil adalah sesuatu yang dibuat/diperoleh oleh suatu usaha (KBBI, 2008:

468). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud hasil dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa yaitu berupa nilai. Nilai siswa adalah

hasil dari siswa melakukan serangkaian kegiatan belajar yang kemudian

dievaluasi dengan ujian.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil

belajar yang dicapai siswa. hasil belajar dapat diartikan sebagai taraf

keberhasilan proses belajar mengajar, Syah dalam Putri (2010. blog).

Menurut Mudjiono (dalam Munawar, 2009: 6) hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental

tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak belajar,

dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil

belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan

puncak proses belajar. Dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur

seperti tertuang dalam rapor atau angka ijazah (Dimyanti dan Mujiono, 2003:

3-5). Selanjutnya, Nasrun (Tim Dosen, 1980: 25) mengemukakan bahwa hasil

belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputussan mengenai tinggi


(35)

17

Hasil belajar dikatakan berhasil apabila tingkat kemampuan siswa bertambah

dari hasil sebelumnya.

Sedangkan menurut Hamalik (dalam blogspot.com 2002: 155) hasil belajar

tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati

dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

Hasil belajar seiring dipergunakan dalam arti luas yakni untuk

bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan

harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran

berlangsung, tes akhir semestre dan sebagainya. Adapun yang dimaksud hasil

belajar dalam penelitian ini adalah nilai siswa yang diperoleh dari

pembelajaran IPS.

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran

berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang tertuang dalam bentuk

angka (nilai). Jadi aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa, maka proses

belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keuntungan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh

gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa

diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan


(36)

18

belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum

menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

Menurut Hamalik (dalam Baharuddin dan Nur, 2008: 19-28) faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua

golongan, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan

faktor yang berasal dari luar diri individu (eksternal). Kedua faktor ini saling

mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menetukan kualitas

hasil belajar.

Menurut Munawar (dalam blogspot.com) mengatakan bahwa faktor internal dan eksternal meliputi:

1. Faktor Internal

a) Faktor fisiologis (jasmaniah)

Faktor-faktor fisiologis antara pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah intelegensi atau kecerdasan siswa, minat atau kemauan, sikap, bakat dan motivasi.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar meliputi: (1) Faktor lingkungan keluarga, (2) Faktor lingkungan sekolah dan (3) Faktor lingkungan masyarakat

E. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Soemantri (dalam Sapria, 2007: 7) pendidikan IPS adalah

penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, idiologi Negara dan disiplin ilmu

lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat


(37)

19

Sementara itu Suyatna (2009: 64) mengatakan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.

Pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta

menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai

aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah

semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya

atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota

masyarakat.

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu

tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat

ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan

(Sumantri. 2001: 89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National

Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara

pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,

ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,

dan sebagainya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai

SMP/MTS/SMPLB. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi


(38)

20

peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Supriatna (2007: 9) mengatakan IPS sekolah dasar merupakan mata pelajaran

yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Hal berfungsi untuk

mengembangkan pengetahuan (kognitif), nilai, sikap (afektif), dan

ketrampilan sosial (sosial psikomotor) siswa agar dapat merefleksikan dalam

kehidupan bermayarakat, bangsa, Negara Indonesia).

Permendiknas No 22 Tahun 2006 tujuan mata pelajaran IPS adalah (1) mengenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat di lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, dan rasa ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk dan tingkat lokal, nasional, dan global.

Jadi secara umum penulis simpulkan tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial

itu adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan siswa dengan

mengembangkan kemampuannya (abilities and power) dalam lingkungannya

dan melatih mereka untuk menempatkan dalam masyarakat yang demokrasi.

F. Pembelajaran Terpadu

Menurut Handayani (dalam slideshare.net) mengataka bahwa model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum

yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai

dari tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA, model pembelajaran ini pada

hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan


(39)

21

menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Hal ini sejalan

dengan Richmond (dalam Syaifudin, 2006: 5) mengatakan, terutama pada

jenjang sekolah dasar, karena pada jenjang ini siswa menghayati

pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi

pengolahan yang artificial.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam

intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Prabowo (Holil 2008: 3)

mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai proses mempunyai beberapa

ciri yaitu: (1) berpusat pada siswa (student centered), (2) proses pembelajaran

mengutamakan pemberian pengalaman langsung, dan (3) pemisahan antar

bidang studi tidak terlihat jelas.

Menurut Sukandi (dalam Trianto, 2010: 56) pengajaran terpadu pada dasarnya

dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa

mata pelajaran dalam satu tema actual, dekat dengan dunia siswa, dan ada

kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran terpadu juga merupakan

suatu model pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai pendekatan

pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan

pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna pada

pembelajaran terpadu artinya, siswa akan memahami konsep-konep yang

mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan

konsep yang lain yang sudah mereka pahami.

Hilda (dalam wordpress.com 2003: 52) Pembelajaran terpadu diyakini sebagai


(40)

22

kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori

pembelajaran sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual

anak, pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu topik atau tema-tema

yang dipilih/dikembangkan guru bersama anak, tujuan dari tema ini bukan

untuk literasi bidang studi, akan tetapi konsep-konsep dari bidang studi terkait

dijadikan alat dan wahana untuk mempelajari topik dan tema tersebut.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan

perkembangan kemampuan siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan

peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu

siswa mendapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat

menambah daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang

dipelajarinya.

Fogarty 1991 (dalam Holil 2008: 1– 65) mengemukakan sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah:

1. The fragmented model( Model Fragmen ) 2. The connected model( Model Terhubung ) 3. The nested model( Model Tersarang ) 4. The sequenced model( Model Terurut ) 5. The shared model( Model Terbagi )

6. The webbed model( Model Jaring Laba-Laba ) 7. The threaded model( Model Pasang Benang ) 8. The integrated model( Model Integrasi ) 9. The immersed model( Model Terbenam ), dan 10.The networked model( Model Jaringan)

Sedangkan menurut Prabowo (dalam Holil 2008: 7) model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar. Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated).


(41)

23

G. Pengertian ModelConnected

Pembelajaran terpadu model connected (terhubung) merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan suatu konsep, keterampilan, ide dan

topik dengan suatu konsep, keterampilan, ide dan topik lainnya dalam satu

bidang studi atau inter bidang studi.

Connected (Model Terhubung), yaitu dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep

dalam satu mata pelajaran. Sedangkan (Fogarti dalam kompasiana.com.1991:

23) menyatakan bahwa di dalam mata pelajaran terdapat isi mata pelajaran

yang dikaitkan, misalnya topik dengan topik, konsep dengan konsep, dan

ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau

direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna

dan efektif.

Dalam model connected ini secara sengaja menghubungkan kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi siswa, siswa yang akan

memahami hubungan secara otomatis. Sementara itu Fogarty (dalam Trianto

2010: 39) mengemukakan bahwa modelconnectedmerupakan model integrasi inter bidang studi. Model ini secara nyata mengorganisasikan atau

mengintegrasikan satu konsep, ketrampilan, atau kemampuan yang ditumbuh

kembangkan dalam satu standar kompetensi yang dikaitkan dengan konsep,

ketrampilan atau kemampuan pada kompetensi dasar lain dalam satu bidang


(42)

24

Dari beberapa pendapat ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

pembelajaran terpadu connected adalah model integrasi interbidang studi, maksunya pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan dalam satu

konsep, topik, ketrampilan atau kemampuan, tugas-tugas, ide-ide yang

ditumbuh kembangkan dalam satu standar kompetensi yang dikaitkan dengan

konsep, ketrampilan atau kemampuan pada kompetensi dasar dalam satu

semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu

mata pelajaran.

H. Kelebihan dan Kekurangan ModelConnected

Prabowo (dalam Holil, 2008: 7) menyebutkan kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihan dari modelconnectedadalah sebagai berikut :

1. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.

2. Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.

3. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.

Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai

kekurangan sebagai berikut:

1. Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi,

2. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan

3. Dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

Menurut Prabowo (dalam Handayani 2000: 11-14), Langkah-langkah pembelajaran terpadu model connected secara khusus dapat dibuat sebagai berikut:


(43)

25

1. Tahap Perencanaan

a. Menentukan Kopetensi Dasar

b. Penjabaran Kompetensi Dasar kedalam Indikator c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengelolaan kelas

b. Kegiatan proses/kegiatan inti c. Diskusi

3. Evaluasi

Evaluasi Hasil atau produk

Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep/materi sesuai indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Keterangan: K = Kompetensi

Gambar 2. Diagram Peta Connected diadaptasi dari Fogarty 1991: 14 (dalam Trianto 2010: 40)

I. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas

sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan pembelajaran terpadu model connected dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa kelas IVC SDN 11 Metro Pusat”.


(44)

26

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang fokus pada situasi kelas, atau dalam bahasa asing dikenal dengan

classroom action research. PTK merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik

pembelajaran, Arikunto (2009: 58). PTK dilaksanakan dengan bentuk siklus

berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi dalam tiap siklusnya. Pada

tahap perencanaan, peneliti bersama teman sejawat menyiapkan perangkat

pembelajaran. Selanjutnya, teman sejawat (guru) melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Kemudian peneliti di bantu

pengamat, mengamati setiap kegiatan yang terjadi dan mencatatnya, sebagai

bahan refleksi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian ini di kelas IVC SD Negeri 11 Metro

Pusat Jl. Veteran No. 50 Hadimulyo Barat, Kec. Metro Pusat, Kota Metro,


(45)

27

sampai 2011, sehingga peneliti sedikit tahu kondisi yang ada di SD

tersebut. Peneliti memilih kelas IVC karena kelas tersebut memiliki

rata-rata nilai IPS paling rendah dibanding dengan kelas IVA dan IVB.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2010/2011. Penentuan waktu penelitian di SD mengacu pada kalender

pendidikan karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan

pembelajaran yang efektif di kelas. Penelitian dilaksanakan mulai dari

bulan April 2011 hingga bulan Mei 2011.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah siswa di kelas

IVC dengan jumlah 30 orang siswa yang terdiri dari 18 orang perempuan dan

12 orang laki-laki.

D. Sumber Data

Sumber data dalam PTK terdiri dari beberapa sumber yaitu:

1. Siswa: untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar.

2. Guru: untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pendekatan

pembelajaran terpadu dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

3. Teman sejawat dan kolaborator: untuk melihat implementasi PTK secara

komperhensif, baik dari siswa maupun guru.


(46)

28

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data PTK.

a. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.

b. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

siswa dan guru dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS).

2. Alat Pengumpulan Data PTK.

a. Soal-soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

b. Lembar observasi: menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur

tingkat aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPS.

F. Indikator Keberhasilan

Penerapan pemebelajaran terpadu modelconnecteddikatakan berhasil apabila: 1. Nilai rata-rata aktivitas siswa secara klasikal meningkat setiap siklusnya.

2. Adanya peningkatan rata-rata nilai siswa secara klasikal setiap siklusnya.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif

dan kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data

hasil observasi, yaitu data tentang kinerja guru dan aktivitas siswa, sedangkan

analisis kuantatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan hasil

belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

1. Analisis Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes formatif setiap siklus. Nilai hasil


(47)

29 N = SM R x 100 Keterangan:

N : Nilai yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum ideal

100 : Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2008: 102)

Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

x=

N X Keterangan :

x : Nilai rata-rata

X : Jumlah semua nilai siswa

N : Jumlah siswa

(Sumber: Arikunto, 2007: 264)

Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal,

menggunakan rumus sebagai berikut:

 siswa belajar tuntas yang siswa

p 100%

2. Analisis Aktifitas Belajar Siswa

Analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar siswa adalah

sebagai berikut:

Setiap siswa memperoleh skor dari aktivitas yang dilakukan sesuai dengan


(48)

30

langsung dan dicatat menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa

dalam pembelajaran.

a. Aspek yang di amati

Partisipasi

1) Mengajukan pertanyaan pada teman/guru.

2) Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru.

3) Mengemukakan pendapat.

4) Menggikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik.

Minat

1) Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir.

2) Semangat dalam mengikuti pembelajaran.

3) Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar.

4) Tanggap terhadap instruksi yang di berikan guru

Perhatian

1) Tidak mengganggu teman.

2) Tidak membuat kegaduhan.

3) Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.

4) Menghargai pendapat orang lain.

Persentase

1) Mengerjakan tugas yang di berikan guru.

2) Menjadi pembicara dalam kelompok.

3) Menyampaikan informasi.


(49)

31

b. Rubrik

Tabel 1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Skor Keterangan

4 Jika keempat poin, pada aspek yang diamati muncul selama pengamatan

3 Jika hanya tiga poin, pada aspek yang diamati yang muncul 2 Jika hanya dua poin, pada aspek yang diamati yang muncul 1 Jika hanya satu poin, pada aspek yang diamati yang

muncul

Setelah diperoleh nilai aktivitas siswa, kemudian dikategorikan sesuai

dengan klasifikasi hasil penilaian seperti berikut:

Table 2. klasifikasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa

Tingkat keberhasilan (%) Kreteria

86-100 71-85 56-70 42-55 0-41 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang

(Sumber: Arikunto, 2007: 264)

3. Penilaian Kinerja Guru

Data kinerja guru diperoleh dari pengamatan langsung kinerja guru ketika

melakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar instrument

penilaian kinerja guru.

Table 3. Instrument Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

No Aspek yang Diamati Skor

1 2 3 4 5 I Pra-pembelajaran

a. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran b. Memeriksa kesiapan siswa

II Membuka Pelajaran

a. Melakukan kegiatan apersepsi

b. Menyampaikan kompetensi (tujuan) pembelajaran yang akan dicapai


(50)

32

No Aspek yang Diamati Skor

1 2 3 4 5 III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan

c. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar d. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

c. Melaksanakan pembelajaran secara runtut d. Menguasai kelas

e. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

f. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan timbulnya kebiasaan positif

g. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

b. Menghasilkan pesan yang menarik

c. Menggunakan media secara efektif dan efisien d. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

b. Merespons positif partisipasi siswa

c. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar

d. Mengembangkan sikap peka, tanggap dan adaptif tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar

e. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa f. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme belajar E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

a. Memantau kemajuan belajar siswa

b. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan pembelajaran

III Penutup

a. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

b. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa c. Melaksanakan tindak lanjut

Jumlah Skor Nilai Kinerja Peningkatan


(51)

33

Keterangan 5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Sangat kurang

(Sumber: Andayani 2009: 73)

Table 4. Rubrik Penilaian Tiap Aspek yang Diamati

Skor Indikator

5 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat professional.

4 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukan tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai.

3 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukan dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai.

2 Aspek yang diamati: tidak dilaksakan oleh guru, guru melakukan dengan kesalahan, dan guru tampak tidak menguasai.

1 Aspek yang diamati: tidak sama sekali dilaksakan, dan guru tidak menguasai.

(Sumber: Andayani 2009: 73)

Setelah diperoleh nilai kinerja guru, kemudian dikategorikan sesuai

dengan klasifikasi hasil penilaian seperti berikut:

Table 5. Klasifikasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Tingkat keberhasilan (%) Kreteria

86-100 71-85 56-70 42-55 0-41 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang

Adopsi: Departemen Pendidikan Nasional (dalam www.sdn cisarua.sch.id/....guru...guru.../265-penilaian-kinerja-guru.html).


(52)

34

H. Prosedur Penelitian

PTK dilaksanakan dengan bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat

empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi dalam tiap siklusnya. Urutan tahapan dalam penelitian tersebut dapat

dilihat pada bagan siklus PTK berikut ini:

Gambar 1. Rangkaian Siklus PTK (Sumber: Arikunto, dkk., 2009: 74) Permasalah ana Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan/ pengumpulan data I Refleksi I Permasalan baru hasil refleksi Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus selanjutnya Siklus I

Siklus II Pengamatan/

pengumpulan data II

Permasalan baru hasil refleksi Perencanaan Tindakan III Pelaksanaan Tindakan III

Siklus III Refleksi III Pengamatan/

pengumpulan data III

Apabila permasalahan belum

terselesaikan Permasalahan


(53)

35

Siklus I

1. Perencanaan

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi

dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan

pembelajaran terpadu model connected dalam model ini yang dipadukan yaitu kompetensi dasar satu dengan kompetensi dasar lain

dalam satu standar kompetensi. Dalam siklus I ini kompetensi dasar

yang dipadukan adalah Mengenal pentingnya koperasi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Mengenal perkembangan

teknologi, produksi dan komunikasi dan menyiapkan perangkat

pembelajarannya.

b. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi

pokok yang akan diajarkan.

c. Menyusun skenario pembelajaran dan menyiapkan perangkat

pembelajarannya.

d. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru

selama pembelajaran berlangsung.

f. Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar IPS untuk memperoleh

data tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa.

g. Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan


(54)

36

2. Pelaksanaan tindakan

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi

siswa melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan

kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut

harus diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk

memecahkannya.

b. Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang siswa berdasarkan

tempat duduk.

c. Melaksanakan kegiatan kelompok.

d. Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil

setiap kelompok dan penghargaan kelompok.

e. Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci

jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya

serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

f. Guru memberikan tes formatif sebagaipost tessecara individu. g. Pemeriksaan hasil tes (post tes).

3. Pengamatan atau observasi

a. Melakukan observasi terhadap situasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan.

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses


(55)

37

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses

pembelajaran pada guru dan mengkaji aktivitas serta hasil belajar siswa,

sebagai pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran baru

pada siklus berikutnya. Hal-hal positif pada hasil refleksi akan tetap

dipertahankan dan hal yang kurang positif diminimalisir pada perencanaan

berikutnya.

Siklus II

Berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada proses

pembelajaran siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan

pembelajaran siklus II meliputi:

1. Perencanaan

a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus pertama yang mengacu pada kurikulum.

b. Menyusun rencana pembelajaran menggunakan pembelajaran terpadu

model connected. Dalam siklus II ini kompetensi dasar yang dipadukan adalah Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, Mengenal perkembangan teknologi,

produksi dan komunikasi dan Mengenal permasalahan sosial

didaerahnya serta menyiapkan perangkat pembelajarannya.

c. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru


(56)

38

e. Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar IPS untuk memperoleh

data tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa.

f. Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan

pembelajaran dengan pembelajaran terpadu modelconnected.

2. Pelaksanaan tindakan

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi

siswa melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan

kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut

harus diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk

memecahkannya.

b. Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang siswa berdasarkan

tempat duduk.

c. Melaksanakan kegiatan kelompok.

d. Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil

setiap kelompok dan penghargaan kelompok.

e. Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci

jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya

serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

f. Guru memberikan tes formatif sebagaipost tessecara individu. g. Pemeriksaan hasil tes (post tes).


(57)

39

3. Pengamatan atau observasi

a. Melakukan observasi terhadap situasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan.

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses

pembelajaran pada guru dan mengkaji aktivitas serta hasil belajar siswa,

sebagai pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran baru

pada siklus berikutnya. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka

peneliti akan melanjutkan pada siklus berikutnya. Hal-hal positif pada

hasil refleksi akan tetap dipertahankan dan hal yang kurang positif

diminimalisir pada perencanaan berikutnya.

Siklus III

Berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada proses

pembelajaran siklus II, maka dilanjutkan perbaikan pada siklus III.

Pelaksanaan pembelajaran siklus III meliputi:

1. Perencanaan

a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi


(58)

40

b. Menyusun rencana pembelajaran menggunakan pembelajaran terpadu

model connected. Dalam siklus III ini kompetensi dasar yang dipadukan adalah Mengenal perkembangan teknologi, produksi dan

komunikasi dan Mengenal permasalahan sosial didaerahnya.

c. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru

selama pembelajaran berlangsung.

e. Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar IPS untuk memperoleh

data tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa.

f. Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan

pembelajaran dengan pembelajaran terpadu modelconnected.

2. Pelaksanaan tindakan

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi

siswa melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan

kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut

harus diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk

memecahkannya.

b. Guru membentuk kelompok yang terdiri 4-5 orang siswa berdasarkan

tempat duduk.

c. Melaksanakan kegiatan kelompok.

d. Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil


(59)

41

e. Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci

jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya

serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

f. Guru memberikan tes formatif sebagaipost tessecara individu. g. Pemeriksaan hasil tes (post tes).

3. Pengamatan atau observasi

a. Melakukan observasi terhadap situasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan.

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru

dan mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa. Kemudian mengumpulkan

semua hasil data diolah dan disusun dalam laporan penelitian tindakan


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas

IVC mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD Negeri 11 Metro Pusat dapat

disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran terpadu model connected dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

pada kelas IVC SDN 11 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan pengamatan

observer yang telah dilakukan mulai dari siklus I sampai dengan siklus III,

terjadi peningkatan aktivitas siswa tiap siklusnya. Rata-rata persentase

aktivitas siswa siklus I yaitu 62,08% meningkat menjadi 80,63% pada siklus

II, dan pada siklus III meningkat menjadi 85,31%.

Penerapan pembelajaran terpadu model connected dalam pembelajaran IPS juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVC SDN 11 Metro Pusat.

Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar siswa pada siklus I sampai siklus III.

Dimana nilai rata-rata siklus I adalah 66,97 di siklus II 73,20, dan pada siklus

III meningkat menjadi 83,03. Peningkatan siklus I ke siklus II yaitu 6,23,


(61)

88

B. Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan membaca,

guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang

lebih baik.

2. Kepada orang tua, untuk selalu membimbing dan memotivasi putra

putrinya agar rajin belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi

orang tua, bangsa dan Negara.

3. Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan variasi pembelajaran baik

dalam penerapan, pendekatan, metode, maupun media dalam setiap proses

pembelajaran, karena dengan ditunjang hal tersebut, siswa-siswa lebih

antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

4. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih

belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik


(62)

89

DAFTAR PUSTAKA

Ahmat, Defri. Aktivitas-belajar. Blogspot. Oktober 2010. Diakses tanggal 17 februari 2011. http://id/2010/10/.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/

Andayani,dkk. 2009. Pemantapan kemampuan profesi. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Asrori, Muhammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Rancaekek kencana. Bandung.

Baharuddin dan Nur, Esa. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzzmedia. Jakarta.

Darsono. 2007. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Role Playing dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VA SDN 5 Metro Barat.Lampung

Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia pustaka Utama. Yakarta.

Dimyanti dan Mujiono.2003.Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jakarta.

Handayani, Ginagusri.Model-Model Pembelajaran Terpadu. Diakses tanggal 24 februari 2011. http://www.slideshare.net/ginagusrihandayani/model-pembelajaran-terpadu.

Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Rancaekek kencana. Bandung.


(1)

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IVC mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD Negeri 11 Metro Pusat dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran terpadu model connected dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada kelas IVC SDN 11 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan mulai dari siklus I sampai dengan siklus III, terjadi peningkatan aktivitas siswa tiap siklusnya. Rata-rata persentase aktivitas siswa siklus I yaitu 62,08% meningkat menjadi 80,63% pada siklus II, dan pada siklus III meningkat menjadi 85,31%.

Penerapan pembelajaran terpadu model connected dalam pembelajaran IPS juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVC SDN 11 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar siswa pada siklus I sampai siklus III. Dimana nilai rata-rata siklus I adalah 66,97 di siklus II 73,20, dan pada siklus III meningkat menjadi 83,03. Peningkatan siklus I ke siklus II yaitu 6,23, kemudian siklus II ke siklus III meningkat menjadi 9,77.


(2)

lebih baik.

2. Kepada orang tua, untuk selalu membimbing dan memotivasi putra putrinya agar rajin belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi orang tua, bangsa dan Negara.

3. Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan variasi pembelajaran baik dalam penerapan, pendekatan, metode, maupun media dalam setiap proses pembelajaran, karena dengan ditunjang hal tersebut, siswa-siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

4. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar dapat meningkat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmat, Defri. Aktivitas-belajar. Blogspot. Oktober 2010. Diakses tanggal 17 februari 2011. http://id/2010/10/.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/

Andayani,dkk. 2009. Pemantapan kemampuan profesi. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Asrori, Muhammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Rancaekek kencana. Bandung.

Baharuddin dan Nur, Esa. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzzmedia. Jakarta.

Darsono. 2007. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Role Playing dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VA SDN 5 Metro Barat.Lampung

Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia pustaka Utama. Yakarta.

Dimyanti dan Mujiono.2003.Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jakarta.

Handayani, Ginagusri.Model-Model Pembelajaran Terpadu. Diakses tanggal 24 februari 2011. http://www.slideshare.net/ginagusrihandayani/model-pembelajaran-terpadu.

Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Rancaekek kencana. Bandung.


(4)

Holil, Anwar. Model-model Pembelajaran Terpadu. Definisi blogspot. April 2008. diakses tanggal 24 februari 2011. http://anwarholi l.blogspot.com /2008/04/model-model-pembelajaran-terpadu.html

http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/ Diakses 15 februari 2011.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/26/model-model-pembelajaran-terpadu/ diakses pada tanggal 17 Februari 2011

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/) Diakses 17 februari 2011.

http://www.membuatblog.web.id/2010/08/pengertian-belajar-efektif.html Diakses 17 februari 2011.

Junaidi, Wawan. Model-Model-Pembelajaran-Terpadu. kompasiana 26 Oktober 2010. diakses 7 Maret 2011 http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/26/ model-model-pembelajaran-terpadu.

Karli, Hilda. Model-Model-Pembelajaran-Ips-Terpadu. Wordpress29 Oktober 2008. Diakses tanggal 7 Maret 2011. http:// makalahkumakalahmu. wordpress.com/2008/10/29/model-model-pembelajaran-ips-terpadu.

Komalasari, Kokom.2010. Pembelajaran Kontekstual:Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Muhaimin,dkk. 2008 Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah Dasar Dan Madrasa. Rajawali Pers. Jakarta.

Munawar, Indra. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil. Blogspot. Juni 2009. Diakses tanggal 15 februari 2011. http:// indramunawar.blogspot.com /2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.htm.

.Hasil Belajar Pengertian Dan Definisi. Blogspot.juni 2009. diakses tanggal 15 februari 2011.http:// indramunawar.blogspot. com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html


(5)

Nasrun, Tim Dosen. Pengertian Hasil Belajar. Definisi blogspot Oktober 2010 Diakses tanggal 17 februari 2011.http://definisi pengertian.blogspot. com/2010/10/pengertian hasil-belajar-.html

Poerwadarminta, WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Poerwati, Endang dkk. 2008.Asesmen Pembelajaran SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Putri, Ika. 2010. Pengertian Definisi Hasil Belajar dari Beberapa Ahli Pendidikan. Diakses pada 20 Januari 2011. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2046047-pengertian-definisi-hasil-belajar-dari/

Rakhmat, Cece. 2006.Psikologi Pendidikan.UPI PRESS. Bandung. Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Sapria, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS. Bandung

Sapria, dkk. 2007.Pengembangan Pendidikan IPS di SDUPI PRESS. Bandung. Sardiman, 2010.Interaksi dan Motivasi Relajar Mengajar. Rajawali Pers. Yakarta. Sardiman, A M. 2004.Proses dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grapindo

Persada. Jakarta.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Menpengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakaya. Bandung.

Supriatna, Nana dkk. 2007.Pendidikan IPS SD.UPI PRESS. Bandung.

Suyatna, Agus. 2009 Modul 02 Model Pembelajaran Paikem. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Syaefuddin dkk. 2006.Pembelajaran Terpadu.UPI PRESS. Bandung.

Tim Pengembang PGSD. 1997. Pembelajaran Terpadu D-II dan S-2 Pendidikan Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bandar Lampung.


(6)

Wardhani I.G.A.K.,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran terpadu tipe connected untuk meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar matematika (penelitian tindakan klas di madrasah tsanawiyah pembangunan UIN Jakarta

0 9 373

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IVC SDN 11 METRO PUSAT

0 9 60

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Siswa Kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat

1 16 85

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 11 74

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SISWA KELAS IV B SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 79

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 65

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU PERSPEKTIF METODE PEMBELAJARAN: ANTARA Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Perspektif Metode Pembelajaran: Antara Discovery Learning Dengan Cerama

0 4 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas II

0 1 19

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Tohuda

0 1 11