- Dikembangkan daftar pertanyaan yang mudah dipahami oleh responden yang
ditargetkan serta disusun secara konsisten.
3.2.6 Penetapan Kuesioner
Sebelum menentukan variabel dan skala yang digunakan pada penelitian ini, maka analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Acuannya pada penjelasan
sebelumnya yaitu Bab II. Olah karena itu, hal ini digunakan sebagai pilot survey dalam kuesioner pada penelitian ini dengan ketetapan aspek manajemen yang diambil
sebanyak 6 berdasarkan dokumen kontrak. Peneliti menetapkan aspek manajemen hanya enam yakni:
1. Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan X
1
2. Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan kontrak X
2
3. Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi X
3
4. Aspek kesiapanpenyiapan sumber daya X
4
5. Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan X
5
6. Aspek lain-lain aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor X
6
Langkah seterusnya yang di lakukan peneliti adalah menetapkan variabel faktor dan sub faktor yang berpengaruh penyebab keterlambatan proyek jembatan di
wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Sebanyak 61 faktor yang dijadikan peneliti untuk format kuesioner dan disebarkan kepada responden kontraktor dan pemilik.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Enam puluh satu faktor ini adalah ketetapan peneliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor inilah yang akan dianalisis, sehingga menghasilkan output pada
penelitian ini. Faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh antara lain:
1. Variabel a antara lain:
Tabel 3.3 Variabel a keterlambatan proyek jembatan
Sub Faktor Keterangan
X
1
Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan X
2
Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan kontrak X
3
Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi X
4
Aspek kesiapanpenyiapan sumber daya X
5
Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi Pekerjaan X
6
Aspek lain-lain aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Untuk lebih jelasnya variabel a keterlambatan proyek jembatan dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Variabel a Keterlambatan Proyek Jembatan
KETERLAMBATAN PROYEK JEMBATAN
Variabel a Aspek Sistem
Organisasi, Koordinasi dan Komunikasi X
3
Aspek Lingkup dan Dokumen Kontrak X
2
Aspek Perencanaan dan Penjadwalan X
1
Aspek KesiapanPenyiapan
Sumber Daya X
4
Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi
Pekerjaan X
5
Aspek Lain-Lain X
6
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Variabel X
1
= Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan Sub faktor utamanya terdiri dari:
Tabel 3.4 Variabel X
1
Sub Faktor Keterangan
1 Penetapan Jadwal proyek yang amat ketat oleh
pemilik. 2
Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada.
3 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun
dengan baikterpadu. 4
Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama.
5 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah
6 Pembuatan lalu lintas kendaraan pengalihan
sementara yang lama dari yang dijadwalkan, sehingga pelaksanaan proyek tertunda.
7 Metode konstruksipelaksanaan kerja yang salah
atau tidak tepat. 8
Kondisi lapangan site pelaksanaan pada abutment yang tidak terduga.
Untuk lebih jelasnya variabel X
1
dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.3
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Gambar 3.3 Variabel X
1
Aspek Perencanaan dan Penjadwalan
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN X
1
Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh Pemilik
Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yg harus ada
Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baikterpadu
Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama
Rencana kerja pemilik yg sering berubah-ubah
Pembuatan lalu lintas kendaraan pengalihan sementara yg lama dari
yg dijadwalkan, sehingga pelaksanaan proyek tertunda
Metode konstruksi pelaksanaan kerja yang salah atau tidak tepat
Kondisi lapangan site pelaksanaan pada abutment
yang tidak terduga
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
Variabel a
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3. Variabel X
2
= Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan kontrak Sub faktor utamanya terdiri dari:
Tabel 3.5 Variabel X
2
Sub Faktor Keterangan
1 Perencanaan gambarspesifikasi yang salah atau
tidak lengkap. 2
Perubahan desaindetail pekerjaan pada waktu pelaksanaan.
3 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu
pelaksanaan. 4
Proses pembuatan gambar kerja oleh kontraktor. 5
Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik.
6 Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar kerja.
7 Ada banyak sering pekerjaan tambah.
8 Banyak dikeluarkan addendum pada kontrak, karena
perbedaan dokumen kontrak dengan kondisi tempat lokasi proyek site.
9 Peralatan tidak sesuai dengan kontrak.
10 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang
telah selesai. 11
Terlambatnya merevisi dan persetujuan dokumen perencanaan dan bahan.
12 Tidak menggunakan prosedur yang sistematis pada
perencanaan dan dokumen.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Untuk lebih jelasnya variabel X
2
dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.4
Perencanaan gambarspesifikasi yg salah atau tidak lengkap
Perubahan desaindetail pekerjaan pada waktu pelaksanaan
Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan
Proses pembuatan gambar kerja oleh kontraktor
Ada banyak sering pekerjaan tambah
Banyak dikeluarkan addendum pada kontrak, karena perbedaan dokumen
kontrak dengan kondisi tempat lokasi proyek site
Peralatan tidak sesuai dengan kontrak
Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan
yang telah selesai
Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik
Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar kerja
Terlambatnya merevisi dan persetujuan dokumen perencanaan dan bahan
Tidak menggunakan prosedur yang sistematis pada
perencanaan dan dokumen
LINGKUP DAN DOKUMEN PEKERJAAN KONTRAK
X
2
X
4
X
1
X
3
X
5
X
6
Variabel a
Gambar 3.4 Variabel X
2
Aspek Lingkup dan Dokumen Pekerjaan Kontrak
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
4. Variabel X
3
= Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi Sub faktor utamanya terdiri dari:
Tabel 3.6 Variabel X
3
Sub Faktor Keterangan
1 Keterbatasan wewenang personil pemilik dalam
pengambilan keputusan. 2
Kualifikasi personilpemilik yang tidak professional dibidangnya.
3 Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang
birokratis oleh pemilik. 4
Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan dari kontraktorsub kontraktor.
5 Kegagalan pemilik mengkoordinasi
penyerahanpenggunaan peralatan equipment dilapangan.
6 Keterlambatan penyediaan alatbahan dll
yang disediakan oleh pemilik. 7
Kualifikasi dan teknis manajerial yang buruk dari personil-personil dalam
organisasi kerja kontraktor. 8
Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar bagian-bagian dalam organisasi kerja
kontraktor. 9
Terjadinya kecelakaan kerja.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Untuk lebih jelasnya variabel X
3
dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 Variabel X
3
Aspek Sistem Organisasi, Koordinasi dan Komunikasi
Keterbatasan wewenang personil pemilik dalam
pengambilan keputusan Kualifikasi personilpemilik
yang tidak professional dibidangnya
Cara inspeksi dan control pekerjaan yang birokratis oleh pemilik
Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaanm dari kontraktorsub
kontraktor Kegagalan pemilik mengkoordinasi
penyerahanpenggunaan peralatan equipment dilapangan
Kualifikasi dan teknis manajerial yang buruk dari personil-personil dlm
organisasi kerja kontraktor Keterlambatan penyediaan alatbahan dll
yang disediakan oleh pemilik Koordinasi dan komunikasi yang
buruk antar bagian-bagian dalam organisasi kerja kontraktor
Terjadinya kecelakaan kerja
SISTEM ORGANISASI, KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
X
3
X
1
X
2
X
4
X
5
X
6 KETERLAMBATAN
PROYEK JEMBATAN Variabel a
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
5. Variabel X
4
= Aspek kesiapanpenyiapan sumber daya Sub faktor utamanya terdiri dari:
Tabel 3.7 Variabel X
4
Sub Faktor Keterangan
1 Mobilisasi sumber daya bahan, alat, tenaga
kerja yang lambat. 2
Kurangnya keahlian dan keterampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja yang
berada langsung di lapangan site. 3
Jumlah pekerja yang kurang memadaisesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada di
lapangan. 4
Mesin dan alat kerja yang tersedia di lapangan tidak dapat bekerja sesuai dengan rencana
yang telah di plot. 5
Pemasangan alat yang terlambat dan berdampak mundurnya rencana kerja.
6 Tidak tersedianya bahan yang secara cukup
pastilayak sesuai kebutuhan. 7
Kelalaianketerlambatan oleh pekerjaan sub kontraktor.
8 Pendanaan kegiatan proyek yang tidak
terencana dengan baik Kesulitan pendanaan di kontraktor.
9 Tidak terbayarnya kontraktor secara layak
sesuai haknya kesulitan pembayaran oleh pemilik.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
10 Terjadinya konflik antar sesama personil di
kontraktor. 11
Pengiriman materialbahan konstruksi terlambat sampai ke lapangan site.
12 Kurangnya pengalaman mekanikoperator
mengoperasikan pemakaian alat berteknologi tinggi di lapangan site.
13 Rendahnya moral dan motivasi low morale
and motivation. 14
Kurangnya mengalokasikan daerah sekitar proyek sebelum pembuatan lalu lintas
kendaraan pengalihan sementara. 15
Kurangnya penggunaan teknologi yang tepat dalam pelaksanaan proyek.
Untuk lebih jelasnya variabel X
4
dapat digambarkan pada Gambar 3.6 Lanjutan Tabel 3.7 Variabel X
4
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Mobilisasi dumber daya bahan, alat, tenaga kerja yang lambat
Kurangnya keahlian dan keterampilan serta motivasi kerja
para pekerja-pekerja yg berada langsung di lapangan site
Jumlah pekerja yg kurang memadaisesuai dengan aktifitas
pekerjaan yg ada dilapangan Mesin dan alat kerja yg tersedia di
lapangan tidak dapat bekerja sesuai dgn rencana yg telah di plot
Pemasangan alat yg terlambat dan berdampak mundurnya rencana kerja
Tidak tersedianya bahan yg secara cukup pastilayak sesuai
kebutuhan
Kelalaian keterlambatan oleh pekerjaan sub kontraktor
Terjadinya konflik antar sesame personil di kontraktor
Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik
Kesulitan Pendanaan di Kontraktor Pengiriman materialbahan
konstruksi terlambat sampai ke lapangan site
Tidak terbayarnya kontraktor secara layak sesuai haknya
kesulitan pembayaran oleh Kurangnya pengalaman
mekanikoperator mengoperasikan pemakaian
alat berteknologi tinggi di lapangan site
Rendahnya moral dan motivasi low morale and motivation
Kurangnya mengalokasikan daerah
sekitar proyek sebelum pembuatan lalu lintas
kendaraan pengalihan sementara
Kurangnya penggunaan teknologi yg tepat dalam pelaksanaan proyek
KESIAPAN PENYIAPAN SUMBER DAYA X
4
X
1
X
2
X
3
X
5
X
6 KETERLAMBATAN
PROYEK JEMBATAN
Variabel a
Gambar 3.6 Variabel X
4
Aspek KesiapanPenyiapan Sumber Daya
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
6. Variabel X
5
= Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan Sub faktor utamanya terdiri dari:
Tabel 3.8 Variabel X
5
Sub Faktor Keterangan
1 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor
yang tidak terjadwal. 2
Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama.
3 Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari
pemilik yang tidak relevan. 4
Proses persetujuan ijin kerja yang bertele- tele.
5 Kegagalan kontraktor melaksanakan
pekerjaan. 6
Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaikidi ulang karena cacat, tidak benar.
7 Proses tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan
yang lama dan lewat jadwal yang disepakati. 8
Rusaknya bahanmaterial ketika dibutuhkan segera urgently.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Untuk lebih jelasnya variabel X
5
dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.7
Gambar 3.7 Variabel X
5
Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan
Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal
Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan
oleh pemilik yang lama
Kegagalan kontraktor melaksanakan
pekerjaan Proses persetujuan ijin
kerja yang bertele-tele
Proses tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal
yang disepakati Banyak hasil pekerjaan yang harus
diperbaikidiulang karena cacat, tidak benar
Rusaknya bahanmaterial ketika dibutuhkan segera urgently
Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan
SISTEM INSPEKSI, KONTROL DAN EVALUASI PEKERJAAN X
5
X
1
X
2
X
3
X
4
X
6 Keterlambatan
Proyek Jembatan
Variabel a
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
7. Variabel X
6
= Aspek lain-lain aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor
Sub faktor utamanya terdiri dari: Tabel 3.9 Variabel X
6
Sub Faktor Keterangan
1 Kondisi dan lingkungan tapaksite proyek
ternyata tidak sesuai dengan dugaan. 2
Transportasi ke lokasi proyek yang sulit. 3
Terjadi hal-hal yang tidak terduga seperti kebakaran, banjir, badaiangin ribut, gempa
bumi, tanah longsor, cacat amat buruk. 4
Adanya pemogokan buruh. 5
Adanya huru harakerusuhan, perang. 6
Terjadinya kerusakanpengerusakan akibat kelalaian atau perbuatan pihak ketiga.
7 Perubahan situasi atau kebijaksanaan
politikekonomi pemerintah. 8
Terjadi perselisihan antara kontraktor dan pemilik dispute between owner and
contractor.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Untuk lebih jelasnya variabel X
6
dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.8
Kondisi dan lingkungan tapaksite proyek ternyata tidak sesuai
dengan dugaan Transportasi ke lokasi
proyek yang sulit
Terjadi hal-hal yang tidak terduga seperti kebakaran, banjir, badaiangin
rebut, gempa bumi, tanah longsor, cacat amat buruk
Adanya pemogokan buruh
Adanya huru harakerusuhan, perang
Terjadinya kerusakanpengerusakan akibat
kelalain atau perbuatan pihak ketiga
Perubahan situasi atau kebijakan politikekonomi pemerintah
Terjadi perselisihan antara kontraktor dan pemilik disputes
between owner and contractor
LAIN-LAIN ASPEK DILUAR KEMAMPUAN PEMILIK DAN
KONTRAKTOR X
6
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5 KETERLAMBATAN
PROYEK JEMBATAN Variabel a
Gambar 3.8 Variabel X
6
Aspek Lain-lain aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Setelah menentukan variabel faktor penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah penggunaan analisis statistik yaitu: perhitungan nilai rata-rata mean rank,
koefisien korelasi konkordansi Kendall dan koefisien korelasi Spearman yang digunakan untuk memperoleh hasil akhir penelitian. Peneliti akan menjelaskannya
selanjutnya. Untuk lebih lengkapnya diagram-diagram penyebab keterlambatan proyek
jembatan, beserta sub faktor dapat digambarkan secara keseluruhan seperti pada Gambar 3.9
3.2.7 Kompilasi Data