Urgensi Program Nuklir Iran

BAB IV PERAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA DENGAN JOINT PLAN OF ACTION 2013

A. Urgensi Program Nuklir Iran

Iran terletak di Timur Tengah dengan luas wilayah 1.648.195 km2 dan memiliki cadangan minyak yang besar. Iklim dan temperatur di Iran berubah-ubah secara tiba-tiba dari utara ke selatan negara, yang secara keseluruhan memiliki empat musim berbeda. Gambaran situasi energi di Iran terdiri dari : lebih dari 98,12 energi utama diperoleh dari minyak dan gas, serta sisa 1,87 berasal dari hidro, batu bara dan energi non komersial. 138 Meskipun ekspansi sektor gas bertumbuh cepat dalam beberapa tahun belakangan ini, minyak masih tetap memainkan peranan peting dalam sistem energi demikian juga dalam sistem perekonomian negara. Sedangkan untuk Iran merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia dimana terdapat tiga daerah geografis penghasil gas di dalam wilayah negara ini. Lebih dari 83 sektor elektrik berkapasitas 40.897 megawatts MW berasal dari minyak dan turbin gas. Menurut data statistik terbaru yang dilakukan oleh Kementerian Energi menyebutkan ekspolitasi cadangan minyak sekitar 138,22 milyar barrel. 138 Naskah dari Islamic Republic of Iran updated on March 2009, dapat dilihat dalam http:wwwpub.iaea.orgmtcdpublicationspdfcnpp2009countryprofilesIranIran2008.htm diakses 3 Maret 2014 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara cadangan gas diperkirakan sekitar 28,13 triliun kubik meter pada tahun 2006. Cadangan demikian secara teoritis dapat dieksploitasi selama 166 tahun pada level produksi. Cadangan lain seperti batubara di Iran diperkirakan sebesar 11 milyar ton. Akan tetapi melihat pada teknologi yang ada, hanya 8.5 dari sumber ini yang dapat dieksploitasi dan dalam harga yang lebih tinggi daripada level harga internasional. Inilah mengapa batubara hanya memainkan peranan kecil dalam persediaan energi Iran dan tidak dianggap sebagai pilihan yang dapat digiatkan secara terus-menerus dalam ramalan energi masa depan. Sedangkan potensi hidro diproyeksikan hanya 35.427 MW, dimana sampai saat ini hanya sekitar 6.572 MW yang telah dieksploitasi dan sisanya masih dalam proses dan masih dalam tahap dipelajari. 139 Sumber uranium di Iran masih belum dipelajari secara lengkap dan ringkas tetapi dipertimbangkan bukan sumber yang kaya. Hasil aktivitas eksplorasi yang dilakukan Atomic Energy Organization of Iransingkat AEOI Organisasi Energi Atom Iran menunjukkan adanya cadangan 3.000 ton uranium sejauh ini. Selanjutnya menurut index yang diketahui dan hasil penemuan lapangan, sumber yang diperkirakan mencapai 20.000-30.000 ton U308 140 Menurut survey yang diadakan di semua sektor, nuklir menjadi pilihan yang paling kompetitif untuk menjadi alternatif pengganti bahan bakar fosil jika harga di seluruh pelosok negara. Oleh karena itu cadangan dalam negeri tersebut dianggap cukup untuk menyuplai material mentah yang dibutuhkan PLTN di masa depan. 139 Ibid 140 U308 baca : Tiuranium Octoxide adalah sejenis senyawa uranium. Dimuat dalam http:en.wikipedia.orgwikiTriuranium_octoxidediakses 27 Maret 2014 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara bahan bakar fosil dalam negeri rendah secara berangsur-angsur dinaikkan atas biaya kesempatan yang hilang pada level harga internasional. Beberapa potensi lain seperti energi angin dan geotermal dalam beberapa wilayah di negara, dapat dipertimbangkan untuk menangani kebutuhan energi lokal. Selain itu terdapat juga potensi energi terbarukan seperti cahaya matahari dengan jumlah 1.800 kWh per m2. Program nuklir Iran dimulai dengan pembangkit nuklir di Bushehr Bushehr Nuclear Power Plant atau BNPP di Teluk Persia pada pertengahan tahun 1970an. Iran melanjutkan lagi program nuklirnya itu pada tahun 1991 dengan menandatangani perjanjian bilateral dengan Cina untuk menyediakan dua unit PLTN PWR 300 MW e yang mirip dengan desain PLTN Qinshan di Cina. Kemudian pada tahun 1992, Iran menandatangani persetujuan bilateral dengan Rusia dalam hal penggunaan damai energi atom. Sebagai tindak lanjutnya, AEOI dan Ministry of Atomic Energy of the Russian Federation singkat MINATOM Kementerian Energi Atom Rusia mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan BNPP Unit 1 dengan tipe reaktor WWER-1000. 141 Keputusan untuk memulai kembali proyek Bushehr dengan desain baru menempatkan tanggung jawab yang besar kepada AEOI. AEOI menjadi organisasi utama dalam aktivitas riset dan pengembangan di bidangn teknologi nuklir. Tanggung jawab atas program nasional terkait pembangkit nuklir dan 141 Ibid Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara penerapannya khususnya pada Departemen Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Penyelesaian PLTN Bushehr kemudian memasok 1000 MW listrik nasional. 142 Iran memiliki program yang luas untuk menyediakan bahan bakar nukir untuk PLTN terdahulunya dan program PLTN di masa depan. Bahan bakar nuklir di Iran termasuk eksplorasi, pertambangan, produksi U308, konversi uranium, pengayaan uranium dan pabrikasi, yang telah dimulai sejak beberapa tahun lalu dan telah dicapai progres yang berbeda beberapa tahun ini. Aktivitas-aktivitas seperti bidang eksplorasi, pertambangan, produksi U308 dan pabrikasi dikembangkan untuk menjamin produksi bahan bakar nuklir yang akan dibutuhkan untuk mengembangkan program PLTN. 143 Iran berpartisipasi di berbagai konferensi, pertemuan komite teknis, pertemuan umum, pertemuan advisory group, program pelatihan dan beasiswa Undang-undang Energi Atom di Iran diumumkan pada tahun 1974. Undang- undang tersebut menjadi pelindung bagi aktivitas yang dilaksanakan AEOI. Aktivitas-aktivitas tersebut termasuk dalam hal penggunaan energi atom dan radiasi di industri, industri pertanian, pengadaan stasiun pembangkit atom dan yang terkait dengan bahan bakar dan pabrikasi desalinasi, memproduksi sumber material untuk industri atom, membangun infrastruktur ilmiah dan teknis, dan juga koordinasi dan supervisi semua hal yang berhubugan dengan energi atom di negara itu. Hingga saat ini telah ada privatisasi di bidang elektrik tapi belum ada di bidang nuklir, akan tetapi Pemerintah Iran sudah mulai mempertimbangkan hal ini. 142 Ibid 143 Ibid Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara yang disponsori IAEA dalam kerangka kerja proyek Kerjasama Teknis. 144 Sampai saat ini, Iran memiliki 17 fasilitas nuklir antara lain Anarak, Arak, Ardakan, Bonab, Bushehr, Chalus, Darkovin, Fordow, Isfahan, Karaj, Lashkar Abad, Lavizan, Natanz, Parchin, Saghand, Tehrandan Yazd. Iran menjadi negara anggota IAEA sejak 16 September 1959. Kemudian menandatangani NPT pada tahun 1968 dan meratifikasinya tahun 1970. Hal ini membuat Iran menjadi subjek dari sistem verifikasi IAEA. Menurut perjanjian bilateral antara negara anggota NPT dengan IAEA sebagai pelaksana NPT itu, maka suatu negara harus mempunyai apa yang disebut sebagai State System of Accounting for and Control of Nuclear Material SSAC. Berdasarkan perjanjian ini, inspektur dari IAEA akan mengadakan inspeksi secara rutin terhadap pemakaian bahan nuklir di fasilitas-fasilitas nuklir di suatu negara. 145 Kesepakatan yang mulai berlaku 20 Januari 2014 merupakan pertama kalinya negara-negara barat setuju Iran tetap melakukan pengayaan uranium dengan kadar rendah. Sejak itu, beberapa negara seperti Inggris dan Perancis Pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr inilah yang menjadi satu-satunya pemasok energi ke jaringan pipa Iran. Instalasi ini menggunakan dua reaktor air dengan kapasitas 1,000 MW. Akan tetapi bukan Bushehr ini yang dicurigai sebagai proyek pembangunan senjata nuklir.Kecurigaan atas Iran, terutama karena program pengayaan uranium, dicurigai dioperasikan di reaktor Natanz. Terdapat 3.000 sentrifugal di reaktor tersebut untuk menghasilkan bahan bakar atom dari uranium-235. 144 Ibid 145 Nuclear facilities in Iran dimuat dalam http:en.wikipedia.orgwikiNuclear_facilities_in_Iran diakses 20 Maret 2014 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mulai melakukan pembicaraan langsung dengan Iran tentang kemungkinan investasi ekonomi. 146 Tujuan kesepakatan akhir bagi Iran adalah untuk mempertahankan program nuklir sipil, tapi mungkin dengan pengurangan skala dan dengan peningkatan pengawasan untuk memastikan program itu tidak mungkin dipakai membangun senjata nuklir.Iran telah membentangkan batas terkait program rudal balistik, reaktor nuklir dan pengayaan uranium pada waktu menjelang perundingan mengenai nuklir dengan negara-negara kekuatan dunia. 147 Sejak awal IAEA telah berulang kali mengunjungi fasilitas nuklir di Iran. Sebagai contoh pada tahun 1992, Iran pernah mengundang IAEA untuk melakukan inspeksi. Kunjungan tersebut termasuk melakukan ispeksi atas fasilitas nuklir yang belum dilaporkan. Isu tentang kecurigaan program nuklir Iran dimulai sekitar tahun 2003. Sebuah laporan menyebutkan tentang sejumlah kegagalan Iran untuk melaporkan tentang fasilitas dan aktivitas nuklirnya sebagaimana yang ditentukan terkait kewajibannya dalam memenuhi safeguard dan tidak adanya

B. Sejarah Pengawasan IAEA pada Program Nuklir Iran Hingga Pelaporan Kepada Dewan Keamanan PBB