Sejarah Pengawasan IAEA pada Program Nuklir Iran Hingga Pelaporan Kepada Dewan Keamanan PBB

mulai melakukan pembicaraan langsung dengan Iran tentang kemungkinan investasi ekonomi. 146 Tujuan kesepakatan akhir bagi Iran adalah untuk mempertahankan program nuklir sipil, tapi mungkin dengan pengurangan skala dan dengan peningkatan pengawasan untuk memastikan program itu tidak mungkin dipakai membangun senjata nuklir.Iran telah membentangkan batas terkait program rudal balistik, reaktor nuklir dan pengayaan uranium pada waktu menjelang perundingan mengenai nuklir dengan negara-negara kekuatan dunia. 147 Sejak awal IAEA telah berulang kali mengunjungi fasilitas nuklir di Iran. Sebagai contoh pada tahun 1992, Iran pernah mengundang IAEA untuk melakukan inspeksi. Kunjungan tersebut termasuk melakukan ispeksi atas fasilitas nuklir yang belum dilaporkan. Isu tentang kecurigaan program nuklir Iran dimulai sekitar tahun 2003. Sebuah laporan menyebutkan tentang sejumlah kegagalan Iran untuk melaporkan tentang fasilitas dan aktivitas nuklirnya sebagaimana yang ditentukan terkait kewajibannya dalam memenuhi safeguard dan tidak adanya

B. Sejarah Pengawasan IAEA pada Program Nuklir Iran Hingga Pelaporan Kepada Dewan Keamanan PBB

146 Perundingan Program Nuklir Iran dilanjutkan di Wina dimuat dalam http:www.dw.deperundingan-program-nuklir-iran-dilanjutkan-di-winaa-17440270 diakses 26 Maret 2014 147 Teheran sepakati Kerangka Perundingan Nuklir dimuat dalam http:www.dw.deteheran-sepakati-kerangka-perundingan-nuklira-17443736 diakses 26 Maret 2014 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara upaya untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Iran diminta untuk bekerjasama dan terbuka tentang program nuklirnya. 148 Berbagai laporan terus dirilis oleh IAEA dalam tahun-tahun berikutnya. Kemudian IAEA mengeluarkan resolusi pada 4 Februari 2006 yang isinya tentang pemberitahuan kepada Iran bahwa terdapat krisis kepercayaan terkait maksud Iran untuk mengembangkan produksi material rudal, dimana kapabilitas pengembangan tersebut bertentangan dengan latar belakang safeguard. Resolusi IAEA tersebut kemudian dilaporkan ke Dewan Keamanan PBB. 149 Dewan Keamanan dibentuk agar berfungsi sebagai organ utama dalam sistem keamanan kolektif dunia dan untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan untuk membuat keputusan yang mengikat negara-negara anggota. Usaha memperkuat PBB tergantung pada efektif tidaknya Dewan Keamanan sebagai penanggungjawab utama pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa IAEA memiliki hubungan dengan PBB. Pasal III huruf B-4 menyebutkan IAEA menyampaikan laporan kepada Dewan Keamanan jika dalam aktivitas tersebut terkait kompetensi Dewan Keamanan. IAEA harus memberitahukan hal tersebut kepada Dewan Keamanan sebagai organ yang memikul tanggung jawab utama atas pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, dan juga mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu yang sesuai dengan Statuta. 148 Lihat naskah Implementation of the NPT Safeguards Agreement in the Islamic Republic of Iran GOV200375 dapat diakses di http:www.iaea.orgPublicationsDocumentsBoard2003gov2003-75.pdf 149 Lihat naskah Implementation of the NPT Safeguards Agreement in the Islamic Republic of Iran GOV200614, dapat diakses di http:www.iaea.orgPublicationsDocumentsBoard2006gov2006-14.pdf Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dimana keputusan-keputusannya harus dapat dilaksanakan oleh seluruh negara anggota. Oleh karenanya, usaha memperkuat peran Dewan Keamanan dan pelaksanaan keputusan-keputusannya merupakan faktor-faktor penentu bagi seluruh struktur PBB dalam melaksanakan tanggungjawabnya sessuai semangat Piagam. 150 Pelaksanaan terhadap keputusan Dewan Keamanan secara efektif merupakan hal yang sentral bagi keseluruhan struktur PBB dalam memikul tanggung jawabnya bagi perdamaian dan keamanan internasioal menurut ketentuan Piagam. Diperkuatnya PBB sangat tergantung pada efektivitas Dewan Keamanan, yang memikul tanggung jawab utama untuk mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional yang segala keputusannya harus dilaksanakan oleh negara anggota. Tujuan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa menurut Piagam PBB adalah memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Piagam menyediakan sarana yang memungkinkan PBB mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional dengan efektif. Piagam PBB menyatakan bahwa para anggota PBB setuju untuk menerima dan melaksanakan keputusan Dewan Keamanan sesuai dengan Piagam. Kesimpulannya ialah apabila negara anggota tidak melaksanakan keputusan Dewan Keamanan, maka hal itu merupakan pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban Piagam. 151 Resolusi Dewan Keamanan PBB merupakan ekspresi formal dari opini atau keinginan organ-organ PBB. Resolusi terdiri dari dua bagian yaitu pembukaan 150 Berbagai Konsep Keamanan Suatu Kajian Komprehensif tentang Konsep-konsep Keamanan, Op. cit , hal 65 151 Ibid Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan bagian operasi. Pembukaan menyajikan pertimbangan yang mendasari diambilnya suatu tindakan dan bagian operasi menyajikan opini organ mengenai tindakan yang diambil. 152 1. SC Resolution 1696 2006 pada 31 Juli 2006 Sejak kasus nuklir Iran dibawa ke PBB, terdapat beberapa resolusi Dewan Keamanan yang ditujukan kepada Iran terkait program nuklirnya antara lain : Resolusi ini berisi himbauan kepada Iran dengan tanpa penundaan, untuk mengambil langkah yang ditetapkan Dewan Gubernur IAEA melalui resolusi GOV200614, yang sangat esensil untuk membangun kepercayaan semata-mata untuk tujuan damai atas program nuklirnya untuk menyelesaikan pertanyaan yang belum terselesaikan. Selanjutnya meminta Iran untuk menangguhkan aktivitas proses ulang dan pengayaan termasuk riset dan pengembangan untuk diverifikasi oleh IAEA. 153 2. SC Resolution 1737 2006 pada 27 Desember 2006 Resolusi ini dikeluarkan dengan mengingat Pasal 41 Bab VII Piagam PBB 154 152 Dimuat dalam http:www.un.orgenscdocumentsresolutionsindex.shtml 153 Naskah SRES1969 2006 154 Sesuai pasal 41 bahwa Dewan Keamanan dapat menentukan langkah-langkah tanpa menggunakan kekuatan militer agar ditaatinya keputusan-keputussan yang telah ditetapkan oleh Dewan Keamanan, dimana dalam hal ini Dewan Keamanan dapat menyerukan kepada setiap anggota PBB untuk menentukan langkah-langkah semacam ini antara lain guna memutuskan hubungan ekonomi, komunikasi udara, laut, kereta api, radio dan komunikasi lainnya baik sebagian maupun seluruhnya. , berisi penegasan bahwa Iran dengan tanpa penundaan, untuk mengambil langkah yang ditetapkan Dewan Gubernur IAEA melalui resolusi GOV200614. Dewan Keamanan PBB memutuskan bahwa Iran harus menangguhkan aktivitas nuklir yang sensitif seperti proses ulang dan pengayaan termasuk riset dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pengembangan serta semua pekerjaan yang berkaitan dengan reaktor air berat untuk diverifikasi oleh IAEA. Oleh karena itu dijatuhkan sanksi sejumlah sanksi kepada Iran. Beberapa sanksi tersebut seperti negara-negara diminta untuk mengambil langkah untuk mencegah pemenuhan, penjualan atau transfer semua barang, material, peralatan, jasa dan teknologi dari wilayah nasional masig-masing yang dapat memberikan kontribusi terkait program pengayaan Iran. Negara-negara juga diminta untuk membekukan dana, aset finansial dan sumber perekonomian yang ada di wilayah mereka. 155 3. SC Resolution 1747 2007 pada 24 Maret 2007 Resolusi ini berisi penegasan kembali bahwa Iran dengan tanpa penundaan, untuk mengambil langkah yang ditetapkan Dewan Gubernur IAEA melalui resolusi GOV200614. Selanjutnya berisi tambahan dari sanksi yang dijatuhkan sebelumnya seperti himbauan kepada negara-neagara dan institusi finansial internasional untuk tidak mengambil komitmen baru dengan Iran dalam hal pendanaan, bantuan finansial, dan pinjaman kecuali hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan. Selain itu terdapat juga daftar sanksi yang dijatuhkan kepada beberapa entitas 156 di Iran. 157 4. SC Resolution 1803 2008 pada 3 Maret 2008 Selain berisi penegasan kembali bahwa Iran dengan tanpa penundaan, untuk mengambil langkah yang ditetapkan Dewan Gubernur IAEA melalui resolusi 155 Naskah SRES1737 2006 156 Entitas demikian yang dimaksud adalah mereka yang terlibat dalam aktivitas rudal balistik atau nuklir di Iran. 157 Naskah SRES1747 2007 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara GOV200614, resolusi ini memperluas daftar sanksi tambahan yang dikenakan kepada individu dan entitas. 158 5. SC Resolution 1835 2008 pada 27 September 2008 Resolusi ini berisi penegasan kembali atas 4 resolusi yang terdahulu agar Iran mentaati kewajibannya terkait Resolusi Dewan Keamanan PBB dan ketetapan Dewan Gubernur IAEA. 159 6. SC Resolution 1929 2010 pada 9 Juni 2010 Resolusi ini berisi penegasan bahwa Iran sejauh ini telah gagal untuk memenuhi ketetapan Dewan Gubernur IAEA dan gagal mematuhi semua resolusi sebelumnya antara lain SC Resolution1696 2006, 1737 2006, 1747 2007 dan 1803 2008, sehingga diputuskan bahwa negara-negara harus mencegah pemenuhan, penjualan atau transfer tank tempur kapal tempur yang dilengkapi persenjataan, sistem artileri berkaliber jauh, pesawat tempur, helikopter, kapal perang, rudal atau bahan-bahan demikian yang berkaitan dengan pembuatannya. Selain itu ada juga tindakan lebih jauh seperti pembekuan aset Iranian Revolutionary Guard Corps IRGC 160 danthe Islamic Republic of Iran Shipping Lines 161 IRISL. 162 158 Naskah SRES1803 2008 159 Naskah SRES1835 2008 160 ICRG adalah Korps Pengawal Revolusi Islam merupakan cabang militer terbesar di Militer Iran, yangdikenal sebagai kekuatan militer yang memiliki pasukan darat, air, udara, intelijen dan pasukan khusus. Sedangkan pada media berbahasa Inggris, pasukan ini sering diberi nama Islamic Revolutionary Guards Corps IRGC.Pengawal Revolusi terpisah dari angkatan bersenjata nasional Iran, yang dipanggil Artesh.dimuat dalam http:id.wikipedia.orgwikiPengawal_Revolusi_Iran diakses pada 26 Maret 2014 161 IRISL merupakan armada maritim yang memiliki 115 kapal laut. Kapal-kapal tersebut bekerja dibawah bendera Iran dan diawaki oleh 6.000 personel Iran di Laut Kaspia, Teluk Persia, perairan internasional dan berbagai pelabuhan di dunia. dimuat dalam http:en.wikipedia.orgwikiIslamic_Republic_of_Iran_Shipping_Lines ; diakses 26 Maret 2014 162 Naskah SRES1929 2010 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Setelah sejumlah resolusi yang telah disebutkan diatas, dialog tentang program nuklir Iran masih sering mengalami jalan buntu. Awal tahun 2012 IAEA melakukan upaya melalui dialog yang terbuka dengan Iran. Tim inspeksi dikirim ke Iran beberapa kali melakukan kunjungan yang bertujuan membuka kembali dialog mengenai dugaan bahwa Iran melakukan program senjata nuklir. Sejak tahun 2008 Iran menolak pertanyaan IAEA mengenai hal itu dan selalu menyangkal adanya kemungkinan dimensi militer dalam program nuklirnya. 163 Khususnya, aktivitas di bekas instalasi Fordow yang menjadi sumber kekhawatiran. Instalasi tersebut saat ini melakukan pengayaan uranium hingga kemurnian 20, jika bisa mencapai hingga 90 maka cukup untuk merakit senjata nuklir, demikian menurut para pakar. Masalah Fordow dan laporan IAEA tentang usaha pengadaan senjata, menyebabkan Uni Eropa dan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi yang lebih keras bagi Iran. IAEA melayangkan kritik tajam terhadap Iran karenapernah dianggap tidak kooperatif. Kemampuan Iran untuk mengembangkan pengayaan uranium yang saat ini digunakan untuk pembangkit listrik dan tujuan damai lainnya, bisa juga digunakan dalam bentuk yang lebih murni untuk merakit senjata nuklir. Ini hal yang semakin dikhawatirkan negara lain. 164 Menurut Iran, instalasi Fordow dekat kota Qom itu ditujukan hanya untuk menghasilkan bahan bakar bagi pembangkit energi untuk keperluan sipil. Namun kalangan diplomat dan para pakar mengatakan, dengan kapasitas 3000 sentrifugal, 163 Pakar IAEA Upayakan Dialog di Iran dimuat dalam dalam http:www.dw.depakar-iaea- upayakan-dialog-di-irana-15700773 164 Perudingan Konflik Nuklir Iran “konstruktif” dimuat dalam http:www.dw.deperundingan-konflik-nuklir-iran-konstruktifa-15883378 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara instalasi Fordow terlalu kecil untuk memasok bahan bakar bagi pembangkit tenaga nuklir selama 24 jam. Tapi instalasi itu bisa menghasilkan cukup materi bagi satu atau dua bom atom per tahun. 165 Tujuan perundingan Joint Plan of Action 2013 adalah mencapai solusi menyeluruh tentang persetujuan bersama jangka panjang yang akan memastikan bahwa program nuklir Iran akan seutuhnya damai. Iran menegaskan kembali bahwa di dalam keadaan apapun, tidak akan pernah mencari aatu mengembangkan senjata nuklir. Solusi menyeluruh ini akan membentuk tindakan di awal dan hasil di akhir untuk disetujui. Iran diperbolehkan untuk menikmati hak yang dimilikinya secara penuh terkait penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai terkait ketentuan pasal NPT yang sesuai dengan kewajiban negara.

C. Implementasi Joint Plan of Action 2013