2.13.1 Analisis dan Desain Perangkat Lunak
Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang
diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu aplikasi
yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap
kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.
Menurut Kendall dan Kendall 2003, analisis dan perancangan sistem berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau
mentransformasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output informasi dalam konteks bisnis khusus. Kemudian, analisis dan perancangan sistem tersebut
dipergunakan untuk
menganalisis, merancang
dan mengimplementasikan
peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan aplikasi terkomputerisasi.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.
Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah. 2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem
tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.
2.14 Black Box Testing
Menurut Rizky 2011, pengertian dari Black Box Testing adalah suatu tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja
internalnya. Berdasarkan hal tersebut, para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya “kotak hitam” yang tidak terlihat isinya, tetapi dikenai proses testing bagian
luarnya saja. Black Box Testing hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan
kebutuhan yang telah ditentukan pada awal perancangan. Keuntungan dari jenis testing ini antara lain:
1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis program.
2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug sering ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
4. Proses testing dapat dlakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.
22
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Permasalahan
Identifikasi permasalahan dilakukan pada saat maupun setelah proses wawancara dan observasi pada PT Sarimelati Kencana. Untuk melakukan identifikasi
masalah, maka dilakukan observasi oleh panelis pada PT Sarimelati Kencana yang dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2015 sampai 4 April 2016. Data-data yang
diperlukan, dikumpulkan dengan melakukan wawancara pada dua responden yaitu : bagian HRD dan manajer restoran. Selain itu juga melakukan pengamatan terhadap
dokumen penilaian kinerja. Pada PT Sarimelati Kencana, penilaian kinerja dimulai dari bagian HRD,
bagian HRD menyediakan form penilaian. Setelah tersedia, bagian HRD menginputkan data master pada setiap form penilaian seperti data karyawan, data
outlet, data jabatan, data kehadiran. Setelah terisi dan menjadi form penilaian yang fix, form diserahkan kepada penilai untuk dilakukan penilaian kinerja. Penilai
melakukan penilaian kinerja berdasarkan data yang sudah terisi pada setiap form penilaian. Kekurangan dari proses diatas yaitu, penilai masih menghitung penilaian
secara manual, hal ini dapat berdampak terhadap karyawan yang dinilai tidak mendapatkan nilai yang sesuai dengan kemampuannya.
Setelah proses penilaian kinerja dilakukan, berikutnya hasil penilaian kinerja dari penilai diserahkan kepada manajer restoran untuk dilakukan approval. Jika dari
manajer restoran tidak setuju dengan hasil penilaian dari penilai, maka manajer restoran dan penilai akan berdiskusi dan menentukan nilai yang sesuai dengan hasil
diskusi. Setelah hasil penilaian kinerja dilakukan approval, selanjutnya diserahkan kembali ke bagian HRD untuk di rekap. HRD merekap hasil penilaian kinerja
menjadi laporan penilaian kinerja. Laporan penilaian kinerja dibagi menjadi 2 laporan, laporan penilaian keseluruhan dan laporan penilaian karyawan rapor.
Kekurangan dari proses diatas yaitu bagian HRD mengalami kesulitan dalam merekap seluruh penilaian. Hal ini dikarenakan PT Sarimelati Kencana masih
menggunakan lembar form, sehingga bagian HRD harus menrekap keseluruhan form sebanyak 750 lembar dengan deadline waktu yang tidak lama. Dampaknya adalah
sering terjadi kesalahan dalam merekap seperti kekeliruan dalam peletakan identitas karyawan dan masih kosongnya data penilaian.
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan, gambaran proses bisnis pada penilaian diatas dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.