Penarikan dan Penghapusan Aktiva Tetap Sistem PengendalianIntern Aktiva Tetap

3. Pembelian Dengan Surat Berharga Pembelian aktiva tetap dengan surat berharga yaitu berupa saham atau obligasi. Saham atau obligasi tersebut yang digunakan pada saat pembelian aktiva tetap. Pembalian aktiva tetap tersebut jika harga pasar dari surat berharga diketahui maka aktiva yang diterima dinilai sebesar harga pasar dari surat berharga akan tetapi jika harga pasar surat berharga tidak diketahui, aktiva tetap yang diperoleh dinilai sebesar harga pasar aktiva yang bersangkutan. Menurut Peneliti perolehan aktiva tetap pada PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan sudah sesuai dengan teori pada kutipan yang Peneliti sajikan.

C. Penarikan dan Penghapusan Aktiva Tetap

Menurut Subroto 1984:104 aktiva tetap dapat dikeluarkan dari kegiatan operasi perusahaan dengan cara ditukar, dijual atau memang sudah rusak dan habis masa pakainya. Dalam penghapusan aktiva tetap ini semua perkiraan yang berhubungan harus dihapuskan dan nantinya akan timbul labarugi penghapusan jika penerimaan yang diperoleh dari penghapusan aktiva tersebut berbeda dengan nilai bukunya. Penarikan aktiva tetap non produktif harus mendapat persetujuan dari Bagian Teknis terkait dan Pejabat yang berwenang yaitu Direksi. Sedangkan penghapusan aktiva tetap non produktif harus mendapat persetujuan dari Bagian Teknis terkait dan Pejabat yang berwenang yaitu Komisaris sampai kepada Menteri Negara BUMN atau Pemegang Saham.

D. Sistem PengendalianIntern Aktiva Tetap

Menurut Tunggal 1995:1 sistem pengawasan aktiva tetap adalah sejumlah tindakan untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Sebagai sebuah struktur, ia merupakan kebijakan-kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk mencapai tujuan entitas khusus. Sedangkan Menurut Widjajanto 2001:18 pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan aktiva perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, meningkatkan efisiensi, mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran operasi. PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan dengan menyiapkan pedoman dan kebijaksanaan sebagai dasar pelaksanaan kerja, untuk menghindari adanya pemanfaatan aktiva tetap oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi.Pengendalian terhadap fisik aktiva tetap di perusahaan diserahkan kepada masing-masing bagian yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap tersebut. PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan melakukan pengendalian dengan sistem sebagai berikut : a. aktiva tetap harus diberi nomor inventaris, b. diadakan pengecekan secara langsung terhadap keberadaan aktiva tetap selama setahun sekali, c. persetujuan harus ada dari Direksi apabila ada pemindahan aktiva tetap, d. aktiva tetap yang tidak dapat digunakan lagi harus di usulkan pembuatan surat penonaktifan yang ditujukan kepada perusahaan kemudian petugas akan mengadakan pengecekan secara langsung. Perusahaan meminta izin rekomendasi penghapusbukuan aktiva tetap yang non produktif kepada Dewan Komisaris kemudian meminta persetujuan kepada menteri BUMN untuk penghapusbukuan. Penyimpangan-penyimpangan terhadap aktiva tetap jika terjadi dan setelah diadakan pemeriksaan dan penyimpangan tersebut dapat dibuktikan maka pelakunya dapat dikenakan sanksi. Tujuan sistem pengendalian terhadap aktiva tetap yang diterapkan oleh PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan yaitu menghindari kecurangan terhadap pencatatan terhadap fisik aktiva tetap dengan yang sebenarnya dilakukan, Menghindari pembelian aktiva tetap dengan harga tinggi dan pengeluaran biaya dengan harga yang tidak wajar, Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya. a. Menghindari kecurangan terhadap pencatatan terhadap fisik aktiva tetap dengan yang sebenarnya dilakukan dengan cara : 1 memeriksa daftar kumpulan aktiva tetap kemudian mengadakan pengecekan langsung kelapangan, apakah sesuai catatan, 2 apabila ada aktiva tetap yang berkurang karena aktiva tetap tersebut sudah rusak dan aktiva tetap tersebut akan di nonaktifkan Asisten Tata Usaha akan memeriksa daftar usulan aktiva tetap non produktif, 3 apabila aktiva tetap mengalami kecurian, Papam harus dibuat Berita Acara kehilangan agar barang tersebut bisa diundurkan dari barang produktif. b. Menghindari pembelian aktiva tetap dengan harga tinggi dan pengeluaran biaya dengan harga yang tidak wajar dilakukan dengan cara asisten Tata Usaha akan memeriksa semua biaya yang akan dikeluarkan dalam masa penggunaan aktiva tetap, misalnya dengan adanya pengeluaran biaya pemeliharaan, harus jelas perincian kemana saja dana tersebut dialokasikan. Perincian biaya-biaya tersebut dapat dilihat pada biaya investasi, sehingga dapat dilihat rincian biaya-biaya investasi. c. Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya dilakukan dengan cara : 1 adanya rekapitulasi aktiva tetap maka dapat diketahui keberadaan aktiva tetap dan fungsinya masing-masing, 2 krani aktiva tetap akan mengadakan pengecekan langsung secara rutin untuk memeriksa keberadaan aktiva tetap berdasarkan catatan yang ada pada kumpulan aktiva tetap. Sistem Pengendalian aktiva tetap pada PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan telah dilaksanakan dengan sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pengisian kuesioner oleh lima orang responden terhadap empat poin unsur pengendalian intern aktiva tetap yaitu organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, praktik yang sehat dengan total empat belas alat ukur indikator yang digunakan untuk mengukur sistem pengendalian intern sesuai dengan unsur pengendalian intern menurut Mulyadi2001:612. a. Organisasi 1. Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus terpisah dari fungsi pemakai aktiva tetap. 2. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen. Untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap transaksi yang mengubah aktiva tetap, unit organisasi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pun transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu unit organisasi saja. b. Sistem Otorisasi 3. Anggaran investasi diotorisasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Karena investasi dalam aktiva tetap umumnya meliputi jumlah rupiah yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap rekening aktiva tetap. 4. Surat permintaan otorisasi reparasi diotorisasi oleh Direktur Utama. Surat otorisasi reparasi yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal harus mendapat otorisasi oleh Direktur Utama. 5. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepada departemen yang bersangkutan. Work order yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal untuk pembangunan, reparasi, pembongkaran, aktiva tetap harus mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan. 6. Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika jumlah harga beli aktiva tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian berada ditangan Direktur Utama. 7. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan. Laporan penerimaan barang yang berisi persetujuan penerimaan aktiva tetap yang dikirim oleh pemasok harus mendapat otorisasi oleh fungsi penerimaan. 8. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi. Bukti kas keluar yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap yang dibeli harus mendapat otorisasi oleh Direktur Utama. 9. Bukti memorial diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi. Bukti memorial yang berisi persetujuan dilaksanakannya up dating terhadap kartu aktiva tetap dan jurnal umum yang harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi. c. Prosedur Pencatatan 10. Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau bukti memorial, atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan okumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Setiap pemutakhiran data yang dicatat dalam kartu aktiva tetap harus dilakukan oleh fungsi akuntansi, dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri dokumen pendukung yang sahih. d. Praktik yang Sehat 11. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap. Pengendalian intern yang baik mensyaratkan data dalam kartu aktiva tetap secara periodik dicocokkan dengan aktiva tetap secara fisik. 12. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Pengendalian investasi dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakan dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran investasi. Anggaran investasi ini disusun setelah dilakukan telah terhadap dan studi kelayakan terhadap usulan investasi. 13. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran dan kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai. 14. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal capital expenditure dan pengeluaran revenue Expenditure. Kebijakan akuntansi tentang pembedaan pengeluaran modal dan pengeluaran penghasilan harus dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua macam pengeluaran tersebut. Tabel 3.1 PERTANYAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN AKTIVA TETAP No Pertanyaan STS TS R S SS Nilai score 1 2 3 4 5 1. Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap 2. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilakukan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen 3. Anggaran investasi diotorisasi oleh RUPS 4. Surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap,dan surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi oleh Direktur yang bersangkutan dan Direktur Utama 5. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan 6. Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang 7. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan 8. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi 9. Bukti memorial diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi 10. Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluarbukti memorialsurat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang 11. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik Aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap 12. Pengguunaan anggaran investasi seagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap

13. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian