Siklus Konversi Kas TINJAUAN PUSTAKA

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Konversi Kas

Konsep siklus konversi kas diperkenalkan oleh Lawrence J. Gitman pada tahun 1974. Siklus konversi kas merupakan pengukuran dinamis terhadap manajemen likuiditas berjalan atau on going liquidity management Jose et al., 1996 Jose et al. 1996 mengemukakan bahwa siklus konversi kas mengukur waktu antara pengeluaran kas untuk sumber daya dan penerimaan kas dari penjualan produk. Menurut Shin dan Soenen 1998, siklus konversi kas adalah pengukuran jumlah hari antara dana yang didedikasikan terhadap persediaan inventory dan piutang dagang receivables dikurangi jumlah hari pembayaran yang ditangguhkan kepada pemasok supplier. Siklus konversi kas, menyangkut bagaimana suatu perusahaan mengusahakan agar pengeluaran kas terpegunakan sesuai dengan waktunya agar pengeluaran kas terpakai sesuai dengan waktunya. Jika waktu yang digunakan lebih singkat maka semangkin efisien dan begitu pula sebaliknya. Menurut Lukas Setia Atmaja “siklus konversi kas adalah waktu rata – rata antara penjualan kas untuk sumber daya produktif dengan penerimaan dari penjualan produk. Menurut Brealey et al., siklus konversi kas adalah periode antara pembayaran dari material dan mengumpulkan hasil penjualan. Siklus konversi kas juga dapat dikaitkan sebagai dana kas yang dipakai untuk menghasilkan Universitas Sumatera Utara 9 produk atau membeli bahan mentah atau barang setengah jadi atau bahan jadi untuk selanjutnya diproses dan di jual kembali dengan harga yang jauh lebih menguntungkan dengan demikian keuntungan tersebut dapat digunakan untuk menambah kas pada perusahaan. Menurut Syarief dan Wilujeng 2009 mendefinisikan siklus konversi kas SKK sebagai waktu dalam satuan hari yang diperlukan untuk kas dari hasil operasi perusahaan yang berasal dari penagihan piutang ditambah penjualan persediaan dikurangi dengan pembayaran hutang. Formula untuk menghitung SKK menggunakan persamaan sebagai berikut: SKK = DSO + DSI – DPO Keterangan : SKK = Siklus konversi kas DSO = Periode penerimaan piutang DSI = Periode konversi persediaan DPO = Periode penangguhan utang Masing-masing komponen dari siklus konversi kas adalah sebagai berikut: 1. Periode penerimaan piutang adalah periode waktu lamanya pembayaran piutang dari pembeli. Semakin rendah periode pengumpulan piutang, maka profitabilitas perusahaan semakin tinggi. Nilai DSO terbentuk dari pos-pos piutang usaha Account Receivable dan pendapatan usaha Sales . Account Receivable biasa disingkat AR merepresentasikan hasil yang akan didapat oleh Universitas Sumatera Utara 10 perusahaan dari pelanggan atas barang yang telah dijual atau jasa yang disediakan dimana nilai tunai uang belum diterima. Formula untuk menghitung periode pengumpulan piutang adalah sebagai berikut : DSO = 2. Periode konversi persediaan adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang tersebut. Semakin rendah periode konversi persediaan semakin tinggi profitabilitas perusahaan. Formula untuk menghitung periode konversi persediaan adalah sebagai berikut: DSI = 3. Periode penangguhan utang adalah periode waktu lamanya penundaan pembayaran utang lancar. Jika periode penangguhan utang meningkat maka periode konversi kas akan mengecil, oleh karena periode konversi kas menurun maka Profitabilitas meningkat. Di sisi lain, keterlambatan pembayaran tagihan dapat menjadi sangat mahal apabila perusahaan mendapatkan tawaran diskon untuk awal pembayaran. Formula untuk menghitung periode pembayaran hutang adalah sebagai berikut: DPO = Khusus untuk perusahaan operator telekomunikasi selular dimana tidak terdapat COGS dan persediaan maka formula berubah menjadi : Siklus Konversi Kas = DSO – DPO Universitas Sumatera Utara 11 Pada operator telekomunikasi non selular tidak terdapat pos persediaan sehingga formula untuk operator telekomunikasi dari lini bisnis non selular menjadi: Siklus Konversi Kas = DSO Perusahaaan akan lebih baik jika memiliki nilai siklus konversi kas yang negatif, karena nilai yang positif menggambarkan bahwa perusahaan harus melakukan pendanaan lebih banyak dengan menggunakan hutang pada saat menunggu pembayaran Uyar, 2009. Nilai SKK yang negatif mengambarkan bahwa semangkin singkat waktu yang dibutuhkan perusahaan menerima pembayaran atas barang dan jasa yang diberikan sebelum melunasi kewajiban kepada kreditur Hutchison et al., 2007. Sebaliknya periode SKK yang terlalu lama disebabkan karena penggunaan sumber daya tidak efiseien sehingga akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. SKK dengan nilai positif mengambarkan bahwa perusahaan memiliki investasi yang cukup tinggi pada operating assets dan harus menggunakan kewajiban untuk pendanaannya. Tujuan perusahaan seharusnnya adalah mempersingkat siklus konversi kas secepat mungkin tanpa menganggu operasi perusahaan. Hal ini akan meningkatkan laba,karena semangkin cepat siklus konversi kas, maka semangkin tinggi kebutuhan pendanaan eksternal dan semangkin besar niaya yang dibutuhkan. Penelitian yang dilakukan oleh Anttari dan rza 2012 dengan sampel perusahaan yang terdaftar di Karachi stock Exchange KSE pakistan juga menunjukan bahwa terdapat kolerasi negatif antara siklus konversi kas dan profitabilitas perusahaaan. Untuk meminimalkan periode siklus konversi kas Universitas Sumatera Utara 12 manajer harus dapat mmengambil kebijakan yang nantinya dapat menjauhkan perusahaan dari kesulitan keuangan. Siklus konversi kas dapat dipercepat dengan cara Uyar, 2009: 1. Mengurangi periode konversi persediaan Hal ini dapat dilakukan dengan memproses dan menjual barang secara lebih cepat. Manajer perusahaan harus memastikan bahwa sistem persediaan telah berjalan dengan efektif dan efisien seperti pemesanan dan pengolahan material . 2. Mengurangi periode penerimaan piutang Manajer harus memastikan bahwa perusahaan sudah menjalankan prosedur terhadap piutang secara efektif sehingga dapat mempercepat proses penagihan dan perusahaan tidak mengalami masalah likuiditas. 3. Memperpanjang periode penangguhan hutang. Perusahaan dianjurkan untuk berusaha memperlambat pembayaran yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk lebih dahulu melakukan penagihan kas dari piutang dari pada melakukan penguaran kas untuk pembayaran hutang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkam pertumbuhan perusahaan.

2.2 Ukuran Perusahaan