Pembahasan hipotesis pertama HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

45 metode statistika non parametrik. Statistika non-parametrik digunakan jika data dalam riset berskala nomimal dan ordinal, kemudian penyebaran data tidak mengikuti distribusi normal. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov test adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Sampel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 56 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 151,03769141 Most Extreme Differences Absolute ,177 Positive ,177 Negative -,172 Test Statistic ,177 Asymp. Sig. 2-tailed ,000 c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Dari hasil tabel 4.1 diatas dapat dilihat nilai sign.0,05 yaitu 0,0000,005 yang berarti distribusi data dalam sampel tersebut tidak normal sehingga pengujian selanjutnnya menggunakan metode statistika non- parametrik.

4.4 Pembahasan hipotesis pertama

Dari hasil uji normalitas sebelumnya data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data non parametrik, karena variable tidak terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil Kolmogorof-Smirnov KS pada lampiran. Oleh karenanya, untuk memenuhi tujuan penelitian yang pertama digunakan uji Spearman correlation. Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 4.3 Spearman Correlations SKK dengan Ukuran perusahaan Correlations SKK Ukuran Perusahaan Spearmans rho SKK Correlation Coefficient 1,000 -,032 Sig. 2-tailed . ,817 N 56 56 Ukuran Perusahaan Correlation Coefficient -,032 1,000 Sig. 2-tailed ,817 . N 56 56 Berdasarkan penelitian, tidak terdapat hubungan bermakna p0,05 antara ukuran perusahaan dengan siklus konversi kas, dikarenakan nilai p menunjukan 0,817. Semakin besar ukuran perusahaan maka periode siklus konversi kas yang juga semakin singkat. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Moss-Stine di Texas pada perusahaan retail untuk periode 1993. Dimana Moss-Stine 1993 dalam penelitiannya meneliti korelsi ukuran perusahaan retail dan siklus konversi kas periode 1971-1990 menyatakan korelasi negatif antara total aset dan siklus konversi kas. Alasannya adala perusahaan non-manufaktur umumnya membeli persediaan tidak sebesar perusahaaan manufaktur, lebih cepat menjual persediaanya dan penjualan biasaya dilakukan dalam bentuk kas. Hal ini juga dapat terjadi dikarenakan penjualan yang meningkat akan menurunkan jumlah hari DSI yang akan berujung pada siklus konversi kas yang pendek. Uyar 2009 menyatakan adanya korelasi negatif yang signifikan antara lamanya siklus konversi kas dan ukuran perusahaan, dimana perusahaan yang lebih besar mempunyai waktu siklus konversi kas yang lebih pendek Universitas Sumatera Utara 47 Namun berbeda dengan Henny 2012 yaitu terdapat hubungan antara ukuran perusahaan terhadap siklus konversi kas. Hal ini disebabkan Komponen siklus konversi kas akun piutang dan Inventory termasuk dalam komponen total aset, dimana peningkatan jumlah akun iutang dan persediaan akan meningkatkan total aset.

4.5 Pembahasan hipotesis kedua