12 manajer harus dapat mmengambil kebijakan yang nantinya dapat menjauhkan
perusahaan dari kesulitan keuangan. Siklus konversi kas dapat dipercepat dengan cara Uyar, 2009:
1. Mengurangi periode konversi persediaan
Hal ini dapat dilakukan dengan memproses dan menjual barang secara lebih cepat. Manajer perusahaan harus memastikan bahwa sistem
persediaan telah berjalan dengan efektif dan efisien seperti pemesanan dan pengolahan material .
2. Mengurangi periode penerimaan piutang
Manajer harus memastikan bahwa perusahaan sudah menjalankan prosedur terhadap piutang secara efektif sehingga dapat mempercepat
proses penagihan dan perusahaan tidak mengalami masalah likuiditas.
3. Memperpanjang periode penangguhan hutang.
Perusahaan dianjurkan untuk berusaha memperlambat pembayaran yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk lebih dahulu melakukan
penagihan kas dari piutang dari pada melakukan penguaran kas untuk pembayaran hutang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkam
pertumbuhan perusahaan.
2.2 Ukuran Perusahaan
D efenisi ukuran perusahaan menurut Rianto 1999:313 adalah “besar
kecilnya perusahaan dilihat dari nilai equity , nilai penjualan atau total aktiva.” Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas total utang dan ukuran perusahaan memiliki korelasi
kuat dan positif Odgen, 1987 dalam Magreta dan Nurmayanti, 2009. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya suatu
perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar aktiva suatu
perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang
Universitas Sumatera Utara
13 dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal
masyarakat Hilmi dan Ali, 2008 Definisi ukuran perusahaan menurut Riyanto 2008 adalah sebagi berikut:
“Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan, atau nilai aktiva”
Sedangkan Torang 2012 memberikan definisi: “Ukuran organisasi adalah suatu variabel konteks yang mengukur tuntutan
pelayanan atau produk organisasi” Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa ukuran
perusahaan adalah suatu skala yang menentukan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari nilai equity, nilai penjualan, jumlah karyawan dan nilai total
aktiva yang merupakan variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi.
UU No. 20 Tahun 2008 mengklasifikasikan ukuran perusahaan ke dalam kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.
Pengklasifikasian ukuran perusahaan tersebutt didasarkan pada total aset yang dimiliki dan total penjualan tahunan perusahaan tersebut.
UU No. 20 Tahun 2008 tersebut mendefinisikan usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Kriteria usaha menurut
undang-undang ini digolongkan berdasarkan jumlah asset dan omzet yang dimiliki oleh sebuah usaha. Untuk kriteria usaha mikro asset
yang harus dimiliki maksimal 50 juta dan omzet maksimal yang dicapai 300 juta.
Universitas Sumatera Utara
14 2.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Kriteria usaha menurut undang-undang ini digolongkan berdasarkan jumlah asset dan omzet yang dimiliki oleh sebuah usaha. Untuk
kriteria usaha kecil asset yang harus dimiliki 50 juta sampai 500 juta dan omzet yang dicapai 300 juta sampai 2,5 miliar.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Kriteria usaha menurut undang-undang ini digolongkan
berdasarkan jumlah asset dan omzet yang dimiliki oleh sebuah usaha. Untuk kriteria usa menengah asset yang harus dimiliki 500 juta sampai
10 miliar dan omzet yang dicapai 2,5 miliar sampai 50 miliar.
4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha
nasional milik negara atau swasta, usaha patungan dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Untuk melakukan pengukuran terhadap ukuran perusahaan Yogiyanto 2007:282 mengemukakan bahwa:
“Ukuran aktiva digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva.”
Sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Prasetyantoko 2008:257 adalah:
“Aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan, semakin besar aset biasanya perusahaan tersebut makin besar.”
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk menentukan ukuran perusahaan digunakan ukuran aktiva. Ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari
Universitas Sumatera Utara
15 total aktiva. Logaritma digunakan untuk memperhalus aset tersebut yang sangat
besar dibanding variabel keuangan lainnya.
2.3 Profitabilitas