Konsep Persepsi Kajian Teori

Mekanisme adalah kemampuan respon yang telah terlatih dimana seseorang melakukan secara tepat tana petunjuk terlebih dahulu. e. Reaksi komplek Reaksi komplek berkenaan dengan kemampuan gerakan motorik yang bersifat memadukan berbagai ketrampilan yang tidak dikuasai lewat mekanisme. f. Adaptasi Adaptasi adalah suatu kemahiran dalam melakukan sesuatu gerakan tersebut dimodifikasikan secara otomatis sesuai dengan kondisi. g. Originasi Originasi adalah ketrampilan seseorang yang menunjuk pada penciptaan gerakan baru untuk menyesuaikan dengan situasi tertentu. Ketrampilan ini bertaraf tinggi seperti penciptaan pola baru. 2.4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain : ”faktor kepercayaan, nilai, sikap, usia semakin bertambah usia maka tingkat perkembangan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapatkan dan juga dari pengalaman sendiri” Notoatmodjo, 1997.

2. Konsep Persepsi

1. Pengertian Persepsi Menurut Toha 1995 persepsi merupakan istilah yan dipergunakan untuk mengartikan perbuatan yan lebih dari sekedar mendengarkan, melihat, merasakan sesuatu yan didapatnya. Pengertian persepsi menurut Robbins 1991 adalah proses dengan mana individu menyeleksi, mengorganisir dan menginterpretasikan stimuli ke alam suatu gambaran yang berarti dan koheren dengan dunia sekitarnya. Persepsi dapat diidentikkan dengan pandangan atau tanggapan individu terhadap sesuatu yang dilihat, didengar, dirasakan di lingkungan. Crow dan Crow cit. Notoatmodjo, 1993 menyebutkan persepsi seseorang adalah tanggapan atau pendapat seseorang terhadap stimulus dari lingkunan yan tertangkap. Menurut Becker cit. Morton, et al, 1995 persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, wawasan, pengetahuan, pendidikan dan keadaan sosial budaya setempat. Persepsi pada hakekatnya adalah proses konitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentan lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman Toha, 1986. Persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya umur, pendidikan, pengetahuan, nilai-nilai budaya dan agama. Faktor eksternal antara lain sumber dan media informasi yan diterima. Persepsi merupakan faktor psikologis yang mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang, sebagaimana dinyatakan oleh Fishbein dan Ajzen cit. Morton, et el, 1984 dalam Teori Rencana Perilaku Theory of Behavior, bahwa perilaku dipengaruhi oleh keyakinan atau persepsi individu terhadap norma sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang selanjutnya membentuk intens atau minat untuk berperilaku tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi dapat diartikan sebagai proses yang menyangkut masuknya informasi ke dalam otak manusia melalui pancaindra yang kemudian memberikan tanggapan dan informasi terhadap statu obyek sehingga dapat mempengaruhi perilaku. 2. Proses Pembentukan Persepsi Terbentuknya persepsi dalam diri seseorang menurut Wells dan Prensky 1996 adalah ketika stimuli yang sangat kompleks masuk ke otak dan melalui proses sangat rumit yang akan menghasilkan makna, arti serta tafsiran terhadap stimulus tersebut. Menurut Feige cit. Khayati, 2000 proses pembentukan persepsi terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu :1 selectivity; 2 closure; dan 3 interpretation. Proses selectivity terjadi ketika seseorang diterpa oleh informasi, kemudian berlangsung proses penseleksian pesan yang dianggap tidak penting. Selanjutnya dalam proses closure, hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan, sedangkan interpretation terjadi ketika yang bersangkutan memberikan interpretasi terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Rahmat 1985 menyatakan setiap penyusunan kognisi persepsi ditentukan oleh faktor situasional dan faktor personal. Faktor situasional yaitu faktor yang berasal dari sifat-sifat obyek lingkungan yang merupakan stimulus eksternal, sedangkan faktor personal adalah yang berasal dari dalam individu yang mempersepsi obyek. Krech dan Crutchfield cit. Rahmat, 1985 menyatakan bahwa terjadinya persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yan disebut sebagai faktor personal. Faktor struktural berasal dari sifat semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Sedangkan Toha 1995 menyatakan bahwa proses yan mengawal terjadinya persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor internal pribadi dan faktor eksternal lingkungan. Faktor internal seseorang meliputi pengalaman, pengetahuan, proses belajar, wawasan pemikiran keinginan, motivasi dan tujuan. Sedangkan faktor eksternal yaitu meliputi lingkungan keluarga, fisik dan sosial budaya dimana orang bertempat tinggal.

3. Konsep Perilaku

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Penanggulan Demam Berdarah Dengue Di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014

2 46 134

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil

0 49 53

Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009

0 28 88

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE

1 18 86

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD) DI RW I KELURAHAN MEDONO KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KOTA PEKALONGAN.

1 1 3

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Di RW I, Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.

0 0 109

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI

0 0 5

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD)

0 0 10