talang, tempat minum burung atau hewan lainnya, perangkap semut, ban bekas, kaleng-kaleng bekas, ember bekas, lubang pohon, lubang batu dan lain-lainnya. Jika
masyarakat peduli dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk DBD, maka tempat- tempat ini tidak akan didapati adanya jentik atau larva Aedes aegypti. Selanjutnya
dilakukan analisis terhadap angka bebas jentik atau indeks larva yang paling sederhana dan lazim dipakai antara lain : 1 House Index HI = persentase rumah
dimana ditemukan jentik Aedes aegypti di suatu daerah, yang mana House Index inilah yang dimaksud sebagai Aedes aegypti Index di dalam Internasional Health
Regulation; 2 Countainer Index = persentase container yang menjadi sarang Aedes aegypti di suatu daerah; 3 Breteau Index = jumlah container dengan jentik dalam
100 rumahbangunan; 4 Angka Bebas Jentik ABJ = persentase rumah yang tidak ditemukan jentik pada suatu daerah, dimana ABJ yang selama ini dianjurkan adalah
95 harus bebas jentik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian Hasanah 2006 menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap. Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang DBD, semakin
baik sikap mereka terhadap pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD. Hasanah juga menyatakan ada hubungan antara sikap dan partisipasi responden dalam pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit DBD. Semakin baik sikap responden, semakin baik partisipasinya dalam pencegahan dan pemberantasan DBD. Sebaliknya semakin kurang
negatif sikap responden, semakin rendah tingkat partisipasinya.
Menurut Rita Wulandari 2008 bahwa ada hubungan cukup bermakna antara pengetahuan tentang PSN DBD dengan keberadaan nyamuk Aedes Aegypti, sedangkan
pengetahuan akan mempengaruhi sikap. Rumah responden yang memiliki pengetahuan rendah serta sikap buruk tentang program PSN DBD mempunya kemungkinan besar
untuk didapatkan adanya larva Aedes aepypti dibandingkan dengan rumah responden dengan pengetahuan tinggi dan sikap baik tentang program PSN DBD.
C. Kerangka Berpikir
`
= tidak diteliti = diteliti
Perilaku PSN DBD
Lingkungan
Karakteristik
:
-
Umur
-
Status Perkawinan
-
Jenis kelamin
-
Pendidikan
-
Agama
-
Jumlah keluarga
-
Pekerjaan
Persepsi Pengetahuan
Sosial Budaya Sarana dan
Prasarana Informasi
C. Hipotesis
1. Hipotesis Nol H0 : Tidak ada hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
Masyarakat dalam PSN DBD di Kota Kediri. Hipotesis Kerja H1 : Ada hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
Masyarakat dalam PSN DBD di Kota Kediri. 2.
Hipotesis Nol H0 : Tidak ada hubungan antara Persepsi dengan Perilaku
Masyarakat dalam PSN DBD di Kota Kediri. Hipotesis Kerja H1 : Ada hubungan antara Persepsi dengan Perilaku Masyarakat
dalam PSN DBD di Kota Kediri.
3. Hipotesis Nol H0 : Tidak ada hubungan antara Pengetahuan dan Persepsi dengan
Perilaku Masyarakat dalam PSN DBD di Kota Kediri. Hipotesis Kerja H1 : Ada hubungan antara Pengetahuan dan Persepsi dengan
Perilaku Masyarakat dalam PSN DBD di Kota Kediri.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan tujuannya termasuk penelitian hubungankorelasi, karena bertujuan untuk mengetahui hubungan timbal balik antara satu
variabel dengan variabel lain. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku tentang pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan perilaku
masyarakat dalam PSN DBD di Kota Kediri.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga KK di Kota Kediri yaitu sebesar 63.036 KK Profil Kesehatan Kota Kediri, 2008.
2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah KK pemilik rumah dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
a. Kriteria inklusi, yaitu karakteristik umum dari subyek penelitian pada populasi
target dan populasi terjangkau yang akan diteliti. Adapun yang termasuk kriteria inklusi
meliputi :