2. Analisis Faktor Penyebab Perubahan Tutupan Lahan di Kabupaten Tapanuli Utara
Analisis faktor–faktor penyebab perubahan tutupan lahan ini menggunakan metode AHP. Sofware yang digunakan adalah Expert Choice 2000
serta kuesioner yang dibuat dalam bentuk AHP yang disebarkan kepada setiap responden terpilih yang terkait dengan perubahan tutupan lahan di Kabupaten
Tapanuli Utara. Responden ahli dipilih secara purposive sampling, karena menurut
Koentjaraningrat 1993 dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan yang
erat dengan objek penelitian. Responden yang telah dipilih kemudian dilakukan wawancara untuk mendukung pembuatan hierarki untuk perubahan tutupan lahan
di Kabupaten Tapanuli Utara Gambar 3. Pada penelitian ini responden ahli ditetapkan berjumlah sepuluh orang
yang terdiri dari : 1.
Akademisi 2 orang
2. BAPPEDA Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 1 orang
3. BPN Badan Pertanahan Nasional 1 orang
4. Dinas Cipta Karya Dan Pemukiman 1 orang
5. Dinas Kehutanan 1 orang
6. Dinas Pertanian 1 orang
7. Instansi kecamatan 2 orang
8. Tokoh adat desa tokoh masyarakat 1 orang
Universitas Sumatera Utara
Sasaran goal
Kriteria
Alternatif
Gambar 3. Bagan Hierarki Perubahan Tutupan Lahan Kab. Tapanuli Utara AHP Hasil dari wawancara kepada sepuluh responden terkait dengan perubahan
tutupan lahan di Kabupaten Tapanuli Utara menghasilan kriteria yaitu sosial, ekonomi, dan ekologi. Keterkaitan tutupan lahan terhadap ketiga kriteria tersebut
berpengaruh besar terhadap perubahan Kabupaten Tapanuli Utara dan ketiganya saling terkait satu sama lain. Dari segi sosial aspek yang harus dilihat yaitu harus
memperhatikan kriteria ekonomi dan ekologi begitu juga seterusnya maka dari itu ketiga aspek ini sangat berpengaruh terhadap perubahan tutupan lahan
Kabupaten Tapanuli Utara . Menentukan kriteria untuk kuesioner dilakukan dengan cara :
a. Menentukan kriteria mana yang lebih penting dan seberapa kali lebih penting
dibanding kriteria lainnya. Intensitas pembandingan ditunjukkan oleh skala nilai dari 1 sampai 9 atau kebalikan seperti pada Tabel 2.
b. Menyusunnya dalam bentuk matriks pembandingan berpasangan.
Faktor Dominan Perubahan Tutupan Lahan Kabupaten Tapanuli Utara
Ekonomi Ekologi
Sosial
Tata Ruang Wilayah
Diversifikasi Lapangan
Kerja Sosialisasi dan
Pendidikan Pembuatan
Bendungan Konsistensi
UU dan Pengawasan
Universitas Sumatera Utara
c. Pembandingan dilakukan dari baris terhadap kolom.
Tabel 2. Skala Perbandingan Berpasangan Penilaian Elemen–Elemen Hierarki Intensitas
pentingnya Defenisi
1 Kedua elemen yang dibandingkan sama penting
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibandingkan
elemen lainnya 5
Elemen yang satu sangat penting dibandingkan elemen yang lainnya
7 Satu elemen lebih jelas lebih penting daripada elemen
lainnya 9
Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen yang lainnya
2,4,6,8 Kebalikan
Nilai- nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dan bila
dibandingkan dengan aktivitas j maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Analisis AHP dan data yang diperoleh melalui kuisioner responden diproses dengan menggunakan program komputer Expert Choice 2000. Program Expert
Choice 2000 dirancang untuk proses pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif strategi. Berikut ini proses penggunaan Expert Choice 2000:
1. Buka file baru dengan memilih menu file kemudian new.
2. Membuat file name untuk menyimpan data yang dianalisis.
3. Isikan goal atau hasil yang anda inginkan yang menunjukkan inputan
Evaluationand Choice model, kemudian klik ok. 4.
Untuk memasukkan kriteria yang akan dicari bobotnya, maka pilih Edit, kemudian pilih Insert Child Of Current Node, kemudian akan muncul
tampilan node. 5.
Berikutnya masukkan kriteria-kriteria yang akan dinilai bobotnya dan akhiri dengan esc.
Universitas Sumatera Utara
6. Masukkan alternatif-alternatif dengan cara klik + A dan klik ok.
7. Untuk melakukan pembobotan arahkan kursor ke goal tujuan, klik
Assessment dan kemudian klik Pairwise Numerical Comparasion lambang 3:1 beri bobot kepentingan dengan membandingkan tiap elemen yang ada di
kriteria. 8. Hal yang sama dilakukan dalam pembobotan kepentingan alternatif-alternatif
yang ada. Arahakan kursor ke tiap elemen criteria yang ada. Pada tiap elemen lakukan pembobotan alternatif dengan cara klik Assessment dan kemudian
klik Pairwise Numerical Comparasion lambang 3:1. 9. Hasil dari pembobotan harus dengan inconsistency dibawah 0.1. karena ini
berarti penilaian yang dilakukan konsisten. Jika inconsistency lebih dari 0.1, maka harus dilakukan penyebaran kuisioner ulang.
10. Setelah hasil dimasukkan dan inconsistency dibawah 0.1 maka klik tanda Untuk mengetahui tampilan lain dari hasil pembobotan maka klik tanda
11. Dari hasil diatas maka akan dapat diketahui bobot akhir dari masing-masing kriteria atau sasaran, sementara itu untuk mengetahui bobot akhir prioritas
dari alternatif, maka klik menu Synthesize lalu pilih With Respect to Goal. Maka akan ditampilkan hasilnya sekaligus dengan nilai Overall
Inconsistency-nya. Analisis data menggunakan metode AHP dengan batas tingkat
inkonsistensi dalam penelitian adalah 10 persen. Selanjutnya, hasil pembobotan per individu apabila konsisten, digabungkan dengan rumus rataan geometrik yang
kemudian hasilnya disatukan dalam satu tabel. RG =
n
√X1. X2 … Xn
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: RG
= Rataan geometrik N
= Jumlah responden X1, X2 … Xn
= Penilaian responden ke-1, ke-2 sampai dengan ke-n.
Universitas Sumatera Utara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perubahan Tutupan Lahan di Tapanuli Utara