Berat Badan Peranan Panjang Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok

commit to user 41

4. Berat Badan

a. Pengertian Berat Badan Aspek biometrik merupakan bagian penting dalam kegiatan olahraga, bahkan dapat dikatakan dapat mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Hal ini sesuai pendapat M. Furqon H. 2003: 12- 13 bahwa, “Olahraga prestasi tinggi memerlukan profil bilologis khusus dengan ciri-ciri kemampuan biometrik dan ciri-ciri psikologis yang baik. Adapun aspek biometrik meliputi tinggi badan, berat badan, tinggi duduk, panjang anggota badan bagian atas dan bawah, tipe tubuh dan lain- lain”. Berat badan merupakan salah satu bagian biometrik yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Menurut Yuslam Samihardja 1997: 22 yang dikutip Sarwono Ismaryati dijelaskan: Berat badan seseorang merupakan penjumlahan dari berat jaringan kerasnya jaringan lunaknya dan cairan yang dikandungnya. Jaringan keras merupakan kerangka tubuh yang terdiri dari tulang dan tulang rawan. Tulang dan tulang rawan merupakan bagian yang stabil dibandingkan dua bagian yang lain. Beratnya relatif tetap sesudah seseorang mencapai pendewasaan. Latihan atau makanan tidak akan mempengaruhi ukuran maupun berat kerangka. Jaringan lunak terdiri dari otot, lemak dan alat dalam. Alat dalam merupakan jaringan lunak yang paling stabil. Makanan maupun latihan umumnya tidak akan mempengaruhi ukuran ataupun beratnya. Hal ini bukan karena alat dalamnya sendiri, tetapi karena lemak yang menyelimutinya. Sementara itu otot akan bertambah besar dan dengan sendirinya akan bertambah berat dan kuat apabila dilatih secara teratur. Disisi lain, lemak merupakan timbunan kelebihan makanan akan selalu bertambah apabila makanan yang masuk melebihi kebutuhan yang diperlukan, dan sebaiknya akan dimobilisir apabila kebutuhan lebih besar daripada makanan yang masuk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, suatu latihan akan memberikan pengaruh yang berlawanan terhadap otot dan lemak. Dengan melakukan latihan, otot akan bertambah besar, sedangkan jumlah lemak berkurang kecuali makanan yang masuk berlebihan. Otot yang kuat diperlukan untuk semua cabang olahraga yang didasari oleh kekuatan fisik, sedangkan lemak commit to user 42 yang sedikit mungkin sangat diperlukan pada cabang olahraga yang menuntut mobilitas yang tinggi. Cairan tubuh pada dasarnya merupakan bahan pengatur, mempunyai fungsi yang sangat penting bagi berlangsungnya semua proses yang terjadi di dalam tubuh. Apabila cairan tubuh terlalu kurang akan mengacaukan fungsinya, sedangkan apabila berlebihan justru menjadi beban. Keadaan kekurangan cairan ditandai dengan rasa lemas, panas badan yang tinggi dan penurunan kesadaran. Sementara itu, kelebihan cairan akan segera dikeluarkan terutama melalui air seni dan keringat. Berat badan dan susunan tubuh ditentukan oleh serangkaian faktor keturunan dan perilaku. Pada atlet perorangan susunan tubuh bervariasi sesuai dengan perubahan jangka panjang dalam keseimbangan kalori. Berat badan akan bertambah apabila masukan kalori secara nyata melebihi pengeluaran kalori, berat menurun apabila terjadi sebaliknya Pate, MC.Clenaghan Rotella, 1984: 312. Berat badan atlet sebagian besar tergantung dari gabungan tinggi badan dan bentuk tubuh. Kedua variabel ini pada dasarnya ditentukan oleh faktor keturunan. Oleh sebab itu ciri pelaku seperti pengaturan maknan dan kebiasaan latihan dapat mengubah berat badan dan susunan tubuh hanya dalam batas yang dimiliki sifat-sifat bawaan atlet. Berdasar pengukuran tinggi badan TB dan berat badan BB, seseorang dapat digolongkan ke dalam klasifikasi ideal, normal, kelebihan berat overweight , kurang berat underweight , atau terlalu gemuk obesity . Mulyono B 1996: 41 memberikan beberapa indeks tinggi berat sebagai berikut: 1 Indeks dari BROCA Berat badan kg = Tinggi Badan cm – 100 2 Modifikasi Indeks BROCA oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Ternyata Indeks BROCA diterapkan untuk orang Indonesia terlalu gemuk, sehingga Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengubahnya dengan rumus: Berat Badan kg = Tinggi Badan cm – 110. Namun hal ini juga belum sesuai dengan olahragawan Indonesia. 3 Modifikasi Indeks BROCA oleh dr. Hasnan Said Modifikasi Indeks BROCA dari dr. Hasnan Said rumusnya Tinggi – 100 – 10 = X kg berat seharusnya commit to user 43 4 Modifikasi Indeks BROCA yang lain Modifikasi ini sesuai dengan modifikasi dari dr. Hasna Said, hanya penilaiannya berbeda. Rumusnya sebagai berikut: BB = TB – 100 – 10 TB – 100 kg BB = Berat badan dalam kg TB = Tinggi badan dalam cm Berdasarkan pengukuran ini dapat diadakan penggolongan sebagai berikut: a Orang yang tinggi dan berat badan ideal. b Orang yang tinggi dan berat badan normal c Orang yang terlalu gemuk overweight d Orang yang terlalu kurus underweight Seseorang dengan berat badan 10 di atas berat idealnya termasuk dalam klasifikasi normal plus dan sebaliknya normal minus. Golongan yang termasuk dalam klasifikasi overweight adalah orang yang mempunyai berat badan 25 di atas ideal dan sebaliknya underweight . Obesitas bagi laki-laki apabila berat badannya lebih dai 25 di atas ideal dan bagi 30 di atas ideal PIO, 1981: 39.Batas klasifikasi obesitas yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Anspaugh, Hamrick dan Rosato 1994: 184 yaitu, “Antara 20-25 di atas berat ideal bagi laki-laki dan 30 bagi wanita.

b. Tipe Tubuh

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI GERITAN KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

2 19 78

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SD NEGERI DANASRI KIDUL

0 4 60

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI GERITAN KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 1 1

(ABSTRAK) HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 2

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Panjang Tungkai dan Daya Ledak terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok.

0 1 82

(ABSTRAK) KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 2

KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 83

Hubungan kecepatan lari 100 meter, panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Islam Karangpucung Kabupaten Cilacap tahun ajaran 2006/2007.

0 0 74

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, KUKUATAN OTOT TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN DABIN IVKARANGRAYUNG GROBOGAN.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN PRESTASI LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG KEC. ALIAN KAB. KEBUMEN.

0 3 104