Pencetakan Sampel Pengeringan Sampel

Tabel 3.1 Rancangan Gramatur No. Sampel Rancangan Gramatur grm 2 Massa sampel gr KBK-1 45 2,025 KBK-2 50 2,25 KBK-3 55 2,475 KBK-4 60 2,7 KBK-5 65 2,925 KBK-6 70 3,15 KBK-7 75 3,375 KBK-8 80 3,6 KBK-9 85 3,825 KBK-10 90 4,05 KBK-11 95 4,275 KBK-12 100 4,50

3.4.4 Pencetakan Sampel

Pulp yang sudah menjadi bubur dicetak pada cetakan yang sudah tersedia dengan ukuran 15 cm x 30 cm kemudian dikeringkan dengan sinar matahari. Proses pencetakan contoh kertas dimulai dengan melakukan pengenceran pulp batang kecombrang setelah direndam didalam air. Dilakukan dengan penyediaan ember besar yang berisi air bersih kemudian dimasukan cetakan kedalam ember dalam keadaan mengembang diatas air, lalu pulp yang telah dihaluskan dimasukan kedalam gayung, stelah itu dituangkan perlahan-lahan kedalam cetakan yang berukuran 15 cm x 30 cm sampai merata. Cetakan diangkat perlahan-lahan, lalu dijemur disinar matahari untuk mendapatkan contoh kertas. Karena alat yang digunakan adalah cetakan manual, maka ketebalan kertas yang dihasilkan sangat variatif antar kertas maupun dalam satu lembaran kertas. Perlu keterampilan dan pengalaman agar kertas pada proses pencetakan dapat menghasilkan ketebalan yang relatif seragam Lebar 15 cm Panjang 30 cm Gambar 3.4 ukuran cetakan kertas

3.4.5 Pengeringan Sampel

Pengeringan sampel dilakukan dengan bantuan sinar matahari, dimana pengeringan sampel ini kertas dijemur beserta cetakan agar mudah dilepaskan dari cetakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan 4.1.1 Grammatur Kertas Grammatur adalah massa lembaran kertas dalam gram dibagi dengan satuan luasnya dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar. Grammatur sampel di uji dengan menggunakan metode SNI ISO 536:2010. Hasil penghitungan gramatur kertas dapat dilihat pada table 4.1 di bawah ini. Table 4.1 Hasil Penghitungan Grammatur Kertas Batang Kecombrang No Kodel Sampel Massa gr Luas m 2 Grammatur Kertas Rata-rata grm 2 1 KBK -1 0,4580 0,01 45.80 2 KBK-2 0,5422 0,01 54.22 3 KBK -3 0,5422 0,01 54,22 4 KBK -4 0,5967 0,01 59,67 5 KBK -5 0,6140 0,01 61,40 6 KBK -6 0,6339 0,01 63,39 7 KBK -7 0,6365 0,01 63,65 8 KBK -8 0,6527 0,01 65,27 9 KBK -9 0,6542 0,01 65,42 10 KBK -10 0,6568 0,01 65,68 11 KBK -11 0,6952 0,01 69,52 12 KBK -12 0,6955 0,01 69,55 g ram a tu r K e rta s g r m 2 Keterangan : KBK : Kertas Batang Kecombrang Dari tabel 4.1 di atas di peroleh bahwa gramatur paling besar yaitu pada 69,55 grm 2 sedangkan pada gramatur 45,80 grm 2 merupakan gramatur terkecil.

4.1.2 Hasil Penghitungan Gramatur Kertas

Dari hasil perhitungan gramatur kertas dapat dibuat hubungan gramatur kertas versus massa kertas seperti ditunjukan pada gambar dibawah ini: 80 70 60 50 y = 100x - 1E-12 R² = 1 40 30 20 10 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 Massa Kertas gr Gambar 4.1 Gramatur Kertas versus Massa Kertas Dari gambar grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa pada kertas maka gramaturnya juga semakin besar atau tinggi, hal ini diakibatkan karena massa berbanding lurus dengan gramatur.

4.1.3 Ketebalan Kertas

Tebal kertas adalah jarak tegak lurus antara kedua permukaan kertas, diukur pada kondisi standar. Metode pengujian tebal kertas pada sampel ini adalah menggunakan metode SNI ISO 534:2011. Hasil pengukuran tebal kertas dapat dilihat pada table 4.2 di bawah ini: Table 4.2 Hasil Pengukuran Tebal Kertas Batang Kecombrang No Kodel Sampel Massa gr Tebal Kertas Rata-rata mm 1 KBK -1 0,4580 0,2785 2 KBK-2 0,5422 0,2830 3 KBK -3 0,5422 0,2991 4 KBK -4 0,5967 0,3252 5 KBK -5 0,6140 0,3252 6 KBK -6 0,6339 0,3331 7 KBK -7 0,6365 0,3361 8 KBK -8 0,6527 0,3404 9 KBK -9 0,6542 0,3711 10 KBK -10 0,6568 0,3791 11 KBK -11 0,6952 0,3919 12 KBK -12 0,6955 0,4150 Keterangan: KBK : Kertas Batang Kecombrang Dari data pengukuran tebal kertas yang ditunjukkan dalam tabel 4.2 diperoleh tebal kertas terbesar adalah pada 0,4105mm. Untuk tebal kertas terkecil adalah terdapat pada 0,2785 mm.

4.1.4 Hasil Pengukuran Tebal Kertas

Dari hasil pengukuran tebal kertas dapat dibuat hubungan tebal kertas versus massa kertas seperti ditunjukkan pada gambar 4.2 di bawah ini: T e b al K er tas mm 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 y = 0,628x - 0,046 R² = 0,907 0,15 0,1 0,05 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 Massa Kertas gr Gambar 4.2 Tebal Kertas versus Massa Kertas Dari gambar 4.2 diatas seharusnya massa kertas versus tebal kertas semakin tinggi massa maka semakin tinggi tebal kertas yang dihasilkan, namun karena kertas yang dibuat ini dengan menggunakan cetakan manual, jadi kerataan pada kertas ini tidak dapat dibuat sama, seperti kertas yang menggunakan penggiling yang biasa digunakan di pabrik-pabrik. Hal ini juga disebabkan ketidakterampilan dalam mencetak kertas. Itulah sebabnya ada penyimpangan pada kertas yang dihasilkan.

4.1.5 Ketahanan Tarik Kertas

Ketahanan tarik adalah daya tahan lembaran kertas atau karton terhadap gaya tarik yang bekerja pada ujung kertas tersebut diukur pada kondisi standar. Indeks tarik adalah ketahan tarik kertas dibagi dengan gramatur kertas . Semua sampel diuji dalam keadaan standar dengan menggunakan metode SNI ISO 1924.2:2010. Hasil pengukuran uji tarik kertas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Table 4.3 Hasil Pengukuran Ketahan Tarik Kertas Batang Kecombrang No Kodel Sampel Massa gr Grammatur Kertas grm 2 Kuat Tarik Rata-rata x 10 3 Nm 2 Indeks Tarik Nmgr 1 KBK -1 0,4580 45.80 0,02 0,43 2 KBK-2 0,5422 54.22 0,17 3,13 3 KBK -3 0,5422 54,22 0,19 3,50 4 KBK -4 0,5967 59,67 0,31 5,19 5 KBK -5 0,6140 61,40 0,45 7,32 6 KBK -6 0,6339 63,39 0,46 7,25 7 KBK -7 0,6365 63,65 0,49 7,69 8 KBK -8 0,6527 65,27 0,51 7,81 9 KBK -9 0,6542 65,42 0,53 8,10 10 KBK -10 0,6568 65,68 0,64 9,74 11 KBK -11 0,6952 69,52 0,77 11,07 12 KBK -12 0,6955 69,55 0,94 13,51 Keterangan KBK :Kertas Batang Kecombrang Dari tabel 4.3 diatas diperoleh bahwa kuat tarik yang memiliki kuat tarik yang paling besar adalah pada kuat tarik 0,94 x 10 3 Nm 2 sedangkan pada kuat tarik 0,02 x 10 3 Nm 2 merupakan kaut tarik yang paling kecil. Dan indeks tarik kertas yang besar yaitu pada 13,51 Nmgr sedangkan pada indeks tarik kertas pada 0.43 Nmgr merupakan indeks tarik kertas terkecil.

4.1.6 Kekuatan Tarik Kertas

Dari hasil perhitungan kuat tarik kertas dapat dibuat hubungan kekuatan tarik kertas versus massa kertas seperti ditunjukkan pada gambar 4.3 di bawah ini: K e ku at an T ar ik x 1 3 N m 2 1 0,9 0,8 y = 3,559x - 1,724 R² = 0,901 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 Massa Kertasgr Gambar 4.3 Kekuatan Tarik Kertas versus Massa Kertas Dari gambar 4.3 diatas yaitu massa kuat tarik versus massa kertas, menujukkan bahwa semakin tinggi massa semakin tinggi pula kuat tarik yang dihasilkan pada kertas, namun karena kertas yang dibuat ini dengan menggunakan cetakan manual, jadi kerataan pada kertas ini tidak dapat dibuat sama, seperti kertas yang menggunakan penggiling yang biasa digunakan di pabrik-pabrik. Hal ini juga disebabkan ketidakterampilan dalam mencetak kertas. Itulah sebabnya ada penyimpangan pada kertas yang dihasilkan.

4.1.7 Ketahan Sobek Kertas

Ketahanan sobek adalah gaya dalam satuan mili yang diperlukan untuk menyobekkan kertas atau karton pada keadaan standar. Indeks sobek adalah ketahanan sobek kertas dalam milinewton dibagi dengan gramatur kertas tersebut. Semua variasi sampel yang diuji dalam keadaan standar dengan menggunakan metode SNI 0436 : 2009. Hasil pengukuran uji sobek kertas dapat dilihat pada table 4.4. di bawah ini: Table 4.4 Hasil Pengukuran Kekuatan Sobek Kertas Batang Kecombrang No Kodel Sampel Massa gr Grammatur Kertas grm 2 Kekuatan Sobek Rata-rata x 10 -3 N Indeks Sobek 10 -3 Nm 2 g 1 KBK -1 0,4580 45.80 74,533 1.62 2 KBK-2 0,5422 54.22 119,65 2.20 3 KBK -3 05422 54,22 119,65 2.20 4 KBK -4 0,5967 59,67 119,65 2.00 5 KBK -5 0,6140 61,40 119,65 1.94 6 KBK -6 0,6339 63,39 125,53 1.98 7 KBK -7 0,6365 63,65 169,66 2.66 8 KBK -8 0,6527 65,27 186,33 2.85 9 KBK -9 0,6542 65,42 247,14 3.77 10 KBK -10 0,6568 65,68 300,09 4.56 11 KBK -11 0,6952 69,52 592,34 8.52 12 KBK -12 0,6955 69,55 624,71 8.98 Keterangan : KBK :Kertas Batang Kecombrang Dari table 4.4 di atas diperoleh bahwa kekuatan sobek yang paling besar yaitu 624,71 x 10 -3 N, dan kekuatan sobek yang paling kecil yaitu 74,533 x 10 -3 N. Dan indeks sobek yang paling besar yaitu 8,98 x 10 -3 Nm 2 g, dan 1,62 x 10 - 3 Nm 2 g merupakan indeks sobek terkecil.

4.1.8 Kekuatan Sobek Kertas

Dari hasil perhitungan kekuatan sobek untuk hubungan kekuatan sobek kertas versus massa kertas dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 di bawah ini: K u at S o b e k K ert as x 1 -3 N Kuat Sobek -vs-Massa 60 50 40 30 20 10 4,58 5,422 5,422 5,967 6,14 6,339 6,365 6,527 6,542 6,568 6,952 6,955 Massa Kertas gr Gambar 4.4 Kekuatan Sobek Kertas versus Massa BK Dari gambar grafik diatas hubungan kuat sobek kertas versus massa kertas ini, semakin tinggi massa maka kuat sobek semakin besar, karena batang kecombrang ini merupakan serat pendek maka fleksibilitasnya yang tinggi dan ikatan seratnya saling mengisi, karena adanya fibril yang saling mengikat.

4.1.9 Ketahan Retak Kertas

Ketahanan retak didefenisikan sebagai tindakan elektrostatik dalam kPa Pengujian ketahanan retak dilakukan untuk menentukan rintangan kertas. Semua variasi sampel yang diuji dalam keadaan standar dengan menggunakan metode SNI 0493 : 1998. Hasil pengukuran uji retak kertas dapat dilihat pada table 4.5. di bawah ini: Table 4.5 Hasil Pengukuran Kekuatan Retak Kertas Batang Kecombrang No Kodel Sampel Massa gr Grammatur Kertas grm 2 Kekuatan Retak Rata-rata kPa Indeks Retak kPa.m 2 g 1 KBK -1 0,4580 45.80 11 0.24 2 KBK-2 0,5422 54.22 11 0.20 3 KBK -3 05422 54,22 15 0.27 4 KBK -4 0,5967 59,67 15 0.25 5 KBK -5 0,6140 61,40 18 0.29 6 KBK -6 0,6339 63,39 23 0.36 7 KBK -7 0,6365 63,65 26 0.40 8 KBK -8 0,6527 65,27 29 0.44 9 KBK -9 0,6542 65,42 32 0.48 10 KBK -10 0,6568 65,68 32 0.48 11 KBK -11 0,6952 69,52 35 0.50 12 KBK -12 0,6955 69,55 48 0.69 Keterangan : KBK :Kertas Batang Kecombrang Dari table 4.5 di atas diperoleh bahwa kekuatan retak yang paling besar yaitu 48 kPa, dan kekuatan retak yang paling kecil yaitu 11 kPa. Dan indeks retak yang paling besar yaitu 0,69 kPa.m 2 g, dan 0,20 kPa.m 2 g merupakan indeks retak terkecil.

4.1.10 Kekuatan Retak Kertas

Dari hasil perhitungan kekuatan sobek untuk hubungan kekuatan retak kertas versus massa kertas dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 di bawah ini: K e ku at an R et ak k P a 60 50 y = 3,017x + 4,969 40 R² = 0,938 30 20 10 0,4 2,4 4,4 6,4 8,4 10,4 12,4 14,4 Massa Kertas gr Gambar 4.4 Kekuatan Retak Kertas versus Massa Kertas Dari gambar grafik diatas hubungan kuat retak kertas versus massa kertas ini, semakin tinggi massa maka kuat retak semakin besar, karena batang kecombrang ini merupakan serat pendek maka fleksibilitasnya yang tinggi dan ikatan seratnya saling mengisi, karena adanya fibril yang saling mengikat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh dan hasil pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakterisasi yang dilakukan batang kecombrang terhadap kertas yang dibuat yaitu: grammatur rata-rata adalah 76,2 grm 2 dengan tebal 0,4418 mm didapat kuat tarik 0,46 x 10 3 Nm 2 , kuat sobek 233,2 x 10 -3 N, dan kuat retak 24,6 kPa, dan Indeks tarik terbesar yaitu 14,37 Nmgr, dan 10,17 x 10 -3 Nm 2 g merupakan indeks sobek terbesar serta 0,69 kPa.m 2 g merupakan indeks retak terbesar. 2. Dari sifat fisik dan tarik tersebut maka kertas yang diperoleh dapat dikategorikan ke kertas tissue dengan SNI 14-0103-1998 3. Setelah dilakukan penelitian jenis kertas yang cocok dibuat dari bahan baku batang kecombrang ini adalah kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi atau sebagai bahan pencampur dalam pembuatan kertas tulis cetak. Jenis kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi antara lain kertas tissue atau kertas bungkus.

5.2 Saran

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya agar memasukkan pengujian seperti , alat foto mikrostruktur untuk mengetahui permukaan kertas, serta daya serap air. 2. Disarankan bahwa cara manual tidak menghasilkan nilai yang diharapkan khususnya pada tebal kertas dan kuat tarik kertas. 3. Disarankan sebaiknya saat pengilingan menggunakan mesin agar kertas dapat merata pada permukaan. Daftar Pustaka Casey, J.P. 1981. Pulp and Paper: Chemistry and Chemical Technology, Vol I and III, 3 nd ed. Jhon Wiley 4 sons. New York. Lumbanbatu, Kasdim. 2008. Pembuatan dan Karakterisasi Kertas Eceng Gondok.Tesis. Program Studi Magister Fisika.Medan,Universitas Sumatera Utara. Marjani, Sudjindro,dkk. 2009. Daya Hasil Galur-galur Kenaf di Lahan Podsolik Merah Kuning. Jurnal PenelitianTanaman Industri, Juni 2009, Puslitbangbun. Bogor, 152:53-59. Pratomo, Aries. 2005. Identifikasi dan Pengendalian Jamur Putih Buah Salak Dengan Ekstrak Bunga Kecombrang Nicolaia speciosa. Laporan Penelitian.Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Banyumas. Sinuhaji, Perdinan. 2010. Interaksi SeratLimbah Industri Pulp dengan Serat nanas, Pisang dan Rami pada Pembuatan Karton. Disertasi Program Doktor Ilmu Kimia, FMIPA USU Medan. SNI 14 - 0123 – 1987. Sinuhaji, Perdinan. 2011. Pemamfaatan Serat Limbah Industry Pulp Menjadi Karton. Jurnal Ilmu Fisika. Vol.8 No.2:7-12. Sucipto, dkk. 2009. The Optimization of NaOH and Cassava Starch Concentration on The Quality of Art Paper from Banana Leaves. Jurnal Teknologi Pertanian. Jurusan Teknologi Industri Pertanian.Fakultas Teknologi Pertanian.Universitas Brawijaya Vol. 10 No. 1 April 2009 46 – 53. Teknologi. Vol. 2No. 1: 333-339 ISSN: 1978 – 8193. Sudjindro. 2008. Arah Pengembangan Kenaf diIndonesia Menyongsong Bangkitnya Serat Alam Dunia 2009. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. April 2008. Puslitbangbun, Bogor, 141:20-22. Sudjindro. 2009. Permasalahan dalam Implementasi Sistem Perbenihan. Buletin Tanaman Tembakau, Serat, dan Minyak Industri. Puslitbangbun, vol 1No. 2:92-100. Sudjindro. 2011. Prospek Serat Alam Untuk Bahan Baku Kertas Uang. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Vol. 10 No. 2:92-1004. ISSN: 1412-8004. Sukandar, Dede, dkk. 2010. Karakterisasi Senyawa Aktif Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang Etlingera elatior Sebagai Bahan Pangan Fungsional Program Studi Kimia dan Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta Suskiyatno, Bambang,dkk. 2011. Bata Pulpy Granule Limbah Kertas-Tapioka Sebagai Dinding Ekologis. Jurnal Penelitian.Fakultas Arsitektur dan Desain. Unika Soegijapratama. Semarang. Syamsu,Khaswar,et al. 2012. The Use of Microbial Cellulose from Nata De Cassava and Coconut Husk as Wood Cellulose Substitute for Paper Making Process.Departement of Agroindustry.Faculty of Agricultural Technology. IPB.vol.1 no 2, 118-124 ISSN: 2252-3324 Tjahyono, Yudi. 1998. Proses Pembuatan Pulp. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa. Bandung. Zawawi, E.W, dkk. 2004. Preparation of Specialized Paper. TAPPI Journal,Vol 3 No. 4:15-18. http:id.wikipedia.orgwikiKecombrang. Diakses 12 februari 2014 http:id.wikipedia.orgwikiKertas. Diakses 10 februari 2014 Ms Ms Ms LAMPIRAN A1

1. Menghitung Grammatur Kertas  Grammatur Kertas