Komoditas linum atau flax Linum usitatissimum L Urena U. lobata Tanaman kenaf Hibiscus cannabinus L

e. Komoditas linum atau flax Linum usitatissimum L

Komoditas linum atau flax Linum usitatissimum L. dan okra Abelmoschus esculentus L. belum dibudidayakan oleh petani maupun pengusaha. Untuk pertumbuhan, tanaman linum memerlukan ketinggian tempat di atas 800 m dml., karena berasal dari daerah dingin. Linum merupakan tanaman semusim berumur 90-120 hari dan dikembangkan dengan menggunakan benih. Serat linum lebih dikenal sebagai bahan baku kain linen dan juga dapat digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas sekuritas. Setiap bendel serat linum terdiri atas 10-40 sel-sel serat. Tiap sel serat mempunyai panjang berkisar antara 10 –40 mm dengan diameter antara 10 –30 μm. Susunan kimiawi serat linum terdiri atas 64,1 selulose, 16,6 hemiselulose, 2 lignin, dan 1,8 pektin. Serat linum memiliki daya serap air lebih tinggi dari serat kapas, rayon, dan wool, tetapi lebih rendah dari serat rami Sudjindro, 2011.

f. Urena U. lobata

Urena U. lobata berasal dari daerah tropis yang dapat ditanam sampai dengan ketinggian 500 m dml. Kandungan serat urena sekitar 5,0 –5,5 dari batang basah. Serat urena termasuk halus, fleksibel, dan lurus dengan warna putih krem atau kuning pucat. Sel serat urena memiliki panjang antara 1,4 –1,8 mm dan diameter antara 12 –19 μm. Komposisi kimiawinya terdiri atas 63- 87 selulose dan 7 –12 lignin. Serat urena dapat dibuat pulp kraft dan menghasilkan pulp dengan rendemen antara 43-47. Sudjindro, 2011

g. Tanaman kenaf Hibiscus cannabinus L

Tanaman kenaf Hibiscus cannabinus L., rosela Hibiscus sabdariffa L., dan yute Corchorus capsularis L. di Indonesia sudah dikembangkan sejak tahun 19791980 yang terkenal dengan program ISKARA Intensifikasi Serat Karung Rakyat. Pada waktu itu serat kenaf, rosela, dan yute hanya digunakan untuk bahan baku industri karung goni. Arah pengembangan kenaf selanjutnya adalah pada lahan marjinal dimana tidak akan menggeser keberadaan tanaman pangan utama seperti padi dan jagung. Disamping itu juga untuk memberdayakan lahan marjinal dan meningkatkan pendapat petani di daerah marjinal Sudjindro, 2008. Saat ini tinggal kenaf yang berkembang di Indonesia dan pemanfaatannya untuk bahan baku industri fibreboard untuk interior mobil. Tanaman kenaf memiliki daya adaptasi luassehingga dapat dikembangkan pada berbagai lahantanah seperti lahan banjir Sudjindro 2008, lahan gambut, lahan tadah hujanlahan kering, dan tanah podsolik merah kuning Umur tanaman kenaf berkisar 70 –150 hari tergantung macam varietas dan kondisi lingkungan tumbuhnya. Produktivitas kenaf dapat mencapai 2,0 –4,0 ton serat keringha tergantung varietas dan lingkungan tumbuhnya. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Balittas di Malang telah memiliki beberapa varietas unggul yang kurang terpengaruh oleh fotoperiodisitas, seperti KR 9, KR 11, KR 12, KR 14, dan KR 15 Sudjindro dan Marjani, 2009. Sel serat kenaf memiliki panjang antara 1,5 –12 mm dan lebar antara 7–41 μm. Rata-rata tebal dinding sel antara 4– 9 μm dan lebar lumen antara 7–13 μm. Serat kenaf mengandung 44 –62 α-selulose, 14–20 hemiselulose, 4–5 pektin, 6 – 9 lignin, dan 0–3 abu. Secara umum serat kenaf dapat dibuat pulp dan kertas, lebih kuat daripada pulp kayu lunak lainnya, sedangkan pulp dari seluruh batang kenaf mempunyai kekuatan berada di antara pulp kayu lunak dan pulp kayu keras Sudjindro, 2011.

h. Tanaman Rosela H. sabdariffa