atmosfer. Pada kerak bumi, keberadaan fosfor relatif sedikit dan mudah mengendap. Fosfor juga merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan tingkat
tinggi dan algae, sehingga unsur ini menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan algae akuatik serta mempengaruhi tingkat produktivitas perairan Effendi, 2003.
Ortofosfat merupakan bentuk fosfat yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis
membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan sebagai sumber fosfor. Kandungan fosfat yang terdapat di perairan umumnya tidak lebih
dari 0,1 mgl, kecuali pada perairan yang menerima limbah dari rumah tangga dan industri tertentu, serta dari daerah pertanian yang mendapat pemupukan fosfat
Siregar, 2011.
j. Substrat Dasar
Semua organisme air yang hidupnya terdapat pada substrat dasar perairan, baik yang bersifat sesil melekat maupun vagil bergerak bebas termasuk dalam
kategori bentos Barus, 2004. Susunan substrat dasar penting bagi organisme yang hidup di zona dasar perairan seperti bentos, baik pada air diam maupun pada
air mengalir. Substrat dasar merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi kehidupan, perkembangan dan keanekaragaman makrozoobentos Tarigan, 2009.
Kadar organik adalah satu hal yang sangat berpengaruh pada kehidupan makrozoobentos, dimana kadar organik ini adalah sebagai nutrisi bagi
makrozoobentos tersebut. Tingginya kadar organik pada suatu perairan umumnya akan mengakibatkan meningkatnya jumlah populasi hewan bentos dan sebagai
organisme dasar, bentos menyukai substrat yang kaya akan bahan organik. Maka
Universitas Sumatera Utara
pada perairan yang kaya bahan organik, umumnya terjadi peningkatan populasi hewan bentos Koesoebiono, 1979.
Substrat batu menyediakan tempat bagi spesies yang melekat sepanjang hidupnya, juga digunakan oleh hewan yang bergerak sebagai tempat perlindungan
dari predator Lailli dan Parsons, 1993 diacu oleh Sinaga, 2009. Substrat dasar yang berupa batu-batu pipih dan batu kerikil merupakan lingkungan hidup yang
baik bagi makrozoobentos sehingga bisa mempunyai kepadatan dan keanekaragaman yang besar Odum, 1994.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai Juli 2014 di perairan Danau Siombak Kecamatan Medan Marelan Kota Medan. Pengambilan
sampel dilakukan sebanyak 3 tiga kali dengan memperhatikan kondisi perairan pada saat normal, pasang dan surut. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu
penelitian di lapangan yang meliputi pengukuran beberapa parameter fisika, kimia dan biologi perairan yaitu suhu, penetrasi cahaya, salinitas, pH, DO serta analisis
di laboratorium meliputi kelimpahan makrozoobentos, jenis substrat, BOD
5
, COD, Nitrat NO
3
dan Fosfat PO
4
. Analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
BTKLPP Kelas I Medan, Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Puslit SDAL Universitas Sumatera Utara serta Laboratorium Riset
dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember kapasitas 5 liter, Eckman grabb, botol alkohol, keping Secchi, tali plastik, lakban, kertas
label, botol sampel, Global Positioning System GPS, kamera digital, plastik 5 kg, pipet tetes, sterofoam, spuit, alat tulis, dan peralatan analisa kualitas air seperti
termometer, refraktometer, pH meter, Erlenmeyer 125 ml, beaker glass, dan gelas ukur.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah KOH-KI, MnSO
4,
H
2
SO
4
, amilum, dan Na
2
S
2
O
3
, alkohol 70, formalin 4, es dan akuades.
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan menggunakan Metode Purposive Random Sampling
, yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang dibuat oleh peneliti
dengan menentukan lima stasiun penelitian. Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan pada setiap stasiun dengan penjelasan
sebagai berikut, yaitu pada stasiun 1 merupakan daerah yang belum dijumpai aktivitas masyarakat dan terdapat mangrove di sekitar perairan, stasiun 2
merupakan daerah yang terdapat berbagai aktivitas masyarakat dan aktivitas wisata, stasiun 3 merupakan daerah yang terdapat aktivitas masyarakat yaitu
kegiatan perikanan tambak, stasiun 4 merupakan bagian tengah danau yang jadi pembanding pada setiap stasiun lainnya dan stasiun 5 merupakan bagian inlet dan
outlet atau masuk dan keluarnya aliran air sungai ke danau. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Lokasi Penelitian
Pengambilan sampel makrozoobentos diambil dengan menggunakan Eckman grabb
karena lokasi pengambilan sampel cukup dalam. Pengambilan sampel dengan Eckman grabb dilakukan dengan cara menurunkannya hingga ke
dasar danau dengan kondisi terbuka agar saat mencapai dasar danau, pemberat diturunkan sehingga Eckman grabb menutup bersamaan dengan masuknya
substrat. Sampel yang didapat disortir menggunakan tangan untuk sampel yang berukuran besar dan metode penggaraman untuk sampel berukuran kecil yang
tidak bisa disortir. Bentos yang sudah berada dalam botol sampel diawetkan dengan alkohol 70 dan diberi label yang berisi data tentang lokasi dan waktu
pengambilan sampel kemudian dibawa ke Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Puslit SDAL Universitas Sumatera Utara
untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku acuan Gosner 1971, De Bruyne 2004 dan Kozloff 1987.
Universitas Sumatera Utara
Deskripsi Setiap Stasiun Pengamatan a. Stasiun 1
Stasiun 1 terletak di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan yang secara geografis terletak pada 3°43’34.65”LU,
98°39’37.79”BT. Daerah ini merupakan daerah yang belum banyak dijumpai aktivitas masyarakat dan terdapat mangrove di sekitar perairan. Kondisi stasiun 1
dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Stasiun 1
b. Stasiun 2