kedalaman perairan. Menurut Barus 2004, bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme
tersebut dalam habitatnya.
d. pH Derajat Keasaman
Nilai pH yang didapat pada kelima stasiun yaitu berkisar 6,7 – 7,2. Hasil ini menunjukkan bahwa perairan Danau Siombak memiliki nilai pH yang netral
dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH tersebut masih termasuk dalam kisaran normal baku mutu air berdasarkan PP No. 82
Tahun 2001 dengan nilai pH yaitu 6 - 9. Kondisi perairan yang memiliki pH netral sangat bagus bagi ekosistem air dan baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
organisme air termasuk makrozoobentos. Hal ini sesuai dengan literatur Barus 2004 yang menyatakan bahwa organisme akuatik dapat hidup dalam suatu
perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basah lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air
pada umumnya terdapat antara 7 – 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena
akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
e. BOD
5
Biochemical Oxygen Demand
Nilai BOD
5
Biochemical Oxygen Demand yang didapat pada kelima stasiun yaitu berkisar 3,2 – 3,5 mgl. Nilai ini menunjukkan bahwa kondisi
perairan Danau Siombak melebihi ambang batas baku mutu air yang telah ditetapkan oleh PP No. 82 Tahun 2001 yaitu 2 mgl. Namun nilai konsentrasi
BOD tersebut masih termasuk dalam kondisi perairan yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme air termasuk makrozoobentos. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan literatur Brower, dkk. 1990 yang menyatakan bahwa perairan tergolong baik jika konsumsi O
2
selama periode 5 hari berkisar sampai 5 mgl dan apabila konsumsi O
2
berkisar antara 10 – 20 mgl akan menunjukkan tingkat pencemaran oleh materi organik yang tinggi dan untuk air limbah nilai BOD
umumnya lebih besar dari 100 mgl.
f. COD Chemical Oxygen Demand
Nilai COD Chemical Oxygen Demand yang didapat pada kelima stasiun berkisar 25 – 30,9 mgl. Nilai tersebut mencapai tiga kali lipat atau melebihi
ambang batas dari baku mutu air yang telah ditetapkan PP No. 82 Tahun 2001 dengan nilai COD pada baku mutu air golongan 1 yaitu 10 mgl. Kadar COD yang
sangat tinggi ini diduga berasal dari buangan limbah anorganik pada perairan sungai yang akhirnya masuk ke dalam perairan Danau Siombak, sehingga
menyebabkan kondisi perairan danau tampak kehitam-hitaman dan kotor. Kondisi perairan ini sangatlah tidak bagus bagi kehidupan organisme air terutama
makrozoobentos. Hal ini sesuai dengan literatur Siregar 2011 yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar COD maka keanekaragaman bentos semakin rendah
dan sebaliknya jika kadar COD rendah maka keanekaragaman bentos semakin tinggi.
g. DO Dissolved Oxygen
Nilai DO Dissolved Oxygen yang didapat pada kelima stasiun berkisar 6,6 – 7,3 mgl. Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi perairan Danau Siombak
masih sesuai dengan batas tolerir atau masih dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan literatur Barus 2004 yang menyatakan bahwa nilai oksigen terlarut di
Universitas Sumatera Utara
perairan sebaiknya berkisar antara 6 – 8 mgl, semakin rendah nilai DO maka semakin tinggi tingkat pencemaran ekosistem tersebut.
Perairan Danau Siombak memiliki kandungan oksigen terlarut yang dapat dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air dan mampu
membuat organisme air tersebut dapat bertahan hidup. Hal ini sesuai dengan literatur Sastrawijaya 2000 yang menyatakan bahwa kehidupan di air dapat
bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 mg oksigen setiap liter air.
h. Nitrat