Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, Ma

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

FARWAH QURAISYIAH NIM : 109051000069

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(2)

PEI{IKIRAN DAI(WAH

IIABIB MUIIAMMAD RIZIEQ HUSEIN SYIHAB, MA, DPMSS

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sa{ ana Komunikasilslam (S.Kom. I)

Oleh:

FARWAH OURAISYIAH NIM: 109051000069

JURUSAN KOMTINIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAI(WAH DAN ILMU KOMTINIKASI

INIVERSITAS ISLAM NBGARI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H12014 M


(3)

PENGESAT{AN PANITIA UJIAN

:

Skripsi ini berjudul Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Januari 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.t)pada program studi Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta,23 Januafi20l4

Sidang Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota

\i

, r t / V

/ / , / * '

Drs.

Jumroni.i-.si

NIP 196305 ls 199203 l 006

Anggota,

Penguji II

Sekretaris Merangkap Anggota

1 9 7 1 0 8 1 6


(4)

LEMBAR PENYATAAN

{ . . . ; l

Dengan ini saya menyatakan bahwa ; '

1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata I uIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli karya tulis saya hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia dikenakan sanksi berlaku di UIN Svarif Hidavatullah Jakarta.

atau yang

Jakarta, l5 Januari 2014


(5)

Farwah Quraisyiah 109051000069

Pemikiran Dakwah Habib Muhamad Rizieq Husein Syihab, MA, DPMSS

Skripsi ini dibuat dengan mengambil judul tentang Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA, DPMSS, karena penulis ingin mengetahui bagaimana pemikiran dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA, DPMSS. Yang dimaksud dengan pemikiran dakwah ialah proses, cara atau perbuatan memikir seseorang dengan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu problem yang memerlukan pemecahan untuk memanggil atau mengajak umat manusia menuju tatanan masyarakat yang harmonis, yang menjujung tinggi nilai kemuliaan, dan menghindarkan diri dari prilaku keji. Habib Rizieq adalah seorang mubaligh yang ahli ibadah, beliau juga sangat memuliakan ilmu, dengan sifat kesederhanaan dan ketegasannya dalam mensyiarkan agama, beliau banyak dikenal masyarakat.

Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA, DPMSS?

Habib Rizieq di kenal masyarakat terutama di lingkungan sekitar kediamannya Jalan Petamburan 3 sebagai seorang mubaligh yang tegas dan pemikiran beliau itu sama seperti seorang intelektual muslim. Selain itu, beliau juga suka berdakwah dan materi yang sering beliau bahas dalam berdakwah tidak lepas dari pembahasan fiqh, ibadah, syariah dan muamalah. Dakwah beliau selalu

didasarkan pada Qur’an dan Sunnah dan menjadikan Al-Qur’an sebagai referensi utamanya pada konsep-konsep pendakwah dalam melaksanakan dakwah ke masyarakat.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu metode prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati yang memiliki beberapa langkah penerapan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dakwah, dengan membahas pemikiran dakwah dan unsur-unsur dakwah. Unsur-unsur dakwah tersebut terdiri dari: Subjek Dakwah (Da’i), Objek Dakwah (Mad’u), Materi Dakwah, Metode Dakwah, Media Dakwah, Tujuan Dakwah. Sehingga seseorang dapat mengetahui dan mengerti apa itu pemikiran dakwah.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemikiran dakwah Habib Rizieq meliputi amar ma’ruf nahi munkar yang ditegakkan secara tegas dan keras. Cara ini digunakan karena sudah ketentuan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah agar

masyarakat mempunyai rasa kewajiban dalam menegakkan amar ma’ruf nahi


(6)





Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahirobbil „alamiin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayahNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir pendidikan Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari tanpa bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penelitian skripsi ini tidak akan selesai, untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan. M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta sebagai pembimbing penulis. Tiada kata yang pantas terucap selain terimakasih yang sebesar-besanya karena kesediannya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya, guna memberikan arahan, masukan, diskusi, dan membimbing kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Wakil Dekan Bidang Akademik, Suparto Sunoko, M.Ed, Phd. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Drs. Jumroni, M.Si. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Drs. Wahidin Saputra, MA.


(7)

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai, sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Segenap staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA, selaku narasumber utama. Terimakasih atas kesediaan waktunya untuk wawancara dan foto bareng bersama penulis dalam rangka pengumpulan data-data penulis.

8. Habib Muhsin Ahmad Al-Attas, Syarifah Fadhlun Bin Yahya, Syarifah Rufaidah Syihab, Intan Azizah Bin Yahya, terima kasih atas waktu dan bantuannya untuk melengkapi skripsi penulis.

9. Kedua Orang Tuaku tercinta, Abah Sayyid Abdul Muthalib Alaydrus dan Umi Syarifah Munirah Syihab yang memiliki peran yang sangat penting dan tak terkira, yang telah

memberikan do’a tulus ikhlas, motivasi, dan kasih sayang serta dukungan moril dan materil kepada peneliti untuk tetap semangat. Serta terima kasih pula kepada kakakku Muhammad Syafiq Ridho Alaydrus dan adik-adikku Ahmad Jawad Murtadho Alaydrus, Adibah Hanuna Alaydrus, Abdullah Qaswar Alaydrus dan Zahira Haliya Alaydrus yang selalu membantu dan mensupport agar semangat dalam menyelesaikan skripsi.

10.Teman-teman KPI B angkatan 2009 yang telah bersama-sama berjuang dan menimba ilmu di kampus kita tercinta ini, terutama untuk Siti Muslipah yang sudah mau menjadi teman terbaik disaat suka maupun duka.


(8)

12.Berbagai Pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam kelancaran penulis skrisi ini, jazakallah atas dukungannya.

Terima kasih atas semua yang telah meluangkan waktunya untuk sharing dan berbagi info serta memberikan inspirasi dalam penyusunan skripsi sehinggaskripsi ini selesai tepat pada waktunya. Semoga Allah membalas kebaikan kaliansemua Amin….

Dan Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak Amin...

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 15 Januari 2014


(9)

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PEMIKIRAN DAKWAH A. Dakwah ... 12

1. Pengertian Dakwah ... 13

2. Unsur-Unsur Dakwah... 18

a.Subjek Dakwah (Da’i)... 18

b. Objek Dakwah (Mad’u) ... 18


(10)

f. Tujuan Dakwah ... 23

BAB III BIOGRAFI HABIB RIZIEQ A. Riwayat Hidup dan Pendidikan Habib Rizieq ... 26

1. Riwayat Hidup Habib Rizieq ... 26

2. Riwayat Pendidikan Habib Rizieq ... 29

B. Karya-karya Habib Rizieq... 32

C. Kiprah Dakwah Habib Rizieq ... 33

D. Pengalaman Karir Habib Rizieq... 36

BAB IV PEMIKIRAN HABIB RIZIEQ Konsep Dakwah Habib Rizieq ... 39

1. Pengertian Dakwah Menurut Habib Rizieq ... 39

2. Unsur-unsur Dakwah Menurut Habib Rizieq ... 40

4. Pemikiran Habib Rizieq Dengan Kekerasan ... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran-Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap umat Islam, baik bagi sekelompok orang maupun bagi setiap individu yang mengerti dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Dakwah juga merupakan pekerjaan mengkomunikasikan pesan Islam kepada manusia yang harus dipahami secara tepat dan benar, yang sejalan dengan ketentuan Al-Qur’an dan Hadits.

Dakwah tidak dapat dipisahkan dari Islam yang merupakan agama

Rahmatan lil Alamin yang menanamkan kasih sayang terhadap sesama mahluk hidup, tidak saling menyakiti tapi saling menjaga dan memelihara. Islam merupakan agama dinamis yang menganjurkan umat untuk terus bergerak, menjalankan silaturahmi, dan saling tolong menolong dalam menyampaikan setiap kebaikan dan mencegah keburukan. Seperti firman Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 110 :

                                              Artinya : “ Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) makruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang

fasik”.1

1


(12)

Dalam melaksanakan tugas dakwah, seorang da’i dihadapkan pada

kenyataan bahwa individu-individu yang akan didakwahi memiliki keberagaman dalam berbagai hal, seperti pemikiran-pemikiran (ide-ide), pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.2

Seorang da’i wajib mengenal objek dakwah yang meliputi pemikiran persepsi, pemikiran orientasi, dan kesulitan-kesulitan objek dakwah. Dengan demikian ia dapat memberikan solusi dan terapi yang tepat bagi persoalan yang dihadapi oleh objek dakwah. Oleh karenanya ajaran dan bimbingan yang mereka sampaikan kepada umat manusia akan memiliki pengaruh yang efektif.

Aktivitas berpikir berlangsung terus menerus selama manusia masih mencari dan mengembangkan pemikirannya, sehingga melahirkan hal-hal yang bermanfaat, bukan saja bagi dirinya sendiri melainkan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Objek berpikir yang dimiliki manusia sangatlah luas. Maka dari itu, akal manusia perlu arah dalam berpikir untuk mengarahkan dan membimbing manusia dalam kebaikan, begitu juga seorang Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab yang lebih lanjutnya penulis mencantumkan nama beliau Habib Rizieq.

Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab, MA, yang popular dikenal sebagai Habib Rizieq menjadi sosok yang dikenal sebagai penegak amar

ma’ruf nahi munkar sejak mendeklarasikan dan memimpin Front Pembela

2


(13)

Islam tahun 1998 hingga kini. Tujuan berdirinya FPI adalah untuk melakukan

amar ma’ruf nahi munkar3 .

Dalam mencapai amar ma’ruf, FPI mengutamakan dengan metode bijaksana dan lemah lembut melalui langkah-langkah mengajak dengan hikmah

(kebijaksanaan, lemah lembut) memberi mau’idzah hasanah (nasihat yang baik), dan berdiskusi dengan cara yang terbaik. Sedangkan dalam melakukan

nahi munkar, FPI mengutamakan sikap yang tegas melalui langkah-langkah menggunakan kekuatan/kekuasaan bila mampu dilakukan maka nahi munkar

dilakukan dengan menggunakan hati, yang tertuang dalam ketegasan sikap untuk tidak menyetujui segala bentuk kemungkaran.

Tujuan lain terbentuknya FPI adalah untuk membantu pemerintah dalam menumpas problem sosial kemasyarakatan seperti prostitusi, perjudian serta transaksi miras dan narkoba.

Jika mendengar nama Habib Rizeq dengan ormasnya maka terbesit dibenak adalah sosok yang keras, radikal, anarkis, dan pengusung Islam fundamentalis serta oleh Syafi’iMa’arif4 FPI dikatakan sebagai segerombolan

“preman berjubah5

. Hal ini didukung dari liputan-liputan media massa yang menonjolkan berita-berita tentang aksi anarkis yang kerap dilakukan oleh FPI

dan dan amar ma’ruf nahi munkar yang selalu diteriakan oleh Habib Rizieq.

3

Habib Rizieq Syihab, Dialog FPI: Amar Ma’ruf Nahi Munkar, (Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), h. 127

4

Syafi’i Ma’arif adalah salah satu tokoh senior dalam bidang pemikiran Islam di Indonesia. Beliau orang yang pertama kali menjuluki FPI sebagai preman berjubah karena baginya FPI adalah kelompok radikal yang kerap melakukan kekerasan atas nama agama.

5

Voaislam.com, “Syafi’i Ma’arif : Kalau Beragama Secara Hitam Putih, Mungkin Lebih

Baik Jadi Atheis”, diakses pada 5 Januari 2014 dari http://m.voa-


(14)

islam.com//news/liberalism/2009/10/23/1479/syafii-maarif-kalau-beragams-secara-hitam-putih-Sisi negative yang diciptakan media massa terhadap Habib Rizeq dan FPI membentuk opini buruk masyarakat terhadap sosok Habib Rizieq dan FPI.

Peran Habib Rizieq dalam tubuh FPI sangatlah penting. Segala ide dan perintah dikomandokan oleh beliau. FPI merupakan transformasi dari Habib Rizieq, bisa dikatakan bahwa FPI adalah Habib Rizieq dan Habib Rizieq adalah FPI. Relasi dalam FPI tertuju pada satu pusat Tokoh, yaitu Habib Rizieq, jika seseorang membicarakan FPI berarti orang tersebut membicarakan Habib Rizieq.

Sosok Habib Rizieq jarang ditemukan, adanya sosok ulama yang mampu mengkombinasikan kemampuan berbicara/berceramah dengan kemahiran menulis. Sosok ulama intelektual, pendakwah dan selalu ada dibarisan terdepan dalam membasmi maksiat. Bahkan belaiu, di samping seorang pembicara ulung dan seorang penulis mahir juga sebagai organisator yang terus memimpin dan membesarkan gerakan dakwah FPI ke berbagai pelosok Nusantara hingga mancanegara.

Karakter beliau dalam berdakwah sudah diberi “cap” sebagai habib

yang keras, yang selalu bertindak anarki dalam melakukan pembersihan tempat-tempat maksiat yang lebih sering disebut “sweeping”. Apa yang dilakukan beliau dengan FPI dalam hal “menyeweeping” tempat-tempat maksiat menjadi berita hangat dan sepertinya wajib untuk disorot secara langsung oleh media massa. Perusakan dan penghancuran tempat-tempat maksiat yang menurut sebagian masyarakat adalah tindakan anarkis dijadikan sajian utama oleh media massa.


(15)

dengan tindakannya? ataukah pola pikir beliau tentang dakwah memengaruhi tndakan kekerasan yang selama ini beliau lakukan? haruskah dakwah yang beliau syiarkan dibarengi dengan kekerasan? Apa sebenarnya definisi amar

ma’ruf nahi munkar yang selama ini menjadi tujuan beliau dalam berdakwah? pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang mungkin banyak terbesit dari masyarakat yang mengetahui sosok beliau, karena melihat kiprah beliau didunia dakwah sudah meluas maka tidak dapat dipungkiri masyarakat pun mengenal beliau secara luas. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas penelitian ini dengan tema “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab”.

B. Batasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada skripsi ini dibatasi pada pemikiran dakwah Habib Rizieq.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah utama yang akan dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pemikiran dakwah Habib Rizieq?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : mengetahui pemikiran Habib Rizieq, mengetahui apa yang dimaksud

dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar serta hubungan antara kekerasan dengan amar ma’ruf nahi munkar.


(16)

D. Manfaat Penelitian 1. Akademis

Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan ilmu dakwah, sehingga diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran jelas mengenai hal-hal apa saja yang memberikan pengaruh terhadap

seorang da’i. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan perbandingan bagi studi-studi selanjutnya, dengan demikian akan menambah wawasan tentang kajian pemikiran dakwah yang sesuai dengan syariat Islam.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan dan wawasan bagi para praktisi maupun aktivis dakwah pada umumnya yang didapatkan dari pemikiran dakwah Habib Rizieq dan sebagai pijakan para pengembang dakwah yang mempunyai kewajiban menyampikan dakwah Islam kepada masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan bagi pelaku komunikasi khususnya bagi Habib Rizieq.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan representatif dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu metode prosedur penelitian yang


(17)

menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati yang memiliki beberapa langkah penerapan.

Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara fenomena yang di teliti. Adapun secara deskriptif adalah bahwa data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh penerapan metode kualitatif. 6

Metode penelitian deskriptif bertujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memberikan kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan kepusan pada waktu yang akan datang.7

Langkah pertama adalah mendeskripsikan gagasan primer yang menjadi bahasan utama. Gagasan primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan narasumber. Langkah selanjutnya adalah membahas gagasan primer tersebut yang pada hakikatnya adalah memberikan penafsiran penulis terhadap gagasan yang telah dideskripsikan.

6

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2007), h. 9-10.

7


(18)

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Habib Rizieq selaku tokoh yang akan diteliti oleh peneliti, dan objek pada penelitian ini adalah pemikiran dakwah dari Habib Rizieq.

3. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara ialah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukanoleh kedua belah pihak, penulis sebagai pewawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada individu yang bersangkutan.8 Dalam hal ini, wawancara di lakukan dengan Habib Rizieq, keluarga (Syarifah Fadhlun (istri Habib Rizieq), Rufaidah Syihab (anak pertamaHabib Rizieq), sahabat (Habib Muhsin Al-Attas), dan mad’u yang sekaligus orang terdekat keluarga Habib Rizieq (Intan Azizah Bin Yahya). Peneliti mewawancarai mereka karena mereka sangat dekat dengan Habib Rizieqdan mereka tahu baik dan buruknya beliau. Karena itu, peneliti akan menjadi sampel untuk memperoleh informasi mengenai “Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab”.

2. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen-dokumen untuk memperkuat informasi. Dokumentasi dapat dilakukan untuk mencari data mengenai permasalahan yang diteliti dari berbagai


(19)

macam dokumen seperti arsip, artikel dan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis teliti.

3. Tempat dan waktu

Penelitian ini di laksanakan di kediaman Habib Rizieq, Petamburan 3 no 83 Jakarta Pusat pada tanggal 7 September 2013 dan 16 Desember 2013 dengan Habib Rizieq, tanggal 21 November 2013 dengan Rufaidah Syihab, tanggal 28November 2013 dengan Syarifah Fadhlun, tanggal 6 Desember 2013 dengan Habib Muhsin Al-Attas di kediaman Habib Muhsin Al-Attas Depok 1 Perumnas Jl. Mangga Raya no. 78 dan Intan Azizah Bin Yahya di kediaman Intan Azizah Bin Yahya Jalan Palmerah Barat 6 no. 85 Rt 003 Rw 010 Jakarta Barat.

F. Tinjauan Pustaka

Setelah diadakan penelitian dengan baik di Perpustakaan Umum UIN (Universitas Islam Negeri Jakarta) dan juga di Perpustakaan FDK (Fakultas Dakwah dan Komunikasi) UIN Jakarta ternyata tidak terdapat skripsi atau tulisan lain tentang Pemikiran Dakwah Habib Muhammad Rizieq Husein Syihab Dengan demikian ada judul skripsi yang hampir sama dengan penelitian terdahulu seperti :

1. Metode Dakwah Habib Rizieq Husein Syihab pada Majelis Ta’lim Jami’

Al-Ishlah Jakarta Pusat. skripsi ini disusun oleh Siti Masyitoh ( NIM 107053002485), Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidyatullah. Penelitian ini dibatasi bagaimana


(20)

2. Strategi Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Dalam Menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi. Skripsi ini disusun oleh Dodiana Kusuma (103051028452), Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah. Penelitian ini dibatasi bagaimana strategi dakwah FPI dalam menanggulangi dampak negative globalisasi.

Dari kedua penelitian diatas yang penulis jadikan sebagai tinjauan kepustakaan, penulis tidak menemukan penelitian yang berjudul pemikiran dakwah Habib Rizieq. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena pada penelitian ini penulis membahas seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam penyebaran dakwah yang mempunyai ciri khas ketegasan konsisten dalam berdakwah. Selain itu tokoh yang diteliti adalah sosok seorang ulama yang memprioritaskan nahi munkar dalam berdakwah yang mana jarang dilakukan oleh para ulama

lain yang mendahulukan amar ma’ruf.

Organisasi islam yang dimiliki beliau juga sangat dikenal luas sebagai organisasi yang paling lantang memberantas kemaksiatan. Dakwah beliau tidak hanya bil-Lisan atau bil- Hal saja, namun lebih dari itu banyak sekali pemikirannya yang tertuang didalam bentuk buku,

makalah dan lainnya sebagai referensi bagi da’I atau masyarakat umum


(21)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi penulis dapat dirinci sebagai berikut : BAB I

Pendahuluan: Pada bab pertama ini penulis menyampaikan latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II

Tinjauan Teoritis : Pada bab kedua ini penulis membahas teoritis tentang pengertian pemikiran, dakwah dan unsur-unsur dakwah.

BAB III

Biografi Habib Rizieq: Latar Belakang dan Masa Kecilnya, Pendidikan dan Perkembangan Pemikiran, Kegiatan dan Karier, Karya- karya Habib Rizieq. BAB IV

Hasil Penelitian: Pengertian Dakwah menurut Habib Rizieq, Unsur-unsur Dakwah menurut Habib Rizieq serta Pemikiran Dakwah dan Kekerasan Habib Rizieq.

BAB V

Penutup: Kesimpulan dan saran-saran.


(22)

PEMIKIRAN DAN DAKWAH

A. Pengertian Pemikiran Dakwah 1. Pengertian Pemikiran

Pemikiran adalah proses, cara, atau perbuatan memikir. Pemikiran berasal dari kata pikir yang artinya akal budi, ingatan, angan-angan, ahli, sedangkan berpikir yaitu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu problem yang memerlukan pemecahan sedangkan pemikir adalah orang yang cerdik dan pandai yang hasil pemikirannya dapat dimanfaatkan orang banyak, seperti filosof. 1

Secara terminologi, ada beberapa perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pemikiran, di antaranya ialah :

1. Nur Cholis Majid (Cak Nur) dalam bukunya khazanah intelektual Islam yaitu : “Dari kegiatan berpikir, tumbuh ilmu pengetahuan dan industri. Akal kecendrungan untuk memperoleh penemuan yang tak dipunyai sebelumnya. Karena itu ia pun mempelajari kembali orang terdahulu dalam hal ilmu pengetahuan atau menambahnya dengan pengetahuan atau penemuan. Pikiran dan pemikiran seseorang dapat diarahkan kepada kenyataan secara satu persatu dan dikaji sifat-sifat aslinya sedikit demi sedikit. Lalu dikaitkan pada kenyataan yang pada akhirnya timbul pengetahuan dan pengajaran bagi kehidupan

manusia”.2

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),h. 872-873.

2


(23)

2. Samsul Nizar berpendapat bahwa pemikiran adalah upaya cerdas

(ijtihady) dari proses kerja dan kalbu untuk melihat fenomena dan berusaha mencari penyelesaiannya secara bijaksana.3

3. Thoha Jabir Alwani berpendapat bahwa pemikiran atau berpikir adalah kata benda dari aktivitas akal yang ada di dalam diri manusia, baik kekuatan akal berupa kalbu, ruh, atau dengan pengamatan atau pendalaman untuk menemukan makna yang tersembunyi dari persoalan yang dapat diketahui untuk sampai pada hukum atau hubungan atar sesuatu.4

Dari beberapa makna dan pengertian tersebut, dapat diketehui bahwa pemikiran adalah sebuah pendayagunaan otak untuk memecahkan persoalan, mengambil keputusan dan melahirkan sesuatu yang baru.

2. Pengertian Dakwah

Secara etimologis, kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang

mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari kata kerja : عد , عدي ,اعد artinya : menyeru, memanggil, mengajak.

Dalam pengertian yang integralistik dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami.

Secara terminologi, ada beberapa perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang dakwah, di antaranya ialah :

3

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 6.

4


(24)

1) M. Quraish Shihab mengatakan bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. 5

2) Hamka berpendapat bahwa seruan dan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang pada dasarnya berkonotasi positif, terletak pada aktivitas

yang memerintahkan amar ma’ruf nahi munkar.6

3) Dalam buku Retorika Dakwah dan Publisistik dalam kepemimpinan, definisi dakwah terbagi menjadi dua segi :

a. Pengertian dakwah secara umum adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara, tuntunan-tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat pekerjaan tertentu.

b. Pengertian dakwah menurut ajaran Islam ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereke di dunia dan di akhirat.7

Dari beberapa definisi di atas paling tidak dapat diambil kesimpulan tentang dakwah:

1. Dakwah itu adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan terencana.

5

M. Quraish Shihab,Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyaraka,(Bandung: Mizan, 1999), Cet. Ke-XIX, h. 194. 6

Hamka, Pelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1956), h. 233. 7


(25)

2. Usaha dakwah itu adalah untuk memperbaiki situasi yang lebih baik dengan mengajak manusia untuk selalu ke jalan Allah SWT.

3. Proses penyelengaraan itu adalah untuk mencapai tujuan yang bahagia dan sejahtera, baik di dunia maupun akhirat.

Dalam kaitannya dengan makna dakwah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan secara seksama, agar dakwah dapat dilaksanakan dengan baik.

 Pertama, dakwah sering disalah artikan sebagai pesan yang datang dari luar. Pemahaman ini akan membawa konsekuensi kesalahlangkahan dakwah, baik dalam formulasi pendekatan atau metodologis, maupun formulasi pesan dakwahnya. Karena dakwah dianggap dari luar, maka langkah pendekatan lebih diwarnai dengan pendekatan interventif, dan para dai lebih mendudukkan diri sebagai orang asing, tidak terkait dengan apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh masyarakat.

 Kedua, dakwah sering diartikan menjadi sekadar ceramah dalam arti sempit. Kesalahan ini sebenarnya sudah sering diungkapkan, akan tetapi dalam pelaksanaannya tetap saja terjadi penciutan makna, sehingga orientasi dakwah sering pada hal-hal yang bersifat rohani saja. Istilah

“dakwah pembangunan” adalah contoh yang menggambarkan seolah-olah

ada dakwah yang tidak membangun atau dalam makna lain, dakwah yang pesan-pesannya penuh dengan tipuan sponsor.

 Ketiga, masyarakat yang dijadikan sasaran dakwah sering dianggap masyarakat yang vacum ataupun steril, padahal dakwah sekarang ini


(26)

berhadapan dengan satu setting masyarakat dengan beragam corak dan keadaannya, dengan berbagai persoalannya, masyarakat yang serba nilai dan majemuk dalam tata kehidupannya, masyarakat yang berubah dengan cepatnya, yang mengarah pada masyarakat fungsional, masyarakat teknologis, masyarakat saintifik dan masyarakat terbuka.

 Keempat, Sudah menjadi tugas manusia untuk menyampaikan saja, sedangkan masalah hasil akhir dari kegiatan dakwah diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Ia sajalah yang mampu memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada manusia, Rasulullah SAW sendiripun tidak mampu memberikan hidayahnya kepada orang yang dicintainya. Akan tetapi, sikap ini tidaklah berarti menafikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan dakwah yang dilakukan. Dakwah, jika ingin berhasil dengan baik, haruslah memenuhi prinsip-prinsip manajerial yang terarah dan terpadu, dan inilah mungkin salah satu maksud hadis Nabi,

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai jika salah seorang di antara kamu beramal, amalnya itu dituntaskan.” (HR Thabrani). Karena itu, sudah tidak

pada tempatnya lagi kalau kita tetap mempertahankan kegiatan dakwah yang asal-asalan.

 Kelima, secara konseptual Allah SWT akan menjamin kemenangan hak para pendakwah, karena yang hak jelas akan mengalahkan yang bathil. Akan tetapi, sering dilupakan bahwa untuk berlakunya sunatullah yang lain, yaitu kesungguhan. Hal ini berkaitan dengan erat dengan cara


(27)

bagaimana dakwah tersebut dilakukan, yaitu dengan al-Hikmah,

mau’idzatil hasanan, dan mujadalah billatii hiya ahsan.

Berbicara tentang dakwah adalah berbicara tentang komunikasi, karena komunikasi adalah kegiatan informatif, yakni agar orang lain mengerti, mengetahui dan kegiatan persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan dan lain-lain. Keduanya (dakwah dan komunikasi) merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan.

Dakwah adalah komunikasi, akan tetapi komunikasi belum tentu dakwah, adapun yang membedakannya adalah terletak pada isi dan orientasi pada kegiatan dakwah dan kegiatan komunikasi. Pada komunikasi isi pesannya umum bisa juga berupa ajaran agama, sementara orientasi pesannya adalah pada pencapaian tujuan dari komunikasi itu sendiri, yaitu munculnya efek dan hasil yang berupa perubahan pada sasaran. Sedangkan pada dakwah isi pesannya jelas berupa ajaran Islam dan orientasinya adalah penggunaan metode yang benar menurut ukuran Islam. Dakwah merupakan komunikasi ajaran-ajaran Islam dari seorang

da’i kepada ummat manusia dikarenakan didalamnya terjadi proses


(28)

B. Unsur-unsur Dakwah 1. Subyek Dakwah

Subyek dakwah di sini adalah da’i yaitu seseorang sebagai pelaku dakwah atau komunikator. Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah

baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan, individu, kelompok,

organisasi atau lembaga. Da’i sering disebut “muballigh” (orang yang

menyampakan ajaran Islam). Seorang da’i selaku subyek dakwah adalah

unsur terpenting yang menduduki peranan strategis. 2. Obyek Dakwah

Obyek dakwah ialah sasaran, penerima, khalayak, jama’ah,

pembaca, pendengar, pemirsa, audience, komunikan yang menerima dakwah Islam. Obyek dakwah adalah amat luas, ia adalah masyarakat yang beraneka ragam latar belakang dan kedudukannya.

Dengan mengetahui klasifikasi obyek dakwah, memudahkan bagi

da’i melakukan penyesuaian dalam penyampaian isi pesan dakwahnya,

tergantung permasalahan kehidupan yang dihadapi masyarakat, sehingga dakwah dapat menyentuh langsung di hati obyek (sasaran) dakwah. Seperti misal, Jika yang menjadi obyek dakwah adalah kebanyakan golongan petani, makai diberikan penjelasan bagaimana cara bertani yang baik sehingga hasil pertaniannya meningkat dan bagaimana peningkatan tersebut sekaligus merupakan bagian dari ibadahnya kepada Allah. Demikian pula bagi buruh, sehingga peningkatan mutu kerjanya sama dengan mutu ibadahnya.


(29)

Hal ini akan mendorong mereka untuk lebih memahami bagaimana beribadah dengan baik akan membantu mereka untuk memperoleh

pendapatan yang lebih baik. Sudah barang tentu da’i yang bertugas di

kalangan buruh atau petani atau lainnya haruslah mereka yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai dunia buruh dan tani. Dalam hal ini, khutbah atau tabligh perlu disesuaikan degan persoalan buruh dan petani. Di samping itu perlu dilakukan kegiatan yang lebih konkret seperti latihan keterampilan kerja, pemilihan bibit dan pupuk, sehingga mereka merasa diperhatikan. Tak lupa juga masalah bagaimana memasarkan hasil tani. Lapangan kerja apa saja yang sedang dibutuhkan dan dagang apa saja yang sedang laku dan seterusnya.

3. Metode Dakwah

Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan suatu kegiatan dakwah adalah karena menggunakan metode yang efektif ditentukan. Metode ini adalah satu skema, satu rancangan bekerja untuk menyusun satu macam masalah menjadi satu sistem pengetahuan. Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata ”metodos” yang berarti cara atau jalan. Dengan demikian, metode berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang di tempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Tidak semua metode cocok untuk setiap sasaran dakwah untuk setiap sasaran yang akan dipengaruhi. Begitu pula dalam hal dakwah. Dalam hal ini Allah memberikan pedoman pokok dalam surat surat an-nahl ayat 125:


(30)

ج ۖ نسحْلا عْ مْلا مْكحْلاّ كِّر لي س ٰىلإ ْدا

كَّر َّإ ۚ نسْحأ يه يتَلاّ ْم ْلدا

نيدتْ مْلاّ ملْعأ ه ۖ هلي س ْنع َلض ْنمّ ملْعأ ه

Artinya: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

4. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya, yang pada pokoknya mengandung tiga prinsip, yaitu: Aqidah, yang menyangkut sistem keimanan/kepercayaan terhadap Allah swt. dan ini menjadi landasan yang fundamental dalam keseluruhan aktifitas seorang muslim, baik yang menyangkut sikap mental maupun sikap lakunya dan sifat-sifat yang dimiliki. Hal ini merupakan manifestasi masalah-masalah yang berkitan dengan keyakinan (keimanan) yang meliputi: Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada Rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir, iman kepada Qadla dan qadar.

Syari’at, yaitu rangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas

manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh, mana yang halal dan haram, mana yang mubah dan sebagainya, dan ini juga menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya (hablun minallah dan hablun


(31)

ibadah, (dalam arti khusus) yaitu: thaharah, sholat, zakat, puasa, haji. (b)

Mu’amalah, (dalam arti luas): a.). al-qanunul khas (hukum perdata): yaitu

munakahah (hukum nikah), waratsah (hukum waris). b). al-qanunul ’am (hukum publik) yaitu: jinayah (hukum pidana), khalifah, hukum niaga, Jihad (hukum perang dan damai).

Akhlaq, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah. maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk-makhluk Allah. Ada pun pembagian akhlak adalah: (a). akhlak terhadap khaliq (b). akhlaq terhadap mahluk, meliputi: akhlak terhadap manusia; (diri sendiri, tetangga, masyarakat). ahlak tehadap bukan manusia (flora, fauna, dan lain-lain). Keseluruhan ajaran Islam menjadi materi dakwah, tidak ada lain adalah bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits. Oleh karena itu pengkajian, pendalaman, pengamalan materi dakwah menjadi sangat dominan bagi pelaksana dakwah (da’i). 5. Media Dakwah

Kata media merupakan jamak dari bahasa latin yaitu medion, yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.8 Dengan demikian dapat di rumuskan bahwa dakwah media dakwah ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.

8


(32)

Seorang da’i atau juru dakwah dalam menyampaikan ajaran Islam

kepada umat manusia tidak akan lepas dari sarana atau media. Kepandaian untuk memilih media atau sarana yang tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah. Terlebih dalam mengantisipasi perkembangan zaman saat ini dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan kecanggihan teknologi. Ketertinggalan umat Islam dan ketertutupan dari dunia luar, sedikit banyak menjadi salah satu penyebab ketidak berhasilan dakwah.9

Menurut Hamzah Ya’qub media dakwah di klasifikasikan menjadi

lima jenis, yaitu :

a. Lisan, adalah media yang paling mudah dengan mempergunakan lidah dan suara.

b. Tulisan, media ini berfungsi menggantikan keberadaan da’i dalam

proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’i dan mad’u.

c. Lukisan, gambar atau ilustrasi, media ini berfungsi sebagai penarik

mad’u.

d. Audio visual, media ini dapat merangsang indera penglihatan dan

pendengaran mad’u.

e. Akhlak, cara yang langsung di manifestasikan dalam tindakan dan

tingkah laku da’i.10

Sementara ini, dilihat dari segi sifatnya media dakwah dapat digolongkan menjadi dua kategori : media dakwah tradisional berupa berbagai macam seni dan media dakwah modern. Media dakwah tradisional berupa berbagai macam seni dan peretunjuan tradisional, dipentaskan secara umum terutama hiburan yang bersifat komunikatif. Sedangkan media dakwah yang modern diistilahnya pula dengan media

9

Nurul Badruttamam, Dakwah Kalaboratif Tarmizi Taher, h. 157. 10


(33)

elektronik yaitu media yang dihasilkan dari teknologi seperti ; televisi, radio, pers, internet dan sebagainya.11

6. Tujuan Dakwah

Sebagai bagian dari kegiatan dakwah Islam tentunya mempunyai tujuan. Secara hakiki dakwah mempunyai tujuan menyampaikan kebenaran ajaran yang ada dalam al-Qur’an-al-Hadits dan mengajak manusia untuk mengamalkanya.

Tujuan dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitas dakwah sama pentingnya dengan unsur-unsur dakwah lainnya, seperti subyek dan obyek dakwah, metode dan sebagainya. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah sangat berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah juga ditentukan atau dipengaruhi olehnya (tujuan dakwah). Ini disebabkan karena tujuan merupakan arah gerak yang hendak dituju oleh aktivitas dakwah.

a. Tujuan Umum Dakwah

Tujuan umum dakwah merupakan suatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan utama, di mana seluruh langkahnya proses dakwah harus diarahkan kepada manusia.

11


(34)

b. Tujuan Khusus Dakwah

Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, sehingga tidak terjadi

overlapping antara juru dakwah yang satu dengan lainnya yang hanya disebabkan karena masih umumnya tujuan yang hendak dicapai.

Manusia memiliki akal dan nafsu, akal senantiasa mengajak ke arah jalan kebahagiaan dan sebaliknya nafsu selalu mengajak ke arah yang menyesatkan. Di sinilah dakwah berfungsi memberikan peringatan kepadanya, melalui amar ma’ruf nahi munkar kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat tercapai. Itulah tujuan dan cita-cita sesungguhnya dari dakwah Islam.

Tujuan khusus dakwah ini secara operasional dapat dibagi lagi ke dalam beberapa tujuan, yakni :

a. Menganjurkan dan menunjukkan perintah-perintah Allah.

b. Menunjukkan larangan-larangan yang bersifat perbuatan dan pekataan. c. Menunjukkan keuntungan-keuntungan bagi kaum yang bertaqwa

kepada Allah SWT.

d. Menunjukkan ancaman Allah bagi kaum yang ingkar kepada Allah.12 Dengan demikian tujuan dakwah Islam adalah memberi pengertian kepada umat Islam agar melaksanakan segala ajaran Allah SWT yang

12


(35)

terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai pedoman jalan hidupnya.

Tujuan dakwah ini dapat dibagi menjadi, tujuan yang berkaitan dengan materi dan objek dakwah. Dilihat dari aspek tujuan objek dakwah ada empat tujuan yang meliputi: tujuan perorangan, tujuan untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat, dan tujuan manusia sedunia.

Sedangkan tujuan dakwah dilihat dari aspek materi, menurut Masyhur Amin ada tiga tujuan yang meliputi :

 Pertama, tujuan akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia.

 Kedua, tujuan hukum, aktivitas dakwah bertujuan terbentuknya umat manusia yang mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah SWT.

 Ketiga, tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah.

Dari keseluruhan tujuan dakwah dilihat dari aspek maupun materi dakwah, maka dapat dirumuskan tujuan dakwah adalah untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.


(36)

A. Riwayat Hidup dan Pendidikan Habib Rizeq 1. Riwayat Hidup Habib Rizieq

Habib Rizieq lahir di Jakarta pada 24 Agustus 1965M/27 Rabiuts Tsani 1385 H dari pasangan Habib Husein Syihab dan Sidah Al-Attas. Rumahnya terletak di Jl. Petamburan III No. 83, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Beliau tidak dilahirkan dalam lingkungan pesantren. Meski demikian, semenjak usia dini, usaha belajar ilmu agamanya sangat besar. Menginjak usia empat tahun, ia rajin mengaji di masjid-masjid

Habib Rizieq lahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya (Alm) Habib Husein Syihab adalah pejuang kemerdekaan1. Sang ayah yang lahir tahun 1920-an, sebelum meninggal di Polonia, Jatinegara, berkata kepada

seorang anggota keluarganya, ”Tanyakan kepada putra saya ini, kalau

sudah besar mau menjadi ulama atau jagoan. Kalau mau jadi ulama, didik

agamanya dengan baik. Kalau mau jadi jagoan, berikan dia golok.” Saat

Habib Rizieq berusia 11 bulan dalam kandungan Ayahnya meninggal lalu Ibunya berjuang seorang diri untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai perias pengantin dan penjahit pakaian. Ibunya meninggal pada 19 Muharram 1343 H/3 Desember 20122.

1

Wawancara pribadi dengan Habib Rizieq, Jakarta, 16 Desember 2013

2Yudi Ma’ruf, “Macam

-macam Habib di Indonesia,” artikel diakses pada 10 April 2013 dari


(37)

http://habibindonesia.blogspot.com/2013/03/habib-muhammad-rizieq-Beliau menikah pada 11 September 1987 dengan Syarifah Fadhlun dan dikaruniai 7 orang putri yaitu, Rufaidah Syihab, Humaira Syihab, Zulfa Syihab, Najwa Syihab, Mumtaz Syihab, Fairuz Mumtaz dan Zahra Syihab. Beliau menikah dengan Syarifah Fadhlun pada tahun 1987 namun istrinya langsung ditinggalkan karena beliau harus melanjutkan studinya ke Riyadh dan pulang ke Indonesia setiap setahun sekali3. Setiap beliau pulang ke Indonesia kesempatan itu digunakan dengan sebaik-baiknya, beliau pasti menyempatkan mengajak jalan istrinya kadangkala jalan bareng dengan sahabatnya Habib Muhsin dengan membawa istri mereka. Setelah lulus beliau pulang ke Indonesia lalu dikaruniai putri pertama yang diberi nama Rufaidah Syihab. Beliau mendapatkan beasiswa kembali namun ditolak dengan alasan ingin berdakwah dulu di Indonesia dan masih ingin bersama keluarganya4.

Setelah menikah, Habib Rizieq bersama istri dan anaknya tinggal dirumah sederhana yang berlokasi di jalan Petamburan 3, diujung jalan rumahnya beliau membuka toko yang menjual minyak wangi dan perlengkapan shalat. Dirumahnya pun dibuka pengajian setiap malam Jumat dengan membawa Wirdul-Lathif dan Ratib Haddad. Alhamdulillah jamaah pengajian semakin banyak dan menjadi pengikut setia hingga kini. Dengan banyaknya pengikut maka beliau berdakwah semakin gigih dan berawal itu pula beliau dikenal seperti sekarang ini.

3


(38)

Walaupun kini beliau sudah menjadi orang yang dikenal diseluruh Indonesia namun beliau tetap menjalani hidup yang sederhana. Padahal sangat mungkin beliau untuk hidup kaya dan mewah mengingat posisi dan jaringan sosial yang beliau punya. Pilihan hidup apa adanya ini yang menjaga Habib Rizieq berada dalam akar budaya dan sosial para pengikutnya.

Habib Rizieq dimata istri dan anak-anaknya itu seorang yang tegas, tegas membela mana yang hak dan membasmi mana yang bathil. Di dalam keluarga Habib adalah sosok suami dan ayah yang baik. Habib juga adil tidak membeda-bedakan anak5. Tegas dalam membuat peraturan baik peraturan rumah maupun peraturan yang sudah ada hukumnya, seperti Habib tidak mengiiznkan anaknya mengendarai motor jika belum punya SIM. Mungkin orang-orang berpikir Habib itu kasar seperti yang selalu

media beritakan. Itu adalah berita yang “sok tau”. Habib selalau

menerapkan Al-Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan keluarga karena itu adalah sumber perintah Allah. Habib juga sebagai sosok yang ramah, murah senyum dan humoris namun beliau bisa menempatkan saat-saat serius dengan becanda6.

Habib Rizieq adalah seorang Ayah yang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya terutama pendidikan agama tapi tidak mengesampingkan pendidikan umum. Dalam hal pelaksanaan ibadah juga beliau sangat tegas. Akhlaqul Karimah juga tak lupa beliau tanamkan

5


(39)

dalam keseharian anak-anaknya. Habib Rizieq adalah seorang yang tegas dalam mendidik anak-anaknya, tapi juga seorang yang humoris dan santai saat bercengkrama dengan anak-anaknya. Karena itu, ia menjadi sosok yang disegani tapi juga disayangi.7

2. Riwayat Pendidikan Habib Rizieq

Jejang pendidikan beliau dimulai di SDN 1 Petamburan (Jakarta) pada tahun 1975 beliau lulus. Setelah lulus beliau ingin lanjutkan bersekolah di SMP 40 Pejompongan (Jakarta) namun karena letak sekolah yang cukup jauh dari rumahnya maka beliau pindah ke SMP Kristen Bethel Petamburan yang jaraknya tak jauh dari rumahnya dan lulus pada tahun 1979.

Walaupun bersekolah di sekolah Kristen namun beliau tidak mendapatkan perlakuan diskriminatif dari pihak sekolah terutama guru. Memang ada beberapa oknum yang melakukan aksi misionarisnya kepada beliau namun beliau dapat menolaknya tanpa harus berselisih paham yang berkelanjutan. Hingga kini beliau tetap menjalin hubungan yang baik dengan pendeta dan masyarakat Kristen yang ada disekitar lingkungan rumahnya. Toleransi tetap beliau pegang, selama saling menghargai tidak ada alasan untuk saling membenci. Biarkan mereka beragama sesuai dengan keyakinan yang mereka anut8.

Lalu beliau melanjutkan pendidikan di SMA Islamic Village, Tangerang. Kemudian beliau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan

7


(40)

studinya ke King Saud University, Riyadh – Arab Saudi, mengambil jurusan Fiqh dan Ushul yang diselesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude.Disana beliau tidak langsung menjalani aktifitas kuliah tapi mengambil kelas materikulasi terlebih dahulu. Selama menjadi mahasiswa beliau dikenal sebagai mahasiswa yang tekun, cerdas dan disiplin. Pada saat ujian tiba seminggu sebelumnya beliau pasti mengurung diri dikamar agar lebih konsentrasi dalam belajar. Jika sudah seperti ini semua temannya tidak akan berani mengganggu karena beliau mempunyai waktu dimana harus belajar dengan serius dan waktu becanda dengan teman9.

Beliau juga dikenal sebagai kutu buku, beliau bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membaca buku maka tidak heran jika wawasan yang beliau punya sangat luas dan mempunyai ide-ide yang selalu cemerlang. Beliau tidak memilih-memilih buku dalam membaca tidak selalu buku Islam tapi semua buku dari agama mana pun. Beliau mengatakan jangan hanya karena seorang Muslim maka buku yang dibaca cuma buku Islam saja, kita perlu tau semua agama untuk memperkaya ilmu kita.

Buku itu jendela dunia, siapa yang banyak membukanya maka banyak pula pengalaman yang didapat. Tidak hanya soal agama saja yang beliau kuasai akan tetapi hal-hal yang menyangkut Ekonomi, Sosial, Politik, Hukum, Kenegaraan dan dunia Internasional pun beliau


(41)

menguasainya. Kedisiplinan dalam menimba ilmu beliau itu yang banyak diacungi jempol oleh apara rekannya termasuk sahabatnya yaitu Habib Muhsin.

Kemudian beliau meneruskan studi mengambil S2 di University Antar Bangsa Malaya–Kuala Lumpur, Malaysia jurusan Studi Islam dan bergelar Master. Kini Kandidat Doktor di USIM (Universitas Sians Islam Malaysia).

Selain mengenyam pendidikan formal beliau juga menjalani pendidikan non formal dengan mengikuti majelis-majelis taklim diantaranya10 :

a. Majelis Habib Abdullah Al-Faqih Al-Attas. b. Majelis Habib Muhsin bin Ahmad Al-Attas. c. Majelis Habib Syeikh Al-Jufri.

d. Majelis Habib Alwi bin Ahmad Jamalulail. e. Majelis Habib Ali bin Ahmad Assegaf. f. Majelis Habib Abdurrahman Assegaf.

g. Majelis KH. Abdullah Syafi’i Al-Batawi.

h. Majelis KH. Syukron Ma’mun.

i. Majelis KH. Aminullah Al-Batawi.

10


(42)

Dan pendidikan non-formal di luar Negeri yaitu :

a. Majelis Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki (Mekkah). b. Majelis Habib Muhammad Al-Haddar (Madinah).

c. Majelis Habib Zein bin Ibrahim bin Smith (Madinah). d. Majelis Habib Salim Asy-Syathri (Madinah).

e. Majelis Habib Abdul Qadir Assegaf (Jeddah).

B. Karya-karya Habib Rizieq

1. Koleksi MP3 ceramah. CD ini berisi kumpulan dakwah ceramah Habib Rizieq Syihab dimulai pada tahun 2000 hingga kini. Kumpulan-kumpulan ceramah tersebut antara lain:

a. Kajian Ilmiah Kritik Tafsir Liberal. b. Hikmah Haji dan Umroh.

c. Kemaksiatan Terorganisir.

d. Ketika Amar Makruf Nahi Mungkar Ditinggalkan. e. Membongkar Kebohongan Ahmadiyah.

f. Membedakan Bom Syahid dengan Bom Bunuh Diri. g. Hikayat Sang Anak Yatim.

h. Islam vs Demokrasi.

i. Mewaspadai Gerakan Sepilis dan Kesesatan Ahmadiyah. j. Nabipun Memperingati Maulidnya.

k. Perang Melawan Ahmadiyah.

l. Strategi Kaum Kafir Merusak Kaum Muslim. m.Tata Tertib Aksi FPI 2.


(43)

2. Kumpulan–kumpulan shalawat yang disusun oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab, salah satunya iaa\lah sholawat Kisah sang Rasul.

3. Karangan buku Habib Rizieq Bin Husein Syihab dengan judul “Amar

Ma’ruf Nahi Munkar” cetakan pertama dan ke dua, tentang perjuangan

Front Pembela Islam (FPI), profil dan Tanya jawab tentang berbagai

tuduhan terhadap gerakan nasional anti ma’siat di Indonesia. Buku ini

adalah hasil karyanya yang dirampungkan dalam sel penjara yang sempit dan pengap di rumah tahanan Salemba – Jakarta Pusat pada tahun 2003.

4. Karangan buku Habib Rizieq Syihab dengan judul “ Wawasan

Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah” berisi kupas tuntas dengan

ilmiah dan factual berbagai persoalan kebangsaan.

5. Karangan buku Habib Rizieq Syihab dengan judul “Hancurkan

Liberalisme Tegakkan Syariat Islam” berisi kritik tajam dan tepat

sasaran terhadap kaum Liberalis yang ingin menyerang ajaran Islam dengan ideologi bebas mereka.

6. Karangan buku “Markaz Syariah” berisi Materi Ta’lim Bulanan 7. Penulis di berbagai Tabloid Islam

C. Kiprah Dakwah Habib Rizieq

Perjuangan dakwah beliau dimulai sejak mendeklarasikan dan memimpin Front Pembela Islam tahun 1998. FPI didirikan pada 17 Agustus 1998/ 25 Rabiuts Tsani 1419 H. FPI dideklarasikan sebagai wadah kerjasama Ulama-Umat dalam menegakkanamar ma’ruf nahi


(44)

munkar di seluruh sector kehidupan. Kernanya, FPI harus peduli terhadap persoalan dakwah, aqidah dan syari’at, akhlaq dan moral, sosial dan kemasyarakatan, pendidikan dan kebudayaan, ekonomi dan industry, politik dan keamanan, pengetahuan dan teknologi serta sektor-sektor kehidupan umat manusia lainnya. Dan dari sini FPI sudah memposisikan diri sebagai organisasi amar ma’ruf nahi munkar.

Latar belakang didirikannya FPI adalah merajalelanya kezholiman

dan maraknya kema’siatan di tengah masyarakat. Yang oleh karenanya

telah terjadi kerusakan dimana-mana, bahkan telah mengundang berbagai musibah di seantero negeri. Sehingga tidak bisa tidak harus ada dari bagian umat ini yang sudi tampil ke depan untuk melawan kezholiman dan memerangi segala kemungkaran, dengan segala resiko perjuangannya, agar terhindar dari segala malapetaka yang bisa menghancurkan negeri dengan segala isinya. Utuk itulah Front Pembela Islam lahir.11

Eksistensi FPI yang sampai kini masih bertahan banyak memunculkan pro dan kontra, umat yang pro dengan kehadiran FPI adalah umat yang rindu akan tegaknya syariat Islam di Indonesia sedangkan yang kontra adalah mereka yang merasa hidupnya terusik karena sudah terbiasa dengan kemaksiatan dan FPI muncul untuk membasminya. Hambatan dan rintangan muncul dan coba menghantam FPI beserta para aktivisnya. Dimulai dari persitiwa Ketapang hingga dibunuhnya dua orang yakni penasihat dan deklataror FPI. Hingga kini beliau senantiasa menjadi

11


(45)

sasaran tembak, kritik, kecaman, tuduhan, tudingan, hinaan, fitnah dan caci maki, bahkan teror, ancaman dan intimidasi serta target pembunuhan12. Di tahun 2002, beliau dijebloskan dalam sel tahanan Salemba, di tahun 2008 kembali dikurung dalam sel tahanan Polda Metro Jaya. Sebabnya sederhana yaitu dakwah beliau dianggap provokasi dan gerakan Amar Ma’ruf Nahi Munkarnya di anggap radikal dan anarkis, sedangkan kritik dan protes beliau dianggap penghinaan dan penistaan terhadap penguasa13.

Menurut pernyataan beliau media massa terlalu menyudutkan pemberitaan tentang FPI. Padahal FPI tidak melulu berkegiatan dalam hal

sweeping” tempat-tempat maksiat dan bertindak anarkis. Di akhir tahun 2004 pasca Tsunami, FPI dan Habib Rizieq memimpin langsung seribu relawan FPI ke aceh untuk mengevakuasi, mengurus dan memakamkan tidak kurang dari 70.000 mayat, selama empat bulan. Beliau hanya memakai kaos dengan celana santai panjang mengangkat mayat yang sudah membusuk menimbulkan bau menyengat. Beliau juga tidur ditenda bersamaan dengan aktivis lainnya. Tidak diistimewakan. Pada saat gempa Yogyakarta, tsunami Pangandaran, Ciamis, banjir di Poso dan Kalimantan, hampir rata-rata musibah Nasional FPI turut berpartisipasi14.

Peran Habib Rizieq dalam tubuh FPI sangat penting selain sebagai pusat komando beliau juga merupakan pusat wacana. Ide dan gagasan

12

Wawancara pribadi dengan Habib Rizieq. 13

Wawancara pribadi dengan Habib Rizieq 14

KabarNet.com artikel diakses pada 3 November 2013 dari


(46)

http://kabarnet.wordpress.com/2013/10/28/inilah-kegiatan-sosial-fpi-yang-tak-dimuat-yang berkembang di FPI berasal dari Habib Rizieq.tujuan FPI memperjuangkan masyarakat yang religious. Kalau FPI dikatakan ingin mendirikan Negara Islam itu lebih menjurus kea rah politik sedangkan FPI bukan organisasi politik dan bukan untuk tujuan politik.15

Selain membawahi sebuah organisasi Islam beliau juga aktif berceramah di seluruh Indonesia dan mengisi pengajian-pengajian.Dulu beliau bisa dikatakan tidak pernah dirumah karena padatnya jadwal ceramah namun karena sekarang usia beliau sudah bertambah dan kesehatan menurun maka kegiatannya ceramahnya dibatasi untuk menjaga kondisi beliau mengingat beliau sudah beberapa kali masuk RS karena over schedule dan kelelahan.

D. Pengalaman Karir Habib Rizieq

Habib Rizieq juga pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah

Madrasah Aliyah Jami’at Khair16

sampai tahun 1996. Walaupun sudah tidak menjabat sebagai kepala sekolah, Beliau masih aktif mengajar di sekolah tersebut sebagai guru bidang fiqih atau ushul fiqh dan ilmu waris (faraidh). Selama menjadi Kepala Sekolah dan kini guru agama sikap tegas beliau selalu diperlihatkan. Disiplin dan wibawa menjadi suatu daya tarik

15

Habib Rizieq, Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah, (Jakarta: Suara Islam Press, 2012), h. 261

16

Jamiat Kheir adalah lembaga swasta yang bergerak di bidang pendidikan dan berperan penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Berpusat di jalan KH. Mas Mansyur no 17 Tanah Abang Jakarta Pusat. Jamiat Kheir pada awalnya adalah suatu perkumpulan sosial dan menampung aspirasi dari Alawiyyin (keturunan Nabi Muhammad yang biasanya dipangil Habib/Sayyid) , Al-Masyaikh dan Al-Ajami. Disini pula Habib Rizieq


(47)

tersendiri bagi murid-murid yang diajarinya. Materi yang disampaikan menjadi lebih cepat dipahami.

Habib Rizieq juga pernah menjabat Dewan Syari’at BPRS At

-Taqwa, Tangerang. Sebelum menjadi Ketua FPI, beliau pernah menjadi pimpinan atau pembina sejumlah majlis ta’lim se-Jabodetabek, beliau juga

mempunyai majeslis ta’lim yang bernama Al-Ishlah. Majelis ta’lim ini

pada awal didirikan hanya dapat menampung beberapa jamaah saja namun kini sudah berubah semakin luas dan dapat menampung ratusan jamaah.

Materi yang sering dibawa pada majelis ta’lim ini adalah yang berkaitan dengan fiqh, ibadah, syariah dan mu’amalah namun tidak mungkin pula

kajian tentang Negara dan sector-sektor kehidupan lain dibahas disini. Lalu dari mulai berdirinya FPI (tahun 1998) sampai Munas tahun lalu beliau menjabat sebagai Ketua Umum FPI dan kini beliau sudah menjadi Imam Besar FPI semenjak diselenggarakannya Munas FPI tahun lalu.

Beliau juga dijadikan sebagai Dewan Pembina Forum Umat Islam (FUI), Dewan Pembina Dewan Imamah Nasional (DIN), Dewan Pembina Komite Pembebasan Aqsha (KPA), Dewan Pembina Hilal Merah Indonesia (HILMI), Dewan Penasihat Rabithah Al-Alawiyah dan Dewan Pembina Laskar Anti Korupsi Pejuang 45.

Beliau dinobatkan sebagai Mufti Besar Kesultanan Sulu Malaysia

pada 19 Maret 2009 / 23 Rabi’ul Awwal 1430 H dengan gelar Datuk

Paduka Maulana Syar’i Sulu17

. Gelar itu beliau dapatkan ketika beliau


(48)

berada dalam penjara terkaita insiden monas 2008. Dirinya juga sempat ditawarkan menjadi dosen di Universitas di Malaysia tempat beliau menamatkan studi S2nya.

Beberapa jabatan karir beliau :

a. The Top Leader of Islamic Defender Front/Imam Besar FPI. b. The Grand Mufti of Sultanate of Sulu Darul Islam/Mufti besar

Kesultanan Sulu.

c. The President Director of The Shariah Centre/Presiden Direktur Syariah Center.

d. Guru Ilmu Fiqh dan Ilmu Waris (Faraidh) di Jamiat Kheir. e. Penulis buku.

f. Penulis artikel di berbagai Tabloid dan majalah Islam.

Beliau kini juga sedang mendirikan pesantren agrokultural yang berstandar Internasional. Pesantren tersebut berlokasi di Bogor. Beliau berharap dengan dibangunnya pesantren ini agar dapat melahirkan generasi penerus bangsa, Negara dan agama. Serta menjadi mujahid yang

selalu menegakkan syariat Islam terutama dalam hal amar ma’ruf nahi


(49)

Pemikiran Dakwah Habib Rizieq

1. Definisi Dakwah menurut Habib Rizieq

Dakwah ialah memanggil, menyeru dan menghimpun manusia untuk suatu perkara dan menganjurkan mereka untuk mengamalkannya.

Amar ma’ruf nahi munkar adalah bagian dari dakwah. Dimana amar

ma’ruf bertujuan untuk mengajak kepada kebaikan dan nahi munkar

bertujuan untuk mencegah kemungkaran. Amar ma’ruf nahi munkar merupakan salah satu pilar dasar agama Islam. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya.

Amar ma’ruf nahi munkar berasa dari kata bahasa Arab (amr / ma’ruf) merupakan mashdar atau kata dasar dari fi’il atau kata kerja (amr)

yang artinya memerintah atau menyuruh. Jadi, Al-Amru artinya perintah,

sedangkan nahyi yaitu perkara yang keji. Yang dimaksud amar ma’ruf

ialah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk bertauhid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan. Serta nahi munkar adalah mencegah atau menentang perbuatan yang keji.


(50)

Secara umum berdakwah dengan amar ma’ruf nahi munkar harus

dilaksanakan secara bersamaan, karena keduanya merupakan kesatuan yang tak terpisahkan. Kurang tepat jika ada orang yang mengatakan

mendahulukan amar ma’ruf lebih utama ketimbang nahi munkar. Dan tidak benar orang yang hanya menjalankan amar ma’ruf tanpa

menegakkan nahi munkar. Karena dalam keduanya harus ada keseimbangan sehingga tercipta hubungan yang harmonis yang pada akhirnya mengantarkan kepada hasil kerja yang maksimal sesuai dengan

tuntutan Syari’at Islam1

.

Dakwah mempunyai medan yang terbagi menjadi 3 yaitu, dakwah, hisbah dan jihad.

1) medan dakwah, berdakwah dengan nasihat yang baik dan berdakwah dengan dialog serta diskusi.

2) medan hisbah2, dakwah disini lebih tegas dan keras dari medan dakwah yang pertama. Hisbah lebih mengorbankan waktu dan tenaga.

3) medan jihad, ini adalah medan dakwah paling akhir dan paling banyak mengorbankan waktu, tenaga, harta bahkan nyawa3. Medan dakwah yang pertama sudah banyak dilakukan oleh para kiyai, ulama dan ustadz-ustadz yang ada di Indonesia bahakan seluruh pelosok dunia.

2. Unsur-unsur Dakwah Menurut Habib Rizieq

1

Habib Rizieq, Dialog FPI: Amar Ma’ruf Nahi Munkar, (Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), h. 58


(51)

1. Tentang Da’i

Habib Rizieq menegaskan bahwa dakwah itu lahan juang bukan lahan bisnis, dakwah itu tuntunan bukan tontonan. Jadi sudah seharusnya

seorang da’i dapat menempatkan dakwah sesuai fungsinya dan da’i yang

seperti itu bisa dikatakan seorang da’i yang professional.

Menurut Habib Rizieq da’i dan aktivits dakwah yang ada pada saat ini lebih disibukkan dengan amar ma’ruf hingga melupakan nahi munkar. bahkan ada sebagian dari mereka yang menolak penerapan Syari’at Islam

di Indonesia dengan alih-alih bahwa nahi munkar itu adalah dakwah secara radikal dan anarkis.

Menurut Habib Rizieq penegakkan amar ma’ruf nahi munkar

bersifat wajib bagi kaum muslimin terutama mereka yang lebih mengetahui dan mempunyai ilmu pengetahuan agama yang lebih

mendalam dan luas yakni para da’i dan aktivis dakwah. Karena jika

mereka menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar tapi mereka sendiri

tidak melaksanakannya maka dapat disebut sebagai munafik dan orang-orang seperti ini akan diazab oleh Allah karena Allah akan lebih murka terhadap orang-orang yang menipu ajaran Allah dengan dusta.

Maka dari itu hisbah dilakukan oleh Habib Rizieq karena hanya sedikit yang berhisbah dalam menegakkan syariat Islam dan karena sedikitnya ulama, ustad dan kiyai yang melakukannya maka kemaksiatan menjadi semakin bersarang bahkan berakar dan melahirkan kemunkaran. Jika 2 medan dakwah diatas sudah tidak bisa lagi dilakukan demi tegaknya


(52)

syari’at Islam maka jihad adalah opsi terakhir untuk menegakkan syari’at

Islam sampai titik perjuangan terakhir.

Setiap perjuangan memiliki resiko dan hambatan. Kadar dari resiko dan hambatannya pun beragam dari yang kecil hingga yang besar, dari mulai dicibir, dicemooh, tidak direspon, diabaikan, habisnya waktu dan tenaga bahkan korban nyawa. Itu semua adalah hal yang harus diterima dari sebuah perjuangan.

Habib Rizieq memandang hambatan yang menghampiri sepak terjang dakwahnya adalah ujian yang diberikan Allah agar beliau semakin

tegar dan gigih dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di Indonesia.

Rasulullah pun bisa dilihat perjuangannya dalam menyebarkan Islam mendapatkan ujian yang datang bertubi-tubi.

Hambatan dakwah yang datang dari Habib Rizieq sebenarnya itu hanya karena pembelokan informasi yang dilakukan media massa. Media massa yang secara gencar terus menerus memunculkan sisi negative dari Habib Rizieq dan FPI membuat masyarakat menjadi antipati terhadap Habib Rizieq, FPI dan dakwahnya. Media seharusnya meliput berita bukan membuat berita. Itu sangat disayangkan oleh Habib Rizeq.

Namun masyarakat kini sudah bisa memilah-milah dan memfilter

mana berita yang baik dan buruk, mana fakta dan settingan. Hal itu dapat dilihat semakin dicaci dan dipaksa bubarnya FPI semakin banyak simpatisan dan masyarakat yang ikut bergabung didalamnya, semakin banyak jumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang tadi berjumlah 131


(53)

DPC menjadi 276 DPC di akhir tahun 2013 dan semakin banyak juga orang-orang yang mengenal sosok Habib Rizieq4.

2. Tentang Mad’u

Mad’u adalah seseorang yang dijadikan sarana untuk menerima

dakwah bagi seorang da’i. Menurut Habib Rizieq, ada beberapa golongan

manusia yang menjadi mad’u dan arakteristiknya pun bermacam-macam

ada yang dari kalangan pejabat pemenerintah, alat Negara, pengusaha, ulama, santri, bahkan awan, rakyat biasa dan kaum abangan5. Karena berbeda-beda karakteristik maka dari itu cara berdakwah Habib Rizeq kepada mereka pun berbeda-beda sesuai kadar pemahaman mereka.

3. Tentang Materi Dakwah

Habib Rizieq dalam berdakwah ada pun materi yang dibawakannya harus komprehensif, baik yang terkait Aqidah dan Syariah mau pun Akhlaq. Dan itu mencakup aneka disiplin ilmu agama, mulai dari Tafsir, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Tarikh, dan lain sebagainya6. Habib Rizieq pun juga membawa materi-materi yang sedang ada hubungannya dengan berita-berita terhangat yang sedang diperbincangkan agar tidak out of date

atau kadaluarsa sehingga masyarakat pun menjadi tertarik untuk mendengarkan dakwah Habib Rizieq.

4

Suara-Islam.com, “Habib Rizieq: FPI Bukan Musuh Negara, FPI Musuh Kezhaliman”, artikel diakses pada 28 Agustus 2013 dari

http://suara-islam.com/mobile/detail/8150 5


(54)

4. Tentang Metode Dakwah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan metode dakwah ialah cara-cara tertentu yang

dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’unya untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Adapun bentuk-bentuk metode dakwah yang Habib Rizieq lakukan tetap mengutamakan ketiga metode yaitu:

1. Al-Hikmah

Al-Hikmah memiliki arti adil dan bijaksana, lafadz hikmah juga dapat di artikan sebagai mencegah dari kedzaliman.

2. Al Maudidzatul Al-Hasanah

Metode Mau’idzah Al-hasanah mengandung arti cara

pengajaran yang baik. Sedangkan menurut beberapa komentar ahli bahasa dan pakar tafsir, ada beberapa deskripsi dari pengertian

Al-Mau’izah Al-Hasanah adalah sebagai berikut :

a) Pelajaran dan nasehat yang baik, berpaling dari hal perbuatan jelek maupun dorongan dan motivasi.

b) Suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang dapat terpatri dalam kalbu, penuh kelembutan sehingga terkesan dalam jiwa, tidak melalui cara-cara pelarangan dan pencegahan, mengejek, melecehkan, menyudutkan atau menyalahkan, dan dapat melembutkan hati yang keras.

c) Dengan tutur kata yang lemah lembut, pelan-pelan, bertahap dan sikap kasih sayang dalam konteks dakwah, dapat membuat


(55)

seseorang merasa dihargai rasa kemanusiaannya sehingga akan

mendapat respon positif dari mad’u.

3. Al-Mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan

Metode ini mengandung arti pembicaraan yang dialogis. Mujadalah bukanlah pembicaraan monolog atau monoton, melainkan pembicaraan atau diskusi yang dilandasi para argumen yang berbeda dengan penggunaan dalil yang ada.

Namun Habib Rizieq tetap memegang teguh prinsip

dakwahnya yang lain yaitu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar

sehingga penyampain dakwah kepada masyarakat dirasa lebih

komplit dan penerapan Syari’at Islam akan lebih tegak.

Dalam melakukan metode dakwah amar ma’ruf nahi

munkar Habib Rizieq menjelaskan bahwa ada beberapa syarat

untuk menjadi seorang penegak amar ma’ruf nahi munkar karena

ini bukan hal yang dapat dilakukan dengan sembarang.

Muhtasib adalah orang yang melakukan amar ma’ruf nahi

munkar7. Dan baginya ada empat syarat. Syarat-syarat seorang

muhtasib yaitu:

a. Islam: seorang muhtasib harus beragam Islam bukan kafir b. Aqal : seorang muhtasib harus berakal, tidak gila atau idiot c. Baligh : seorang muhtasib harus dewasa bukan anak-anak


(56)

d. Mampu : seorang muhtasib memiliki kemampuan mengingkari kemunkaran baik melalui tangan, lisan dan hati.

Adapun adab yang harus dimiliki oleh seorang muhtasib ialah 1) ilmu, yakni seoarng muhtasib harus memahami hisbah dengan baik hal ini mencakup pengertian, rukun, syarat, batasan, larangan dan tata cara pelaksanaannya serta segala sesuatu yang

berkaitan dengan hukum tentang amar ma’ruf nahi munkar. 2)

wara’, yakni seorang muhtasib seyogyanya memiliki tingkat

kehati-hatian yang tinggi, tidak ceroboh dalam menentukan sikap dan

langkah dalam beramar ma’ruf nahi munkar, sehingga terhindar

dari kesewenang-wenangan dan segala tindak tidak terpuji dalam hisbahnya. 3) husnul khuluq, seorang muhtasib seyogyanya berakhlaq mulia, seperti penyabar, lembut, santun, ramah, arif, bijak, jujur, amanat dan lain sebagainya dari akhlaq yang terpuji.

Muhtasab Alaihi adalah orang yang melakukan

kemunkaran dan perlu dilakukan tindakan hisbah terhadapnya. Bagi muhtasab alaihi tidak ada syarat khusus kecuali wujudnya harus sebagai insan (manusia). Artinya siapapun ia, muslim atau kafir, dewasa atau anak-anak, gila atau waras, pria atau wanita, kaya atau miskin, ulama atau awam, pejabat atau rakyat, selama ia manusia dan melakukan kemunkaran maka telah wajib dilakukan tindakan hisbah terhadapnya8.


(57)

Muhtasab fihi adalah kemunkaran yang dilakukan9. Dan ia memiliki syarat, yaitu:

1. Berbentuk munkar walaupun bukan maksiat

Munkar memiliki definisi lebih umum dari maksiat, setiap maksiat adalah munkar namun tidak semua munkar adalah maksiat contoh anak kecil yang meminum khamr itu disebut suatu kemunkaran walaupun bukan maksiat bagi si anak tersebut.

2. Kemunkarannya sedang berlangsung

Kemunkaran yang sedang berlaku, tidak lagi ditegakkan hisbah terhadapnya, melainkan cukup nasihat agar tidak terulang lagi atau ditegakkan sanksi hukuman bagi kemunkaran yang ada sanksinya seperti tindak pidana.

Kemunkaran yang akan datang, seperti orang yang berniat dan ber’azam untuk berbuat munkar, maka selama belum diwujudkan dalam bentuk perbuatan, tiada hisbah terhadapnya, kecuali menasehatinya agar mengurungkan

niat dan „azamnya.

3. Kemunkarannya dilakukan secara terang-terangan Kemunkaran yang dilakukan dirumah pribadi dengan pintu dan jendela tertutup tanpa ada suara maupun


(58)

bau kemunkaran dari dalamnaya (seperti alat judi atau bau khamr, dsb) maka tidak boleh dilakukan hisbah hanya berdasarkan data intelijen karena itu meruapak bagian dari tajassus yang dilarang agama. Kecuali setelah ada laporan yang dua orang adil (berakhlaq mulia) yang bukan bagian dari upaya tajassus si pelaku hisbah (muhtasib). 4. Kemunkarannya disepakati

Kemunkaran yang masih dikhilafiahkan tidak boleh dilakukan tindakah hisbah terhadapnya. Andaikata terjadi perselisihan antara dua golongan atau lebih tentang penegakan hisbah terhadap suatu masalah khilafiah maka Negara lah yang berhak mengambil keputusan.

Ihtisab adalah upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Penegakan hisbah harus dilakukan dan melwati delapan tahap yaitu;

pembuktian adanya kemunkaran, pemberitahuan tentang terjadinya kemunkaran kepada si pelaku kemunkaran tersebut, pencegah kemunkaran dengan nasihat dan wejangan, pencegah kemunkaran dengan protes, kecaman dan peringatan, pencegah kemunkaran dengan ancaman dan peringatan keras, pencegahan kemunkaran dengan tangan, pencegah kemunkaran dengan tangan, kaki dan kekuatan tenaga, bahkan senjata bila perlu, dan pencegahan kemunkaran dengan kekuatan pasukan bersenjata10.


(59)

5. Tentang Media Dakwah

Media adalah perantara. Media dakwah adalah perantara atau

alat yang digunakan seorang pendakwah untuk menyebarkan syi’ar

dakwahnya kepada masyarakat agar mencakup ruang lingkup yang lebih luas..

Media yang digunakan Habib Rizeq pun sama halnya seperti para mubaligh yang lain, yaitu media cetak dan elektronik. Di media cetak Habib Rizieq menyalurkan dakwahnya melalui tulisan-tulisan dan ide-ide pemikirannya dituangkan dalam bentuk artikel atau kolom tanya jawab. Media cetak atau elektronik itu sama saja tergantung bagaimana memanfaatkannya dan tahu kapan itu dimanfaatkan11.

6. Tentang Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitas dakwah yang sama pentingnya dengan unsur-unsur dakwah. Ini di sebabkan karena tujuan dakwah merupakan arah gerak yang hendak dituju oleh aktivitas dakwah. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Umar bin khattab Rasulullah saw. bersabda :

, ع ه ج ك ف

ج ك س ه ج ك س

س ( ج ج ف ح

) ط ع ع

Artinya : “Sesungguhnya segala pekerjaan bergantung dengan niat, dan bahwasanya bagi setiap urusan (perkara) tergantung dengan apa yang


(60)

diniatkannya. Maka barang siapa yang berhijrah menuju keridhaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya, an barang siapa yang hijrah karena dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya itu kearah yang ditujuinya.“ (HR.Bukhari dan Muslim dari Umar

bin Khatab).

Tujuan dakwah Habib Rizieq adalah mengembalikan manusia pada ajaran kebaikan dan mengajak mereka untuk mencegah kemunkaran. Sama seperti para da’i lainnya, mereka berdakwah untuk mensyiarkan ajaran Islam yang sesuai dengan

Al-Qur’an dan As-Sunnah. Penegakan Syariat Islam di Indonesia

adalah tujuan dakwah Habib Rizieq, karena segala macam kemaksiatan yang ada di Indonesia saat ini sudah tidak bisa ditolerir. Pembiaran sebuah kemaksiatan dalam hal apapun akan membawa dampak dan akibat yang sangat fatal baik bagi kehidupan pribadi maupun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan dari dibiarkannya sebuah maksiat yaitu:

1. Hilangnya rasa aman, baik di tingkat pribadi maupun masyarakat12.

Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Turunlah kamu berdua

dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian yang

lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa

mengikuti petunjukKu, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan

12


(61)

barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya

penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari

kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 123-124).

2. Tersebarnya kerusakan di dalam kehidupan bermasyarakat13.

Kerusakan ini ditimbulkan apabila generasi ini tumbuh tanpa ada

perbaikan (amar ma’ruf nahi mungkar). Nabi shallallahu „alaihi wasallam

memberikan perumpamaan tentang hal ini dalam haditsnya, beliau

shallallahu „alaihi wasallam bersabda:

ه ح ف ئ ق ث

ف فس ع س ق ث ك ، ف عق

ء ق س فس ف ك ، فس ضع اع ضع

خ ف ق خ : قف ، ق ف ع

، ق ف ًق

ج ج ع خ ،ًع ج ك ف

ًع ج

Artinya: “Perempumaan orang yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya adalah seperti suatu kaum yang melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka apabila yang berada di lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang yang berada di lantai atas. Maka mereka pun berkata-kata seandainya kami melubangi yang menjadi bagian kami (bagian bawah kapal), tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak melewati mereka ketika mengambil air). Maka apabila mereka dibiarkan melakukan apa yang mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya),

maka selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.”

(HR. Al-Bukhari).

Demikianlah menegakkan hudud Allah akan mewujudkan keselamatan bagi yang menyuruh dan orang yang disuruh apabila tidak maka binasalah pelaku kemaksiatan karena maksiatnya dan orang yang diam (tidak mencegahnya) karena ridhanya mereka.

Al-Hafidz ibnu Hajar berkata: “Di dalam hadits ini ada penjelasan


(1)

LEMBAR WAWANCARA TERTULIS

Nama : Intan Azizah Bin Yahya

Jabatan : Ibu Rumah Tangga, Jamaah pengajian Habib Rizieq

WaktuWawancara : Jum’at, 6 Desember 2013 pukul 16.00 WIB

TempatWawancara : Kediaman Intan Azizah. Palmerah Barat 6 rt 03 rw 010 no 85 Jakarta Barat

1. Siapa nama ibu?

Intan Azizah Bin Yahya 2. Dimanakah rumah ibu?

Palmerah Barat

3. Sejak kapan ibu mengenal Habib Rizieq?

Saya mengenal Habib sejak tahun 1985 karena saya berteman dengan Habib dan saudar-saudaranya. Saat itu Habib belum menikah.

4. Menurut ibu bagaimana pemikiran dakwah Habib Rizieq ?

Habib itu orangnya tegas. Dalam pemikiran dakwahnya beliau menyesuaikan dengan level

mad’u dalam artian jika mad’unya itu orang awam maka beliau dakwah dengan kalimat

-kalimat ringan dalam penyampaian begitu pun jika mad’unya kalangan intelektual sudah pasti menggunakan bahasa intelektual. Habib juga membagi dakwahnya ada tiga, ada dakwah, ada hisbah dan jihad. Karena habib menjunjung tinggi amar ma’ruf nahi munkar dan itu bagian dari hisbah maka dari itu beliau sangat tegas dan keras dalam


(2)

5. Menurut ibu apakah dakwah Habib Rizieq dapat memberikan daya tarik terhadap para Jama’ah dalam setiap ceramahnya ?

Sangat menarik sekali, karena cara penyampaian beliau itu sangat mudah diterima, pahami dan ditelaah. Cepat diresapi makna dan pesan dari materi yang disampaikannya. Sosok beliau yang kharismatik juga menjadi salah satu daya tarik jamaah setiap mendengarkan ceramahnya.

6. Menurut ibu apakah aktivitas dakwah yang Habib Rizieq lakukan di luar rumah dan di rumah sudah efektif ?

Saya termasuk jamaah yang selalu hadir dalam setiap pengajian atau jika ada kajian dakwah dimana beliau yang menjadi penceramahnya. Saya rasa aktivitas dakwah yang beliau lakukan sudah cukup efektif, dirumah beliau membuka pengajian rutin setiap kamis pagi untuk ibu-ibu dan pengajian tiap awal bulan untuk seluruh kalangan. Belum lagi beliau punya organisasi FPI dimana didalamnya juga ada FMI (Front Mahasiswa Islam) ada laskar untuk perempuan dan lainnya. Beliau juga berdakwah keluar kota maupun ke luar Negeri. Di dalam rumah beliau juga tetap mencontohkan ajaran Islam kepada keluarganya.

7. Apa saja materi dakwah yang sering di sampaikan oleh Habib Rizeq ?

Habib seperti mubaligh-mubaligh lainnya berdakwah membawa materi yang berkaitan dengan fiqh, syariah dan muamalah. Namun sekarang ini beliau sering membawakan materi tentang ukuwah islamiyyah. Beliau ingin sekali umat Islam jangan terpecah belah, mempunyai golongan-golongan sendiri, mengkotak-kotakkan kelompok. Islam itu harus bersatu, jika bersatu maka akan jadi kuat dan itu akan mempermudah terlaksananya amar ma’ruf nahi munkar.


(3)

8. Adakah hambatan dalam mengikuti aktivitas dakwah Habib Rizieq ?

Hambatan yang sangat mencolok sebenarnya tidak ada namun sekarang jamaah dan simpatisan beliau semakin lama semakin banyak jadi agak susah jika ingin bertemu dan sekedar bertanya ilmu kepada beliau ditambah semakin sempitnya tempat karena penuhnya jamaah yang datang.

9. Manfaat apa saja yang sudah di peroleh setelah mengikuti syiar dakwah dalam kehidupan sehari-hari ?

Alhamdulillah banyak sekali manfaat yag bisa saya petik selama saya rajin mengikuti syiar dakwah beliau. Saya semakin tau apa itu Islam yang sebenarnya, bagaimana

mengamalkannya, apa saja hokum-hukumnya. Pengetahuan agama saya semakin luas dan mendalam sehingga bisa saya realisasikan dalam kehidupan sehari-hari saya.

Jakarta, 6 Desember 2013


(4)

(5)

Putri sulung Habib Rizieq (Rufaidah Syihab) Salah satu Mad’u (Intan Azizah bin Yahya)


(6)