PENDAHULUAN Gambaran Radiologis Pada Abses Paru

BAB I PENDAHULUAN

Abses paru adalah lesi paru berupa supurasi dan nekrosis jaringan. 1 Pada daerah abses, terdapat suatu daerah lokal nekrosis supurativa di dalam parenkim paru, yang menyebabkan terbentuknya satu atau lebih kavitas yang besar. Kemajuan ilmu kedokteran saat ini menyebabkan kejadian abses paru menurun karena adanya perbaikan risiko terjadinya abses paru seperti teknik operasi dan anastesi yang lebih baik dan penggunaan antibiotik lebih dini, kecuali pada kondisi-kondisi yang memudahkan untuk terjadinya aspirasi dan pada populasi dengan daya tahan tubuh yang menurun immunocompromised. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan atau mendorong terjadinya abses paru. Beberapa penelitian menyimpulkan beberapa faktor terkait pendorong terjadinya abses paru, diantaranya para pecandu alkohol, penderita karies gigi, aspirasi saluran pernafasan sampai kelainan saluran pernafasan. 2 2,4,5 Kuman atau bakteri penyebab terjadinya abses paru bervariasi. 46 abses paru disebabkan hanya oleh bakteri anaerob, sedangkan 43 campuran bakteri anaerob dan aerob. 2 Kemudian pada anak-anak ditemukan faktor predisposisi dari abses paru dapat disebabkan oleh infeksi berat hingga imunodefisiensi. Untuk melihat lokasi dan bentuk lesi maka dilakukan pemeriksaan radiologik sebagai pemeriksaan penunjang abses paru. Pemeriksaan radiologik yang akan digunakan antara lain Foto polos, Tomografi Komputer TK, Ultrasonografi USG dan Magnetik Resonance Imaging MRI. 5 3 Pada pemeriksaan foto polos sangat membantu untuk melihat lokasi lesi dan bentuk abses paru. 11 Sedangkan pada TK dapat menunjukkan lesi yang tidak terlihat pada pemeriksaan foto polos dan dapat membantu menentukan lokasi dinding dalam dan luar kavitas abses. 12 Pemeriksaan radiologik lain seperti ultrasonografi USG 13 dan Magnetic Resonance Imaging MRI 14 Abses paru merupakan kasus jarang dan beberapa dokter meningkatkan pengetahuannya dalam penatalaksanaannya. juga dapat menentukan diagnosis meskipun jarang digunakan. 16 Antibiotik tunggal tidak Universitas Sumatera Utara menghasilkan hasil yang memuaskan kecuali pus bisa di drainase dari kavitas abses. Pada kebanyakan pasien, drainase spontan terjadi melalui cabang bronkus, dengan produksi sputum purulen. Hal ini mungkin terbantu melalui drainase postural. Abses paru masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Angka kematian abses paru berkisar antara 15-20 merupakan penurunan bila dibandingkan dengan era pre antibiotika yang berkisar antara 30- 40. 17 20 Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA