ASP.NET
ASP.NET Active Server Pages.NET merupakan suatu web application framework yang dibuat dan dipasarkan oleh Microsoft untuk memudahkan
programmer membangun website dinamis, aplikasi web, dan web service. Pertama kali diluncurkan pada Januari 2002 bersama dengan versi pertama
.NET Framework, dan merupakan penerus teknologi ASP Active Server Pages sebelumnya [3].
ASP.NET diluncurkan bersama dengan versi pertama dari .NET Framework. Bahkan sebelum diluncurkan, sudah ada banyak buku yang ditulis
untuk membahas ASP.NET. Microsoft mempromosikan ASP.NET dengan gencar sebagai platform untuk aplikasi web dan web service. Versi 1.1
diluncurkan pada 24 April 2003 sebagai bagian dari Windows Server 2003. Versi ini meningkatkan dukungan dengan perangkat mobile. Gambar
menunjukkan tingkatan dalam ASP.NET. [3]
ASP.NET dibangun di atas Common Language Runtime CLR, yang memungkinkan programmer untuk menuliskan kode ASP.NET dengan
menggunakan bahasa pemrograman yang didukung oleh .NET Framework. Halaman ASP.NET biasanya ditandai dengan extensi .aspx pada alamat
halaman web. Halaman ASP.NET secara resmi disebut sebagai Web Forms [4].
3. Perancangan Sistem
Metode perancangan yang digunakan adalah prototyping model. Prototyping adalah proses yang digunakan untuk membantu pengembangan
perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak yang harus dibuat. Metode ini dilakukan secara bertahap, yaitu dengan mengembangkan
suatu prototype yang sederhana terlebih dahulu baru kemudian dikembangkan dari waktu ke waktu sampai perangkat lunak selesai dikembangkan. Prototype
merupakan bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau subsistem [5].
Secara garis besar ada tiga tahap dalam metode prototyping ini, seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Metode Prototyping [5]
5
Pengumpulan Kebutuhan
Tahap awal dari metode ini adalah analisis permasalahan dan kebutuhan, yaitu mengumpulkan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat, dengan
perencanaan yang cepat akan dibentuk konstruksi dari prototype-nya. Prototype ini akan dievaluasi lagi dan hasilnya digunakan untuk mengelola kembali
kebutuhan dari perangkat lunak yang dikembangkan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah merancang kebutuhan yang nantinya akan berguna untuk
membangun aplikasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap beberapa distributor independen Herbalife dan pengguna produk Herbalife.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan pengamatan di tempat di mana para distributor menjual produknya. Dari pengumpulan data tersebut,
didapatkan informasi produk yang dijual oleh Herbalife dan data-data pelanggan yang biasanya dicatat oleh para distributor. Selain itu, diketahui pula
bahwa beberapa distributor memiliki pegawai yang membantu menjual produknya, sehingga sistem ini harus bisa juga digunakan oleh para pegawai
tersebut, dengan pengurangan hak akses. Beberapa distributor juga melakukan pengecekan kondisi tubuh pelanggannya, sehingga dibutuhkan sistem yang
mampu membantu menganalisa hasil pengecekan kesehatan tersebut. Sementara itu, pelanggan ingin lebih mengetahui dengan jelas produk yang
dijual dan mendapatkan rekomendasi produk sesuai kondisi tubuhnya. Para distributor setuju bahwa sistem yang baik harus mampu menarik pelanggan
baru dan mempertahankan pelanggan yang ada.
Untuk menarik pelanggan baru, aplikasi ini mampu memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan. Pelanggan juga dapat memberikan
komentar atau pertanyaan atas suatu produk. Untuk meningkatkan daya tarik pelanggan, sistem ini membutuhkan fungsi yang diperlukan untuk mengelola
data pelanggan yang ada. Data pelanggan tersebut berupa data diri pelanggan, data statistik pemesanan produk oleh pelanggan, dan data kesehatan pelanggan.
Data kesehatan digunakan untuk menganalisa kondisi kesehatan pelanggan dan menawarkan produk yang sesuai.
Sementara itu, untuk mempertahankan pelanggan, aplikasi ini juga dapat mengirimkan email kepada pelanggan. Email tersebut dapat digunakan untuk
memberikan penawaran produk, sesuai dengan statistik pembelian dan kondisi kesehatan pelanggan. Dengan demikian, pelanggan tersebut akan teringat
kembali dan tertarik dengan produk yang ditawarkan.
Berdasarkan rekomendasi distributor, sistem dirancang agar berjalan dengan basis web. Aplikasi ini menggunakan ASP.NET 4 sebagai web
application framework dan menggunakan Microsoft SQL Server 2008 sebagai sistem database. Server dapat berjalan di atas sistem operasi Microsoft
Windows Vista atau Microsoft Windows 2008 ke atas. Sementara client dapat menggunakan sistem operasi apapun, selama memiliki web browser.
6
Perancangan Aplikasi
Langkah beikutnya dari metode ini adalah membuat rancangan sistem aplikasi, yaitu membangun sistem berdasarkan hasil dari tahap sebelumnya.
Pada tahap ini dilakukan design sistem dan perancangan antar muka. Perancangan dilakukan dengan menggunakan model UML Unified Modelling
System untuk menggambarkan sistem secara keseluruhan. Aplikasi CRM yang dibuat ini termasuk dalam jenis analytical CRM.
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor
dengan sistem. Use case diagram untuk admin, consultant, dan customer ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Use Case Diagram Sistem
Dalam aplikasi ini, admin dapat melakukan semua hal yang dapat dilakukan oleh consultant. Oleh karena itu, admin merupakan turunan dari
consultant. Aktifitas yang dapat dilakukan oleh consultant, antara lain : mengolah data customer, melihat data produk, melihat data penjualan produk,
mengolah komentar produk, melihat daftar kegiatan atau task, mengirim email, dan menambah order.
Sementara itu, pada admin, selain dapat melakukan semua aktifitas yang dapat dilakukan consultant, aktifitas lain yang dapat dilakukan admin, yaitu :
mengolah data produk, mengolah daftar kegiatan atau task, mengolah data
7
seluruh pengguna, melihat dan menghapus data email terkirim, dan melihat data penjualan secara keseluruhan.
Aktifitas yang dapat dilakukan oleh customer, antara lain : melihat dan mencari produk, menambahkan komentar pada produk, dan melihat datanya
sendiri termasuk data kesehatannya. Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian
besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya internal processing. Activity diagram mengambarkan
bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram untuk admin ditunjukkan pada
Gambar 3.
Gambar 3 Activity Diagram untuk Admin
Setelah melakukan login, admin dapat mengolah data produk, data pelanggan, data email terkirim, data daftar kegiatan, dan data seluruh pengguna.
Selain itu, admin dapat mengirim email, menambah order, dan melihat seluruh data penjualan. Aktifitas selesai saat admin melakukan logout.
Gambar 4 menunjukkan activity diagram untuk consultant. Aktifitas yang dapat dilakukan oleh consultant setelah melakukan login, antara lain :
melihat data produk, mengolah data pelanggan, melihat daftar kegiatan, mengirim email ke pelanggan, dan menambah order. Aktifitas selesai saat
consultant melakukan logout.
8
Gambar 4 Activity Diagram untuk Consultant
Gambar 5 menunjukkan activity diagram untuk customer. Aktifitas yang dapat dilakukan oleh customer setelah melakukan login, antara lain : melihat
data kesehatannya sendiri, melihat data produk, dan memberi komentar pada produk. Aktifitas selesai saat customer melakukan logout.
Gambar 5 Activity Diagram untuk Customer
Deployment diagram adalah susunan fisik sebuah sistem, menunjukkan tata letak bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware.
Gambar 6 Deployment Diagram Sistem
9
Gambar 6 merupakan deployment diagram dari sistem yang akan dibuat, terlihat bahwa ada beberapa perangkat yang digunakan saat deployment, yaitu
sebuah komputer yang bertugas sebagai server yang di dalamnya terdapat database yang digunakan untuk menyimpan dan memproses data, serta web
application yang bertugas untuk melakukan validasi dan memproses input data dari user dan output data ke user. Kegiatan input dan output data dilakukan di
client.
Class diagram merupakan inti dari pengembangan dan desain berorentasi objek. Class diagram menggambarkan struktur dan hubungan setiap class
dalam suatu aplikasi, lengkap dengan atribut dan method yang ada dalam suatu class. Class diagram untuk aplikasi yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 7.
Dalam class diagram tersebut, hanya sebagian class yang ada dalam aplikasi ini yang ditunjukkan, antara lain: pengolahan data pelanggan, pencatatan transaksi,
statistik penjualan, penghitungan kesehatan, dan pengiriman email.
Gambar 7 Class Diagram Sistem
Evaluasi Prototype
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menguji aplikasi yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan menginstal aplikasi yang telah dibangun dan
mengujicobakan semua fungsi yang telah dibuat. Jika terjadi error atau kesalahan pada sistem aplikasi, maka akan dilakukan lagi proses pengujian
dengan cara kembali ke tahap satu untuk menganalisis kesalahan apa yang terjadi kemudian memperbaikinya dan dilakukan ujicoba lagi.
Metode ini dipilih sebagai metode untuk mengembangkan aplikasi ini karena metode ini sesuai dengan paradigma dalam rekayasa perangkat lunak,
asalkan identifikasi masalah dan pemecahannya dirumuskan dengan benar maka perangkat lunak yang dibuat akan menjadi perangkat lunak yang sesuai
10
seperti apa yang diharapkan. Kuncinya adalah mendapatkan kebutuhan dan aturan yang jelas dalam pembuatan perangkat lunak.
Dalam perancangan aplikasi ini, terdapat 5 tahapan prototype aplikasi yang dibuat dan dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut, yaitu:
• Pada prototype pertama, dilakukan pembuatan sistem pencarian dan
pengolahan data produk, pelanggan, dan order. Selain itu, fungsi data statistik atau laporan produk dan pelanggan dibuat dalam tahapan ini.
• Pada prototype kedua, dilakukan perbaikan tampilan grafis dan tata letak
tabel, teks, dan gambar pada aplikasi ini. Selain itu, pada tahapan ini pula fungsi AJAX mulai dibangun.
• Pada prototype ketiga, dilakukan pembuatan sistem pengaturan hak
akses, penentuan hak akses setiap jenis pengguna, halaman pengaturan penguna, dan fungsi untuk melakukan login.
• Pada prototype keempat, dilakukan pembuatan sistem pendataan kondisi
tubuh dan analisa kesehatan pelanggan. •
Pada prototype kelima, dilakukan pembuatan sistem pencatatan data kegiatan dan pengiriman email. Selain itu, dilakukan pula
pengembangan pada fasilitas data produk, yaitu penambahan fungsi untuk menambah foto produk dan pemberian komentar pada produk.
4. Hasil dan Pembahasan