15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Berbicara Anak
Pendidikan anak usia dini PAUD menekankan pada lima aspek perkembangan
yang harus
dikembangkan. Salah
satunya yaitu
aspek perkembangan bahasa. Vygotsky, dalam Santrock, 2007: 265 meyakini bahwa
anak usia dini menggunakan bahasa untuk merencanakan, membimbing dan memonitor perilaku mereka. Dengan bahasa anak dapat berkomunikasi dengan
orang lain disekitarnya. Hurlock 1978: 176 memaparkan bahwa bahasa mencakup setiap sarana
komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain. Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi
dan merupakan sarana penting dalam kehidupan anak. Melalui bahasa, anak dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, dan dapat meningkatkan
intelektual dalam
rangka pengembangan
pengetahuan dan
keterampilan bahasanya.
Bagi anak di usia dini hal tersebut merupakan masa perkembangan yang harus dibina dan dikembangkan agar mereka dapat memanfaatkan kemampuan
bahasanya secara maksimal. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dikhawatirkan perkembangan bahasa mereka tidak sesuai yang diharapkan oleh orangtua
di rumah maupun oleh pendidik di sekolah.
16
1. Pengertian Keterampilan Berbicara Anak
Keterampilan berbicara terdiri dari dua kata yaitu keterampilan dan berbicara. Keduanya memiliki makna masing-masing yang jika digabungkan
akan menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami dalam kaitannya dengan keterampilan berbicara anak di Taman Kanak-kanak dalam penelitian ini. Kata
keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar Soemarjadi,
Wirjokusumo, dan Iskandar 1992: 2. Selanjutnya, berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu
penyampaian maksud ide, pikiran, gagasan, atau isi hati seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dapat dipahami
oleh orang
lain Suhartono,
2005: 20.
Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tidak jauh berbeda dari pendapat di atas, Kirk dalam Sardjono, 2005: 6
menyatakan bahwa berbicara meliputi kemampuan untuk mengungkapkan bunyi- bunyi. Hal tersebut berupa perpaduan bunyi-bunyi yang berupa kata-kata yang
mempunyai arti penuh. Berbicara menjadi alat
yang membantu dalam perkembangan suatu bahasa yang formal. Senada dengan pendapat-pendapat
sebelumnya, Sardjono 2005: 7 menambahkan bahwa berbicara adalah suatu perilaku manusia yang bersifat individual, dilandaskan pada pikiran dan perasaan,
yang kemudian diekspresikan melalui sistem bunyi bahasa dengan menngunakan alat-alat artikulasi.