Proses Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran Homeschooling Anugerah Bangsa
79
3 Strategi Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Pembelajaran mata pelajaran Matematika dilaksanakan dengan
menggunakan strategi pembelajaran Deduktif, yaitu strategi belajar dengan pemaparan konsep dan definisi. Prosesnya dengan cara tutor menjelaskan tentang
konsep pertambahan, pengurangan, perkalian serta diskon dalam kasus jual beli. Setiap anak memiliki peran masing-masing, ada yang menjadi penjual dan
pembeli. Dengan cara ini tutor mencoba melatih anak untuk melakukan sendiri tugasnya sebagai anggota masyarakat. Memiliki daya adaptasi yang tinggi dan
dapat berinteraksi langsung dengan penjual, pembeli dan lingkungan sekitarnya. Dalam pelaksanaan implementasi pembelajaran homeschooling dalam
membentuk kemandirian intelektual anak di Homeschooling Anugerah Bangsa telah sesuai dengan ungkapan Sukmadinata 2005: 94-96 yang menyebutkan
bahwa karakteristik kemandirian intelektual anak adalah sebagai berikut : a Anak dengan kemandirian intelektual belajar dengan terarah pada tujuan.
Anak yang mampu mengarahkan diri pada tujuan dan tidak melakukan pekerjaan yang sia-sia, serta tanpa harus mendapatkan bimbingan secara intensif
dalam setiap rencana kegiatannya, adalah salah satu ciri kemandirian intelektual. Dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiry Sosial, Contextual
Teaching and Learning, dan Deduktif anak mempunyai tujuan belajar sehingga tidak membuang waktu dalam proses pembelajaran untuk hal yang tidak penting.
Saat pelajaran IPS diadakannya drama bertujuan agar anak faham secara detail tentang peristiwa masa lampau. Saat pelajaran Bahasa Inggris anak memiliki
tujuan untuk bisa menggunakan Bahasa Inggris sebagai percakapan sehari-hari. Saat Pelajaran Matematika anak belajar untuk mengetahui dan lebih memahami
80
sistem jual beli yang ada di masyarakat sehingga.mereka siap untuk terjun langsung di masyarakat..
b Anak dengan kemandirian intelektual memiliki sikap jasmaniah yang baik Anak yang memiliki sikap jasmaniah yang baik adalah anak yang belajar
secara intelegen, duduk dengan baik, menempatkan bahan yang dipelajari dengan baik, memegang alat tulis dengan baik, tidak belajar sambil tiduran dan tidak
belajar sambil tengkurap. Dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiry Sosial, Contextual
Teaching and Learning, dan Deduktif anak diajarkan belajar dengan sikap jasmaniah yang baik. Dalam proses pembelajaran tutor mendampingi dan
mengamati gaya belajar anak serta mencotohkan hal yang boleh dan tidak dalam pembelajaran.
c Anak dengan kemandirian intelektual memiliki daya adaptasi yang tinggi Anak yang memiliki daya adaptasi tinggi, cepat dalam membaca dan
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, tidak banyak mengeluh atau merasakan hambatan dari lingkungan adalah salah satu ciri anak mandiri secara
intelektual. Dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiry Sosial, Contextual
Teaching and Learning, dan Deduktif anak belajar untuk dapat beradaptasi dengan berbagai situasi dalam pembelajaran. Saat pelajaran IPS anak cepat
menyesuaikan diri dengan pembelajaran saat diadakannya drama. Saat pelajaran Bahasa Inggris anak tidak cepat mengeluh dan berusaha belajar menggunakan
Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Saat Pelajaran Matematika anak
81
belajar untuk menyelesaikan pembelajaran tanpa mengeluh dan merasa bahwa pembelajaran itu merupakan beban.
d Anak dengan kemandirian intelektual berorientasi pada sukses. Anak yang selalu berorientasi pada sukses dan tidak takut pada kegagalan
serta selalu optimis adalah salah satu ciri anak yang memiliki kemandirian intelektual.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiry Sosial, Contextual Teaching and Learning, dan Deduktif anak belajar untuk tidak takut pada
kegagalan serta selalu optimis. Saat pelajaran IPS anak bermain drama tanpa diarahkan tutor, tetapi mereka yakin telah memerankan tokoh dengan baik sesuai
dengan sejarah yang ada di buku pelajaran. Saat pelajaran Bahasa Inggris anak berusaha menggunakan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari, walaupun
salah mereka tidak kecil hati untuk selalu mencoba. Saat Pelajaran Matematika anak belajar untuk menyelesaikan pembelajaran sendiri, walaupun ada beberapa
yang gagal, mereka tidak malu bertanya dan berusaha memahami kembali pembelajaran tersebut
e Anak dengan kemandirian intelektual mempunyai motivasi yang tinggi Anak yang memiliki motivasi tinggi dan memiliki kekuatan dari dalam
dirinya maupun dari luar dirinya berarti dia telah dianggap mampu mandiri secara intelektual.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiry Sosial, Contextual Teaching and Learning, dan Deduktif anak termotivasi untuk belajar sesuai
dengan tujuan mereka demi mendapatkan pengetahuan yang diinginkan. Dilihat
82
dari seringnya anak bertanya kepada tutor apabila mereka belum sepenuhnya paham tentang apa yang dipelajari.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Homeschooling Anugerah Bangsa
1. Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam sebuah program merupakan suatu kekuatan
dalam melaksanakan serangkaian kegiatan belajar yang dijalankan. Dari hasil penelitian terdapat beberapa faktor pendukung kegiatan implementasi
homeschooling dalam membentuk kemandirian intelektual anak di
Homeschooling Anugerah Bangsa. 1 Fasilitas sarana dan prasarana di Homeschooling Anugerah Bangsa lengkap
sesuai kebutuhan dan menunjang pembelajaran yang berlangsung, sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif.
2 Tutor memiliki semangat dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran dan memantau setiap proses perkembangan anak
dengan baik. 2. Faktor Penghambat
Disamping faktor pendukung, dalam pelaksanaannya implementasi homeschooling
dalam membentuk kemandirian intelektual anak di Homeschooling Anugerah Bangsa mengalami beberapa hambatan yang
mengakibatkan kurang maksimalnya pembelajaran, diantaranya: 1 Keanekaragaman karakteristik, tingkah laku dan sifat anak yang berbeda-beda
sehingga tutor harus memahami perbedaan tersebut agar tidak menghambat proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
83
2 Masalah internal yang dihadapi anak sehingga mengganggu konsentrasi dalam belajar.
84