Mendhak sepisan atau selamatan setelah satu tahun kematian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dianggap cukup. Kadang-kadang orang yang yang berbeda paham menghadiri acara tahlilan, sebagai ekspresi wujud bentuk toleransi antar umat beragama. 62 Di antara sekian do’a selamatan yang paling sering dibacakan modin pada setiap upacara selamatan adalah sebagai berikut: َا ﱠﻟ ُ ﻠ َﻢ ِا ﱠﻧ َ ﺎ ْﺴ َ ﺄ ُ ﻟ َﻚ َﺳ َ ﻼ َﻣ ًﺔ ِ ِ ّ ﻟا ْﻳ ﺪ ِﻦ َو َﻋ ِﻓ ﺎ َﻴ ًﺔ ِ ْ ا َ َﺴ ِﺪ َو ِز َﻳ َد ﺎ ًة ِ ْ ﻟا ِﻌ ْﻠ ِﻢ َو َ َﺮ َﻛ ًﺔ ِ ِّﺮﻟا ْز ِق َو َﺗ ْﻮ َﺑ ًﺔ َﻗ ْﺒ َﻞ َ ْ ﳌا ْﻮ ِت َو َر ْﺣ َﻤ ًﺔ ِﻋ ْﻨ َﺪ َ ْ ﳌا ِتﻮ َو َﻣ ْﻐ ِﻔ َ ﺮ ًة َ ْﻌ َﺪ َ ْ ﳌا ْﻮ ِت َا ﱠﻟ ُ ﻠ ﱠﻢ َ ِّﻮ ْن َﻋ َﻠ ْﻴ َﺎﻨ ِ َﺳ َﻜ َﺮ ِتا َ ْ ﳌا ْﻮ ِت َ و ﱠﻨﻟا َﺠ ِةﺎ ِّﻣ َﻦ ﱠﻨﻟا ْرﺎ َو ْ ﻟا َﻌ ْﻔ َﻮ ِﻋ ْﻨ َﺪ ْ ا ِ َﺴ ْبﺎ َر ﱠ َﻨﺎ َ ﻻ ُﺗ ِﺰ ْغ ُﻗ ُﻠ ْﻮ َﺑ َﻨ َ ﺎ ْﻌ َﺪ ِا ْد َ َﺪ ْﻳ َ َﻨ َو ﺎ َ ْﺐ َ ﻟ َﻨ ِﻣ ﺎ ْﻦ َ ﻟ ُﺪ ْﻧ َﻚ َر ْﺣ َﻤ ًﺔ ِا ﱠﻧ َﻚ َا ْﻧ َﺖ ْ ﻟا َﻮ َ ْﺐ َر ﱠﺑا َﻦ َا ِﺗ َﻨ ِﺎ ﱡﺪﻟا ْﻧ َﻴ َﺣ ﺎ َﺴ َﻨ ْﺔ َو ِ َ ْ ِﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴ َﻨ ْﺔ َو ِﻗ َﻨ َﻋ ﺎ َﺬ َب ا ﱠﻨﻟا ْرﺎ َو ْ ا َ ْﻤ ُﺪ ِ ِ َر ِّب ا ْ ﻟ َﻌ َﻠ ِﻤ ْ ن Selain do’a tersebut, ada juga bacaan yang disebut dengan tahlil. Bedanya, kalau do’a tadi hanya dibacakan oleh seorang mudin dan peserta selamatan hanya mengamini saja , kemudian bacaan tahlil ini dibaca bersama-sama oleh semua peserta selamatan dengan dipimpin oleh seorang mudin. Acara tahlilan dimulai dengan pembukaan dan diakhiri dengan pembagian makanan kepada para jama’ah tahlilan. Kaitannya dengan masalah makanan dalam acara tersebut, kadang-kadang pihak keluarga yang meninggal menyajikannya sampai dua kali, yaitu untuk disantap 62 Efendi, Wawancara, Pepelegi, 5 April 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bersama di rumah tempat mereka berkumpul dan untuk dibawa pulang ke rumah masing- masing, yang disebut dengan istilah “berkat”. 63 Acara tahlilan terselenggarakan pada malam pertama, 3, 7, 40, 100, dan 1000. Bahkan acara tersebut dilaksanakan pada setiap tahun meninggalnya seseorang. Acara tahlilan dilakukan pada malam hari setelah shalat Maghrib maupun setelah shalat Isya. Pada tahlilan yang ketujuh biasanya diadakan pembacaan tahlil secara berturut-turut di rumah duka yang meninggal. Pada umumnya selamatan kematian masyarakat di Desa Pepelegi melakukan pembacaan tahlil dan Al- Qur’an serta pembacaan do’a-do’a bersama yang khusus ditujukan pada orang yang meninggal sesuai dengan hari waktu dan meninggal. Dan dalam pembacaan doa biasanya yang mbaurekso juga dicantumkan tujuan agar menghormati leluhur. 64 Tidak hanya itu, karena ritual tahlilan ini juga diisi dengan tawasul-tawasul kepada Nabi, sahabat dan para wali serta juga keluarganya yang telah meninggal. Tahlilan dimulai dengan pembacaan Q.S Yasin, pembacaan tahlil dan ditutup dengan pembacaan do’a. Dan pada saat pembacaan do’a tidak lupa mengirim doa kepada yang mbaurekso desa Pepelegi tersebut yaitu Mbah jatisari dan Mbah Kenongo Sari. 65 Terkadang dalam pembacaan 63 www.fafaisal.student.umm.ac.id diakses 10 April 2016 64 Abdul Majid,Wawancara, Pepelegi, 5 April 2016. 65 Fajar, Wawancara, Pepelegi, 13 Maret 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id doa biasanya yang memimpin doa ada yang mencantumkan nama yang mbaurekso desa tersebut juga yang tidak. 66 Dalam pelaksanaan tradisi selamatan kematian bagi jama’ah tahlil dan mudin sebenarnya tidak ada ketentuan harus menghadap kearah mana, bagi orang yang melaksanakan tahlilan atau tradisi selamatan kematian menghadap kebarat mereka beranggapan lebih membawa hatinya kearah kiblat dan dalam melakukan ibadah shalat itu mengahadap ke kiblat atau ke Barat. Dan hanya sebagian kelompok tertentu yang melakukan hal tersebut. 67 Pada umumnya pelaksanaan tradisi selamatan kematian atau tahlil jika diadakan di rumah biasanya duduk melingkar dan saling menghadap satu sama lain. Apabila dalam pelaksanaan tradisi selamatan kematian atau tahlilan dilaksanaan di masjid biasanya dilaksanakan duduk sejajar dan menghadap kearah kiblat. Dalam suatu ritual selamatan kematian atau tahlilan yang sedang berlangsung biasanya berlangsung tampak khidmad. Bila mudin membacakan do’a, seluruh peserta selametan mengucapkan amin secara serentak sampai pembacaan do’a selesai. Seluruh peserta selamatan pulang dengan tertib sambil bersalaman satu-persatu dengan tuan rumah, dan ini menandakan seluruh rangkaian ritual selametan telah selesai. 66 Abdul Majid,Wawancara, Pepelegi, 13 April 2016. 67 Fajar, Wawancara, Pepelegi, 10 Mei 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bacaan yang dibaca pada saat tradisi selamatan kematian berlangsung meliputi antara lain Q.S Yasin ayat 1-83 dan Tahlil yang mengandung bacaan Al-Fatihah, Al-Ikhlash, Al-Falaq, Al-Baqarah ayat 1- 5, Al-Baqarah ayat 163, Al-Baqarah ayat 225 ayat kursi, Al-Baqarah ayat 284-286 sela-sela bacaan antara Shalawat Nabi, Istighfar, Takbir, Tasbih dan Tahlil dan doa khusus diantaranya doa Tahlil, doa khusus bagi mayit dan tidak lupa doa khusus bagi mbaurekso desa tersebut Mbah Jatisari dan Mbah Kenongo Sari. Namun jika pelaksanaan kirim doa dilaksanakan di Masjid yang dibaca pada saat kirim doa sama dengan pada saat pelaksanaan tradisi selamatan kematian atau yang biasanya disebut tahlilan tidak lupa disertai doa khusus yang mbaurekso desa Pepelegi yakni Mbah Jatisari dan Mbah Kenongo Sari dan ditambahi bacaan Q.S Al-Hud ayat 73, Q.S Al-Waqi’ah, Q.S Al-Ahzab ayat 33, Q.S Al-Ahzab ayat 56, Q.S Al-Imran ayat 173 danQ.S Al-Mulk ayat 1-2 ayat. 68 Bagi Kalangan Nahdliyin biasanya mengadakan tradisi selamatan kematian atau tahlilan saat hari Kamis malam Jumat di masjid, atau biasanya di rumah. Mereka memililih hari Kamis malam Jum’at karena dianggap merupakan malam keramat dan malam yang baik diantara malam-malam lainnya 69 . 68 Abdul Majid,Wawancara, Pepelegi, 13 April 2016. 69 Muzaiyanah,Wawancara, Pepelegi, 18 April 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Terkadang dalam pelaksanaan tradisi selamatan kematian atau tahlil biasanya ada yang ikut-ikutan, pro dan kontra. Sebagian masyarakat yang ada didesa Legi dalam mengadakan tradisi selamatan kematian bagi masyarakat yang perekonomiannya menengah atas, biasanya dalam mengadakan tradisi terkadang ada yang melebih-lebihkan dalam hal hidangan namun jika masyarakat yang kondisi perekonomiannya lemah atau miskin dalam mengadakan stradisi selamatan kematian dalam hidangan biasanya sederhana atau tidak berlebihan-lebihan. Makanan yang dihidangkan pada saat tradisi selamatan kematian atau tahlilan, banyak dan beraneka ragam tergantung dari keadaan perekonomian yang mengadakan. Bagi masyarakat yang perekonomiannya rendah, jika akan mengadakan tradisi selamatan kematian beranggapan bahwa upacara tahlilan adalah kewajiban agama, yang harus mereka selenggarakan untuk itu terpaksa mengutang agar bisa mengadakan tradisi selamatan kematian. Mereka merasa berdosa kalau tidak mengadakan tahlilan ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Namun ada juga yang menabung jauh-jauh hari sebelum mengadakan tradisi selamatan kematian. 70 Ada juga bagi masyarakat yang akan mengadakan tradisi selamatan kematian, biasanya dibantu tetangga maupun kerabat memberi sembako untuk keperluan tradisi selamatan kematian seperti beras, minyak, dan lain sebagainya. 70 Fajar, Wawancara, Pepelegi, 15 Maret 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP ADANYA TRADISI

SELAMATAN DI DESA PEPELEGI KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO Dewasa ini bacaan tahlilan lebih meluas penggunaannya. Tahlil tidak saja dibaca sebagai upaya mendoakan ahli kubur, tetapi tahlil dibaca juga sebagai pelengkap dari doa slametan sehingga kapan saja diadakan upacara selametan dimungkinkan juga untuk dibacakan tahlilan. Misalnya pada waktu mau pindah rumah, syukuran sembuh dari sakit, naik pangkat, mau berangkat dan pulang dari perjalanan jauh seperti naik haji dan lain sebagainya. 71 Sudah menjadi tradisi orang Jawa, kalau ada keluarga yang meninggal, malam harinya ada tamu-tamu yang bersilaturrahmi, baik tetangga dekat mau pun jauh. Mereka ikut bela sungkawa atas orang yang meninggal maupun yang ditinggalkan. 72 Tradisi selamatan kematian biasanya identik dengan tahlilan. Tahlilan bisa diartikan sebagai peringatan hari wafatnya seseorang menggunakan adat, tradisi, dan kebiasaan lokal setempat dengan pujian- pujian serta lafadz-lafadz Islam. Lafadz-lafadz Islam itu yang kemudian disebut sebagai kalimat tayyibah. 71 M Darori Amin, Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: Gama Media, 2000, 134. 72 Munawir Abdul Fatah, Tradisi Orang-Orang NU, Yogyakarta: PT.LKis Pelangi Aksara, 2006, 167. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Berbicara soal tahlil dalam pandangan Islam, tidak bisa mengklaim bahwa tahlilan menurut Islam adalah halal, haram, mubah, sunah, atau makruh. Sebab dalam Islam sendiri, terutama di Indonesia, banyak sekali aliran atau umat Islam dari berbagai mazhab, organisasi, dan keyakinan. Meskipun sama-sama Islam yang berarti mengakui ke-Esaan Allah, kebenaran Muhammad sebagai nabi dan rasul, dan Al Quran sebagai kitab sucinya, tetapi pada tataran aplikasi ibadahnya dijumpai beberapa perbedaan. A. Masyarakat yang Menerima Dengan Adanya Tradisi Selamatan Kematian di Desa Pepelegi Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. 1. Nahdhatul Ulama NU adalah suatu Jam’iyyah Dinniyah Islamiyyah yang didirikan di Surabaya pada 16 Rajab 1344 H 31 Januari 1926 M. NU berakidah islam dan berfaham Ahlusunnah Wal Jama’ah, NU juga mengakui empat madhab dan menganut salah satu pemikiran Hanafi, Syafi’I, Maliki dan Hambali. 73 Dalam bidang fiqih, NU mengikuti madzhab Abu Hanifah Al Nu’man, Imam Malik bin Annas, Imam Muhammad ibn Idris Al- Syafi’i dan Ahmad ibn Hambali. Di dalam lingkungan Nahdlatul Ulama ada yang dikenal dengan istilah Fikrah Nahdhiyah. Yang dimaksud dengan fikrah Nahdhiyah adalah kerangka berpikir yang didasarkan pada ajaran Ahlussunah yang dijadikan landasan berpikir Nahdlatul Ulama khithah Nahdhiyin untuk 73 Ahmad Zahro, Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masa’il Yogyakarta: LKis, 2004,15. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menenutukan arah perjuangan dalam rangka islahul ummah perbaikan umat. NU menganut paham Ahlussunah Wal Jamaah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli rasionalis dengan kaum ekstrim naqli skripturalis. Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al- Quran, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asyari dan Abu Mansur Al- Maturidi dalam bidang teologi. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat. NU mendasarkan faham agamanya kepada sumber ajaran Islam yaitu, Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma’ kesepakatan para ulama 74 . Dalam interkasi sosial budaya, NU dikenal flexible dan memiliki daya terima tinggi terhadap banyak bentuk budaya lokal yang dianggap menganggu kemurnian Islam seperti ziarah kubur, peringatan haul, slametan, talqin mayit dan tingkeban. 75 Bagi Ahlusunnah, mempertahankan tradisi memiliki makna penting dalam kehidupan beragama. NU atau Nahdlatul ‘Ulama Kebangkitan Ulama’ sejak awal memang terkenal dengan kegiatan tahlilan-nya. Kegiatan tahlilan menyebarkan bahkan mengakar di lingkungan masyarakat yang tersebar 74 Ibid,. 19 75 Ahmad Zahro, Tradisi Intelektualn NU: Lajnah Bahtsul Masa’il 24-25. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dakwah Nahdliyyin, walaupun sebenarnya tahlilan tidak hanya dilakukan oleh warga Nahdliyyin namun juga kaum Muslimin lainnya sebab tahlilan sudah ada sejak dahulu bahkan tidak hanya di Indonesia. Di desa Pepelegi, hampir semua warganya berpaham Nahdlatul Ulama. Dalam tradisi selamatan kematian umumnya di desa ini sudah menjadi tradisi turun-temurun sejak dahulu dan sangat menerima dengan baik dengan adanya tardisi ini. Salah satunya yakni Bapak Susilo dan Bapak Abdul Majid, beliau sangat menerima dengan adanya tradisi tersebut. Hal ini dikatakan oleh Bapak Susilo dengan adanya tradisi selamatan kematian di desa Pepelegi di bawah ini: “Melakukan tradisi selamatan kematian tidak apa apa dikarenakan dalam pelaksanaan tradisi tersebut juga membaca kalimat-kalimat yang baik, misalnya tahlilan sendiri merupakan serangkaian pembacaan ayat-ayat suci Al Quran dengan susunan tahlil yang sudah diketahui bersama”. 76 Sedangkan menurut Bapak Abdul Majid mengadakan tahlilan sah- sah saja dan beliau berpedoman sebuah hadist. Dengan adanya tradisi selamatan kematian menurut Bapak Abdul Majid yakni “Di dalam tradisi selamatan kematian terdapat nilai ibadah yakni membaca ayat-ayat Al-Qur’an, membaca tahlil, membaca kalimat Thoyyibah, do’a serta dzikir serta mengadung nilai ibadah sosial dengan dilaksanakan secara bersama-sama. Dan dalam slametan yang disertai tahlil, sesama muslim akan berkumpul sehingga terciptalah hubungan silaturahmi dan mengajak masyarakat untuk mengingat Allah serta mengandung makna sosial yakni berkumpulnya keluarga, tetangga sehingga terjalin jalinan ukhuwah dengan baik”. 76 Susilo, Wawancara, Pepelegi, 5 April 2016 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Beliau berpedoman sebuah hadist 77 yaitu ”Bahwa ketika manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali pahala dari tiga amal yaitu, shadaqah jariyah, ilmu yang manfaat dan anak saleh yang mendoakannya. ” Sebagaimana disebutkan di dalam hadits shahih dari Abu Hurairah 78 Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: َا ْﺧ َ َ َﻧ َﻋ ﺎ ِّ ُ ْﺑ ِﻦ ُ ْ ٍﺮ َﻗ َلﺎ َﺣ ّﺪ َﺛ َﻨ ِإ ﺎ ْﺳ َﻤ ِﻌ ْﻴ ُﻞ َﻗ َلﺎ َﺣ ﱠﺪ َﺛ َﻨ َﻋ ﺎ ْﻦ َ أ ِﺑ ْﻴ ِﮫ َﻋ ْﻦ َ أ ِ ْﻲ ُ َﺮ ْﻳ َﺮ َة َ أ ْن َر ُﺳ ْﻮ َل ِﷲ َﺻ ﱠ ِﷲ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﮫ َو ﱠﻠﺳ َﻢ َﻗ َلﺎ ِإ َذ َﻣ َتﺎ ِ ْ ْ َﺴ ُن ﺎ َا ْﻧ َﻘ َ ﻄ َﻊ َﻋ َﻤ ُﻠ ُﮫ ﱠ ِ ِﻣ ْﻦ َﺛ َ ﻼ َﺛ ٍﺔ َﺻ َﺪ َﻗ ٍﺔ َﺟ ِرﺎ َ ٍﺔ َا ْو ِﻋ ْﻠ ٍﻢ ُﻳ ْ َﺘ َﻔ ُﻊ ِﺑ ِﮫ ِا ْو َو َ ﻟ ٍﺪ َﺻ ِ ﺎ ٍ َﻳ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َ ﻟ ُﮫ “Telah mengabarkan kepada kami Ali bin Hujr berkata: telah menceritakan kepada kami Ismail berkata: telah menceritakan kepada kami Al’ Ala dari ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila manusia meninggal maka terputus kecuali tiga dari perkara: sadakah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih mendoakan kedua orang tuanya.” Sebagian Ulama yang ada di Desa Pepelegi mereka berpendapat memperbolehkan dan menerima dengan adanya tradisi selamatan kematian atau tahlilan, mereka berpandangan dengan dalil naqli atau dalil yang bersumber dari Al-Qur’an yakni: 77 Abdul Majid, Wawancara, Pepelegi, 2 Mei 2016. 78 Kitab Hadist Nasa’i Online No. 3591. diakses 27 Juni 2016