22 utama  adalah  menurut  pertimbangan-pertimbangan  rasional  dan  visioner
dari sudut pandang pengambilan kebijakan. Dalam pendekatan
man-power
, pemerintah sebagai pimpinan suatu bangsa pada umumnya melihat bahwa suatu bangsa akan bisa maju, kalau
memiliki  banyak  warga  yang  mempunyai  kapasitas  dan  kapabilitas  yang memadai.  Dengan  kata  lain,  memiliki  kualitas  sumberdaya  manusia
human  resources
yang  dapat  diandalkan.  Salah  satu  indikator  kualitas masing-masing  suatu  warga  bangsa  adalah  mengenai  pendidikan
formalnya. Oleh  karena  itu,  pemerintah  yang  memiliki  wewenang  dan
tanggung jawab dalam memimpin warga bangsa untuk merumuskan suatu kebijakan  pendidikan.
Man-power  approach
kurang  menghargai  yang namanya  demokrasi  dalam  perumusan  kebijakan  pendidikan,  namun
proses  perumusan  kebijakan  pendidikan  yang  ada  dapat  berlangsung secara  efisien  dalam  perumusannya,  serta  lebih  berdimensi  jangka
panjang.
5. Proses Kebijakan
Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Proses
pembuatan  kebijakan  dibagi  dalam  beberapa  tahapan  yang  dikelompokkan untuk  memudahkan  menganalisis  kebijakan  publik.  Tahapan  tahapan
kebijakan dapat dikelompokkan oleh Willian N. Dunn 2003 sebagai berikut :
23
Gambar 1. Proses Kebijakan Publik
Tahap awal bagi pembuat kebijakan adalah merumuskan masalah dan menempatkan  pada  agenda  kebijakan.  Perumusan  masalah  dapat  membantu
menemukan  asumsi-asumsi  yang  tersembunyi,  mendiagnosis  penyebab- penyebabnya,  memetakan  tujuan-tujuan  yang  memungkinkan,  memadukan
pandangan-pandangan  yang  bertentangan,  dan  merancang  peluang-peluang kebijakan baru.
Masalah-masalah  diidentifikasi  dan  dicari  solusinya  yang  disusun dalam  bentuk  formulasi  kebijakan,  berupa  peramalan-peramalan  yang
dilakukan pada tahap formulasi memberikan banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan. Peramalan ini dapat menguji masa depan yang plausible, ptensial,
Adopsi Kebijakan
Implementasi
Evaluasi Penyusunan
agenda
Formulasi Kebijakan
Perumusan
Peramalan
Rekomendasi
Pemantauan
Penilaian
24 dan secara normatif bernilai, mengestimasi akibat dari kebijakan yang ada atas
yang diusulkan, mengenali kendala-kendala yang mungkin akan terjadi dalam pencapaian  tujuan,  dan  mengetimasi  kelayakan  dari  berbagi  pillihan.
Kemudian  dipilih  yang  terbaik  dan  selanjutnya  mencari  dukungan  dari pemangku kebijakan.
Apabila  suatu  kebijakan  sudah  mendapatkan  dukungan  dan  telah disusun dalam  bentuk program panduan rencana  kegiatan, kebijakan tersebut
harus  dilaksanakan  oleh  badan-badan  administrasi  maupun  unit  kerja pemerintah  di  tingkat  bawah.  Setelah  kebijakan  dilaksanakan  perlu  adanya
penilaian  untuk  melihat  sampai  sejauh  mana  kebijakan  yang  dibuat  telah mampu  memecahkan  masalah  yang  dihadapi  oleh  masyarakat.    Lain  halnya
dengan proses kebijakan menurut Anderson dalam Subarsono 2008, yaitu : a.
Formulasi masalah
problem formulation
: Apa masalahnya atau apa yang membuat  hal  tersebut  menjadi  masalah  kebijakan?  Bagaimana  masalah
tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah. b.
Formulasi  kebijakan
formulation
:  bagaimana  mengembangkan  pilihan- pilihan  atau  alternatif-alternatif  untuk  memecahkan  masalah  tersebut?
Siapa saja yang berpartisipasi dalam formulasi kebijakan? c.
Penentuan  kebijakan
adaption
:  bagaimana  alternatif  ditetapkan? Persyaratan atau kriteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan
melaksanakan  kebijakan?  Bagaimana  proses  atau  strategi  untuk melaksanakan kebijakan? Apa isi dari kebijakan yang ditetapkan?
25 d.
Implementasi
implementation
:  siapa  yang  terlibat  dalam  implementasi kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?
e. Evaluasi
evaluation:
bagaimana  tingkat  keberhasilan  atau  dampak kebijakan  diukur?  Siapa  yang  mengevaluasi  kebijakan?  Apa  konsekuensi
dari  adanya  evaluasi  kebijakan?  Adakah  tuntutan  untuk  melakukan perubahan atau pembatalan?
6. Implementasi Kebijakan