2.2.2 Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik
Menurut Milbrath Goel dalam Surbakti, 2004:191 ada tujuh bentuk partisipasi politik individual dalam sebuah Negara yaitu:
1. Aphatetic inactives: tidak beraktifitas yang partisipatif, tidak pernah memilih
2. Passive supporters: memilih secara regulerteratur, menghadiri parade patriotik membayar seluruh pajak
3. Contact socialist: pejabat penghubung lokal daerah, provinsi dan nasional dalam masalah-masalah tertentu
4. Communicators: mengikuti informasi-informasi politik, terlibat dalam diskusi-diskusi, menulis surat pada editor surat kabar, mengirim pesan-
pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin politik 5. Party and campaign workes: bekerja untuk partai politik atau kandidat,
meyakinkan orang lain temtang bagaimana memilih menghadiri pertemuan-pertemuan, menyumbang uang pada partai politik atau
kandidat, bergabung dan mendukung partai politik 6. Community activists: bekerja dengan orang lain berkaitan dengan
masalah-masalah local, membentuk kelompok untuk menangani problem- problem
lokal, keanggotaan aktif dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan, melakukan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan
dengan isu-isu sosial 7. Protesters: bergabung dengan demonstrasi-demonstrasi publik dijalanan,
melakukan kerusuhan bila perlu, melakukan protes keras bila pemerintah
Universitas Sumatera Utara
melakukan sesuatu yang salah, menghadapi pertemuan-pertemuan protes, menolak mematuhi aturan-aturan.
Partisipasi menurut Surbakti 2004:142, dibedakan menjadi partisipasi aktif dan pasif yang termasuk di dalam kategori partisipasi aktif adalah kegiatan
yang berorientasi pada proses input dan output politik, sedangkan partisipasi pasif merupakan kegiatan yang berorientasi pada proses output saja. Bentuk dari
partisipasi pasif ini adalah berupa kegiatan yang menaati pemerintah, menerima dan melakukan saja setiap keputusan pemerintah. Jika terdapat anggota
masyarakat yang tidak termasuk dalam kategori keduanya ini dinamakan apatis atau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah golput golongan putih.
Menurut Almond dalam Rahman, 2002:131, bentuk-bentuk partisipasi yang terjadi di berbagai Negara dan waktu dapat dibedakan menjadi kegiatan
politik dalam bentuk konvensional. Partisipasi konvensional yaitu: 1. Pemberian suara
2. Diskusi publik 3. Kegiatan kampanye
4. Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan 5. Komunikasi individual dengan pejabat politik administrative
Partisipasi non konvensional: 1. Berdemonstrasi
2. Konfrontasi 3. Mogok
4. Tindak kekerasan politik, perusakan pembomam, pembakaran
Universitas Sumatera Utara
5. Tindakan kekerasan politik terhadap manusia, penculikan pembunuhan Dari uraian di atas dapa dilihat bahwa partisipasi yang berbentuk
konvensional dilakukan sesuai dengan mekanisme legal sedangkan yang non konvensional penuh kekerasan terkadang tidak sesuai dengan mekanisme ilegal.
Dari berberbagai aktivitas ini, kita bisa melihat keberagaman aktivitas dalam partisipasi politik. Dari hal yang paling sederhana hingga yang kompleks,
dari bentuk-bentuk mengutamakan kondisi damai sampai tindakan kekerasan, namun pada umumnya partisipasi politik hanya mencakup kegiatan yang bersifat
positif, akan tetapi ada juga pendapat ahli seperti Huttington dan Nelson yang menganggap bahwa kegiatan yang ada unsur destruktifnya atau bersifat non
konvensional yang ilegal, seperti pengerusakan, teror, pembunuhan politik dan lainnya dapat merupakan suatu bentuk partisipasi. Penulis membatasi bentuk
partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini terbatas pada partisipasi dalam
tindakan-tindakan yang bersifat legal. 2.2.3 Pentingnya Partisipasi Politik
Partisipasi warga Negara private citizen bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau
kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif Samuel P.
Huntington dan Joan Nelson, 2003:3. Partisipasi politik merupakan aspek penting
dalam demokrasi karena:
Universitas Sumatera Utara
•Keputusan politik yang diambil oleh pemerintah akan menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga masyarakat. Karena itu masyarakat berhak ikut
serta menentukan isi keputusan politik. • Untuk tidak dilanggarnya hak-hak sebagai warga negara dalam setiap kebijakan
yang diambil oleh pemerintah.
2.2.4 Tingkat Ekonomi dan Partisipasi Politik Mayarakat