•Keputusan politik yang diambil oleh pemerintah akan menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga masyarakat. Karena itu masyarakat berhak ikut
serta menentukan isi keputusan politik. • Untuk tidak dilanggarnya hak-hak sebagai warga negara dalam setiap kebijakan
yang diambil oleh pemerintah.
2.2.4 Tingkat Ekonomi dan Partisipasi Politik Mayarakat
Di dalam kontek nasional makro sebuah Negara, tingkat demokratisasi yang tinggi menjadi sebuah harapan untuk dapat diwujudkan pada Negara tersebut
tentunya hal ini dapat terwujud dengan meningkatkan partisipasi politik warga Negara tersebut.
Pada kenyataanya kalau kita merujuk pada perkembangan demokratisasi pada Negara-negara di dunia, Negara-negara dunia ketiga lebih banyak
mengalami permasalahan penegakan demokrasi dibanding dengan Negara maju lainnya. Dari berbagai penelitian yang dilaksanakan di Negara dunia ketiga
banyak terdapat permasalahan rendahnya wujud demokratisasi di Negara dunia ketiga tersebut. Sehingga dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa Negara dunia ketiga
adalah sebuah kelompok Negara-negara yana pertumbuhan ekonomi atau tingkat ekonomi Negaranya cenderung terbelakang dibanding Negara maju, maka dari
fakta ini sebenarnya ada keterkaitan antara tingkat ekonomi atau pertumbuhan ekonomi sebuah Negara dengan wujud penegakan demokrasi di Negara tersebut,
dengan kata lain perwujudan demokrasi disebuah Negara ditentukan oleh bagaimana kondisi ekonomi dari Negara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kemakmuran sebuah Negara mengindikasikan sebuah korelasi yang positif dengan terwujudnya demokrasi
yang ideal dan didukung oleh pendapat beberapa ahli seperti yang diungkapkan Liser lerner dalam Huntington dan Nelson 2003:27: “adanya hubungan yang
positif antara pembangunan ekonomi dan demokrasi juga hubungan antara modernisasi sosio-ekonomi dengan partisipasi politik”. Selain itu ditegaskan juga
oeh Azyumardi 2002:13 sebagai berikut: “setidaknya salah satu prasyarat yang dapat membuat pertumbuhan demokrasi menjadi harapan yaitu peningkatan
kesejahteraan ekonomi rakyat secara keseluruhan, semakin sejahtera ekonomi sebuah bangsa maka semakin besar peluangnya untuk mengembangkan dan
mempertahankan demokrasi”. Dengan kata lain dalam kontek makro, sebuah Negara yang makmur
tentunya perwujudan demokrasi dinegara tersebut akan cenderung lebih baik selain itu demokrasi juga dipahami dan diyakini mempunyai kebutuhan akan
sumber-sumber daya di dalam eksistensi perwujudannya, Surbakti 2004:231 mengungkapkan, demokrasi menghendaki konstitusi, dan demokrasi menghendaki
sumber-sumber ekonomi yang relatif cukup di distribusikan kepada masyarakat” dari ungkapan ini dapat diketahui bahwa penegakan demokrasi mempunyai
kebutuhan akan sumber-sumber daya ekonomi masyarakat, di dalam rangka meningkatkan demokratisasi di dalam sebuah Negara.
Dari ungkapan dan uraian di atas tidak dipungkiri lagi bahwa ekonomi suatu Negara menjadi faktor atau variabel penentu di dalam mewujudkan sebuah
Negara yang demokratis, dalam kontek mikro perwujudan demokrasi di dalam sebuah Negara ditentukan oleh bagaimana keterlibatan rakyat di dalam
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan di sebuah Negara, hal ini mengacu kepada partisipasi politik dari masyarakat, di mana semakin tinggi partisipasi politik masyarakat maka akan
semakin baik wujud demokratisasi dinegara tersebut. Dari uraian di atas pengaruh tingkat ekonomi individu di dalam masyarakat
sebagai unsur pembentukan partisipasi politik individu tersebut dalam kontek mikro tergambar bahwa adanya korelasi diantara keduanya dan didukung kembali
oleh pendapat ahli, seperti yang diungkapkan Surbakti 2004:144:’’ Seseorang yang memiliki status sosial dan status ekonomi yang tinggi diperkirakan tidak
hanya memiliki pengetahuan politik, tetapi juga mempunyai minat dan perhatian pada politik, serta sikap dan kepercayaan terhadap pemerintah”. Artinya tingkat
ekonomi dari seseorang mempunyai korelasi positif terhadap partisipasi orang tersebut di dalam politik dan pemerintahan, hal ini ditegaskan kembali oleh
Surbakti 2004:232: “Masyarakat yang miskin dalam sumber-sumber ekonomi akan mengalami kesukaran untuk memenuhi tuntutan dan harapan masyarakatnya
yang akan menyebabkan timbulnya frustasi dan keresahan yang pada giliranya melumpuhkan demokrasi”
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kemiskinan sebagai salah satu faktor penghambat kesadaran individu, yang membentuk masyarakat untuk dapat
terlibat di dalam politik dan pemerintahan, yang mana menimbulkan akses lumpuhnya demokratisasi di dalam sebuah Negara. Dari uraian tersebut dapa
dikatakan bahwa tingkat ekonomi seseorang konteks mikro berkorelasi dan sebagai salah satu variabel pokok dalam mewujudkan partisipasi politik seseorang
tersebut di dalam proses politik.
Universitas Sumatera Utara
Begitu banyak pendapat para ahli yang menyatakan bahwa ekonomi sebagai sebuah aspek di dalam wujud demokratisasi disebuah Negara, bahkan ada
yang fanatik mengatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah salah satu keharusan di dalam menegakan sebuah Negara demokrasi, seperti ungkapan
Lipset dan Deutsch dalam Gaffar, 2005:22 berikut: “terdapat suatu kayakinan bahwa demokrasi baru akan berjalan dengan baik kalau ditopang oleh kondisi
sosio ekonomi yang kuat. Terutama dilihat dari besar kecilnya pendapatan perkapita masyarakat”. Ungkapan ini berderifasi dari penelitian yang dilakukan
Lipsit dan Deutsch di Amerika Serikat dengan kajian perilaku warga Negara dalam pemilihan umum dimana dari penelitian yang dilakukan tersebut ditemukan
suatu pola bahwa pendapatan, pendidikan, dan status sosial merupakan faktor penting dalam proses partisipasi atau dengan kata lain yang pendapatanya tinggi,
yang pendidikanya tinggi dan yang berstatus sosial tinggi, cendrung untuk lebih banyak berpartisipasi dari orang yang berpendapatan serta pendidikanya rendah
Budiardjo, 2008:9. Sebagai acuan dan arahan di dalam pelaksanaan penelitian ini maka
penelitian yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan status sosial ekonomi dan perwujudan partisipasi rakyat di dalam proses politik sebagai dasar dalam
pemerintahan demokrasi, dipaparkan lebih lanjut oleh peneliti. Hasil penelitian yang dilkukan Prewitt dan Verba pada tahun 2003
menunjukkan, ada beberapa hal yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam politik. Hal yang paling pokok adalah, 1 tingkat pendidikan,
2 income penghasilan, 3 ras dan etnisitas, 4 jenis kelamin, dan 5 usia J.Geovani,2004:2. Dari penelitian yang dilakukan tersebut salah satu hal yang
Universitas Sumatera Utara
pokok di dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam politik adalah pendapatan income yaitu salah satu elemen dasar dari ekonomi. Kemudian
penelitian lainnya yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan status ekonomi dan partisipasi politik diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sidney
Verba dan Norman H. Nie yang meneliti mengenai keadaan di Amerika Serikat, penelitian tersebut bertema Political Participation in Amerika di mana hasil dari
penelitian ini melihat bahwa orang-orang kota lebih banyak memberikan suara daripada orang-orang desa dan orang-orang yang berpendapatan tinggi cenderung
untuk lebih banyak berpartisipasi dari orang yang berpendapatan rendah. Hasil penelitian ini kemudian diperkuat, ditindak lanjuti dan dianalisis lagi oleh Deustch
dalam penelitiannya yang berjudul Politics and Government, ia mengambil kesimpulan bahwa di Amerika Serikat sepertiga dari kelompok warga negara yang
paling tinggi status serta pendapatannya, mengadakan partisipasi enam kali lebih banyak daripada sepertiga kelompok warga negara yang paling rendah dan
memperoleh dua kali lebih banyak tanggapan positif dari pemerintah Budiardjo,2008:9.
Dari paparan di atas yang terdiri dari beberapa hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa memang terdapat korelasi positif diantara status sosial
ekonomi dengan partisipasi politik masyarakat, di mana faktor perwujudan dari penegakan demokrasi di dalam sebuah Negara sangat didukung oleh tingkat atau
status ekonomi dari warga Negaranya. Namun ada juga pendapat ahli yang tidak sepenuhnya mendukung dari
konsep atau kesimpulan di atas, dari penelitian yang diakukan oleh Huntington dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Partisipasi Politik di Negara
Universitas Sumatera Utara
Berkembang, di mana penelitian ini menyoroti hubungan antara pembangunan ekonomi di sebuah Negara berkembang dengan tingkat partisipasi politik
masyarakatnya. Salah satu penjelasan dari hasil penelitiannya menjelaskan bahwa tingkat pembangunan sosio ekonomi yang lebih tinggi di sebuah Negara, memang
mengakibatkan tingkat partisipasi politik yang lebih tinggi. Tetapi hal itu tidak selama benar banyak faktor lain sebagai penentu di dalam menentukan tinggi
rendahnya partisipasi politik, bahkan akan sangat mungkin pembangunan sosio ekonomi yang tinggi akan mengakibatkan sebuah partisipasi politik yang
dimobilisasi yang sebenarnya adalah semu yang menjurus kepada partisipasi politik yang rendah, dan buruk seperti yang banyak terjadi pada Negara-negara
berkembang Huntington dan Nelson, 2003:59.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk dan Jenis Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan format penelitian eksplanasi yaitu penelitian yang ingin melihat hubungan atau korelasi
diantara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat Bungin, 2001:51, sebagai variabel bebas adalah tingkat ekonomi dan variabel terikat adalah
partisipasi pemilih yang kemudian diuji melalui statistik.
3.2 Definisi Konsep
Penjelasan dari konsep-konsep yang ada pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Status Ekonomi atau Tingkat Ekonomi Tingkatan Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial kemasyarakatan yang
didasarkan pada penghargaan kepada seseorang di dalam masyarakat dilihat dari kekayaan seseorang tersebut sebagai kunci akses terhadap
pemenuhan tingkatan-tingkatan kebutuhan dan keinginan manusia yang dipandang di dalam masyarakat, artinya semakin tinggi penghargaan
masyarakat terhadap seseorang dilihat dari kekayaan seseorang tersebut, maka akan semakin tinggi pula tingkat ekonomi atau status ekonominya di
dalam masyarakat tersebut Soekanto, 2006:251.
Universitas Sumatera Utara