Feminisme Marxis-Sosialis Patriarki Teori Feminisme

16 masyarakat atas seksualitas perempuan. Isu dan perjuangan dari aliran ini adalah kontrol perempuan atas tubuh dan seksualitasnya termasuk dalam penggunaan perempuan sebagai objek tanda dalam iklan. Sedangkan feminisme radikal kultural memiliki inti pemikiran bahwa „feminitas‟ dalam dirinya sendiri sesungguhnya „positif‟, tetapi oleh laki-laki didefenisikan sehingga terkesan „negatif‟.

2.5.3. Feminisme Marxis-Sosialis

Feminisme Marxis-Sosialis adalah kalangan yang sangat anti-kapitalisme dan karenanya gagasan terpentingnya berupaya memberikan kritik terhadap feminisme liberal. Feminisme liberal dituduh sebagai cerminan ideologi kaum borjuis kapitalis yang mendukung berlangsungnya tatanan ekonomi kapitalis yang menyengsarakan dan diwarnai penindasan kelas. Kapitalisme berdasarkan pada peranan sedikit orang yang berkuasa yang memiliki semua sumber ekonomi dan industri dalam hal ini setiap institusi mendukung bahwa pemerintah, keluarga, media, dan sebagainya yang penyebab penindasan perempuan. Laki-laki mengontrol produksi untuk pertukaran dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial, sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari properti. Ini lah gambaran dari gerakan Feminisme Marxis-Sosialis. 17

2.5.4. Patriarki

Bagi para feminis, konsep yang paling tepat untuk menjelaskan penindasan terhadap perempuan adalah konsep patriarki, suatu sistem dominasi laki-laki. Patriarki merupakan konsep yang diperlukan untuk menjelaskan mengenai apa yang tampaknya merupakan penindasan universal terhadap perempuan Hollows, 2010 : 8. Patriarki terbentuk secara historis dari dinamika relasi dan organisasi sosial tempat laki laki mendominasi perempuan. Sebagai ideologi, patriarki dapat didefenisikan secara ringkas sebagai kekuasaan laki laki, hubungan sosial dimana laki-laki menguasai. Dalam penelitian ini hubungannya dengan teori patriarki bahwa perempuan kebanyakan divisualisasikan selayaknya bagaimana pandangan laki-laki menilai. Perempuan itu cantik, putih, langsing, dan feminin dengan menggunakan pakaian yang feminin, rambut panjang digerai. Secara luas patriarki dapat didefinisikan suatu struktur sosial yang saling berhubungan dan disana laki-laki mengeksploitasi perempuan. Beberapa bentuk ketidaksetaraan gender yang dikembangkan dan dilanggengkan dalam tatanan masyarakat patriarki, antara lain sebagai berikut : - Marjinalisasi perempuan. Laki-laki dianggap superior dan perempuan berada di wilayah inferior pinggiran, lebih tidak penting daripada laki- laki. Jika ditelusuri melalui penelitian ini, perempuan sebagai objek marjinal dalam sebuah iklan makanan yang merupakan produk tidak terlalu superior melalui pandangan laki-laki. 18 - Subordinasi. Subordinasi terhadap perempuan terjadi akibat pandangan bias gender yang terjadi dalam segala bentuk yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu. Anggapan bahwa perempuan itu tidak rasional, mengedepankan sifat-sifat emosional dan lebih banyak berbicara atas dasar perasaan daripada rasionalitasnya berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi tidak penting, baik dalam perlakuan diskriminasi maupun kebijakan. - Streotip. Adanya labelisasi penandaan, cap, vonis negatif terhadap perempuan, terutama dalam konteks hubungan sosialnya dengan laki- laki, sehingga selalu menimbulkan kerugian pada perempuan. Perempuan sudah di cap sebagai makhluk yang lemah ini membuat kaumnya merasa tidak ada gunanya berperan lebih luas maupun meningkatkan kualitas lebih tinggi. - Kekerasan. Penyerangan invasi terhadap fisik maupun integritas mental psikologis perempuan yang disebabkan oleh anggapan gender atau acapkali disebut dengan gender related violence. Kekerasan terjadi, baik dalam rumah tangga KDRT maupun di ranah publik, seperti pemerkosaan di jalan, pelecehan di tempat kerja, dan lain-lain. - Beban kerja. Kaum perempuan menanggung beban ganda double burden, dalam dan luar rumah. Pembebanan pekerjaan kepada perempuan di area sekitar rumah yang cenderung dianggap rendahan dan tidak produktif dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang biasa dikerjakan laki-laki. Pembebanan pekerjaan domestik, rendahan, dan 19 tidak produktif seperti ini mengakibatkan ketidakadilan terhadap perempuan.

2.6. Penelitian Sebelumnya Tabel 2.2.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cokelat dan Perempuan (Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Iklan Televisi Tim-Tam dan Tango Crunch Cake) T1 362009102 BAB I

1 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cokelat dan Perempuan (Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Iklan Televisi Tim-Tam dan Tango Crunch Cake) T1 362009102 BAB IV

1 2 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cokelat dan Perempuan (Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Iklan Televisi Tim-Tam dan Tango Crunch Cake) T1 362009102 BAB V

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cokelat dan Perempuan (Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Iklan Televisi Tim-Tam dan Tango Crunch Cake) T1 362009102 BAB VI

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cokelat dan Perempuan (Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Iklan Televisi Tim-Tam dan Tango Crunch Cake)

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cokelat dan Perempuan (Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Iklan Televisi Tim-Tam dan Tango Crunch Cake)

0 0 7

T1__Daftar Pustaka Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Maskulinitas Pemimpin Perempuan di Televisi Indonesia: Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam Program Talkshow Kick Andy

0 0 4

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Citra Tokoh Utama Perempuan pada Sastra Populer: Analisis Wacana Kritis Model Sara Mills pada Novel Tetralogi 4 Musim Karya Ilana Tan T1 BAB II

0 0 8

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Maskulinitas Pemimpin Perempuan di Televisi Indonesia: Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam Program Talkshow Kick Andy Metro

0 0 6

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Maskulinitas Pemimpin Perempuan di Televisi Indonesia: Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam Program Talkshow Kick Andy Metro T

0 0 12