Teori Belajar Konstruktivistik Teori Belajar yang Mendasari Pengembangan Multimedia Interakif
46
5 Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat
menjelaskan perbedaan antara deretan. b.
Tahap intuitif umur 4-7 atau 8, anak dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Dalam menarik kesimpulan
sering tidak diungkapkan dalam kata-kata. Anak sudah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang
memiliki pengalaman yang luas. Karakteristik tahapan ini adalah: 1
Anak dapat membentuk kelas-kelas dan katagori obyek, tapi kurang disadarinya.
2 Anak mulai mengetahui hubungan secara logis, terhadap hal-hal yang
kompleks. 3
Dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide. 4
Mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. 3.
Tahap operasional konkrit umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun. Dengan ciri pokoknya anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan
yang jelas dan logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkrit. Pada masa ini anak masih memiliki masalah mengenai berfikir
abstrak. 4.
Tahap operasional formal umur 1112 – 18 tahun. Dengan ciri anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis dengan
menggunakan pola berfikir “kemungkinan“. Model berfikir ilmiah hipothetico
–deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan
47
kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis.
Berdasarkan uraian di atas serta pembagian tahap-tahap kecerdasan oleh Piaget tersebut, pengembangan yang dilakukan mengacu pada tahap
operasional formal dikarenakan produk pengembangan ini akan digunakan untuk siswa SMP yang memiliki rentan usia antara 12 hingga 15 tahun. Pada
tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat: 1 bekerja secara efektif dan sistematis, 2 menganalisis secara kombinasi, 3 berpikir secara proporsional,
4 menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Keterangan tersebut sesuai dengan produk pengembangan yang akan dihasilkan, yaitu
membuat siswa jadi lebih paham akan materi struktur dan fungsi organ tumbuhan melalui multimedia interaktif pembelajaran ini, sehingga siswa bisa
belajar sendiri tanpa adanya pengajar sekalipun. Pengajar dalam hal ini berperan sebagai instruktur proses pembelajaran.