Kegunaan Aluminium Prosedur Kerja

periodik unsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol. Di dalam udara bebas aluminium mudah teroksidasi sehingga akan membentuk lapisan tipis oksida Al 2 O 3 yang tahan terhadap korosi Hartomo, 1992. Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Aluminium adalah tervalen dengan senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium Al 3+ membentuk garam-garam yang tak berwarna. Halida, Nitrat, dan Sulfatnya larut dalam air, larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfida dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam larutan air akan terhidrolisis dan terbentuk aluminium hidroksida, AlOH 3. Pengendapan aluminium hidroksida oleh larutan natrium hidroksida dan amonia tak akan terjadi bila ada serta asam tartarat, asam sitrat, asam sulfosalisilat, asam malat, gula, dan lain-lain senyawa hidroksi organik, karena pembentukan garam-garam kompleks atau dengan menguapkan dengan asam sulfat pekat atau nitrat pekat sebelum aluminium dapat diendapkan dalam pengerjaan analisis kualitatif yang biasa Vogel, 1990.

2.3 Kegunaan Aluminium

Dilihat dari segi kualitas dan kuantitas, kegunaan aluminium dapat mengatasi kegunaan logam lain kecuali besi. Karena itu aluminium sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dunia, dikarenakan aluminium diprediksi akan menjadi komoditi ekspor dunia. Aluminium murni mempunyai kekuatan logam yang rendah, tetapi mempunyai kemampuan untuk membentuk alloy bersama dengan banyak unsur seperti tembaga, seng, magnesium, mangan dan silikon. Pada saat ini hampir semua bahan yang dianggap aluminium sebenarnya sejenis alloy aluminium bukan aluminium murni. Apabila digabung secara proses termomekanikal, alloy aluminium dapat menunjukkan peningkatan kekuatan dari segi sifat mekanikal. Alloy aluminium dapat membentuk komponen penting dalam pesawat udara dan roket, ini dikarenakan kekuatan yang meningkat. Sebagian dari kegunaan-kegunaan aluminium yaitu : 1. Pengangkutan kendaraan, kapal terbang, kendaraan landasan, kapal laut, dan sebagainya 2. Pembungkus tin aluminium, keranjang aluminium, dan sebagainya 3. Perawatan air 4. Pembinaan pintu, dwai binaan, dan sebagainya 5. Barangan pengguna tahan lama perkakas,peralatan dapur,dan sebagainya 6. Talian penghantar elektrik berat pengalir aluminium adalah setengah dari berat tembaga dengan kekonduksian yang sama dan lebih murah 7. Serbuk aluminium dapat digunakan dalam pembuatan cat Oxtoby, 2003 2.4 Bahan Baku Peleburan Aluminium 2.4.1 Alumina Alumina merupakan bahan baku di dalam proses elektrolisa dan digunakan sesuai dengan keseimbangan stoikiometri, yang banyaknya mencapai 1,89 Kg dalam suatu massa. Alumina mempunyai morfologi bubuk berwarna putih dengan berat molekul 102, titik lelehnya pada suhu 2050 o C dan specific gravity 3,5 – 4,0 grcm 3 . Alumina diproduksi dalam jumlah besar setiap tahun akan digunakan untuk membuat logam aluminium. Alumina Al 2 O 3 merupakan senyawa oksida dari aluminium yang diperoleh dari proses pemurnian bauksit Al 2 O 3 .x H 2 O yang disebut sebagai Proses Bayer. Proses ini terbagi ke dalam 3 tahap yaitu : 1. Proses ekstraksi Al 2 O 3 .xH 2 O + 2 NaOH 2 NaAlO 2 + x+1 H 2 O 2. Proses Dekomposisi 2 NaAlO 2 + 4 H 2 O 2 NaOH + Al 2 O 3 .3 H 2 O 3. Proses Kalsinasi Al 2 O 3 .3 H 2 O + kalor Al 2 O 3 + H 2 O Pada proses kalsinasi akan dihasilkan jenis alumina sandy jika operasi berlangsung pada temperatur rendah, jenis alumina floury untuk operasi pada temperatur tinggi. P.T INALUM tidak menghasilkan alumina sendiri melainkan mengimport dari negara lain seperti Australia.

2.4.2 Katoda

Katoda adalah elektroda dengan muatan listrik negatif pada proses elektrolisis. Ditinjau dari bahan baku dan proses pembuatannya, blok katoda dibagi dalam empat jenis yaitu : 1. Blok katoda amorphous, bahan bakunya antrasit, dipanggang pada temperatur 1200 o C 2. Blok katoda semigraphiti, bahan bakunya grafit, dipanggang pada temperatur 1200 o C 3. Blok katoda semigraphit, bahan bakunya grafit, mengalami proses heat treatment sampai temperatur 2300 o C 4. Blok katoda graphit, bahan bakunya kokas, mengalami proses grafitasi sampai temperatur 3000 o C Pemilihan jenis katoda ditentukan oleh desain pot dan arus listrik yang digunakan. Pada pot jenis PAF Prebaked Anoda Furnance dengan arus listrik yang tinggi digunakan blok anoda graphit. Reaksi utama yang terjadi di dalam katoda adalah reaksi penangkapan elektron oleh ion aluminium Al 3+ menjadi aluminium Al, ini diperlihatkan menurut persamaan reaksi sebagai berikut : Al 3+ s + 3e - Al 1

2.4.3 Anoda

Anoda adalah elektroda dengan muatan listrik positif dalam proses elektrolisa. Anoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi sebagai reduktor. Anoda yang digunakan pada proses Hall-Heroult adalah anoda karbon. Karbon yang merupakan bahan dasar pembentuk anoda akan diubah menjadi karbon dioksida selama proses elektrolisis alumina menjadi aluminium, anoda karbon juga berfungsi sebagai penghantar arus listrik menuju katoda melalui elektrolit. Karbon merupakan bahan baku pembuatan anoda yang terdiri dari coke, butt, dan green scrap sebagai filter serta hard pitch sebagai binder. Material karbon dipilih sebagai anoda dengan alasan sebagai berikut : 1. Memiliki daya panas yang tinggi dimana titik Sublimasi mencapai 4200 o C pada 1 atm dan titik leleh mencapai 3700 o C pada tekanan 100 atm. Kekuatan mekanik bahan lebih tinggi pada temperatur yang tinggi di bandingkan pada temperatur yang rendah 2. Konduktivitas elektrik yang tinggi 4-10. 10-3 ohmcm 3. Konduktivitas panas yang tinggi sama dengan logam rata-rata 4. Ekspansi panas yang rendah 0,5 kali tembaga 5. Ketahanan yang tinggi terhadap perubahan panas yang mendadak 6. Densitas yang rendah yaitu apprent density : 1,4-1,7, Spesifik grafity max 2,6 7. Ketahanan yang tinggi terhadap bahan-bahan kimia 8. Harga relatif murah, namun demikian material karbon mudah teroksidasi oleh perlakuan sebagai berikut : a. Oksigen pada temperatur 500 o C b. Karbon dioksida pada temperatur 900 o C c. Air pada temperatur 700 o C Anoda juga berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari sumber arus listrik menuju katoda melalui elektroda.

2.5 Proses Pembuatan Anoda

Dalam proses pembuatan anoda dilakukan melalui beberapa tahap pembuatan dan melalui beberapa pabrik, yaitu :

2.5.1 Green Plant Pabrik Anoda Mentah

Green Plant adalah pabrik pembuatan anoda mentah yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan proses elektrolisa di pot reduksi. Pembuatan green block dibagi menjadi beberapa sistem aliran berdasarkan sistem aliran bahan, meliputi : a. Sistem penerimaan dan pengayakan kokas b. Sistem penghancuran dan penggilingan kokas c. Sistem penerimaan dan penghancuran butt d. Sistem penimbangan dan pencairan Hard pitch e. Sistem penimbangan, Pre-heater, dan pengadonan f. Sistem pencetakan blok anoda mentah g. Sistem transportasipengangkutan blok anoda mentah Bahan baku anoda pembuatan anoda : A. Kokas Kokas merupakan hasil residu minyak destilasi batubara dan minyak bumi, sehingga dalam penggunaannya dibedakan atas oil cokes dari minyak bumi dan pitch cokes dari batubara . Kokas yang dihasilkan dari minyak bumi diperoleh melalui proses delayed cooking. Yaitu residu minyak bumi ini dipanaskan selama 24 jam pada temperatur 500 o C dan tekanan 4 bar kemudian bahan yang dihasilkan yang merupakan kokas mentah dimasukkan ke dalam tungku kalsinasi yang dipanaskan pada temperatur 1250-1380 o C. Sedangkan kokas yang berasal dari residu batu bara diperoleh dari proses kalsinasi batubara juga. Bahan kimia kokas dari proses pembuatannya sangat mempengaruhi kualitas kokas tersebut. Dampaknya dapat diringkas sebagai berikut: 1. Komposisi kimia dapat menunda pembentukan kokas khususnya senyawa aromatis. Hal ini mempengaruhi kandungannya dan kondisi pembentukan kokas dan juga mempengaruhi struktur dan karakteristik kokas mentah. 2. Kandungan kimia dan fisika yang terdapat dalam kokas yang berukuran kecil dan titik uap dari kokas. 3. Kemurnian Vanadium dan sulfur dari minyak mentah atau kalsium dan sodium dari proses penggaraman melalui reaktivitas anoda. Kualitas anoda diperoleh melalui kombinasi kandungan kimia dan fisika kokas yang mana mempengaruhi strandarisasi anoda di pabrik anoda. Kokas mentah diproduksi dari residu hasil fraksinasi minyak bumi. Kokas memiliki struktur orghophous yang tingkat penguapannya 8 – 12. Perlakuan panas terhadapnya disebut dengan proses kalsinasi. Ini sangat di butuhkan untuk produksi elektroda dengan kokas yang dikalsinasi. Kemurnian struktur, unsur, dan penguapan kokas dapat turun Hulse, 2000. Pemakaian kokas yang tepat harus sesuai persentase antara High Sulfur HS dengan Low sulfur LS. Pembuatan blok anoda mentah dibuat dengan pencampuran blending beberapa bahan baku dan dengan ukuran kokas yang bervariasi sesuai dengan komposisi granulometrik. Ukuran kokas yang digunakan dalam proses pembuatan blok anoda mentah adalah: a. Kokas dengan ukuran 18 – 3 mm disebut kokas kasar 1C1 b. Kokas dengan ukuran 3 – 1 mm disebut kokas kasar 2C2 c. Kokas dengan ukuran 1 – 0,2 mm disebut kokas medium d. Kokas dengan ukuran dibawah 0,2 m disebut fine B. Coal tar picth Binder bahan perekat yang pada pabrik anoda biasanya menggunakan coal tar pitch. Coal tar pitch merupakan fraksi berat atau residu dari destilasi batubara dan diproduksi pada pabrik kokas. Coal tar pitch merupakan senyawa aromatik tinggi. Ada beberapa kandungan yang terdapat dalam coal tar pitch yang dikemukakan oleh Peterson,R.D pada tahun 2000 diantaranya adalah: • QI Quinoline Insolubles Coal tar pitch biasanya mengandung 2 – 12 QI, biasanya 80-90 jenis QI normal dan primer dan juga senyawa anorganik murni yang membawa keluar material karbon. QI normal terdiri dari 2 bentuk, yaitu bentuk hitam dan bentuk built karbon dari dekomposisi senyawa uap hidrokarbon. QI pertama kali digunakan untuk mengukur senyawa aromatik pada coal tar pitch. QI juga diproduksi oleh transfer panas Coal tar pitch yang biasanya disebut meshophase. QI juga dapat terbentuk untuk proses kokas selama pemanggangan anoda. • Toluene Insoluble β-resin Toluene Insoluble mencakup nilai QI dan senyawa molekul serta senyawa berat β-resin sama dengan TI – QI yang terdapat mengukur molekul tinggi yang mempunyai 5 -20 cincin aromatic dengan berat molekul sekitar 400. • Hasil Kokas Hasil Kokas merupakan kandungan yang sangat penting dimana banyak pitch yang akan tersisa di dalam anoda, hal ini sangat mempengaruhi porisitas anoda dan kekuatan ikat anoda. • Softening Point Softening Point merupakan temperatur dimana coal tar pitch yang dibentuk padat pada suhu kamar akan mengalami perubahan fase menjadi cairan yang kental. Coal Tar Pitch yang digunakan sebagai bahan perekat Binder diperoleh dari hasil minyak bumi. Coal tar pitch dalam pembuatan anoda berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran kokas pengisi. Coal tar pitch berasal dari produk batu bara yang berupa gas jika diendapkan akan menghasilkan pitch. Kualitas coal tar pitch diperhatikan karena jika kualitas coal tar pitch rendah akan mengganggu operasi reduksi aluminium, mengurangi efisiensi dan meningkatkan impurity. C. Green scrap Green Scrap adalah sekrap mentah yang merupakan hasil pengadonan antara Coal tar pitch dan cokas yang mengalami penolakan reject karena tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditentukan. Sehingga komponen-komponen di dalam kokas dan pitch terkandung pada green scrap. Green scrap yang digunakan di pabrik anoda mentah berasal dari 2 sumber yaitu : a Pasta yang rusak reject: adalah campuran material yang tidak layak untuk dicetak karena tidak memenuhi spesifikasi. Pasta reject ini bisa diakibatkan oleh pencampuran yang tidak sempurna terlalu keras atau terlalu lembek, kerusakan peralatan dan lain-lain, yang biasanya diperoleh pada saat start dan stop operasi. b Blok anoda mentah yang rusak reject: Blok yang rusak karena beberapa hal seperti retak, berpori–pori terlalu besar pada permukaan porosity, tinggi yang tidak sesuai, pecah, dan lain sebagainya. Green Scrap sebelum digunakan dikeringkan dilapangan terbuka. Ukuran green scrap yang besar tidak langsung digunakan tapi dipecahkan dahulu dengan menggunakan Hopper-201 dan akhirnya ditampung di bin B-206, dengan ukuran lebih kecil dari 20 mm. Sama seperti puntung anoda butt green scrap adalah material yang bisa dimanfaatkan kembali. Green scrap digunakan kembali karena masih mengandung coal tar pitch dan cokas sehingga tidak menjadi limbah yang tidak terpakai dan memaksimalkan material yang digunakan agar tidak terjadi kerugian material. Dan Green Scrap masih mengandung pitch yang dapat memudahkan Kneader bekerja sehingga energi lebih mudah di kontrol. Green Scrap juga dapat mempengaruhi 1. Nilai AD Apparent Density Nilai AD Apparent Density sangat berpengaruh pada kualitas green block. Standarisasi kualitas nilai AD Apparent Density sangat berpengaruh pada kualitas green block bernilai 1,650 min. Jika semakin rendah nilai AD Apparent Density maka kemampuan alir udara dalam anoda semakin besar sehingga anoda tersebut memiliki banyak celah yang membuat anoda tersebut akan mudah teroksidasi oleh udara. Hal ini yang akan membuat proses elektrolisa di pot reduksi akan terganggu. Tetapi jika semakin tinggi nilai AD Apprent Density pada GB Green Block maka akan semakin rapat partikel-partikel yang terdapat pada blok mentah tersebut. Maka semakin proses elektrolisa di pot reduksi juga akan berjalan dengan baik. 2. Reactivity Residu Co 2 dan O 2 RRCO 2 dan RRO 2 RRCO 2 dan RRO 2 adalah parameter yang menyatakan seberapa banyak anoda karbon yang hilang karena bereaksi dengan gas Co 2 dan O 2 pada saat digunakan di pot reduksi. 3. Komposisi Granulometri Granulometri adalah pencampuran bahan-bahan yang dilakukan di green plant dalam pembuatan green block dengan menggunakan komposisi-komposisi tertentu. Komposisi Granulometri berupa kokas, coal tar picth, butt dan green scrap yang masing-masing bahan tersebut telah ditetapkan oleh PT INALUM berapa banyak yang diperlukan dalam proses pembuatan green block. Komposisi Granulometri sangat berpengaruh pada kualitas green block. Jika komposisi Granulometrinya sempurna maka akan di dapat hasil green block yang sempurna juga. D. Butt Puntung Anoda butt adalah anoda yang tersisa setelah digunakan di dalam tungku reduksi. Sumber anoda sisa ada 2 macam, yaitu: a Sisa anoda yang telah di pakai pada proses elektrolisa pada tungku reduksi yang diperoleh setelah anoda dipakai ± 28 hari. Berat puntung ini ± 300 kg. b Anoda panggang rusak yang diakibatkan oleh : • Anoda panggang mengalami oksidasi. • Anoda panggang mengalami keretakan deformasi. • Anoda panggang mengalami porosity pori-pori yang banyak. Puntung yang digunakan harus dibersihkan dahulu dengan crush breaker dan dihancurkan dengan penghancur dan ukurannya ditentukan sesuai dengan ukuran kokas. Jumlah pemakaian puntung umumnya 30-35 . Proses pembuatan blok anoda mentah di bagi menjadi beberapa sistem aliran berdasarkan sistem aliranberdasarkan sistem aliran bahan, meliputi : Gambar 2.1 Flow Chart Carbon Operation

2.5.2 Baking Plant Pabrik Anoda Panggang

Baking Plant adalah pabrik untuk memanggang anoda mentah atau green block GB yang berasal dari Green Plant menjadi anoda panggang atau baked block BB. Tujuan pemanggangan adalah untuk mencairkan picth GB yang kemudian pitch yang mencair akan mengikat kokas, untuk mengubah sifat fisik menjadi sifat mekanik yang berguna untuk ketahanan anoda pada saat ditempatkan di pot reduksi dan dapat mengubah sifat kimia menjadi elektrik yaitu untuk menghantarkan listrik. Proses pemanggangan meliputi 4 tahap, yaitu : a. Preheating pemanggangan awal Pada proses preheating anoda karbon dipanggang hingga temperatur 800 o C. Proses pemanggangan ini menggunakan udara panas yang dialirkan kedalam tungku pemanggangan. b. Firing pemanggangan hingga suhu 1225 o C Proses firing dilakukan apabila temperatur tungku pembakaran telah mencapai 800 o C setelah proses preheating. Proses firing ini berlangsung hingga temperatur tungku mencapai 1225 o C, dan yang terjadi pada proses kalsinasi penguapan dari binder. c. Soaking Proses Soaking adalah proses dimana anoda karbon tersebut dipanggang dengan menjaga temperatur tungku pemanggangan tetap 1225 o C dengan tujuan agar temperatur blok anoda di dalam tungku mengalami kenaikan sampai dengan temperatur yang diinginkan final temperature. Final temperature ini adalah temperatur dimana proses kalsinasi pitch binder berlangsung secara sempurna sehingga dapat meningkatkan porositas dari blok anoda tersebut. Porositas dari anoda adalah susunan kerapatan pencampuran kokas dan binder yang terdapat pada suatu blok anoda, dan ini sangat berpengaruh terhadap kereaktifan anoda terhadap gas asam arang karbondioksida CO 2 karena apabila porositas suatu anoda terlalu rapat maka reaksi yang dilakukan oleh CO 2 terhadap anoda tinggi karena langsung bergesekan dengan anoda karbon melalui pori-pori yang ada di sekeliling karbon. Proses Soaking ini bertujuan agar didapatkan anoda karbon yang dapat memenuhi standar mutu yang diinginkan. d. Cooling pendinginan Cooling atau pendinginan dari blok anoda karbon dilakukan dengan dua tahapan, yaitu tanpa membuka tutup tungku pemanggangan hingga temperatur sekitar 300 o C, halini dilakukan agar tidak terjadi kontak langsung antara blok anoda yang baru dipanggang dengan udara luar karena dapat mengakibatkan terjadinya oksidasi dan dengan membuka tutup pemanggangan ini dilakukan setelah temperatur 300 o C

2.5.3 Rodding Plant Pabrik Penangkaian Anoda

Rodding Plant adalah pabrik penangkaian anoda, dimana anoda baked block BB dirakit dengan menggunakan cast iron hingga menjadi Anoda Assembly. Ditungku reduksi, anoda merupakan elektroda positif dalam proses elektrolisa sedangkan rod berfungsi sebagai penghantar listrik dari busbar ke anoda. Pabrik penangkaian terletak pada tahap akhir produksi anoda untuk digunakan di tungku reduksi. Proses produksi di Rodding Plant terdiri dari beberapa operasi yaitu : 1. Casting Casting adalah proses penuangan besi tuang atau cast iron untuk menyambung rod dengan Baked Block BB. 2. Induction furnace Induction Furnace merupakan dapur untuk memproduksi cast iron. Cast iron merupakan paduan besi dan karbon. Dimana Persentase dari karbon tersebut mencapai 3-4 . 3. Aluminium Spray Anoda Assembly akan dilapisi aluminium spray. Pelapisan ini bertujuan agar tidak terjadi kontak dengan udara yang mengakibatkan terjadinya oksidasi. 4. Anode Transport Car ATC Anode Transport Car ATC adalah kendaraan khusus yang digunakan untuk mengirimkan anoda assembly ke gedung reduksi dan mengambil butt assembly dari gedung reduksi. 5. Crust dan Butt System Crust dan butt system adalah proses daur ulang crust dan butt yang diterima dari gedung reduksi. Pemecahan Crust berfungsi untuk memecah crust menjadi ukuran 50 mm dan 30 mm sedangkan pemecahan Butt berfungsi untuk memecah butt menjadi ukuran 150 mm dan 8 mm. 6. Press System Press System berfungsi untuk membersihkan crust yang masih lengket di butt dengan tembakan shot particle selama tiga kali putaran. Kategori Rod Reject terdiri dari : a. Deformasi, kerusakan pada dimensi tangkai b. Sticking, kerusakan akibat lengketnya thimble terlalu kuat c. Erosi melt away, kerusakan akibat pengikisan d. Crack, kerusakan yang diakibatkan oleh retaknya daerah yoke dan stub. e. Spark, pengikisan pada tangkai f. Bengkok, bila bagian tangkai tidak simetris g. Mig Welding, kerusakan akibat retaknya las-lasan antara BA clad dan Rod h. BA Clad, putusnya sambungan material aluminium dengan besi i. Elongation, kerusakan pada stub yang disebabkan oleh faktor usia PT.INALUM,2003 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Nama Alat Merk Alat - Belt Comveyer BC - Shiver SR Readhammer - Bin B - Constant weight feeder CF Readhammer - Crusher CR Readhammer - Silo S - Shaking Machine SM Readhammer - Co-Kneader KN Readhammer - Preheater PH Readhammer

3.1.2 Bahan

- Kokas Oxbow - Coal Tar Pitch Himadari - Green Scrap pasta yang belum siap di cetak - Butt anoda sisa dari proses reduksi

3.2 Prosedur Kerja

1. Kokas dari Silo penampung diangkut menggunakan Belt Conveyer BC 2. Kemudian kokas diayak dengan menggunakan Siever SR 3. Kokas yang sudah diayak akan disimpan berdasarkan ukurannya di dalam Bin yang berbeda. Kokas dengan ukuran 18-3 mm disebut kasar 1 akan disimpan di Bin B-201 4. Kokas ukuran 3 mm akan diayak kembali sehingga diperoleh kokas dengan ukuran 3-1 mm yang disebut dengan kasar 2 akan disimpan di dalam Bin B-202, dan kokas dengan ukuran 0,2-1 mm disebut dengan dust dimasukkan kedalam Bin B-203 5. Butiran dengan ukuran dibawah 0,2 mm disebut fine dimasukkan ke dalam Silo S-202 untuk diumpankan pada sistem penggilingan kokas yang kemudian menghasilkan butiran halus pada Bin B-204 6. Butt yang dikirim dari pabrik reduksi, merupakan anoda sisa dari proses reduksi. Anoda dibersihkan sehingga menjadi 2 bagian, yaitu crust dan butt 7. Butt dihancurkan dengan crusher CR-202, lalu diayak dengan siever SR- 203 dan di masukkan kedalam Bin B-205 8. Green scrap sebelum digunakan dikeringkan dilapangan terbuka. Ukuran skrap mentah yang besar tidak langsung digunakan tapi dipecahkan dahulu dan akhirnya ditampung di bin B-206, dengan ukuran lebih kecil dari 20 mm 9. Coal Tar Pitch CTP yang disimpan di dalam gudang penyimpanan di bawa ke dalam pengangkat kerek gerobak skip hoist SK-201 kemudian dimasukkan kedalam tangki pencairan TK-204. 10. Butt dan kokas ditimbang di Constant weight feeder CF dan dimasukkan ke dalam Preheater PH-201 11. Kokas dan Butt dimasukkan kedalam Co-Kneader KN-201 sebagai pengadonan awal bersamaan dengan dimasukkannya green scrap dan coal tar pitch 12. Kemudian dimasukkan kembali ke pengadonan Co-kneader KN-202 dengan tujuan agar adonan lebih homogen dan menjadi pasta yang memiliki kualitas yang baik 13. Pasta yang keluar dari Co-cneader KN-202 dicetak oleh mesin penggetar shaking machine SM-201 menjadi blok anoda mentah BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil