Hasil Perhitungan Pembahasan Kesimpulan dan Saran 23

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 4.1. Data Hasil Analisa Tanggal Jam Kapasitas Totaljam Green Scrap kgjam Kwh KwhT KN-201 KN-202 15 februari 2014 09.00 29750 1750 105 164 9,0 10.00 29000 1000 107 161 9,2 11.00 29600 1600 110 162 9,2 12.00 29480 1480 100 166 9,0 Rata-rata 29457,5 1457,5 105,5 163,25 9,1 16 Februari 2014 09.00 29460 1460 107 165 9,4 10.00 29110 1110 106 168 9,4 11.00 29000 1000 107 161 9,2 12.00 29750 1750 105 164 9,0 Rata-rata 29330 1330 106,25 164,5 9,25 17 Februari 2014 09.00 29650 1650 106 161 9,0 10.00 29500 1500 108 165 9,3 11.00 29460 1460 110 165 9,3 12.00 29260 1260 105 158 9,0 Rata-rata 29467,5 1467,5 107,25 162,25 9,15 18 februari 2014 09.00 29370 1370 112 152 9,0 10.00 29160 1160 110 155 9,1 11.00 29480 1480 100 166 9,0 12.00 29600 1600 110 162 9,2 Rata-rata 29402,5 1402,5 108 158,75 9,075 Total Rata-rata keseluruhan 29414,4 1414,3 106,7 162,2 9,14

4.2 Perhitungan

• Menentukan Energi yang digunakan : Diketahui Kapasitas produksi PT.INALUM = 28.000 Kgjam • Menentukan Green Scrap yang terpakai

4.3 Pembahasan

Berdasarkan dari data pada tanggal 15 Februari 2014 – 18 Februari 2014 pemakaian Green scrap rata–rata 1414,3 kgjam dan rata-rata energi yang digunakan 9,14 KwhT. Dengan enegi tersebut di dapat AD Apparent Density yang baik, kemudian akan menghasilkan GB Green Block yang memenuhi standard produksi. Apabila energinya kurang dari 9,0 KwhT - 9,5 KwhT maka nilai AD Apparent Density sangat rendah menyebabkan blok mentah Green Block yang dihasilkan tidak akan memenuhi standarisasi pembuatan Anoda panggang di Baking Plant dan dianggap blok mentah tersebut menjadi Reject tidak dapat digunakan. Blok mentah yang Reject tersebut biasanya terdapat sompelan atau keretakan di sekitar bagian-bagian blok mentah. Nilai AD Apparent Density yang sangat rendah menyebabkan blok anoda akan mudah patah pada saat proses pemanggangan. Rata-rata energi yang digunakan pada Kneader-201 adalah 106,7 Kwh dan Kneader-202 adalah 162,2 Kwh bertujuan untuk memperoleh adonan pasta yang sempurna dengan nilai AD Apparent Density yang sesuai agar tidak menghasilkan GB Green Block reject yang menyebabkan kerugian material . Energi yang digunakan pada Kneader-202 lebih besar agar adonan lebih homogen dan menjadi pasta yang baik untuk di cetak menjadi GB Green Block. Pada Green Scrap masih mengandung pitch yang dapat memudahkan Kneader bekerja sehingga energi lebih mudah di kontrol. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas green block : 4. AD Apparent Density Nilai AD Apparent Density sangat berpengaruh pada kualitas green block. Standarisasi kualitas nilai AD Apparent Density sangat berpengaruh pada kualitas green block bernilai 1,650 min. Jika semakin rendah nilai AD Apparent Density maka kemampuan alir udara dalam anoda semakin besar sehingga anoda tersebut memiliki banyak celah yang membuat anoda tersebut akan mudah teroksidasi oleh udara. Hal ini yang akan membuat proses elektrolisa di pot reduksi akan terganggu. Tetapi jika semakin tinggi nilai AD Apprent Density pada GB Green Block maka akan semakin rapat partikel-partikel yang terdapat pada blok mentah tersebut. Maka semakin proses elektrolisa di pot reduksi juga akan berjalan dengan baik. 5. Reactivity Residu Co 2 dan O 2 RRCO 2 dan RRO 2 RRCO 2 dan RRO 2 adalah parameter yang menyatakan seberapa banyak anoda karbon yang hilang karena bereaksi dengan gas Co 2 dan O 2 pada saat digunakan di pot reduksi. 6. Komposisi Granulometri Granulometri adalah pencampuran bahan-bahan yang dilakukan di green plant dalam pembuatan green block dengan menggunakan komposisi- komposisi tertentu. Komposisi Granulometri berupa kokas, coal tar picth, butt dan green scrap yang masing-masing bahan tersebut telah ditetapkan oleh PT INALUM berapa banyak yang diperlukan dalam proses pembuatan green block. Komposisi Granulometri sangat berpengaruh pada kualitas green block. Jika komposisi Granulometrinya sempurna maka akan di dapat hasil green block yang sempurna juga. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan