Pembinaan yang dilakukan pemerintah

96 Berdasarkan permintaan program tersebut, selanjutnya Setditjen mengevaluasi kelayakannya. Bila dinyatakan layak, maka selanjutnya dilakukan pemberdayaan antara lain melaui pelatihan. Hasil pembinaan selanjutnya dievaluasi efektivitasnya. Untuk melaksanakan model tersebut, diperlukan instrumen untuk mengukur ketercapaian standar nasional pendidikan, format analisis sebab akbibat, kebutuhan program pembinaan, monitoring dan evaluasi. Selain itu sebelum model pemberdayaan tersebut dilakukan, maka perlu ada pelatihan terhadap kepala sekolah dan personil lain yang terkait

E. Pembinaan yang dilakukan pemerintah

Berikut ini dikemukakan data tentang pengembangan yang perlu untuk dilakukan pemerintah. Berdasarkan Tabel 4.41 terlihat bahwa tiga besar pembinaan yang sangat perlu dilakukan oleh pemerintah untuk SMA yang dikelola masyakarat adalah 1 Pelatihan Metode Mengajar Baru, 2 Pelatihan Pengendalian Mutu Sekolah, dan 3 Bantuan buku-buku baru. Sedangkan untuk SMK pembinaan yang perlu dilakukan pemerintah berdasarkan tiga urutan terbsesar adalah : 1 Bantuan Sarana Pembelajaran Praktik, 2 Pelatihan Pengembangan Kurikulum dan Silabe, dan 3 Bantuan buku-buku baru, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.42. 97 TABEL 4.41 PEMBINAAN YANG DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK SMA No. Pemberdayaan yang perlu dilakukan pemerintah Tingkat Keperluan SP P KP TP 1. Pelatihan Metode Mengajar dengan metode baru 21 5 2. Pelatihan Pengendalian Mutu Sekolah 20 6 3. Bantuan buku-buku baru 20 5 1 4. Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran berbasis komputer 19 7 5. Pelatiihan Tenaga Administrasi Sekolah 17 9 6. Pelatihan Pengembangan Kurikulum dan Silabe 17 9 7. Pelatihan Kepala Sekolah 16 10 8. Pelatihan Pranata Laboratorium Sekolah 14 11 9. Pelatihan Marketing Sekolah 14 11 1 10. Pelatihan Penulisan Karya ilmiah bagi guru 14 12 11. Bantuan Sarana Pembelajaran Teori 14 12 12. Bantuan Sarana Pembelajaran Praktik 14 10 2 13. Penyusunan Rentra 13 12 1 14. Pelatihan Pustakawan 12 14 15. Pelatihan Evaluasi Pembelajaran 12 14 16. Bantuan Ruang Kelas Baru 11 8 5 2 17. Pelatihan Penyusunan Anggaran Sekolah 9 16 1 18. Fasilitator kerjasama dengan sekolah di luar negeri 9 10 7 19. Pelatihan Akreditasi Sekolah 8 18 20. Fasilitator kerjasama dengan Dunia Kerja dan Dunia Industri 8 12 5 21. Penyusunan EDS 8 17 1 22. Bantuan tenaga guru 6 10 7 3 Keterangan : SP = Sangat Penting; P = Penting; KP = Kurang Penting; TP = Tidak Penting 98 TABEL 4.42 PEMBINAAN YANG DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK SMK No. Pemberdayaan yang perlu dilakukan pemerintah Tingkat Keperluan SP P KP TP 1. Bantuan Sarana Pembelajaran Praktik 53 12 1 2. Pelatihan Pengembangan Kurikulum dan Silabe 50 13 2 3. Bantuan buku-buku baru 49 15 4. Fasilitator kerjasama dengan Dunia Kerja dan Dunia Industri 48 17 1 5. Pelatihan Kepala Sekolah 47 18 1 6. Bantuan Sarana Pembelajaran Teori 47 17 1 7. Pelatihan Pengendalian Mutu Sekolah 44 21 1 8. Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran berbasis komputer 41 23 1 9. Pelatihan Evaluasi Pembelajaran 41 24 1 10. Pelatihan Metode Mengajar Baru 40 25 1 11. Bantuan Ruang Kelas Baru 40 19 7 1 12. Penyusunan Rentra 38 27 1 13. Pelatihan Pustakawan 36 25 4 1 14. Pelatiihan Tenaga Administrasi Sekolah 36 28 2 15. Penyusunan EDS 35 29 1 16. Pelatihan Penyusunan Anggaran Sekolah 34 28 4 17. Pelatihan Akreditasi Sekolah 33 31 1 1 18. Pelatihan Pranata Laboratorium Sekolah 32 26 7 19. Pelatihan Penulisan Karya ilmiah bagi guru 31 32 2 1 20. Pelatihan Marketing Sekolah 29 30 2 2 21. Bantuan tenaga guru 26 17 16 4 22. Fasilitator kerjasama dengan sekolah di luar negeri 25 26 12 1 Keterangan : SP = Sangat Penting; P = Penting; KP = Kurang Penting; TP = Tidak Penting 99

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis deskriptif yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Profil SMK dan SMA yang didasarkan pada data perkembangan jumlah pendaftar secara keseluruhan menunjukkan bahwa SMK yang dikelola oleh masyarakat memiliki perkembangan jumlah pendaftar yang relatif lebih tinggi dibandingkan SMA. SMK juga memiliki kecenderungan data jumlah penerimaan siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan SMA. Dilihat dari aspek keketatan seleksi, SMA yang dikelola oleh masyarakat memiliki keketatan seleksi yang lebih tinggi dibandingkan SMK. Selanjutnya dari aspek jumlah lulusan, SMK yang dikelola olah masyarakat memiliki jumlah lulusan yang lebih tinggi dibandingkan SMA, dan berdasarkan nilai UN, SMK yang dikelola oleh masyarakat juga memiliki nilai UN yang lebih baik dibandingkan SMA. 2. Korelasi antara keketatan seleksi dengan Ujian Nasional pada sekolah menengah yang dikelola oleh masyarakat menunjukkan relasi yang positif kecil. Hal ini menunjukkan keketatan seleksi yang tinggi pada pendidikan menengah yang dikelola oleh masyarakat belum menunjukkan prestasi yang juga tinggi pada nilai UN. 3. Korelasi antara Ujian Nasional dengan status akreditasi pada sekolah menengah yang dikelola oleh masyarakat menunjukkan relasi yang positif kecil. Hal ini menunjukkan nilai UN yang tinggi pada pendidikan menengah yang dikelola olah masyarakat belum tentu dihasilkan oleh SMK atau SMA dengan status akreditasi yang baik. Berarti status akreditasi pada pendidikan menengah yang dikelola oleh masyarakat