3.4.3 Pembuatan Larutan Baku a. Pembuatan larutan baku logam Tembaga 10 mg ZnL
i. Dipipet 10 ml larutan induk 100 mg ZnL, masukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml;
ii. Ditepatkan dengan menggunakan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2009.
b. Pembuatan larutan kerja logam seng Zn
Buat deret larutan kerja dengan 1 satu blanko dan minimal 3 tiga kadar yang berbeda secara proporsional dan berada pada rentang pengukuran SNI,
2009 .
3.4.4 Pembuatan Larutan Kerja i. Pembutan laruan kerja logam tembaga 1 mg ZnL
i. Dipipet 25 ml larutan baku 10 mg ZnL, masukkan ke dalam labu ukur 250 ml;
ii. Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2009.
ii. Pembuatan larutan kerja logam tembaga 0,2 mg Zn L - Dipipet 10 ml larutan kerja 1 mg ZnL, msukkan ke dalam labu ukur 50 ml;
Universitas Sumatera Utara
- Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2009.
iii. Pembuatan larutan kerja logam tembaga 0,4 mg ZnL i. Dipipet 20 ml larutan kerja 1 mg ZnL, masukkan ke dalam labu takar 50 ml;
ii. Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2009.
iv. Pembuatan larutan kerja logam tembaga 0,6 mg ZnL i.
Dipipet 30 ml larutan kerja 1 mg ZnL, masukkan ke dalam labu takar
50 ml; ii. Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan
SNI, 2009. v. Pembuatan larutan kerja logam tembaga 0,8 mg ZnL
i. Dipipet 40 ml larutan kerja 1 mg ZnL, masukkan ke dalam labu takar 50 ml;
ii. Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2009.
Universitas Sumatera Utara
3.4.5 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Kurva kalibrasi dibuat dengan tahapan sebagai berikut : i.
Operasikan alat dan optimasikan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengukuran tembaga
ii. Aspirasikan larutan blanko ke dalam SSA – nyala kemudian atur serapan hingga nol;
iii. Aspirasikan larutan kerja satu persatu ke dalam SSA – nyala, lalu ukur serapannya pada panjang gelombang 213,9 nm, kemudian catat;
iv. Lakukan pembilasan pada selang spirator dengan larutan pengencer; v. Buat kurva kalibrasi dan tentukan persamaan garis lurusnya
vi. Jika koefisien korelasi regresi linier r 0,995, periksa kondisi alat dan ulangi langkah 3.4.1ii sampai dengan c hingga diperoleh nilai koefisien
r ≥ 0,995
3.4.6 Persiapan contoh uji seng total
i. Homogenkan contoh uji, pipet 50 ml contoh uji dan masukkan ke dalam gelas piala 100 ml atau erlenmeyer 100 ml;
Universitas Sumatera Utara
ii. Tambahkan 5 ml HNO3 pekat, bila menggunakan gelas piala, tutup dengan kaca arloji dan bila dengan erlenmeyer gunakan corong sebagai penutup;
iii. Panaskan perlahan – lahan sampai sisa volumenya 15 ml sampai dengan 20 ml;
iv. Bila destruksi belum sempurna belum jernih, maka tambahkan lagi 5 ml; HNO3 pekat, kemudian tutup gelas piala dengan kaca arloji atau tutup
erlenmeyer dengan menggunakan corong dan panaskan tidak mendidih; v. Lakukan proses ini secara berulang – ulang sampai semua logam larut;
vi. Bilas kaca arloji dan masukkan air bilasan; vii. Pindahkan ke dalam labu ukur 50 ml saring bila perlu dan tambahkan air
kemudian dihomogenkan; viii. Aspirasikan contoh uji ke dalam SSA-nyala lalu ukur serapannya pada
panjang gelombang 213,9 nm; ix. Bola diperlukan, lakukan pengenceran SNI, 2009.
3.4.7 Perhitungan 1. Pembuatan larutan induk 100 ppm