98
BAB VI I AKUNTANSI PEMERI NTAH DAERAH
A. Ruang Lingkup dan Karakteristik Akunt ansi Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang
No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 2.
Undang-Undang No 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah
3. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000
4. Keputusan Mendagri No. 29 Tahun 2002
Karakteristik akuntansi pemerintah daerah adalah sebagai berikut: Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah mencakup 3 hal:
1. Akuntabilitas, yakni mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
khususnya keuangan serta pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam rangka pencapain tujuan yang telah ditetapkan melalaui laporan keuanagan secara
periodik.
2. Manajerial, yakni menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk
perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas aset, hutang dan ekuitas dana.
3. Transaparansi, yakni menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi
masyarakat dalam rangka mewujudakn penyelenggaraan pemerintah yang baik.
Asumsi dasar akuntansi keuangan Pemerintah Daerah mencakup hal-hal berikut: 1.
Basis Kas, yakni pendapatan diakui pada saat dibukukan pada kas daerah dan belanja diakui pada saat dikeluarkan dari kas daerah.
2. Asas universalitas, yakni semua pengeluaran harus tercantum dalam
anggaran. 3.
Asas bruto, yakni tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Artinya setiap penerimaan dicatat seluruhnya dalam pos penerimaan
denganjumlah kotor, tidak dikurangkan dari pengeluaran, sehingga informasi total penerimaan dan total pengeluaran akan selalu tersedia.
4. Dana Umum, yakni unit pengelola APBD merupakan entitas fiskal dan
akuntansi yang mempertanggungjawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran daerah, termasuk aset, huatang dan ekuitas dana. Setiap dana
yang
digunakan untuk
membiayai kegiatan
khusus dan
dipertanggungjawabkan secara khusus merupakan bagian tak terpisahkan dari Dana Umum atau APBD.
99
Entitas Akuntansi Pemerintah Daerah. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap pusat
pertanggungjawaban harus bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan batasan peraturan yang ada. Sehingga, entitas pelaporan keuangan
pemerintah daerah terdiri dari:
1. Pemerintah Daerah secara keseluruhan yang merupakan badan eksekutif
daerah. 2.
DPRD, Pemerintah Daerah Propinsi Kabupaten Kota, Dinas dari pemerintahan daerah
Propinsi Kabupaten Kota dan
lembaga teknis
daerah Propinsi Kabupaten Kota.
Penetapan unit instansi sebagai entitas akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada pengertian bahwa pengukuran kinerja akan lebih tepat jika dilakukan atas
suatu fungsi, dimana dinas merupakan suatu unit kerja yang paling mendekati gambaran suatu fungsi kepemerintahan terrtentu.
Klasifikasi Perkiraan.
Bagan perkiraan standar diperlukan sebagai pedoman pelaksanaan akuntansi sehingga memungkinkan perlakukan akuntansi yang seragam dan konsisten, dan
kemudian dapat mempermudah penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Klasifikasi perkiraan dan pengkodeannya diperlukan untuk memfasilitasi konsolidasi
kinerja keuangan pemerintah daerh dan untuk menyelaraskan akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan sistem statistik keuangan internasional dalam konsep
Government Finance Statistics GFS. Menurut GFS Manual, anggaran negara diklasifikasikan menurut fungsi, dan akan dirinci kedalam sub fungsi, program dan
kegiatan untuk masing-masing tingkatan organisasi, sehingga bagan perkiraan standar disesuaikan dengan klasifikasi anggaran tersebut.
B. Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah