Akuntansi Anggaran Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah

99 Entitas Akuntansi Pemerintah Daerah. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap pusat pertanggungjawaban harus bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan batasan peraturan yang ada. Sehingga, entitas pelaporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari: 1. Pemerintah Daerah secara keseluruhan yang merupakan badan eksekutif daerah. 2. DPRD, Pemerintah Daerah Propinsi Kabupaten Kota, Dinas dari pemerintahan daerah Propinsi Kabupaten Kota dan lembaga teknis daerah Propinsi Kabupaten Kota. Penetapan unit instansi sebagai entitas akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada pengertian bahwa pengukuran kinerja akan lebih tepat jika dilakukan atas suatu fungsi, dimana dinas merupakan suatu unit kerja yang paling mendekati gambaran suatu fungsi kepemerintahan terrtentu. Klasifikasi Perkiraan. Bagan perkiraan standar diperlukan sebagai pedoman pelaksanaan akuntansi sehingga memungkinkan perlakukan akuntansi yang seragam dan konsisten, dan kemudian dapat mempermudah penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Klasifikasi perkiraan dan pengkodeannya diperlukan untuk memfasilitasi konsolidasi kinerja keuangan pemerintah daerh dan untuk menyelaraskan akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan sistem statistik keuangan internasional dalam konsep Government Finance Statistics GFS. Menurut GFS Manual, anggaran negara diklasifikasikan menurut fungsi, dan akan dirinci kedalam sub fungsi, program dan kegiatan untuk masing-masing tingkatan organisasi, sehingga bagan perkiraan standar disesuaikan dengan klasifikasi anggaran tersebut.

B. Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah

1. Akuntansi Anggaran

2. Akuntansi Realisasi Anggaran 3. Pencatatan di Buku Besar dan Buku Pembantu 4. Pembuatan Neraca Percobaan 5. Penyusunan Jurnal Penyesuaian dan Penutup 6. Penyusunan Laporan Keuangan C. I lustrasi Transaksi

1. Akuntansi Anggaran

Penjurnalan pada akuntansi keuangan pemerintah daerah dimulai pada saat APBD disahkan oleh DPRD dan dituangkan dalam bentuk Perda serta dikeluarkannya Surat Ketetapan Otorisasi SKO atau Otorisasi Kredit Anggaran OKA atau allotment. Dimisalkan, suatu unit pemerintah daerah mempunyai data anggaran yang telah disahkan oleh DPRD sbb: 100 No Keterangan APBD OKA dalam Rp dalam Rp 1 Pendapatan : - Pendapatan Pajak Daerah - Pendapatan Retribusi Daerah 250.000.000 135.000.000 255.000.000 140.000.000 Jumlah Pendapatan 385.000.000 395.000.000 2 Belanja : - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal : - Belanja Gedung Bangunan - Belanja Jalan, I rigasi Jaringan 95.000.000 160.000.000 105.000.000 30.000.000 92.500.000 155.000.000 104.000.000 29.500.000 Jumlah Belanja 390.000.000 380.000.000 3 Surplus Defisit Tahun Berjalan 5.000.000 15.000.000 4 Pembiayaan : Penerimaan Pembiayaan : - Penggunaan SiLPA - Pinjaman Dalam Negeri 1.500.000 20.000.000 1.000.000 19.000.000 Jumlah Penerimaan Pembiayaan 20.500.000 20.000.000 Pengeluaran Pembiayaan : - Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pem.erintah Pusat 15.500.000 15.500.000 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 15.500.000 15.500.000 5 Pembiayaan Netto 5.000.000 4.500.000 Dari data-data tersebut, diketahui bahwa dalam APBD yang telah disahkan, Anggaran Belanjanya melebihi Anggaran Pendapatannya sehingga timbul Defisit yaitu sebesar Rp 5.000.000,00. Untuk menutupi defisit, Pemda tersebut merencanakan akan menggunakan SiLPA dan pinjaman dalam negeri, misalnya dari perbankan. Penerimaan pembiayaan ini setelah dikurangi dengan kewajiban pembayaran pokok pinjaman kepada Pemerintah Pusat tercermin dalam Pembiayan Netto yaitu sebesar Rp. 5.000.000,- Jumlah inilah yang akan digunakan untuk menutupi defisit. Tugas akuntan pemerintah adalah melakukan pencatatan-pencatatan dalam bentuk jurnal atas dokumen akuntansi tersebut. Catatan-catatan yang perlu dilakukan dicontohkan dalam uraian berikut. Catatan: angka-angka yang tercantum dalam jurnal-jurnal adalah dalam ribuah rupiah , untuk kepraktisan 1 Jurnal pada saat APBD Disahkan. Pada saat APBD disahkan oleh DPRD, pencatatan yang perlu dilakukan adalah : • Jurnal Pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja : Estimasi Pendapatan Pajak Daerah ……………………………... Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah………………………….. Surplus Defisit Tahun Berjalan ………………………………… Apropriasi Belanja Pegawai ………………………………… Apropriasi Belanja Barang Jasa ………………………….. Apropriasi Belanja Gedung Bangunan …………………… Apropriasi Belanja Jalan, I rigasi Jaringan ……………… 250.000 135.000 5.000 95.000 160.000 105.000 30.000 • Jurnal Pengesahan Pembiayaan Estimasi Penggunaan SiLPA …… ……………………………... Estimasi Pinjaman Dalam Negeri …...………………………….. Apropriasi Pembyr Pokok Pinjaman Pem 1.500 20.000 15.500 101 Pusat..…………… Pembiayaan Netto ………………..………………………….. 5.000 2 Jurnal pada saat diterbitkan Otorisasi Kredit Anggaran OKA . OKA yang diterbitkan merupakan alokasi anggaran yang tercantum dalam APBD kepada unit kerja pengguna anggaran. Dimisalkan, unit kerja pengguna anggaran adalah Sekretariat Pemda dan Dinas Kesehatan. • Jurnal Otorisasi Kredit Anggaran Pendapatan. Estimasi Pendpt Pajak Daerah yg Dialokasikan – Setda ...……... Estimasi Pendpt Pajak Daerah yg Dialokasikan – Dinkes ……... Estimasi Pendpt Retribusi Daerah yg Dialokasikan - Setda…….. Estimasi Pendpt Retribusi Daerah yg Dialokasikan – Dinkes ….. Alokasi Estimasi Pendpt Pajak Daerah ……………………... Alokasi Estimasi Pendpt Retribusi Daerah ………………….. 100.000 155.000 40.000 100.000 255.000 140.000 • Jurnal Otorisasi Kredit Anggaran Belanja. Alokasi Apropriasi Belanja Pegawai ………………….....……... Alokasi Apropriasi Belanja Barang Jasa ……………...……... Alokasi Apropriasi Belanja Gedung Bangunan ....................... Alokasi Apropriasi Belanja Jalan, I rigasi Jaringan ………….. Allotment Belanja Pegawai - Setda …..……………………... Allotment Belanja Pegawai – Dinkes ……………………….. Allotment Belanja Barang Jasa – Setda ………………….. Allotment Belanja Barang Jasa – Dinkes ………………… Allotment Belanja Gedung Bangunan – Setda …………… Allotment Belanja Gedung Bangunan – Dinkes ….……… Allotment Belanja Jalan, I rigasi Jaringan – Setda ……….. 92.500 155.000 104.000 29.500 60.000 32.500 105.000 50.000 70.000 34.000 29.500 • Jurnal otorisasi Pembiayaan Estimasi Pinjaman DN yang Dialokasikan ……………………... Alokasi Estimasi Pinjaman DN – Setda …………………….. 20.000 20.000 Alokasi Apropriasi Pemb Pokok Pinj Pem Pusat ………………. Allotment Pemb Pokok Pinj Pem Pusat …………………….. 15.500 15.500 1. Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Penerimaan Kas merupakan buku yang mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas. 102 Misal, terjadi transaksi-transaksi sebagai berikut : 1 Diterima uang tunai yang berasal dari pajak kendaraan bermotor jenis A-1 sebesar Rp. 25.000.000,00. 2 Diterima uang sebesar Rp. 5.000.000,00 yang berasal dari penerimaan retribusi daerah yaitu berupa retribusi pasar. 3 Diterima uang sebesar Rp. 30.000.000,00 yang berasal dari bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan. Ayat-ayat jurnal atas transaksi-transaksi di atas adalah sebagai berikut : • Jurnal Penerimaan Kas Kas di Kas Daerah ……………………….……………………... Pendapatan Pajak Daerah– Pajak Kendaraan ……………….. 25.000 25.000 Kas di Kas Daerah ……………………….……………………... Pendapatan Retribusi Daerah – Ret Pasar …..…………….. 5.000 5.000 Kas di Kas Daerah ……………………….……………………... Pendapatan Dana Bagi Hasil – PBB ……...…..…………….. 30.000 30.000 2. Jurnal Pengeluaran Kas Jurnal Pengeluaran Kas merupakan buku yang digunakan untuk mencatat dan menggolongkan transaksi-transaksi atau kejadian yang mengakibatkan pengeluaran kas. Misalnya terjadi transaksi sebagai berikut : 1 Pembayaran gaji pokok pegawai sebesar Rp. 275.000.000,00. 2 Pembayaran pemakaian listrik kantor kepala daerah bulan Agustus 2003 sebesar Rp. 1.250.000,00 3 Dibayar biaya perjalanan dinas kepala daerah ke kecamatan sebesar Rp. 2.500.000,00 Ayat-ayat jurnal atas transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Debet : Belanja Pegawai-Gaji Pokok Pegawai 275.000 Kredit : Kas di Kas Daerah 275.000 2. Debet : Belanja Barang Jasa-biaya listrik 1.250 Kredit : Kas di Kas Daerah 1.250 3. Debet : Belanja Pegawai -Perjalanan Dinas 2.500 Kredit : Kas di Kas Daerah 2.500 3. Jurnal Umum Disini, jurnal umum dipergunakan untuk mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian akuntansi yang tidak mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran kas. Contoh dari transaksi tersebut misalnya adalah pengakuan piutang atau tagihan atas penjualan angsuran, penerimaan hibah atau donasi berupa aset, klasifikasi utang jangka panjang menjadi utang jangka 103 pendek yaitu bagian lancar utang jangka panjang utang jangka panjang yang telah jatuh tempo dan sebagainya. Dimisalkan, terdapat transaksi sebagai berikut : 1 Dijual kepada pegawai aset berupa motor dengan harga Rp. 2.250.000,00. Pelunasan atas penjualan tersebut dibayar secara angsuran. 2 Diterima donasi berupa seperangkat Komputer dari Pemerintah Pusat senilai Rp. 25.000.000,00. Dari transaksi-transaksi tersebut di atas, ayat-ayat jurnal yang harus dibuat dalam Jurnal Umum adalah sebagai berikut : 1 a. Debet: Tagihan Penjualan Angsuran 2.250 Kredit: Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 2.250 b. Debet: Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.250 Kredit: Peralatan dan Mesin 2.250 2 Debet: Peralatan dan Mesin 25.000 Kredit: Diinvestasikan dalam Aset Tetap 25.000 Dalam situasi tertentu, dapat saja lebih dari dua rekening yang dipengaruhi oleh suatu transaksi. Apabila terdapat transaksi sedemikian rupa, maka tidak perlu dibuat catatan per ayat jurnal tapi dapat dilakukan sekaligus yang disebut dengan ayat jurnal gabungan. Dimisalkan, terdapat transaksi sebagai berikut : - Pembayaran honor pegawai harian Rp. 750.000,00 - Pembayaran biaya pemakaian listrik Rp. 9.000.000,00 - Pembayaran bantuan bencana alam Rp. 45.000.000,00 - Pembayaran bantuan sosial ke panti asuhan Rp. 7.000.000,00 Jumlah Rp. 61.750.000,00 Atas transaksi tersebut di buat ayat jurnal gabungan pada jurnal pengeluaran kas sebagai berikut : Debet : Belanja Pegawai - Honor Pegawai 750 Belanja Barang Jasa - Biaya Listrik 9.000 Belanja Tak Tersangka 45.000 Belanja Bantuan Sosial 7.000 Kredit : Kas di Kas Daerah 61.750 Pencatatan Transaksi dan Posting ke Buku Besar Untuk lebih dipahami mengenai proses akuntansi, di bawah ini akan diberikan ilustrasi mengenai pembuatan ayat jurnal dan pencatatannya ke dalam jurnal serta posting ke dalam buku besar. I lustrasi … mengasumsikan transaksi-transaksi yang terjadi pada suatu pemerintah daerah. I lustrasi ….. Transaksi-transaksi yang terjadi pada Pemerintah Daerah 104 No Tanggal Keterangan Jumlah Rp 1 Dibayar : - Gaji pegawai bulan Oktober 20X1 - Tunjangan Keluarga - Tunjangan jabatan - Tunjangan Fungsional - Tunjangan Beras - Tunjangan PPh 100.000.000,00 25.000.000,00 15.000.000,00 20.000.000,00 12.500.000,00 7.500.000,00 2 Diterima penerimaan pajak dari Hotel Melati 12.500.000,00 3 Dibeli tunai kendaraan Minibus untuk operasional kantor berupa minibus Kijang 130.000.000,00 4 Diterima pinjaman dari Pemerintah Pusat dengan jangka waktu pelunasan 4 tahun 5.000.000.000,00 5 Dibeli persediaan ATK dari toko ‘Baru’ 5.250.000,00 6 Diterima pajak Hiburan-tontonan sesuai SKP 13.000.000,00 7 Dibayar biaya listrik bulan September 20X1 3.750.000,00 8 Diterima pendapatan dari pajak pengambilan bahan galian golongan C 4.100.000,00 9 Dibayar 100 pembelian tanah dan bangunan dengan rincian harga : - Nilai Tanah - Nilai bangunan 100.000.000,00 150.000.000,00 10 Diterima retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk KTP 2.250.000,00 11 Dibayar kepada Bank Dunia, cicilan pinjaman luar negeri 175.000.000,00 12 Dibeli tunai inventaris kantor berupa meja kerja 1 2 biro sebanyak 10 unit 4.500.000,00 13 Dibayar cicilan atas penjualan rumah dinas 20.000.000,00 14 Diterima pembayaran pajak Reklame luar ruang 1.500.000,00 15 Pajak hotel yang diterima pada tgl. 3 10 20X1 sebesar Rp. 12.500.000,00 seharusnya Rp. 12.000.000,00 sehingga terlalu besar Rp. 500.000,00 500.000,00 Transaksi-transaksi tersebut akan mempengaruhi tiga jenis buku jurnal seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal Pengeluaran Kas dan Jurnal Umum. Ayat jurnal yang harus dibuat sesuai dengan transaksi-transaksi yang ada adalah : No Tgl Ayat Jurnal Debet Kredit 1 Belanja Pegawai-Gaji Pegawai 100.000.000,00 Belanja Pegawai-Tunjangan Keluarga 25.000.000,00 Belanja Pegawai-Tunjangan Jabatan 15.000.000,00 Belanja Pegawai-Tunjangan Fungsional 20.000.000,00 Belanja Pegawai-Tunjangan Beras 12.500.000,00 Belanja Pegawai-Tunjangan PPh 7.500.000,00 Kas di Kas Daerah 180.000.000,00 2 Kas di Kas Daerah 12.500.000,00 Pendapatan Pajak Daerah - Pajak Hotel 12.500.000,00 3 Belanja Peralatan dan Mesin 130.000.000,00 Kas di Kas Daerah 130.000.000,00 Peralatan dan Mesin 130.000.000,00 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 130.000.000,00 4 Kas di Kas Daerah 5.000.000.000,00 105 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat Dana Yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Utang Dalam Negeri-kpd Pemerintah Pusat 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5 Belanja Barang Jasa-Alat Tulis Kantor Kas di Kas Daerah 5.250.000,00 5.250.000,00 6 Kas di Kas Daerah Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Hotel 13.000.000,00 13.000.000,00 7 Belanja Barang Jasa - Biaya Listrik 3.750.000,00 Kas di Kas Daerah 3.750.000,00 8 Kas di Kas Daerah Pendapatan Retribusi Daerah- Bahan Galian Golongan C 4.100.000,00 4.100.000,00 9 Belanja Tanah Belanja Gedung Bangunan Kas di Kas Daerah Tanah Gedung Bangunan Diinvestasikan dalam Aset Tetap 100.000.000,00 150.000.000,00 100.000.000,00 150.000.000,00 250.000.000,00 250.000.000,00 10 Kas di Kas Daerah Pendapatan Retribusi Daerah - Biaya Penggantian Cetak KTP 2.250.000,00 2.250.000,00 11 Peralatan Mesin 175.000.000,00 Dinvestasikan dalam Aset Tetap 175.000.000,00 12 Belanja Peralatan Mesin Kas di Kas Daerah Peralatan dan Mesin Diinvestasikan dalam Aset Tetap 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 14 Kas di Kas Daerah Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Reklame 1.500.000,00 1.500.000,00 15 Pendapatan Pajak Daerah - Pajak Hotel Kas di Kas Daerah 500.0000,00 500.0000,00 Ayat jurnal yang dibuat tersebut dibukukan ke Jurnal Penerimaan Kas atau Pengeluaran Kas, Jurnal Umum dan postingnya ke buku besar sampai dibuatnya buku pembantu dan akan digambarkan di bawah ini. 106

1. Pencatatan dalam Jurnal Penerimaan Kas