Pendidikan 1. Lulusan Evaluasi Program Akademik

- Fasilitas pengadaan buku-buku dan jurnal ilmiah perpustakaan sebagai bahan referensi perkuliahan maupun penyelesaian tugas akhir bagi mahasiswa. - Menjalin kerjasama dengan Fakultas Kehutanan UGM dalam pembekalan dan memotivasi mahasiswa tentang prospek kehutanan di masa mendatang - Mengadakan studi banding ke Fakultas Kehutanan UGM maupun IPB dalam menggali informasi kehutanan.

2.3. Evaluasi Program Akademik

2.3.1. Pendidikan 2.3.1.1. Lulusan Jurusan budidaya hutan telah meluluskan sebanyak 62 alumni. Sebagian lulusan telah terserap di lapangan pekerjaan meskipun kurang sesuai dengan disiplin ilmunya 30. Sebagian lagi masih belum terserap oleh lapangan pekerjaan 70, karena semakin ketatnya persaingan dalam berebut pasar kerja dibidangnya. Tuntutan terhadap kualitas lulusan semakin meningkat sementara persaingan dengan berbagai institusi lain semakin ketat. Kondisi sektor kehutanan di Indonesia saat ini telah mengalami penurunan baik di sektor hulu sampai hilir. Banyak penurunan luas areal hutan, berkurangnya kapasitas industri kehutanan dan disisi yang lain semakin berkurangnya industri-industri kehutanan. Kondisi- kondisi tersebut akan berdampak terhadap daya serap lulusan dan konsekwensinya adalah tingkat persaingan akan semakin ketat. Tantangan persoalan tersebut menyebabkan kegiatan usaha sektor kehutanan yang dilakukan secara konvensional menghadapi kesulitan yang cukup besar. Hal tersebut justru menjadi peluang bagi tenaga ahli bidang kehutanan yang sekaligus memiliki ketrampilan, jiwa dan kemampuan wirausaha. Hasil wawancara terhadap beberapa alumni 35 orang yang telah dihasilkan jurusan budidaya hutan menunjukkan bahwa rata-rata mereka mengatakan belum siap dalam memasuki pasar kerja. Dalam hal kemudahan mendapatkan pekerjaan 10 alumni mengatakan mudah dan 90 alumni mengatakan sulit. Semua alumni merasa tidak punya kemampuan untuk menciptakan pekerjaan. Tentang masa tunggu mendapatkan pekerjaan 15 alumni langsung diterima setelah lulus sedangkan 85 alumni mengatakan masih menganggur. IPK rata-rata alumni masih rendah 2,9. Gaji yang mereka terima belum ada data dan informasi yang cukup. Sebanyak 75 alumni menyatakan ilmu yang mereka dapatkan saat kuliah kurang memberikan skill siap pakai. Mereka bekerja terutama dalam pembuatan keputusan yang sifatnya sangat teknis sementara dikuliah dianggap teoritis. Hal ini dapat dimaklumi mengingat sarana laboratorium dan praktikum saat mereka kuliah dulu relatif masih kurang. Mengenai strategi umum praktikum yang diarahkan pada how to learn serta student based learning sejak 2 tahun terakhir diharapkan akan lebih meningkatkan skill lulusan. Untuk upaya ini belum ada lulusan yang dapat dijadikan umpan balik .

2.3.1.2. Proses Pembelajaran

Seluruh mahasiswa Jurusan budidaya hutan wajib mengikuti proses belajar mengajar yang meliputi perkuliahan, praktikum, tugas mandiri, tugas akhir yang telah ditetapkan dalam 14 kurikulum Jurusan. Rata-rata lama studi mahasiswa di Jurusan budidaya hutan adalah 5 tahun. Rata-rata waktu pengerjaan tugas akhir adalah antara 1- 2 semester. Telah dilakukan upaya untuk menurunkan tahun kelulusan antara lain: - Penurunan beban sks dari 160 sks menjadi 148 sks dalam lokakarya kurikulum pada tahun 2001 - Menyelenggarakan kuliah semester pendek pada setiap akhir semester genap. Kehadiran dosen dalam proses belajar mengajar dan praktikum berkisar antara 70 – 85. Untuk monitoring kehadiran dosen dalam melaksanakan proses PBM disediakan daftar hadir. Evaluasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh jurusan budidaya hutan bertujuan untuk menilai mahasiswa apakah telah memahami atau menguasai bahan yang disajikan. Evaluasi untuk dosen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan seorang dosen dalam membina mata kuliah tertentu. Disamping itu untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar. Aspek-aspek yang dievaluasi: Frekuensi kehadiran, Respon mahasiswa terhadap proses belajar mengajar dan persiapan mengajar. Berdasarkan hasil angket terhadap mahasiswa diperoleh informasi bahwa proses PBM di jurusan kehutanan masih terlalu monoton dan kurang inovatif. Sehingga kurang mendorong mahasiswa untuk bisa serius dalam proses pembelajaran. Disamping tersebut manajemen layanan praktikum masih belum maksimal karena terbatasnya fasilitas laboratorium dan rendahnya SDM yang mengelola laboratorium. Untuk membekali mahasiswalulusan agar memiliki pengalaman dan keahlian sesuai disiplin ilmunya maka jurusan mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti magang atau praktek lapang di institusiperusahaan kehutanan yang ada di Indonesia. Mengingat fasilitas untuk mendukung kegiatan tersebut masih belum tersedia di Jurusan budidaya hutan, maka perlu menjalin kerjasama dengan instansiperusahaan bidang kehutanan yang terkait.

2.3.1.3. Mahasiswa

Selama lima tahun akademik terakhir 20002001 sd 20042005 jumlah pelamar di Jurusan Budidaya hutan 348 orang dengan ketetatan persaingan yang rendah. Persaingan yang cukup ketat dalam penerimaan mahasiswa baru antar perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, menyebabkan jumlah pelamar menurun terus. Naik dan turunnya jumlah calon mahasiswa yang mendaftar pada Jurusan Budidaya hutan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran di dalam institusi ini, tetapi dipengaruhi juga oleh situasi makro seperti pendapatan masyarakat, kiat-kiat para pesaing daya tampung Jurusan sejenis yang dilaksanakan perguruan tinggi lain dan kebijakan pertanian pemerintah secara makro. Kualitas pendaftar yang masuk Budidaya hutan memiliki nilai seleksi dengan rata rata NEM rendah 3.59 serta tingkat keketatan persaingan yang rendah dengan perbandingan yang mendaftar dan diterima 1:1 Rendahnya nilai NEM dikarenakan sebagian besar mahasiswa yang memiliki NEM yang lebih tinggi telah terserap di perguruan tinggi negeri. Jumlah pendaftar yang relatif kecil akan menyebabkan tingkat keketatan persaingan yang rendah. Jurusan Budidaya hutan UMM masih belum begitu dikenal di propinsi-propinsi yang lain menyebabkan sebagian besar pendaftar hanya berasal dari Jawa Timur 66-90, Jawa Tengah 4-6,. Untuk meningkatkan jumlah pendaftar harus ada usaha-usaha khusus dari Jurusan. Selama ini promosi penjaringan mahasiswa baru lebih banyak ditangani oleh Unit Pelaksana Teknik Pendaftaran Mahasiswa Baru. Upaya untuk mempromosikan Jurusan Budidaya hutan dan meningkatkan mahasiswa baru maka sejak 2 tahun ini universitas 15 memberikan dana ke Jurusan untuk meningkatkan promosi. Kegiatan promosi ini dilakukan dengan cara memberikan kuliah tamu, teknik budidaya, kultur jaringan, landscape di SMUSMK se wilayah Jawa Timur. Kegiatan lain adalah meningkatkan peran alumni dalam penjaringan mahasiswa baru.

2.3.1.4. Kurikulum

Kurikulum yang berlaku di jurusan budidaya hutan adalah kurikulum berbasis kompetensi berdasar SK Mendiknas No. 232U2000 dan lebih disempurnakan lagi dengan menyesuaikan SK Mendiknas No. 045U2002. Setelah SK Mendiknas No. 232 U2000 keluar semua Jurusan di lingkup Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan Lokakarya kurikulum pada tanggal 27–29 April 2001 dan hasil lokakarya digunakan mulai angkatan 20012002. Peninjauaan Kurikulum terakhir pada tanggal 15-17 April 2005. Dari hasil lokakarya kurikulum terakhir yang dilakukan oleh jurusan budidaya hutan dengan dasar pengelompokan matakuliah menurut keputusan Mendiknas nomor 056U1194 yaitu MKDK, MKK dan MKU ditetapkan jumlah SKS untuk jurusan sebanyak 50 SKS. Setelah diimplementasikann satu tahun dan dikeluarkan SK Mendiknas nomor 232U2000 perihal kurikulum berbasis kompetensi maka struktur matakuliah disesuaikan dengan adanya kurikulum inti dan institusional dengan pembagian kelompok matakuliah MKK, MKB, MPK, MPB dan MBP dengan tujuan agar lulusan memiliki daya saing dan kompeten di bidang budidaya hutan, pada perubahan ini lulusan Budidaya hutan wajib menempuh 148 SKS. Berdasarkan data dan informasi alumni dan pengguna lulusan evaluasi terhadap kurikulum tersebut dipandang masih belum sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan. Menghadapi tantangan dan kesempatan tersebut, jurusan budidaya hutan justru dihadapkan pada persoalan-persoalan teknis pembelajaran. Kurikulum yang digunakan sekarang ini dirasakan kurang mampu mengakomodasikan perkembangan terbaru dan perubahan kondisi yang cepat. Penerapan kurikulum secara ketat menyebabkan Jurusan tidak mampu menghadirkan nuansa akademik yang merepresentasikan suasana nyata yang dihadapi para pengusaha sektor kehutanan. Hal tersebut menyulitkan menumbuhkan jiwa wirausaha kepada mahasiswa. Hal tersebut merupakan kendala penting untuk menghasilkan lulusan yang profesional.

2.3.1.5. Program Layanan Internal

Interaksi antara dosen dan mahasiswa pada jurusan budidaya hutan cukup baik utamanya dalam hubungan formal dalam proses belajar mengajar. Hasil kuisioner yang disebarkan ke mahasiswa menunjukkan bahwa tingkat kepuasan layanan akademik dan administrasi adalah sebesar 60. Rendahnya angka tersebut sebagai cerminan layanan akademik dan administrasi di jurusan budidaya hutan masih rendah. Layanan administrasi di jurusan budidaya hutan masih belum bisa memberikan pelayanan administrasi dengan baik dan tepat, karena administrasi masih bersifat manual dan dilakukan oleh tenaga administrasi yang kurang terampil. Sehingga sering menimbulkan keluhan dari mahasiswa. Pada umumnya interaksi antara dosen dan mahasiswa terjadi pada beberapa aktifitas antara lain: 1 Proses pembelajaran di kelas, 2 Bimbingan praktikum di laboratorium, 3 Bimbingan praktek kerja nyata, 4 Bimbingan tugas akhirskripsi, 5 Pendampingan kuliah 16 lapangan, 6 Perwalian mahasiswa. Namun interaksi dosen diluar kelas masih rendah sehingga atmosfir akademik kurang kondusif. Kegiatan konsultasi Kartu Rencana Studi KRS dilakukan pada awal semester. Pada satu tahun terakhir ini, mahasiswa langsung memprogram mata kuliahnya langsung dengan komputer yang disediakan di Laboratorium Komputer, sehingga Kartu Studi Mahasiswa KSM bisa langsung diterimakan kepada mahasiswa pada saat itu juga. Kegiatan layanan yang lain adalah melalui interaksi di depan kelas, yaitu interaksi pada saat proses perkulihan berlangsung dipantau dengan memberlakukan daftar hadir dosen dan mahasiswa dengan batasan 80 dari total jumlah perkuliahan dalam satu semester. Penjadwalan kegiatan praktikum mahasiswa dilakukan dengan memperhatikan jadwal kuliah sehingga tidak mengganggu kegiatan perkuliahan mahasiswa. Interaksi pada saat proses pembimbingan skripsi sampai dengan ujian skripsi dan bimbingan tugas-tugas mata kuliah dilakukan oleh Jurusan dengan memperhatikan beban kerja masing-masing dosen. Penilaian hasil studi mahasiswa Jurusan Budidaya hutan, dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku di Panduan Akademik Fakultas Pertanian. Walaupun Kartu Hasil Studi KHS dapat diterimakan pada waktunya, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih belum berjalan terutama terkait dengan transparansi pemberian nilai oleh dosen. Misalnya, seharusnya lembar jawaban ujian tengah semester maupun akhir semester wajib dikembalikan kepada mahasiswa, akan tetapi ternyata masih banyak dosen yang tidak mengembalikan lembar ujian ke mahasiswa. Hal ini dikarenakan masih beragamnya persepsi para dosen terhadap kualitas proses belajar mengajar. Dalam pemberian nilai sudah mengikuti pedoman penilaian yang telah ada pada buku pedoman akademik yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa. Proses belajar mengajar yang baik tidak hanya diukur dari kuantitas pertemuan dosen dan mahasiswa saja tetapi juga harus diukur dari kualitas prosesnya, seperti tingkat kesesuaian matakuliah dengan kurikulum atau silabinya, dan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar. Untuk itu sistem penjaminan mutu dalam proses belajar mengajar perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.2. Penelitian