PENGARUH EXTRINSIC MOTIVATION, ABSORPTIVE CAPACITY, DAN CHANNEL RICHNESS TERHADAP SIKAP INDIVIDU ATAS PERILAKU
SHARING KNOWLEDGE
Eliada Herwiyanti Universitas Jenderal Soedirman
Abstract
In this new era of technology, information can be obtains easily, and can be share in many situations. The usefulness of information can improve and applied in very
flexible terms. The objective of this study is to examine the effect of extrinsic motivation, absorptive capacity, and channel richness to sharing knowledge attitude.
All of variables are measure with 5 Likert’s Scale, that adopted from Kwok and Gao 2006 work’s. This research is using purposive sampling method to choose the
sample. From 100 questionnaires that had been gather from information technology students in Jakarta, only 72 that could be include to the observation.
The result using multiple regression equation indicate that all of the hypotheses are can not reject. Additional test with independent samples test show that there are no
significant different among male and female to extrinsic motivation, absorptive capacity, and sharing knowledge attitude, only channel richness variable that show
significant.
Keywords: extrinsic motivation, absorptive capacity, channel richness, sharing
knowledge.
1. Latar Belakang
Informasi adalah salah satu kebutuhan yang paling penting bagi individu maupun organisasi untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas
ditentukan oleh kemampuannya yang akurat, tepat waktu dan relevan. Pada era perkembangan teknologi dan sistem informasi yang demikian cepat, saat ini
memungkinkan pembagian informasi khususnya pengetahuan yang makin efektif.
Untuk tujuan kelangsungan usaha, suatu organisasi atau perusahaan mau tidak mau harus mampu bersaing dalam mengumpulkan dan memanfaatkan informasi yang ada
baik dari pihak intern maupun ekstern perusahaan. Sharing knowledge adalah pengumpulan dari semua knowledge yang ada dari
kelompok, tim, divisi dan unit bisnis, dengan tujuan untuk menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Sharing knowledge merupakan pendekatan yang efektif untuk
mencapai keuntungan kompetitif yang diperoleh dari pemeliharaan organsisasi Liebowitz, 2003; O’Dell dan Grayson, 1998; Song, 2002. Sharing knowledge dari
seorang individu atas sistem informasi atau teknologi informasi, semakin lama akan dapat memberikan pembaharuan bagi keseluruhan knowledge suatu organisasi, yang
pada gilirannya akan memberikan karakteristik organisasi yang unik bagi perusahaan pesaingnya dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerja Cohen, 1990; Feng et al.,
2004; Gottschalk dan Khandelwal, 2002; Nelson dan Cooprider, 1996. Untuk dapat mencapai sharing knowledge yang efektif tidaklah mudah Szulanski, 1995. Sulit
bagi individu untuk melakukan aktivitas sharing knowledge selama mereka bekerja kecuali jika mereka menemukan aktivitas tersebut cukup berguna dan
menguntungkan. Kesulitan terbesar dari pengaturan knowledge adalah untuk mengubah perilaku dari orang-orang Ruggles, 1998.
Berdasarkan Theory of Reasoned Action Fishbein dan Ajzen, 1975; Korzaan, 2003, perhatian dari seorang individu untuk melakukan suatu perilaku tertentu
dengan perilaku sesungguhnya dapat ditentukan oleh bagaimana mereka menanggapi perilaku tersebut. Individu dapat melakukan tindakan yang berbeda saat diberi
perubahan atas sikap keperilakuan. Individu akan cenderung melakukan suatu perilaku bila dipengaruhi sikap yang positif, dan sebaliknya akan tidak melakukan
suatu perilaku bila dipengaruhi sikap yang negatif. Berdasarkan teori ini, pada konteks sharing knowledge, dapat diharapkan bahwa individu yang dihubungkan
dengan sistem informasi atau teknologi informasi dapat menunjukkan perilaku sharing knowledge yang lebih bila mereka melakukan sikap positif terhadap sharing
knowledge.
2. Rerangka Teoretis dan Pengembangan Hipotesis